NIM : 1926021
Matkul : Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Prodi : Agribisnis
KESIMPULAN BAB.I
Istilah yang digunakan untuk ilmu pengendalian serangan hama dan penyakit
tanaman ini adalah Ilmu Perlindungan Tanaman.
Gangguan pada tanaman disebabkan oleh serangan hama dan penyakit namun juga
dipengaruhi faktor genetik dan faktor lingkungan (kerusakan fisiologis). Penyakit
fisiologis ini seringkali timbul akibat tanaman kelebihan atau kekurangan unsur
hara dan air, perubahan suhu yang ekstrim (terlalu rendah atau tinggi), adanya
bahan kimia seperti herbisida dan pestisida, serta kelebihan atau kekurangan energi
surya.
Pada tahun 1590, Hans dan Zacharias Jansen menemukan mikroskop compound.
Hooke (1655) merupakan orang pertama yang mampu melihat sel tumbuhan dan
mengilustrasikan secara rinci suatu cendawan mikroskopik patogenik tumbuhan.
Selanjutnya, pada tahun 1683, ditemukan bakteri, protozoa, dan mikroorganisme
lain dalam air dan substrat lain. Sejak itu, mulai populer “The Germ Theory of
Disease” yang merupakan dasar dari ilmu penyakit tumbuhan.
Ilmu penyakit tumbuhan terus berkembang, tahun 1729 hingga 1800, berbagai
ilmuwan mempelajari taksonomi dari cendawan, terutama penyebab karat dan
gosong, serta cendawan dari kelas Ascomycetes. Henrich Anto de Bary (1853)
membuktikan melalui demonstrasi dan mengemukakan kesimpulan bahwa
cendawan adalah penyebab penyakit, bukan akibat atau hasil dari penyakit
tumbuhan. Berkat hasil penelitiannya, Henrich Anton de Bary dijuluki “Bapak Ilmu
Penyakit Tumbuhan”.
Beberapa penelitian dan penemuan dibidang penyakit tanaman antara lain:
• Tahun 1858 merupakan tahun diterbitkannya pertama kali buku teks dalam
ilmu penyakit tumbuhan. Buku tersebut ditulis oleh Julius Kuhn dengan judul:
Die Kranheiten der Kulturewachse ihre Ursachen un ihre Verhutung (Penyakit
Tanaman, Penyebabnya dan Pencegahannya).
• Thomas J. Burrial (1878 hingga 1883) membuktikan bahwa fireblight pada
apel dan pear disebabkan oleh bakteri. Smith, EF juga mempelajari beberapa
bakteri penyebab penyakit penting pada berbagai tanaman.
• Iwanoski (1892) dan Beijerinck (1898) merupakan peneliti yang paling awal
membuktikan bahwa virus (partikel yang sangat kecil) sebagai penyebab
penyakit pada tumbuhan. Penemuan ini merupakan awal dari bidang virology.
• Stanley (1935) adalah orang pertama yang berhasil mengkristalisasi virus
(TMV) sebagai protein katalitik yang mampu melakukan multiplikasi dalam
sel hidup inang. Partikel virus dilihat pertama kali oleh Kaushe dkk, pada tahun
1939 dengan mikroskop elektron.
• Needham (1743) adalah orang pertama yang menemukan nematode sebagai
patogen tumbuhan dalam puru pada akar gandum.
• Cobb (1913 hingga 1932) melakukan studi ekstensif dalam morfologi dan
taksonomi nematode parasitik tumbuhan.
• Lafont pada tahun 1909 melaporkan bahwa protozoa flagelata merupakan
penyebab penyakit tumbuhan. Mycoplasm like organism (MLO), sekarang
disebut phytoplasm like organism, sebagai penginfeksi penyakit aster yellow,
dilaporkan oleh Doi et al di Jepang.
• pada tahun 1972, Davis dkk mempelajari spiroplasma (microorganism helical)
sebagai penyebab kerdil pada jagung. Sementara itu, viroid diketahui pertama
kali sebagai penyebab spindle tuber disease pada tahun 1971, kemudian
dilaporkan juga sebagai penyebab penyakit “kadang-kadang” pada kelapa dan
exocuritus pada jeruk.
Pada tanggal 1 Januari 1919, berdiri pula Institut voor Plantenziekten (Balai
Penyelidikan Hama dan Penyakit Tumbuhan) di Bogor, sebagai tempat awal
penelitian penyakit tumbuhan. Sejak tahun 1913 hingga 1936, secara teratur setiap
tahun Lembaga Penyakit Tumbuhan di Bogor menerbitkan laporan tahunan
mengenai hama dan penyakit pertanian, perkebunan, dan kehutanan di Indonesia.