TUGAS REMEDIAL
MATA KULIAH PENULISAN ILMIAH
DOSEN PENGAMPU : Triana Karnadipa, S.Ft., Physio., MSc
MUHAMAD NABIEL
1906401365
PENDAHULUAN
Sprain ankle adalah cidera pada kompleks lateral tungkai yang disebabkan oleh
tarikan secara berlebihan pada kondisi inversi dan plantar fleksi yang terjadi secara tiba-tiba
dan cepat. Tungkai yang cidera terletak pada aspek lateral pada pergelangan kaki dan
termasuk talofibular anterior, talofibular posterior, calcaneofibular.
Cedera seperti sprain dan strain merupakan sebuah hal yang masih mampu
ditangani dan disembuhkan dengan berbagai metode penyembuhan yang ada, seperti
massase,terapi, dan operasi. Setelah penanganan cedera ini, diharapkan atlet bisa segera
menunjukkan penampilan terbaiknya tanpa terganggu masalah cedera yang sama.
Namun pada kenyataannya, masih banyak atlet yang setelah diterapi kembali mengalami
cedera yang sama di kemudian harinya, khususnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan
kebanyakan pemain sepak bola terutama di Indonesiamenjalani proses rehabilitasi dan
terapi latihan pasca cedera dengan kurang baik, sehingga sering terjadi cedera
kambuhan.
Peran fisioterapi sebagai pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan
atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak serta fungsi
secara manual, peralatan, pelatihan fungsi maupun komunikasi (PMK no. 65 tahun
2015). Apabila tidak diberi penanganan fisioterapi maka akan menurunkan fungsional
sendi, menambah kekakuan otot-otot sekitar ankledan memperlambat proses penyembuhan.
Modalitas atau intervensi fisioterapi yang dapat digunakan dalam penanganan sprain
ankle yaitu terapi latihan. Terapi latihan merupakan suatu teknik fisioterapi untuk
memulihkan dan meningkatkan kondisi otot dan tulang agar menjadi lebih baik, faktor
penting yang berpengaruh pada terapi latihan adalah edukasi dan keterlibatan pasien secara
aktif dalam rencana pengobatan yang telah terprogram. Pemberian terapi latihan
baik secara aktif maupun pasif, baik menggunakan alat maupun tanpa menggunakan
alat, dapat memberikan efek naiknya adaptasi pemulihan kekuatan tendon,
ligament, serta dapat menambah kekuatan otot, sehingga dapat mempertahankan stabilitas
sendi dan menambah luas gerak sendi, manfaat terapi latihan yang lain adalah untuk
membantu pemulihan cidera seperti kontraksi otot, kesleo, pergeseran sendi, putus tendon
dan patah tulang, supaya dapat beraktifitas kembali tanpa mengalami kesakitan dan
kekakuan otot (Nugroho et al., 2009)(1).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sprain Ankle
Sprain ankle biasanya diartikan sebagai cidera olahraga tapi dapat juga
terjadi pada aktifitas sehari-hari. Sprain ankle adalah terulurnya ligamen penyusun
sendi ankle karena gerakan yang mendadak pada posisi kaki terpuntir kesalah satu sisi
yang menyebabkan ligamen tertarik melebihi batas normal elastisitasnya (Jonh,
2011). Cedera sprain adalah cedera yang biasa terkena pada ligamen lateral ankle di
sekitar persendian tulang yang dibentuk oleh permukaan tulang rawan sendi
yang membungkus tulang-tulang yang berdampingan. Kerusakan serat ligamen
sering dibarengi oleh perdarahan yang menyebar di sekeliling jaringan dan
terlihat sebagaimemar(Aronen, 2009).
b. Ligamen
Ligamen di kedua sisi ankle berfungsi untuk menopang tulang-tulang yang ada
di persendian ankle. Ligamen pada ankle terbagi menjadi dua kelompok yaitu
ligamencolateral lateral dan ligamen colateral medial. Ligamen colateral lateral
terdiri dari ligamen talofibula anterior, ligamen calcaneofibular,
ligamentalocalcaneal, dan ligamentalofibular posterior. Ligamentalofibular
anterior melewati maleolus lateralis menuju talus bagian anterior dan berfungsi
untuk membatasi gerakan plantar fleksi. Ligamen calcaneofibular dan
ligamen talocalcaneal berjalan melewati maleolus lateral menuju calcaneus dan
berfungsi untuk membatasi gerak dorsi fleksi ankle. Ligamen colateral medialatau
ligamen deltoid terdiri atas ligamen tibionavicular, ligamen calcaneotibial,
ligamen talotibial anteriordan ligamen talotibial posterior. Ligamen
tibionavicular berjalan melewati bagian depan maleolus dan berfungsi untuk
menghambat gerakan abduksi.
c. Otot
Otot penggerak gerakan ankle joint yaitu gerakan dorsi fleksi dilakukan oleh
m. tibialis anterior dan gerakan plantar fleksi oleh m. gastrocnemiusdan m.
soleus. Otot-otot penggerak utama inversi m. tibialis posterior, sedangkan
otot-otot penggerak utama eversi adalah m. peroneus longusdan m. peroneus
brevis.
