Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 4

(semester 3) :

1.Amsal Julianti Panjaitan


2.Andreas Sebastian Ginting
3.Jidoel Faana
4.Natalia Tae
STRUKTUR DALAM
BAHU

1.Frozen Shoulder
2.Rotator Cuff Tendinitis
3.Shoulder impingement
4.Cacified tendinitis
5.AC Joint Dysfunction
6.Dll

1.HNP Cervical
2. Spinal Canal Stenosis
3.CRPS
4.Neuralgia
5.MTPs
6.dll

STRUKTUR LUAR
BAHU
FASE FROZEN SHOULDER
Sejarah
1.1872 (Duplay):Periarthritis Scapulohumerale
2.1934(Codman):Frozen Shoulder
3.1985(Bunker):HGAC (humeroglenoid Acromioclavicular)
4.2011(ASES:The American Shoulder And Elbow Society):Adesive
Capsulitis of Shoulder (ACS)
Pengertian Frozen Shoulder
Frozen shoulder adalah nyeri dan kaku di area bahu yang membuat
penderitanya sulit menggerakkan sendi bahu atau lengan atas.
Keluhan ini dapat berlangsung selama beberapa bulan, bahkan
beberapa tahun.

Sendi bahu memiliki kapsul pelindung berupa jaringan ikat yang saling
berhubungan. Kapsul tersebut melindungi tulang, ligamen, dan tendon
yang membangun sendi bahu. Frozen shoulder terjadi ketika jaringan parut
membuat kapsul pelindung menebal, sehingga pergerakan pada sendi
bahu menjadi terbatas

Frozen shoulder disebut juga dengan adhesive capsulitis. Kondisi ini


umumnya muncul dan memburuk secara perlahan, kemudian membaik
secara bertahap dengan sendirinya. Namun, waktu yang dibutuhkan
untuk sembuh berbeda pada setiap orang
Gejala frozen shoulder umumnya berkembang secara perlahan
dalam tiga tahap, yang setiap tahapnya bisa berlangsung
selama beberapa bulan. Tiga tahap tersebut adalah:
Tahap pertama atau freezing stage
Tahap ini ditandai dengan nyeri di setiap kali sendi bahu
digerakkan, sehingga membuat pergerakannya terbatas.
Periode ini berlangsung 6–9 bulan.
Tahap kedua atau frozen stage
Tahap kedua ditandai dengan mulai berkurangnya nyeri,
tetapi sendi bahu menjadi semakin kaku dan sulit
digerakkan. Periode ini bisa berlangsung selama 4 bulan
sampai 1 tahun.
Tahap ketiga atau thawing stage
Tahap ketiga ditandai dengan pergerakan bahu yang mulai
membaik. Tahap ini umumnya terjadi selama 6 bulan sampai
2 tahun.
Gejala Frozen Shoulder
01 03
Menggaruk
Memakai baju punggung
& memasang bra

02 04
Meraih barang yg
Menyisir rambut
di tempat tinggi
Penyebab dan Faktor Risiko Frozen
Shoulder
Belum diketahui apa yang menyebabkan frozen shoulder. Akan tetapi, ada
beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi
ini, yaitu:

1. Berjenis kelamin perempuan


2. Berusia 40 tahun ke atas
3. Menderita penyakit sistemik, seperti diabetes, penyakit Parkinson,
tuberkulosis, penyakit jantung, atau gangguan hormon tiroid (hipertiroid
 atau hipotiroid)
4. Mengalami imobilitas (tidak dapat bergerak) dalam waktu lama, misalnya
akibat stroke, patah tulang lengan, pemulihan setelah operasi, atau cedera
pada rotator cuff (otot di sekitar bahu)
Kasus fisioterapi
seorang pria berusia 49 tahun dengan diagnosa medis mengalami
Frozen Shoulder. Sekitar 6 bulan lalu pasien sering merasakan
nyeri di bahu kanan setelah bangun dari tidur dengan posisi
tidur miring ke kanan kemudian pasien melakukan pijat
tradisional dan pasien mulai merasakan nyerinya berkurang,
setelah 1 minggu kemudian pasien merasakan nyeri lagi di
bahu kanan, pasien baru berobat ke dokter selama 3 bulan
tapi pasien belum merasakan nyerinya berkurang, Fisioterapis
bertemu dengan pasien sebanyak 3 kali. Saat dikunjungi
fisioterapis, pasien mengeluhkan kesulitan menggerakkan
bahu kanan dan mengalami nyeri di sekitar bahu belakang,
dan pasien memiliki hobi bermain tenis meja setiap akhir
pekan.
Dari pemeriksaan yang sudah dilakukan
terdapat adanya spasme pada bahu kanan
pasien, nyeri gerak, serta adanya
keterbatasan gerak pada bahu kanan pasien
dan penurunan kemampuan fungsional.
Parameter yang di
gunakan untuk evaluasi antara lain evaluasi
nyeri dengan VDS, evaluasi LGS dengan pita
ukur, evaluasi kekuatan otot dengan MMT dan
evaluasi aktifitas fungsional dengan
menggunakan SPADI Untuk mengurangi
problematika yang ada maka penulis memilih
modalitas Fisioterapi Terapi Latihan dan juga
Memberi AFR
Latihan Mengurangi
radang sendi bahu
1. Pendulum Exercise (Latihan Bandul)
Satu latihan bahu pasif yang sering diresepkan
selama rehabilitasi bahu disebut latihan
pendulum atau Codman, yang
dikembangkan oleh Edina Codman. Ini
digunakan untuk memfasilitasi rentang
gerak pasif sendi, dan tidak memerlukan
kontraksi otot.
Dokter merekomendasikan latihan pendulum
untuk banyak kondisi bahu, termasuk:
robekan rotator cuff
capsulitis perekat (bahu beku)
air mata labral
patah tulang selangka
dislokasi bahu
Empat otot yang mengelilingi sendi bahu —
supraspinatus, infraspinatus,
subscapularis, dan teres minor —
semuanya membentuk rotator
cuff. Mereka memungkinkan gerakan
dan stabilitas pada sendi bahu bola dan
soket yang longgar. Cedera pada otot
atau tendon ini dapat menyebabkan rasa
sakit, pembatasan gerakan, dan
kelemahan pada bahu dan
lengan. Pembedahan sering
direkomendasikan untuk robekan
rotator cuff yang serius.
Tujuannya yaitu: mencegah perlengketan
pada sendi bahu dengan melakukan
gerak pasif sedini mungkin.
2. active rom exercise
with towel
Range Of Motion (ROM) adalah
latihan menggerakkan bagian
tubuh untuk memelihara
fleksibilitas dan kemampuan
gerak sendi. Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan
yang dilakukan untuk
mempertahankan atau
memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian
secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot
3. Internal/Eksternal
Rotasi Bahu
Contoh rotasi eksternal bahu terlihat pada
pukulan backhand tenis . Rotasi eksternal
terutama disebabkan oleh deltoid, teres
minor di daerah ketiak, dan otot
infraspinatus, yang menutupi skapula.
Rotasi internal bahu adalah kebalikan dari
rotasi eksternal. Contohnya adalah
gerakan bahu yang terjadi saat merogoh
saku belakang. Gerakan itu dicapai melalui
tindakan terkoordinasi dari otot pectoralis
mayor, latisimus dorsi, deltoid, teres
mayor, dan subscapularis. (Subscapularis
adalah otot dalam yang terletak di
permukaan anterior, atau menghadap ke
depan, skapula.)
4. Finger Ladder
Exercise

