Anda di halaman 1dari 32

Alibbirwin, SKM, M.

Epid
 Langkah ini dimulai pada 4000 tahun sebelum Masehi di kawasan Timur
Tengah, khususnya apa yang disebut sekarang Mesir.
 Pada masa itu penyakit telah diidentifikasi secara klinis, para ahli sudah
mengetahui bahaya dari penyakit menular, konsep-konsep isolasi,
karantina dan desinfeksi. Isolasi adalah usaha supaya seorang atau
sekelompok orang yang menderita penyakit menular dilokasikan di
tempat tertentu supaya jangan menularkan penyakitnya kepada orang-
orang lain.
 Karantina merupakan salah satu bentuk dari isolasi, namun yang
diisolasi adalah orang-orang yang menderita penyakit menular tertentu
yang berasal dari negara lain. Jadi ada karantina udara, untuk mana
orang yang berasal dari negara lain yang menderita penyakit menular
masuk ke negara tertentu melalui pelabuhan udara; demikianlah untuk
karantina laut melalui pelabuhan laut dan untuk karantina darat melalui
pos perbatasan.
 Infeksi adalah masuknya dan berkembangnya kuman sehingga merusak
jaringan dalam tubuh manusia. Desinfeksi adalah usaha untuk mencegah
terjadinya infeksi. Desinfeksi merupakan dasar dari program sanitasi.
 Zaman batu: berburu hewan
 Pengobatan dengan tumbuh2an, dilakukan
oleh dukun
 Percaya bahwa penyakit disebabkan oleh
magic dan roh halus
 Beradaptasi dengan lingkungan tempat
hidupnya
 Bangsa Sumeria, Mesir, dan Minoan sudah
mengenal higiene sanitasi personal
 Sudah mengenal isolasi dan karantina
 Mengkaitkan penyakit dengan arwah2 leluruh,
pengobatan dilakukan oleh pemuka
agama/dukun
 Kemajuan budaya di zamannya, misal: piramid,
spinx
 Diturunkannya rasul dan nabi
 Langkah ini ditandai dengan hasil karya Hippocrates, bapak ilmu
kedokteran dan juga terkenal sebagai pionir epidemiologi. Hippocrates
hidup pada zaman Yunani Kuno 4 abad sebelum Masehi.
 Sebagai seorang dokter ia sangat prihatin dengan wabah penyakit
menular yang menimbulkan sangat banyak penderita yang harus
dilayaninya di rumah sakit. Dia memperkirakan tidak mungkin mengatasi
masalah seperti ini kalau hanya dengan mengobati mereka yang sakit.
 Karena itu ia mengarahkan perhatiannya kepada masyarakat dari mana
penderita itu berasal. Dari perhatian ini muncullah pemikirannya bahwa
penyakit itu terjadi karena faktor-faktor yang ada pada manusia yang
jadi sakit itu sendiri dan dari lingkungan nya. Hippocrates
mengidentifikasi kejadian penyakit dan faktor-faktor yang
bersangkutan.
 Metode yang digunakan utuk itu adalah mengamati, mencatat dan
merefleksi. Sebagai seorang dokter, ia telah terbiasa mengamati orang
sakit dan mencatat apa yang diamatinya. Istilah refleksi biasa dipakai
dalam ilmu fisika cahaya; bila sinar masuk ke dalam prisma, maka terjadi
bias (refleksi) dari sinar tersebut dalam prisma sebelum sinar tersebut
keluar dari prisma.
HOST

