SKENARIO 1
“Akibat Tak Pemanasan Sebelum Main Bulutangkis”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
SKENARIO 1.
“Akibat Tak Pemanasan Sebelum Main Bulutangkis”
STEP 3 – BRAINSTORMING
1. Karakteristik kontraksi otot:
a. Kontraksi isometrik
Kontraksi isometrik adalah kontraksi yang terjadi saat otot
membentuk daya atau tegangan tanpa harus memendek untuk memindahkan
suatu beban.[17] Tegangan otot meningkat dan panjang otot tetap, penting
untuk memelihara postur tubuh dan menahan beban pada posisi tetap, sistem
isometrik (merekam secara tepat perubahan pada kekuatan kontraksi otot itu
sendiri).[20]
b. Kontraksi isotonik
Kontraksi isotonik adalah kontraksi yang terjadi saat otot memendek
untuk mengangkat atau memindahkan suatu beban.[17] Tegangan otot tetap
konstan dan panjang otot berubah, penting untuk gerakan tubuh dan kerja
memindahkan beban, sistem isotonik (otot memendek melawan beban yang
ada).[20]
PENANGANAN
Penanggulangan segera cedera jenis ini umumnya adalah dengan metode RICE
yaitu:[13]
1) Rest (istirahat)
2) Ice (kompres dingin/es)
3) Compression (pembebatan)
4) Elevation (peninggian)
PENATALAKSANAAN[4]
1) Non-farmakologi
a. Coldtherapy memiliki efek vasokontriksi, merilkesasi otot yang
mengalami spasme, menurunkan nyeri, memperlambat perjalanan
impulse nyeri, meninngkatkan ambang nyeri serta memberikan efek
anestesi lokal.
b. Thermotherapy bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi dan
merelaksasi otot sehingga menurunkan nyeri yang dirasakan akiebat
spasme otot dan mengurangi bengkak.
c. Disemprot dengan ethylchloride
2) Farmakologi
a. Pemberian obat anti-spasmodik, yaitu phenobarbital dan belladona
alkaloid (atropin, skopolamin)
b. Pemberian obat anti-nyeri, yaitu NSAID (Non Steroid Anti
Inflammatory Drugs), seperti ibuprofen, diklofenak, naproxen; obat
relaksan otot, baclofen, cyclobenzaprine, dan lain-lain.
MUSCULUS
Jenis-jenis otot
Otot & sendi pada Struktur Metabolisme
Eksitasi-
ekstremitas superior jaringan otot sel otot
kontraksi
a. Otot Polos
Otot polos adalah otot yang bekerja tanpa kesadaran kita yang
dipengaruhi oleh sistem saraf tak sadar atau saraf otonom, otot polos
dibentuk oleh sel-sel yang berbentuk gelendong dimana kedua ujungnya
runcing dan mempunyai satu inti sel.
Ciri-ciri otot polos:
Waktu kontraksi antara 3 sampai 180 detik
Bentuk dari otot polos seperti perahu
Terletak pada organ dalam
Memiliki satu inti sel yang berada di tengah
Pergerakannya dari otot polos lambat dan mudah lelah
Dipengaruhi oleh saraf otonom
Otot polos biasanya berada pada bagian usus, saluran peredaran darah,
otot di saluran kemih
Tidak diperintah oleh otak atau tidak dipengaruhi oleh otak
b. Otot Lurik
Otot lurik adalah otot yang menempel pada rangka tubuh manusia
yang digunakan dalam pergerakan dimana otot lurik adalah otot yang
bekerja di bawah kesadaran (volunter). Otot lurik juga dinamakan otot
rangka karena menempel pada rangka. Dinamakan otot lurik karena adanya
sisi gelap terang yang berselang seling.
Ciri-ciri otot lurik:
Bentuk silindris dengan garis gelap terang
Melekat pada rangka
Bekerja secara sadar dengan perintah otak
Cepat dan mudah lelah
Bentuk yang panjang dan memiliki banyak inti sel (multi sel)
Mempunyai pigmen mioglobin
Inti sel yang berada di tepi
c. Otot Jantung
Otot jantung atau miocardium adalah otot yang bekerja secara terus
menerus tanpa istirahat atau berhenti. Otot jantung merupakan perpaduan
antara otot lurik dan otot polos karena adanya persamaan yang ada pada otot
jantung, misalnya memiliki sisi gelap terang dan inti sel yang berada di
tengah. Otot jantung berfungsi dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Otot Jantung bekerja di bawah kesadaran manusia, saraf yang memengaruhi
otot jantung adalah saraf simpatik dan parasimpatik.
Ciri-ciri otot jantung:
Otot jantung yang berbentuk silindris
Memiliki percabangan disebut sinsitium
Otot Jantung terletak pada jantung
Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah
Bekerja tampa kesadaran manusia
Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat
EKSITASI-KONTRAKSI OTOT
Eksitasi adalah suatu tindakan iritasi atau stimulasi. Dimana stimulus
bisa berupa listrik, kimiawi, atau mekanis. Dua tipe gangguan physicochemical
yang diproduksi ada: lokal, potensial yang tidak diperbanyak disebut
berdasarkan lokasinya, sinaptik, generator, atau potensial elektrotonik; dan
potensial yang diperbanyak, potensial aksi (impuls saraf). Istilah pasangan
eksitasi-kontraksi maksudnya dalah serangkaian peristiwa yang mengaitkan
eksitasi otot (adanya potensial aksi di serabut otot) dengan kontraksi otot
(aktivitas jembatan silang yang menyebabkan filamen tipis ditarik mendekati
tengah sarkomer yang menyebabkan pemendekan sarkomer).[2]
Mekanisme kontraksi otot:[14]
1. Potensial aksi datang melalui serabut saraf ke serabut otot, menstimulasi
pelepasan asetilkolin yang akan berdifusi dan memicu potensial aksi di
serabut otot.
2. Potensial aksi berpindah sepanjang membran permukaan ke dalam interior
serabut otot melalui tubula T. Potensial aksi pada tubula T memicu
pelepasan ion Ca2+ dari reticulum sarcoplasma ke sitosol.
3. Ca2+ berikatan dengan troponin pada filamen tipis.
4. Pengikatan Ca2+ dengan troponin mengakibatkan perubahan bentuk pada
tropomiosin, secara fisik berpindah dari posisi sebelumnya yang
menghalangi binding sites aktin.
5. Kepala miosin menempel pada binding sites aktin yang sudah terekspos.
6. Pengikatan tersebut menyebabkan kepala miosin untuk menekuk, menarik
filamen tipis menuju ke bagian tengah sarkomer. Gerakan ini membutuhkan
energi yang disediakan oleh ATP.
7. Setelah gerakan menarik selesai, kepala miosin akan lepas dari binding sites
aktin. Jika masih ada senyawa Ca2+ maka siklus akan berulang dari step 5.
8. Ketika potensial aksi telah berhenti, ion Ca2+ ditarik kembali oleh reticulum
sarcoplasma. Tanpa adanya ion Ca2+ pada troponin, tropomiosin bergerak
kembali ke posisinya semula yang menghalangi binding sites aktin.
Kontraksipun berhenti dan filamen tipis bergerak kembali secara pasif ke
posisi relaksasi semula.