Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian Fisioterapi menurut Keputusan Menteri Kesehatan


(KEPMENKES) adalah bentuk pelayanan Kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan
gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapeutis
dan mekanis ), pelatihan fungsi, komunikasi.

Pengertian Fisioterapi menurut American Physical Therapy Association


(APTA) fisioterapi merupakan sebuah profesi yang dinamis dengan dasar teori
dan aplikasi klinik yang luas untuk memelihara, mengembangkan dan
memulihkan fungsi fisik secara optimal.

Permainan bola voli merupakan olahraga yang sangat populer di dunia dari
berbagai umur baik laki-laki maupun perempuan dari anak-anak, remaja, dan
dewasa Hal tersebut terbukti dari kenyataan yang ada di era saat ini, lebih banyak
menggemari olahraga bola voli dibanding dengan yang lainnya. Olahraga bola
voli yaitu permainan net beregu yang menyenangkan, menarik, dan tidak
membutuhkan biaya besar dalam memainkannya. Permainan bola voli dimainkan
oleh dua regu yang pada tiap regu berjumlah enam orang pemain. Permainan bola
voli dapat dimainkan di dalam maupun di luar lapangan. Sasaran dari permainan
bola voli adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang
tinggi dari satu wilayah ke wilayah lawan. Ada pendapat yang menyatakan
permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan bola untuk
dipantulkan di udara hilir mudik di atas net atau jaring, dengan maksud dapat
menjatuhkan bola di dalam petak daerah lapangan lawan dalam rangka mencari
kemenangan.
Masyarakat kini makin menyadari bahwa banyak manfaat yang didapatkan
setelah melakukan aktivitas olahraga, namun sayangnya semua cabang olahraga
tidak luput dari cedera olahraga. Meskipun kita telah melakukan peregangan,
pemanasan bahkan melengkapi diri dengan alat protektor namun tetap saja cedera
tidak dapat dihindarkan, peluang adanya cedera tersebut tetapsaja bisa terjadi
misalnya kram, dislokasi bahkan fraktur, Maupun penjepitan.

Cedera olahraga merupakan segala bentuk kegiatan yang melampaui batas


ambang kemampuan tubuh akibat berolahraga. Secara fisiologis cedera olahraga
terjadi akibat ketidakseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan jaringan
tubuh yang melakukan aktivitas olahraga. Pada umumnya penyebab terjadi cedera
olahraga antara lain kurang pemanasan, melakukakan smash yang
salah,memaksakan kodisi tubuh melampaui batas ambang kemampuan tubuh
sebelum berolahraga. terutama pada jelang pertandingan yang menuntut banyak
gerakan yang eksplosif.

Cedera olahraga memerlukan pengelolaan yang baik khususnya pelaku dalam


bidang olahraga agar dapat kembali melakukan latihan-latihan dan prestasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut pengelolaan cedera olahraga harus didukung oleh
berbagai disiplin ilmu atau profesi. Banyak macam dan ragam cedera olahraga
sehingga diperlukan pendekatan terapi yang bersifat umum maupun spesifik.
Dilihat dari teknik-teknik dalam olahraga bola voli seperti awalan, tolakan,
meloncat, memukul bola, dan mendarat maka olahraga ini sering menimbulkan
cedera olahraga, sehingga timbul masalah yaitu bagaimana cara terbaik untuk
mencegahnya dan cara - cara penanganan pertama cedera yang dialami para
atletnya.

Sendi bahu (shoulder joint) merupakan salah satu anggota gerak yang
memiliki mobilitas tinggi dan mudah mengalami cidera, sehingga pada pasien
klinis sering ditemukan kumpulan gejala rasa nyeri pada bahu (rotator cuff
disease, impingement syndromes, shoulder instabilities) yang dapat menyebabkan
keterbatasan gerak hingga gangguan fungsi.
Konsep shoulder impingement syndrome pertama kali diungkapkan bahwa
sindrom ini terjadi akibat mekanika trauma dari tendon rotator cuff yang berada di
bagian antero-inferior dari acromion dan terjadi penjepitan akibat posisi bahu
bergerak fleksi dan internal rotasi shoulder.

Shoulder impingement menyebabkan gangguan aktivitas pada gerak sendi


bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional. Cedera ini biasanya
banyak disebabkan oleh kesalahan gerak atau kesalahan posisi, penggunaan yang
berlebihan (overuse), postur yang buruk, faktor pekerjaan dan trauma.