Finger Ladder
ExerciseLatihan ini
berguna untuk
meningkatkan range
of motion dari bahu
jika ada memiliki bahu
yang kaku atau tight
setelah cedera.
Aktivitas fungsional rekreasi

AFR yang akan di berikan kepada pasien


Latihan lempar tangkap bola

Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan


sensori-motorik agar dapat berkembang seoptimal
mungkin khususnya pada kemampuan koordinasi
sensoris-motorik. Hal ini dikarenakan kegiatan ini
merupakan kegiatan yang mengutamakan
pergerakan motorik tangan serta melibatkan
kemampuan sensori penglihatan untuk
memperhatikan posisi teman latihan dan supaya
bola yang dilempar dapat ditangkap dengan baik
agar tidak jatuh.
Latihan melempar bola salah satu latihan sensomotorik yang
sederhana, namun ketika melatih hal inipastikan pasien
sudah mampu melempar bola, tujuan dari latihan ini adalah
pasien dapat melempar bola tepat ke arah lawan. Sensoris
yang terlibat adalah visual yaitu Pasien melihat bola dan fokus
terhadap arah lawan, serta motoric yaitu gerakan pasien
dalam melempar bola. Kemampuan pasien berkonsentrasi
dapat menjadikan bola yang dilemparnya sesuai arah lawan
dan bisa diterima oleh lawan
Fisioterapi
2.
GerakanBer
main tenis
meja..
Manfaat AFR
Mamfaat .
1. Lempar bola(basket, voli,tennis dll
Sensorik: memegang bendaberarti merasakan secara sensoris , pasien merasakan ada benda yang
dipegang ditangan
Motoris: pasien Menggerakkan tangannya secara leluasa dengan menggenggam , melatih lengan
atas untuk bergerak .
Kognitif: dengan latihan melempar , pasien akan berpikir dia mampu sembuh dan mampu
beraktifitas
psikologis : pasien akan lebih termotivasi lagi untuk sembuh, jiwa yang kuat
Fungsi sosial: dapat bertemu dengan orang lain dalam keadaan sehat dan bugar, dapat bermain
tennis meja atau voli dll
Tujuan: melatih sendi bahun(frozen shoulder) yang mengalami kekakuan /nyeri saat digerakkan
Yang pasti setelah di massage baru dilatih dengan latihan yang menyenangkan, banyak benda yang
dapat digunakan ..
Gerakan bermain tennis meja
Mamfaat:
Sensorik: mendapatkan impuls/ransangan dengan memegang bed
Motoris: dapat memegang bed
Kognitif: pasien menjadi tahu bahwa tangan pasien meskipun sakit dibahu tapi tetap mampu
digerakkan
Psikologis: pasien merasa senang dan akhirnya mau ..menggerakkan tangannya lagi
Fungsi sosial: kesukaan /hobby pasien bisa berjalan seperti dulu lagi

Tujuan : dilakukan afr adalah untuk melatih bagian tubuh yang sakit dengan sesuatu yang
menyenangkan misalnyaa dengan hobby bermain tennis meja ..tanpa sadar sebenarnya
pasien sudah melakukan pemulihan sendiri tanpa harus berlatih dengan hal yang
membosankan atau membuat jenuh pasien itu sendiri
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai