215040201111034
Kelas O DPT
Resume
TENTANG PENYAKIT
TANAMAN (KULIAH II)
Pemikiran ini walaupun tidak benar seratus persen, tetapi telah memberikan dasar-
dasar penting yang menjadi dasar utama pada ilmu penyakit tumbuhan
moderen, yaitu terlibatnya faktor-faktor alam bagi epidemi suatu wabah
penyakit. Menginjak abad VI , penyakit tumbuhan tertulis semakin jelas, hal ini
dapat dilihat di dalam kitab suci Al-Qur'an. Memang nampaknya dunia telah
mencatat sejarahnya sendiri, melalui peradaban lslamlah ilmu pengetahuan
moderen dibangun. Demikian pula sejarah ilmu penyakit tumbuhan tidak dapat
lepas dari kenyataan tersebut.
«Renaisance» pada abad ke-14 merupakan pendobrak era baru atas ketinggalan
Eropa dari dunia muslim, diteruskan dengan «reformasi» pada abad ke-
15, «rasionalisme» pada abad ke-17, dan «pencerahan» pada abad ke-18.
Orang Eropa yang pertama kali mengenalkan mikroskop adalah Chistiann
Huygens yakni seorang bangsa Belanda dengan ditemukannya alat tersebut
bangsa Belanda lainnya Antoni van Leeuwenhoek (1683) dengan mudah dapat
melihat bakteri. Setelah itu seorang ahli Botani bangsa Itali, Micheli (1700),
menerangkan di dalam bukunya. "Novum Plantara Genera" beberapa bentuk
jamur tingkat rendah dan jamur tingkat tinggi.
Akan tetapi pendapat yang revolusioner ini tidak mendapat perhatian sampai 40
tahun kemudian.
Gambar 1.1
Mengingat luasnya bidang yang terlibat, untuk itulah ilmu dasar lainnya perIu
dikuasai benar, antara lain: botani, mikologi, bakteriologi,virologi, nematologi,
anatomi tumbuhan, fisiologi tumbuhan, genetika, biokimia, hortikultura, ilmu
tanah, kehutanan, kimia, fisika, meteorologi, dan masih banyak lagi
C. KLASIFlKASI PENYAKIT
Penyakit tumbuhan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, diantaranya:
1. Berdasarkan gejala, yang pada dasarnya dibedakan dalam tiga garis besar:
nekrose, hipoplasia, dan hipertropi.
2. Bagian tanaman yang terserang, seperti seed rot (busuk biji), kernel smut
(jamur api pada bulir), seedling blight (hawar semai), foot rot (busuk kaki), root
rot (busuk akar), tuber rot (busuk umbi), bud rot (busuk mata tunas), fruit rot
(busuk buah), pod rot (busuk polong), leaf spot (bercak daun), twig blight (hawar
ranting), dan blossom blight (hawar bunga).
3. Macam tanaman yang diserang, seperti cereal disease (penyakit serealia), corn
disease (penyakit jagung), dan sebagainya.
4. Kerusakan yang ditimbulkan. Beberapa penyakit hanya menyebabkan
kerusakan yang tidak berarti pada tumbuhan, tetapi jenis lainnya mungkin dapat
segera membunuh tumbuhan. Di samping itu kadang-kadang bukan hanya
membunuh atau mengurangi produksi saja, bahkan akan menyebar dari pohon ke
pohon, dari kebun ke kebun, dan dengan cepat meluas dalam suatu areal tertentu
sehingga menyebabkan epidemi dalam suatu daerah tersebut. Hal ini dapat dilihat
misalnya pada epidemi late blight pada kentang dan rust pada serealia, yang masih
merupakan faktor pembatas bagi berhasilnya produksi kentang dan tanaman biji
bijian di seluruh dunia. Terjadinya kombinasi antara kekuatan merusak dan
kecepatan menyebar pada suatu penyakit menyebabkan bencana kehancuran yang
sering terjadi, baik tingkat nasional maupun intemasional.
5. Sementara itu ada beberapa ahli yang cenderung mengklasifikasikan penyakit
yang disebabkan oleh parasit dan virus, dalam hubungannya dengan cara
timbulnya penyakit, ke dalam tiga golongan :
a. Penyakit Endemi, ialah apabila serangan penyakit tersebut meluas atau
menurun, dengan tingkat serangan tinggi atau rendah, dan berjalan dari tahun ke
tahun. Dasar pemikiran ini menunjukkan kenyataan bahwa parasit atau virus
dapat mempertahankan hidupnya dari satu musim ke musim lainnya dalam tanah,
atau pada tumbuh-tumbuhan liar. Hal inipun dapat menjadi dasar pemikiran,
bahwa kondisi lingkungan yang baik dapat digunakan inokulum untuk
berkembang, infeksi, dan jaminan invasi penyakit. Contoh penyakit endemi
adalah cabbage yellows, onion smut, dan cucumber mosaic virus.
b. Penyakit Epidemi atau Epiphytotic, adalah penyakit yang timbul dan meluas,
tetapi secara periodik. Istilah epidemi berasal dari bahasa Greek, yang berarti di
antara manusia dan memang dimaksudkan untuk penyakit manusia. Istilah
epiphytotic juga punya arti yang sarna, yang dikhususkan untuk tumbuhan. Ilmu
yang mempelajari secara lebih mendalam tentang penyakit epidemi ini disebut
Epidemiologi, sehubungan dengan itu penulis akan menguraikannya dalarn buku
lain. Contoh penyakit epidemi adalah : black rot pada crucifera, late blight pada
kentang, curly top oleh virus pada beet gula.
c. Penyakit Sporadis, merupakan penyakit yang timbulnya dengan interval yang
tidak teratur, demikian pula dengan lokasinya.
6. Berdasarkan penyebab penyakitnya. Klasifikasi terakhir ini paling banyak
dijadikan dasar klasifikasi oleh para ahli pada saat sekarang. Penyebab penyakit
dibagi dalam dua golongan yakni biotis (parasit) dan abiotis (non parasit) yang
setiap golongan dapat diperinci sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1.
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami fitopatologi, dalam buku ini
penulis akan mengikuti arus pembahasan yang umum digunakan para ahli yaitu
berdasarkan klasifikasi terakhir ini.