Oleh :
Halimas Dewi
NIM : P 27226018381
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA
SPRAIN ANKLE
Oleh :
Halimas Dewi
NIM : P 27226018381
Mengetahui,
Clinical Educator
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
A. Definisi ............................................................................................................... 4
C. Etiologi ............................................................................................................... 8
E. Patofisiologi ........................................................................................................ 9
F. Prognosis ............................................................................................................. 9
G. Problematic Fisioterapi...................................................................................... 10
C. Program Fisioterapi............................................................................................ 27
BAB I
PENDAHULUAN
Kaki adalah salah satu bagian anggota gerak tubuh yang sering digunakan
dalam aktivitas sehari-hari. Apabila fungsi kaki terjadi gangguan atau disfungsi
yang sering terjadi pada kaki yaitu, terkilir. Terkilir dapat terjadi oleh beberapa
faktor seperti, jatuh tersandung atau gerakan yang terjadi secara tibatiba sehingga
kaki belum siap untuk menerima tumpuan. Dan salah satu gangguan maupun
overstretch dengan posisi inversi dan plantar fleksi yang terjadi secara tiba-tiba
dengan penyakit Sprain Ankle yang dikemukakan oleh Nazar Moesbar yang
menyatakan bahwa 85,7% pria lebih banyak terkena sprain ankle pada tendon
achilles dibandingkan dengan wanita yang hanya 14,3% dan kelompok usia
produktif lebih rentan terkena cidera Sprain Ankle kronis. (Fujastawan, Gede, &
Nopi, 2015)
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan
RI, 2007).
1
2
Dan peran Fisioterapi dalam menangani kasus Sprain Ankle yaitu untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan lingkup gerak pada sendi ankle. Untuk
kemungkinan cedera, dan cedera ini akan berdampak pada gangguan aktivitas
fisik, psikis dan prestasi. Salah satu anggota tubuh yang sering terjadi cedera
adalah pada bagian sendi pergelangan kaki. Cedera pergelangan kaki dapat terjadi
karena terkilir secara mendadak ke arah lateral atau medial yang berakibat
robeknya serabut ligamentum pada sendi pergelangan kaki (Arnheim, 1985: 473,
Cedera sprain ankle bisa terjadi karena overstretch pada ligamen complex
lateral ankle dengan posisi inversi dan plantar fleksi yang tiba-tiba terjadi saat ini
tidak menumpu sempurna pada lantai / tanah yang tidak rata. Ligamen pada
lateral ankle antara lain: ligamen talofibular anterior yang berfungsi untuk
fleksi. Ligamen talo calcaneus yang berfungsi untuk menahan pergerakan ke arah
pergelangan kaki yaitu kelemahan otot terutama otot-otot disekitar sendi kaki dan
kaki dan pergelangan kaki , keseimbangan kemampuan yang buruk, sepatu atau
alas kaki yang tidak tepat dan aktivitas sehari-hari seperti bekerja, berolahraga,
3
berjalan dan lain-lain (Farquhar, 2013). Cedera sprain ankle memiliki 4 fase: fase
initial akut berlangsung 3 hari setelah cedera, respons inflamasi (fase akut) berlangsung
1-6 hari, fibroblastic repair (fase sub akut) berlangsung hari ke 4-10 setelah cedera, fase
kronis (maturation remodeling) berlangsung lebih dari 7 hari setelah cedera (Chan keith
et al., 2011).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
lunak, seperti kapsul sendi, ligament, tendon, atau otot. Istilah ini sering
digunakan pada cedera ligament dan dibedakan menjadi sprain derajat satu
Sprain ankle adalah cedera pada ligament kompleks lateral karena overstretch
dengan posisi inversi dan plantar fleksi yang terjadi secara tiba-tiba saat kaki tidak
fungsional
B. Anatomi Fisiologi
a) Tulang Tibialis
4
5
b) Tulang Fibula
a) Plantar Fleksi
- Gastrocnemius
- Soleus
- Plantaris
- Peroneus longus
- Tibialis posterior
- Peroneus brevis
b) Dorso Fleksi
- Tibialis anterior
- Peroneus tertius
c) Inversi
- Tibialis anterior
- Tibialis posterior
7
d) Eversi
- Peroneus longus
- Peroneus tertius
- Peroneus brevis
tersebut adalah:
C. Etiologi
lompatan.
- Obesitas
bengkak, kemerahan, panas, nyeri istirahat, dan hilangnya fungsi. Tahap kronik
tidak ada tanda inflamasi selama tahap kronik. Mungkin terjadi kontraktur atau
9
perlekatan yang membatasi lingkup gerak, dan mungkin terjadi kelemahan otot
yang membatasi fungsi normal, selama tahap ini, jaringan ikat terus menguat
terimanya.
E. Patofisiologi
tendon, otot dan ligament sehingga gerakan plantar fleksi dan dorso fleksi yang
serat ligament akan terjadi robekan walaupun stabilitas ankle masih dapat
sistem neuromuskuler yang mengatur dinamika dari tumit. Ketika terjadi cedera
pada ligament, pasien akan kehilangan beberapa persen sensasi cutaneus dan
F. Prognosis
masa pemulihan.