Pada kondisi external shoulder impingemenet syndrome, terdapat gangguan


mekanika gerak yang mengakibatkan terjadinya cidera pada jaringan
subacromialis, cidera tersebut akibat adanya beberapa impairment pada struktur
anatomi fungsional seperti terjadinya hypertrophy atau mungkin spasme,
tightataupun contracture dari m. supraspinatussehingga caput glenoidalis terbawa
kearah superior dan menyebabkan menyempitnya celah subacromialis. Kemudian
adanya contractur pada sisi superior capsules yang menyebabkan berkurangnya
gerak roll glide kearah postero inferior pada saat gerakan abduksi elevasi sendi
bahu atau pada aktivitas lengan mengangkat diatas kepala, sehingga benturan
antara caput humeri dan acromion tidak terhindarkan. Adanya kelemahan pada
otot-otot rotator cuff, terutama pada m. subscapularis dan m. infraspinatus
menyebabkan kurangnya control stability pada saat gerak abduksi elevasi yang
juga mengakibatkan berkurangnya gerak roll glide kearah inferior pada sendi
bahu.

Nyeri merupakan gejala yang paling umum ditemukan pada impingement


bahu. Tipe nyeri pada impingement terjadi di malam hari dan nyeri pada waktu
siang hari berhubungan dengan penggunaan berlebihan pada bahu.

Fisioterapi dalam mengatasi problematik di atas dapat menggunakan beberapa


modalitas diantaranya; Modalitas yang dapat digunakan pada kasus ini antara lain
adalah Ultrasound, Manual terapi dan Latihan stabilisasi (Pendulum Exercise).
Ultrasound mempunyai efek mekanik dan heating. Efek mekanik akan
menimbulkan micromassage sehingga dapat mengenai taut band, meng-hancurkan
abnormal cross link yang ada pada fasia dan serabut otot yang kemudian akan
mengurangi iritasi serabut saraf, sehingga nyeri regang akan berkurang. Efek
heating akan memberikan panas

lokal pada daerah otot ataupun fasia yang dapat menimbulkan vasodilatasi
pembuluh daerah dan menghasilkan peningkatan sirkulasi darah ke daerah
tersebut, sehingga zat-zat iritan penyebab nyeri dapat terangkat dengan baik lalu
masuk kembali ke dalam aliran darah, baik vena dan limfe, sehingga membantu
dalam mengatasi spasme otot.

Manual terapi sendi adalah untuk mengembalikan fungsi sendi ordinary


dan untuk memperbaiki joint play development, dan meningkatkan kemampuan
fungsional.

Codman pendular exercisemerupakan intervensi yang sering digunakan


oleh fisioterapis untuk meningkatkan LGS pada pasien frozen shoulder. Pada saat
latihan ini dilakukan otot-otot sendi bahu tidak berkontraksi atau rileksasi
sehingga saat melakukan gerakan tidak menimbulkan nyeri.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian Shoulder Impigment syndrome ?
1.2.2 Apa Etiologi Shoulder Impigment Syndrome ?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi Shoulder impigment Syndrome ?
1.2.4 Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada shoulder Impigment
Syndrome dengan modalitas Ultrasound, Manual terapi dan Latihan
stabilisasi (Pendulum Exercise) ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksaan fisioterapi pada shoulder Impigment Syndrome
dengan modalitas Ultrasound, Manual terapi dan Latihan stabilisasi
(Pendulum Exercise).
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui manfaat dari Ultrasound, pada kondisi Shoulder
Impigment Syndrome dan mengetahui manfaat dari Manual terapi dan
Latihan Stabilisasi (Pendulum Exercise) dalam meningkatkan LGS dan
meningkatkan aktivitas fungsional.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi penulis

Berguna untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan,


mengidentifikasi masalah, menganalisa, dan membuat kesimpulan, serta
penambahan penulis dalam penatalaksanaan fisioterapi pada pasien dengan
kondisi Soulder Impigment Syndrome dan mengetahui manfaat Ultrasound,
Manual terapi dan Latihan stabilisasi (Pendulum Exercise).

1.4.2 Bagi Pasien

Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang kasus Shouder


Impigment Syndrome serta mmberikan pengetahuan tentang peran fisioterapi
dalam menangani Shoulder Impigment Syndrome, Sehingga pasien
mengetahui upaya pencegahan Shoulder Impigment Syndrome.

1.4.3 Bagi Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)

Mendapatkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan


yang memberikan gambaran dan masukan di bidang IPTEK tentang
pelaksaan fisioterapi dengan modalitas Ultrasound, Manual terapi dan Latihan
stabilisasi (Pendulum Exercise) dapat diberikan dalam pelayanan fisioterapi
pada pasien dengan kondisi Shoulder Impigment Syndrome.
1.4.4 Bagi Pendidikan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat di manfaatkan sebagai salah


satu sumber pustaka di institusi pendidikan untuk komunitas pendidikan di
lingkungan fisioterapi untuk memahami serta melaksanakan proses fisioterapi
dengan modalitas yang ada.

1.4.5 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi bagi masyarakat tentan Shoulder Impigment


Syndrome sehingga masyarakat dapat mengadakan upaya pencegahannya dan
mencari pertolongan baik medis maupun fisioterapi jika menderita Shpulder
Impigment Syndrome.

Anda mungkin juga menyukai