Anda di halaman 1dari 8

Raihan Habib Arrasyid

XII IPA 3

KEHIDUPAN POLITIK ORDE BARU

Kebijakan politik yang dikeluarkan terbagi menjadi dua, yaitu kebijakan politik dalam negeri
dan luar negeri. Masing-masing kebijakan tentunya dikeluarkan berdasarkan kebutuhan
Negara. Idealnya, kebijakan yang dikeluarkan adalah yang menguntungkan dan
mengedepankan kepentingan rakyat banyak.

Kebijakan Politik Dalam Negeri

1. Pelaksanaan pemilu 1971

Pemilu yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang menetapkan pemilu akan dilaksanakan
pada tahun 1971 ini, berbeda dengan pemilu pada tahun 1955 (orde revolusi atau orde
lama). Pada pemilu ini para pejabat pemerintah hanya berpihak kepada salah satu peserta
Pemilu yaitu Golkar. Dan Golkar lah yang selalu memenangkan pemilu di tahun selanjutnya
yaitu tahun 1977, 1982, 1987, 1992, hingga 1997.

2. Penyederhanaan partai politik

Penyederhanaan partai politik menjadi dua partai dan satu golongan karya yaitu:
3. Dwifungsi ABRI

Dwifungsi ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan
sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan sosial politik ABRI diarahkan untuk mampu
berperan secara aktif dalam pembangunan nasional. ABRI juga memiliki wakil dalam MPR
yang dikenal sebagai Fraksi ABRI, sehingga kedudukannya pada masa Orde Baru sangat
dominan.

4. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau Ekaprasetya Pancakarsa,
bertujuan untuk memberi pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai
Pancasila. Semua organisasi tidak boleh menggunakan ideologi selain Pancasila, bahkan
dilakukan penataran P4 untuk para pegawai negeri sipil.

Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain

1. Indonesia kembali menjadi anggota PBB

Pada saat Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Agustus 1965, Indonesia terkucil dari
pergaulan internasional dan menyulitkan Indonesia secara ekonomi maupun politik dunia.
Keadaan ini kemudian mendorong Indonesia untuk kembali menjadi anggota PBB
berdasarkan hasil sidang DPRGR. Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia resmi aktif
kembali menjadi anggota PBB.

2. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura dan pemutusan


hubungan dengan Tiongkok

Pada tahun 1965, terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura.
Untuk memulihkan hubungan diplomatik, dilakukan penandatanganan perjanjian antara
Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik dan Malaysia yang diwakili oleh Tun Abdul Razak
pada tanggal 11 Agustus 1966 di Jakarta. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Singapura
melalui pengakuan kemerdekaan Singapura pada tanggal 2 Juni 1966.

3. Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasional

Indonesia mulai memperkuat kerjasama baik regional dan internasional dengan melakukan
beberapa upaya, yaitu:
KEHIDUPAN EKONOMI

Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus utama mereka dalam
memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi Pembangunan.
Bukan tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena Indonesia mengalami inflasi yang
sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih sebesar 650% setahun. Beberapa
kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pada masa orde baru adalah:

1. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)

Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang
bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi, kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang
dan pangan. Repelita ini akan dievaluasi selama lima tahun sekali.

a. Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) Sasaran utama yang hendak dicapai adalah
pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pertumbuhan
ekonomi berhasil naik 3 sampai 5,7% sedangkan tingkat inflasi menurun menjadi 47,8%.

Namun, kebijakan pada masa Repelita I dianggap menguntungkan investor Jepang dan
golongan orang-orang kaya saja. Hal ini memicu timbulnya peristiwa Malapetaka Lima Belas
Januari (Malari).

b. Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979) menitikberatkan pada sektor pertanian dan
industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

c. Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) Pelita III menekankan pada Trilogi Pembangunan
dengan menekankan pada azas pemerataan, yaitu:

d. Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989) menitikberatkan pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
sendiri.
e. Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) menitikberatkan pada sektor pertanian untuk
memantapkan swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian, menyerap tenaga
kerja, dan mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.

f. Repelita VI dimulai pada tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada sektor ekonomi,
industri, pertanian dan peningkatan sumber daya manusia.

2. Revolusi Hijau

Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara
tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk meningkatkan produksi pertanian
umumnya dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:

a. Intensifikasi, yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pertanian untuk


memanfaatkan lahan yang ada guna memperoleh hasil yang optimal; Perubahan ini
dilakukan melalui program Panca Usaha Tani yang terdiri dari:

b. Ekstentifikasi, yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil pertanian yang
lebih optimal;

c. Diversifikasi (keanekaragaman usaha tani);

d. Rehabilitasi (pemulihan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis).


Beberapa pokok sistem pemerintahan pada masa Orde Baru yang tercantum pada
Penjelasan UUD 1945 yaitu:

 Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem konstitusional


 Kekuasaan negara tertinggi ada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
 Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi dan berada di bawah
MPR
 Menteri adalah pembantu Presiden dan tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
 Kekuasaan yang dimiliki Kepala Negara atau Presiden tidak tak terbatas.

Orde Baru bertujuan untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen, terbukti dari beberapa peraturan berikut yang membuat UUD 1945 menjadi
konstitusi yang sangat sakral yaitu:

 Ketetapan MPR nomor I/MPR/1983 menyatakan bahwa MPR telah menetapkan


untuk mempertahankan UUD 1945 dan tidak akan merubahnya.
 Ketetapan MPR nomor IV/MPR/1983 mengenai Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa apabila MPR hendak mengubah UUD 1945 maka rakyat terlebih dulu
harus dimintai pendapat melalui referendum.
 UU no. 5 tahun 1985 mengenai Referendum yang menjadi suatu pelaksanaan dari
Tap MPR sebelumnya.

