DI SUSUN KELOMPOK :
NAMA : NIM:
IKIP MATARAM
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha Esa, karena telah
meimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehinggah makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memeberikan idenya sehinggah makalah ini bisa di sususn dengan baik dan rapi.
Kami berharap semogah makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehinggah
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. KESIMPULAN………………………………………………………………5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kram otot adalah salah satu kondisi yang pernah dialami oleh hampir semua
orang. Ketika kita menggunakan otot yang bisa kita kontrol seperti otot lengan dan
kaki, otot akan melakukan kontraksi dan relaksasi bergantian. Otot yang
berkontraksi di luar kehendak disebut “spasme”, dan ketika spasme yang terjadi
cukup kuat dan berkelanjutan, maka terjadilah kram. Kram otot sering terlihat atau
teraba sebagai otot yang mengeras.
Kram yang terjadi saat aktivitas fisik atau olahraga pada orang yang tak
memiliki kelainan metabolik, endokrin, dan neurologi disebut Exercise Associated
Muscle Cramps (EAMC). Selain pada saat olahraga, kram ini juga dilaporkan
terjadi dalam waktu 8 jam setelah olahraga. Penelitian yang dilakukan oleh Norris
melaporkan bahwa kejadian kram saat olahraga dialami oleh 95% mahasiswa
jurusan olahraga, 26% di antaranya juga mengeluh pernah mengalami kram
beberapa waktu setelah berolahraga. Meskipun bukan kondisi yang berbahaya,
kram otot dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderita dan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Rumusan masalah
A. Penyebab kram otot saat berolahraga
B. Tanda dan gejala kram otot saat berolahraga
C. Cara mengatasi kram otot saat berolahraga
D. Mencegah kram otot saat berolahraga
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dehidrasi dan elektrolit tubuh yang tidak seimbang diduga sebagai faktor utama
penyebab kram otot. Saat berolahraga, tubuh akan banyak kehilangan cairan yang tidak
digantikan, sehingga terjadi dehidrasi dan kekurangan elektrolit seperti natrium, kalsium,
juga magnesium. Hal ini menyebabkan saraf otot menjadi sensitif dan terjadilah kontraksi
di luar kehendak. Teori ini juga didukung oleh angka kejadian kram otot pada atlet
profesional yang lebih sering terjadi di musim panas dibanding musim lainnya.
Penggunaan otot yang berlebihan atau berada di posisi tertentu dalam waktu yang
berlebihan juga dapat menyebabkan kram. Kram juga dapat disebabkan oleh adanya saraf
yang terjepit atau aliran darah ke otot yang berkurang.
Kram sering terjadi pada otot kaki, terutama betis. Dapat terjadi saat atau setelah
berolahraga, dan biasanya berlangsung dalam hitungan detik sampai sepuluh menit. Saat
terjadi kram, penderita umumnya merasakan nyeri mendadak dan otot yang tidak bisa
digerakkan. Otot dapat terlihat membengkak dan saat dipegang terasa keras. Setelah kram
membaik, biasanya penderita masih merasakan nyeri selama beberapa jam setelahnya.
Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis kram, umumnya kram dapat dikenali
dengan mudah oleh kebanyakan orang. Kram biasanya membaik dengan sendirinya,
namun apabila ditemukan gejala berikut, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter:
2
Walaupun dapat membaik dengan sendirinya, berikut beberapa hal yang dapat
dilakukan saat kram otot menyerang:
A. Regangkan otot yang mengalami kram. Apabila terjadi pada otot kaki, Anda
dapat berbaring sambil meluruskan kaki, minta teman untuk menarik telapak kaki
ke arah kepala. Teknik lain yang dapat dilakukan adalah berdiri sejauh 1 meter
atau lebih dari dinding, condongkan badan.anda ke depan, taruh kedua telapak
tangan di dinding, dengan punggung dan lutut lurus dan telapak kaki menyentuh
lantai. Pada kram yang terjadi akibat terlalu lama menulis, menekan tangan ke
arah dinding dengan jari menghadap ke bawah dapat merelaksasikan otot-otot
tangan.
B. Pijat dengan lembut otot yang mengalami kram untuk membantu relaksasi.
C. Rendam dengan air hangat atau kompres hangat.
D. Berikan cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi akibat aktivitas fisik yang
berat.
E. Dokter dapat memberikan obat muscle relaxant pada beberapa kondisi tertentu
atau saat cedera.
Kejadian kram otot dapat dikurangi dengan melakukan hal-hal di bawah ini:
3
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
. Ketika kita menggunakan otot yang bisa kita kontrol seperti otot lengan dan
kaki, otot akan melakukan kontraksi dan relaksasi bergantian. Otot yang
berkontraksi di luar kehendak disebut “spasme”, dan ketika spasme yang terjadi
cukup kuat dan berkelanjutan, maka terjadilah kram. Kram otot sering terlihat atau
teraba sebagai otot yang mengeras.