10
G. Problematic Fisioterapi
Impairtment :
Oedema
Participation restriction :
jalan, naik turun tangga. Pada Kronis penderita sudah bisa melakukan
rendah berguna untuk patologi sendi cedera jaringan ikat lainnya yang
2. Muscle Setting.
Kontraksi otot isometric ringan yang dilakukan secara berjeda dan pada
Bila ada kerusakan atau cedera otot, teknik Muscel Setting dilakukan
mobilitas aktin dan myosin tanpa membebani jaringan yang rusak. Bila
terdapat cedera sendi, posisi pada Muscel Setting ditentukan oleh nyeri,
biasanya posisi istirahat adalah posisi paling nyaman bagi sendi. Bila di
3. Massage
4. Latihan tahanan
Latihan tahanan dapat diaplikasikan dengan dosis sesuai pada otot yang
5. IR (Infra Red)
Sinar infra merah bila dilihat dari susunan spekrum sinar ( Hertzian.
12
Infra merah, merah, jingga, kuning, hijau ,biru, nila, ungu/violet, ritgment,
Pauline M,Scoott,1973)
Sinar yang dipancarkan dari luminous generator dihasikkan oleh satu atau
lebih incandescent lamb ( lampu pijar ).Struktur lampu pijar terdiri dari
filament yang kuat dari bahan kawat tunssten atau carbon yang di
kekuatan yang bermacam-macam mulai dari 60 watt sampai 1.000 watt ate
1.500 watt. Sumber IR dan lampu pijar adalah adanya lucutan pendek pada
Pengaruh fisiologi infra merah, jika di absorsikan pada kulit, maka panas
akan timbul pada tempat dimana sinar tadi diasorbsi.Infra merah yang
3) Pigmentasi,
6) Destruksi jaringan,
d. Indikasi dan kontra indikasi Infra merah Indikasi : Infra red yaitu :
sprain,trauma sinovitis,
neuralgia ,neuritis,
4) Penyakit kulit,
6. US (Ultra Sound)
Efek Mekanik
1. Efek Ultrasound
a. Efek Mekanik
b. Efek Panas
c. Efek Biologis
antara lain :
oleh :
2) Rileksasi Otot
5) Mengurangi Nyeri
2. Indikasi Ultrasound
- Fraktur
- Luka bakar
- Kontraktur
19
- Jantung
- Epiphysela plates
- Testis
- Post laminectomi
- Hilangnya sensibilitas
- Tumor
7. Electroterapy
dialami oleh arus diukur dalam satuan ohms (Ω) dan tegangan yang
terjadi dalam satuan volt. Satu volt merupakan tegangan yang terjadi
arus tegangan tinggi. Energi yang terjadi pada terapi tersebut dihitung
kelemahan otot.
transmisi nyeri ke otak (gate control theory) dan teori kedua adalah
BAB III
A. Pengkajian Fisioterapi
1. Anamnesis
a) Nama : Imran
b) Umur : 30 Tahun
d) Agama : Islam
e) Pekerjaan : Wiraswasta
a. Keluhan Utama
Sekitar dua minggu yang lalu pasien jatuh saat bermain sepak
rawat jalan. Saat control dan menurut ahli bedah pasien di diagnose
21
22
2. Pemeriksaan Fisik
Dalam hal ini pemeriksaan yang akan dilakukan pada pasien Post
Sprain Ankel
d) Temperatur : 36 C
e) Berat Badan : 59 kg
b. Inspeksi :
Statis :
- Ada oedema
23
Dinamis
c. Palpasi
a. Gerak Aktif
b. Gerak pasif
- Kognitif
- Intrapersonal
- Interpersonal
yang lain
kiri.
6. Pemeriksaan Spesifik
Nyeri Tekan = 3
2. Nyeri sangat ringan
Nyeri Gerak =5
3. Nyeri ringan
6. Nyeri berat
Kiri Kanan
Dorsofleksi 4 4
Ankle Plantarfleksi 4 4
Inversi & Eversi 3 3
3. Pemeriksaan LGS
6. Antropometri
- Kiri : 23 Lingkar
- Kanan : 22 Lingkar
7. Stabilitas Sendi
Ankle
yang berlebihan.
B. Problematik Fisioterapi
Impairtment :
Adanya Oedema
Fungsional limtation :
Disability :
C. Program Fisioterapi
1. Tujuan
Jangka Pendek :
Jangka Panjang :
Rencana Evaluasi
2. Prognosis
didapatkan:
D. Tindakan Fisioterapi
a. Teknologi Fisioterapi
1. Teknologi Alternatif
IR (infra red)
Ultra sound
Exercis
2. Teknologi Terpilih/dilaksanakan
o Modalitas : Ultrasound
o Transverse friction
o Walking, exc
terkilir pada bagian lateral kaki kiri, setelah menjalani 5 kali terapi didapatkan
BAB IV
Kesimpulan
pada ligamentum lateral kompleks. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya inversi
dan plantar fleksi yang tiba-tiba saat kaki tidak menumpu sempurna pada
rata. Intervensi yang digunakan untuk pasien sprain ankle pada fase akut adalah
RICE, sedangkan pada fase sub akut hingga kronis dengan pemberian modalitas,
Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diperlukan
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Caroline Kisner & Lynn Allen Colby, 2014, Terapi Latihan Dasar Dan
Teknik, Edisi ke 6, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 327, 331, 332