Ciri pokok orde baru yang tampak pada sistem pemerintahan pada masa Orde Baru yaitu
bahwa Lembaga Kepresidenan memegang kekuasaan yang sangat besar.
Hampir semua kewenangan Presiden yang diatur menurut UUD 1945 dilakukan tanpa
keterlibatan pertimbangan dan persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Sistem demikian bisa
berdampak positif dengan kendali di tangan Presiden maka seluruh penyelenggaraan
pemerintahan bisa dikendalikan sehingga pemerintahan lebih solid, stabil dan tidak mudah
digoyahkan. Akan tetapi tanpa adanya pengawasan dan persetujuan DPR maka kewenangan
Presiden menjadi mudah disalahgunakan.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru

1. Angka Gross Domestik Produk Indonesia secara perkapita meningkat hingga lebih
dari 1000% dari hanya mencapai 70 dolar pada tahun 1968, dan pada 1996 meningkat
menjadi 1000 persen hingga mencapai lebih dari 1.565 dolar Amerika.
2. Kesuksesan program keluarga berencana yang mengedepankan slogan ‘Dua Anak
Cukup’.
3. Program pemberantasan buta huruf yang dilakukan di masyarakat dengan sukses
sehingga tingkat pengangguran pun berkurang.
4. Bidang swasembada pangan juga menemui kesuksesan sehingga negara dapat
mencukupi kebutuhan pangan rakyat, membuktikan bahwa Indonesia adalah negara agraris
yang tidak perlu mengekspor untuk memenuhi kebutuhan pangan.
5. Sukses mencanangkan program Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
6. Situasi keamanan di dalam negeri tetap stabil.
7. Mensukseskan program nasional Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GN-OTA) dan
Gerakan Wajib Belajar untuk seluruh rakyat yang masih masuk usia pelajar.
8. Bekerjasama dengan investor asing dan menerima banyak pinjaman dana dari luar
negeri.
Kekurangan Pemerintahan Orde Baru

Kekurangan sistem pemerintahan pada masa orde baru yaitu:

1. Berkembangnya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di pemerintahan.


2. Pembangunan di Indonesia tidak merata di setiap daerah misalnya di Aceh dan
Papua tidak tersentuh pembangunan sehingga menimbulkan pemberontakan di kalangan
masyarakat. Sehingga kesenjangan sosial di masyarakat juga meningkat.
3. Terjadinya pelanggaran hak asasi manusia terhadap masyarakat kalangan non
pribumi
4. Kebebasan pers juga dikekang sebagai salah satu bentuk kebijakan politik pada masa
orde baru. Hal itu tidak dialami oleh pers pada masa reformasi yang lebih bebas.
5. Sistem birokrasi yang negatif semakin berkembang dikenal dengan istilah ‘Asal Bapak
Senang’ yang diingat sampai sekarang bahkan sulit dihapus dari kebiasaan.
6. Sistem keamanan menggunakan kekerasan untuk menekan protes terhadap
pemerintah.
7. Kekayaan negara banyak dikuasai dan dieksploitasi swasta. Kebijakan ekonomi
terlalu berpihak pada investasi asing.
8. Kalangan tentara ikut mengurusi politik negara dengan Dwifungsi ABRI.
9. Kekuasaan satu pihak atau Presiden berkelanjutan dan termasuk otoriter tanpa
adanya tanda – tanda akan peralihan kekuasaan.
10. Adanya program transmigrasi yang ditetapkan pemerintah dan menimbulkan
kecemburuan penduduk setempat karena tunjangan yang cukup besar untuk para
transmigran pada tahun – tahun pertamanya.
11. Kekuasaan Presiden berada diatas UUD 1945.

Pemerintah berusaha untuk segera mengurusi hutang luar negeri dan mencari hutang lagi
dengan bunga rendah agar bisa melakukan rehabilitasi dan juga untuk pembangunan
ekonomi sampai periode berikutnya. Kebijakan ini akhirnya menunjukan keberhasilan dalam
mengatasi hiperinflasi yang semula 650 % pada tahun 1966 menjadi 8,88% pada tahun
1971.

Dampak positif dari kebijakan-kebijakan yang ada tersebut antara lain :


 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnya dapat terlihat secara konkret.
 Indonesia berhasil mengubah status dari negara pengimpor beras menjadi bangsa
yang bisa memenuhi kebutuhan beras sendiri.
 Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat,
penurunan angka kematian bayi, dan angka partisipasi pendidikan dasar yang
meningkat.
 Pemerintah sentralistik, yang berarti seluruh pengambilan keputusan hanya dapat
dilakukan oleh pemerintah pusat.

Dampak negative dari kebijakan tersebut antara lain :

 Kepemimpinan yang cenderung otoriter karena penggunaan pendekatan keamanan.


 Partai Golongan karya (Golkar) menjadi alat utama penstabil perekonomian,
sementara Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) hanya bertindak sebagai pendamping.
 Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah.
 Pemerintah dinilai gagal memberikan nilai berdemokrasi yang baik.

Sumber:

https://sejarahlengkap.com/lembaga-pemerintah/sistem-pemerintahan-pada-masa-orde-
baru

https://blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-12-kehidupan-politik-dan-ekonomi-masa-orde-
baru

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/indonesia-di-masa-orde-baru-5934/

Anda mungkin juga menyukai