B. Problematika Fisioterapi
1. Impairment
Pada tingkat impairment, problematika yang muncul adalahadanya nyeri pada sendi
pergelangan kaki dan adanya keterbatasan LGS kaki (Taylor,1997).
2. Functional limitation
Dilihat dari impairmentnya maka penderita merasakan ketidaknyamanan dan
mengalami gangguan dalam aktivitas fungsional kaki seperti keterbatasan
kemampuan jari-jari untuk bergerak , menendang bola, berjalan, berlari, dan lain-lain
(Taylor, 1997).
3. Participation restriction
Merupakan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam berinteraksi dengan
masyarakat, pada atlet sepak bola mengalami kesulitan saat bermain dilapangan,
kegiatan gotong-royong, dan lain-lain.
C. Teknologi Intervesi
1. Terapi Latihan
Terapi latihan (3) adalah upaya penyembuhan yang dalam pelaksanaanya
menggunakan latihan gerak tubuh baik aktif maupun pasif (Priatna, 1985). Secara
umum tujuan terapi latihan adalah untuk pencegahan disfungsi dengan
pengembangan, peningkatan, perbaikan atau pemeliharaan dari kekuatan dan daya
tahan otot dan kemampuan fungsional (Kisner dan Colby, 1996). Jenis terapi
latihan antara lain :
a. Active movement
Active movment adalah gerakan yang timbul dari kekuatan kontraksi otot
pasien itu sendiri secara sadar (Kisner, 1996). Teknik active
movementyang digunakan adalah :
a) Fase 1 (0 – 2 minggu)
Fase akut atau inflamasi pada fase ini terapi latihan ditujukan untuk
mengurangi nyeri dan begkak, menambah gerak sendi,
meningkatkan kembali kemampuan otot untuk berkontraksi,
memperbaiki rangsang sendi dan perawatan luka. Pada fase ini
latihan yang diberikan betul betul terkontrol hanya untuk
mendidik kembali otot untuk berkontraksi. Pada fase ini peran
fisioterapis yang tahu tentang proses penyembuhan jaringan
sangat vital dalam memberikan program pelatihan pada fase satu
ini.
D. Kerangka Berfikir
BAB 3
METODE PENELITIAN
3. 11 Etika Penelitian
Etika penelitian tercantum dalam UU no.39 tahun 1995
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari jurnal ini yaitu cedera sprain ankle pada
umumnya dialami atau diderita oleh pemain sepak bola dan juga atlet di cabang olahraga
lainnya. Sprain ankle dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri pada bagian
pergelangan kaki. Cara penanganan sprain ankle ini dapat dilakukan dengan terapi latihan.
Terapi latihan yang digunakan yaitu dengan theraband exercise. Fase pemulihan pada cedera
ini berbeda beda, tergantung dari kondisi yang dialami pasien.
Saran untuk pada atlet atau masyarakat yang mengalami sprain ankle sebaiknya
melakukan intervensi ke dokter atau fisioterapi yang menangani kasus cedera ini. Ada
baiknya, jangan melakukan penanganan atau melakukan terapi latihan sendiri tanpa anjuran
dan pengawasan dari dokter maupun fisioterapis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alifiah, Yunika Putri and -, Wahyuni, S.Fis., Ftr. MK. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus
Sprain Ankle Dextra Dengan Modalitas US (Ultrasound) dan Terapi Latihan di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Karanganyar [Internet]. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2019.
Available from: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/75557
2. Ambardini BSN dan RL. Tingkat Pengetahuan Atlet Tentang Cedera Ankle Dan. J Med.
2016;15(1):23–38.
3. Lesmana SI. Hubungan Antara Karakteristik Atlet Dengan Masa. 2015;15(April):45–51.
Lampiran: Rancangan Informed Consent
Nama :
Jenis Kelamin : (L/P)
Umur/Tanggal Lahir :
Alamat :
Telepon :
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/* sebagai orangtua/* suami/* istri/*
anak/* wali, dari:
Nama :
Jenis Kelamin : (L/P)
Umur/ Tangga Lahir :
Alamat :
Telepon :