Anda di halaman 1dari 4

Step 1 : Identifikasi istilah

1) Regio : Daerah datar yang kurang lebih memiliki batas yang jelas.

2) Nyeri :
- Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut.
- Sensasi nyeri, sakit, atau rasa tak nyaman yang lebih atau kurang terlokalisasi,
akibat rangsangan pada ujung – ujung saraf khusus.

3) Kram otot :
- Kontraksi yang terus-menerus yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan
mengakibatkan rasa nyeri.
- Gerakan yang dilakukan pada keadaan otot tidak siap dapat mengakibatkan
ketegangan berlebihan yang tidak dapat dikendalikan pada otot.

4) Biceps : Otot yang memiliki dua caput.

5) Sendi :
- Tempat penyatuan atau sambungan antara dua tulang rangka atau lebih, terutama
tempat sambungan yang memungkinkan pergerakan satu atau lebih tulang.
- Hubungan yang terbentuk antara tulang.

6) Lengan : Bagian pemanjangan ramping yang menonjol dari bagian tubuh yang utama
(atas)

7) Dextra : Berkenaan dengan sisi kanan.

8) Puskesmas : Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan


dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seleuruh masyarakat di wilayah tertentu.

9) Brachium :
- Tonjolan atau struktur yang menyerupai lengan.
- Bagian ekstremitas atas dari bahu sampai siku.

10) Pemanasan : Salah satu bentuk latihan yang digunakan untuk meningkatkan
kelentukan tubuh.

11) Musculus Biceps Brachii : Fleksor terkuat pada artikulasi cubiti atau supinator lengan
bawah paling kuat pada posisi fleksi.
Step 2 : Identifikasi masalah

1. Apa penyebab dari kram otot ?


2. Bagaimana mekanisme terjadinya kram otot ?
3. Bagaimana pencegahan dari kram otot ?
4. Bagaimana penanganan kram otot?
5. Mengapa pemanasan penting dilakukan sebelum olahraga?
6. Apa yang menyebabkan nyeri setelah olahraga ?
7. Jelaskan kolerasi antara pemanasan dan kram otot !
8. AIK yang berkaitan dengan skenario

Step 3 : Klarifikasi Masalah

1. Kram otot diduga disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan ketidakseimbangan
mineral dalam tubuh, khususnya natrium. Keadaan kekurangan cairan serta kelelahan
otot juga dipercaya berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya kram otot. Studi lain
mendapatkan bahwa usia tua, lari jarak jauh, berat badan berlebih, kurang peregangan
dan riwayat kram dalam keluarga juga berperan dalam mengakitakan terjadinya kram
otot. Penyebab pasti dari kejang otot bersumber dari saraf maupun unsure saraf otot
(neuro-muscular). Apabila kejang otot didahului oleh tanda peringatan, mungkin sekali
kejang otot itu disebabkan oleh menurunya ambang rangsangan saraf-saraf motorik:
akibatnya secara tiba-tiba frekuensi impuls saraf ke otot meningkat, yang menyebabkan
terjadinya kejang otot. Kram otot yang terjadi spesifiknya olahraga berikut hal yang
dapat menimbulkan :
a) Kelelahan otot sasat berolahraga sehingga terjadi akumulasi sisa metabolik yang
menumpuk berupas asam laktat kemudian akan merangsang otot hngga terjadinya kram.
b) Kurang memadainya pemanasan serta peregangan sehingga tubuh kurang memiliki
kesempatan untuk melakukan adaptasi terhadap latihan.

2. Mekanisme terjadinya kram otot :


Otot membutuhkan ATP sebagai bahan pembentuk energi untuk melakukan proses
kontraksi. Apabila aktifitas terus dilakukan maka otot akan mengalami kelelahan.
Kelelahan otot ini dikarenakan menurunnya cadangan atp dan pasokan oksigen dlaam
tubuh. Sehingga tubuh menggunakan asam piruvat guna memproduksi ATP. Pada tahap
tersebut asam piruvat menghasilkan asam laktat.cadangan oksigen yang sedikit akan
menyebabkan asam laktat tidak bisa diubah kembali kedalam bentuk asam piruvat.
Sehingga akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang dapat merangsang saraf
dan otit sehingga terjadi kram.

3. Pencegahan kram otot adalah:


a. Menjaga kondisi tubuh secara umum jika hendak berlatih.
b. Melakukan peregangan otot yang akan dilatih secara baik dan teratur, khususnya otot
yang sering mengalami kram.
c. Mempertahankan nutrisi yang adekuat, dalam hal ini cukup minum, cukup mineral dan
cukup karbohidrat.
d. Kurangi kegiatan latihan jika diperlukan.
e. Perhatikan pemulihan kondisi tubuh setelah berlatih berat, yaitu dengan memperhatikan
jumlah cairan, masukan garam serta istirahat yang cukup untuk otot.
f. Pemeriksaan awal sebelum melakukan olahraga untuk menentukan ada atau tidaknya
kontraindikasi dalam berolahraga.
g. Menggunakan sarana yang sesuai dengan olahraga yang dipilih..
h. Memperhatikan kondisi prasaran olahraga.
i. Memberikan lingkungan fisik seperti suatu dan kelembapan udara udara sekelilingnya.

4. Cedera tersebut ditandai dengan adanya sara sakit, pembengkakan, kram, memar,
kekakuan dan adanya pembatasan gerak sendi serta berkurangnya kekuatan pada daerah
yang mengalami cedera tersebut. Sebelum ke rumah sakit, pertolongan pertama yang
dapat dilakukan adalah evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk
menentukan apakah ada keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Setelah
diketahui tidak ada hal membahayakan jiwanya maka dilanjutkan upaya RICE, yaitu:

1. REST, yaitu mengistirahatkan anggota tubuh yang terkena cedera agar tidak
menambah luas cedera tersebut.
2. ICE, yaitu memberi kompres dingin pada bagian tubuh yang terkena cedera dengan
tujuan untuk mengurangi rasa sakit dan dingin akan membantu menghentikan
pendarahan.
3. COMPRESSION, yaitu memberikan balutan tekan pada anggota tubuh yang cedera
dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakan.
4. ELEVATION, yaitu meninggikan anggota tubuh yang cedera untuk mengurangi
pembengkakan.

Step 4 : Skema

Anda mungkin juga menyukai