ENVIRONMEN ?????
T ?
 Pada abad kedua setelah Masehi di zaman Rumawi Kuno
muncul Galen, yang menyatakan kembali ajaran atau doktrin
Hippocrates. Tetapi Galen ini lebih filosofis dari pada
pragmatis, artinya Galen lebih banyak membahas ajaran
Hippocrates secara teoritis tanpa didasarkan atau tanpa
menggunakan data seperti yang dilakukan oleh Hippocrates.
Oleh karena itu Galen disebut sebagai “Ahli Epidemiologi di
Belakang Meja” atau “Arm Chair Epidemiologist.”
 Setelah berabad-abad kemudian yaitu pada Abad ke XVI
setelah Masehi yaitu pada zaman Reneisans muncul
Fracostorius di Perancis yang meneruskan metode induktif
Hippocrates. Dengan metode ini, ia menemukan prinsip
kekhususan penyakit, yaitu setiap penyakit disebabkan oleh
benih yang khusus yang disebut semenaria. Benih inilah yang
diidentifikasi kemudian sebagai organisme yang
menyebabkan penyakit.
1.Teori miasma
2.Kuantifikasi
3.Patologi historis dan geografis
4.Penyelidikan lapangan, dan
5.Mikrobiologi
 Pada zaman Hippocrates hanya dikemukakan faktor-faktor pada
Manusia dan padaLingkungan yang menyebabkan penyakit. Pada teori
miasma ini ada faktor ketiga yaitu miasma, yaitu benda yang dianggap
kotor dan tidak sehat, yang dapat menyebabkan penyakit. Walaupun
teori miasma ini belum dianggap ilmiah karena belum ada pembuktian
bahwa miasma tersebut sebagai penyebab penyakit, teori ini telah
dipakai secara praktis. Misalnya di Inggeris Edwin Chadwick telah
menggunakan
 teori miasma dalam rangka program kesehatan lingkungan yang
dilakukan secara edukatif. Di Jerman Max von Pattenkofer
menggunakan teori miasma dalam program kesehatan lingkungan yang
dilaksanakan secara polisionil, artinya masyarakat harus mematuhi
semua peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan, kalau melanggarnya akan diberikan sangsi.
 Pada tahun 1612, John Graunt di Inggeris telah menyelidiki hubungan
antara kejadianKematian dengan Umur dan Tempat
Kematian = f(Umur, Tempat)
Atau secara matematis dapat dikatakan bahwa Kematian merupakan
Fungsi dari Umur dan Tempat. Ini misalnya dapat dijabarkan sebagai
berikut: Mereka yang berumur muda (bayi dan balita) dan mereka yang
berumur tua (60 tahun keatas) lebih banyak meninggal dari pada
mereka yang berunur 6 tahun – 59 tahun. Mereka yang bertempat
tinggal di tempat yang kotor lebih banyak meninggal dari pada mereka
yang tinggal di tempat yang bersih.
 Kemudian di Inggris juga William Farr dari tahun 1865 sampai 1866
melakukan analisis data dari suatu Kejadian Luar Biasa dengan
menggunakan metode matematis untuk meramalkan waktu epidemi
penyakit menular.
 Patologi mempelajari penyakit pada Orang tertentu, Historis
menyangkut riwayat penyakit dalam Waktu tertentu, dan
Geografis menyangkut Tempat dimana orang yang
bersangkutan menjadi sakit. Dengan demikian setiap
penyakit didistribusikan menurut faktor-faktor Orang yang
menderita penyakit, Waktu terjadinya penyakit itu dan
dimana (Tempat) terjadinya penyakit itu.
 Perhatian terhadap history sudah ada sejak zaman
Hippocrates, sedangkan usaha yang luas dalam geografi
medis baru mulai pada abad XIX.
 Sekarang geografi medis sudah lebih berkembang menjadi
Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan mengunakan
komputer.
Penyelidikan John Snow:
 Berikut ini terlihat distribusi kematian karena muntaber menurut dari mana
keluarga mendapat penyediaan air minum.
Penyediaan Air Dari Jumlah rumah tangga Jumlah kematian Kematian per
(RT) 10.000 RT
South & Vauxhall 10.046 263 262
Company
Lambeth Company 26.107 98 38
Tempat lain di London 256.423 1422 55
 Informasi terlihat diatas menunjukkan bahwa Air yang lebih bersih dari Lambeth
Company paling sedikit menimbulkan kematian karena muntaber, sedangkan Air
yang lebih kotor dari South & Vauxhall Company paling sedikit menimbulkan
kematian. Di tempat lain di London kuantifikasi penyebab kematian berada
diantara kedua nilai itu.
 Dengan jalan ini yang terkenal adalah Jacob Henle (1805-
1809) dari Jerman. Ia menulis makalah On Miasmata and
Contagia. Henle mengemukakan bahwa ilmu menjadi maju
karena ada pengetahuan yang nyata dan ide yang konseptual.
Untuk itu diperlukan berpikir dan bertindak. Kontribusi Henle
adalah membangun suatu teori atas dasar pendekatan
deduktif dan melalui pemikiran yang logis, bahwa mikro-
organisme yang nantinya akan dapat dilihat di bawah
mikroskop, merupakan peyebab dari penyakit infeksi yang
menular.
 Robert Koch, salah seorang muridnya membuktikan teori
guru nya itu; ia menemukan basil tuberkulosis yang
menyebabkan Koch Pulmonum.
 Langkah keempat dari evolusi epidemiologi ialah adanya pendapat
teoritis bahwa massa penyakit merupakan proses biologis yang dinamis.
Dari bagian-bagian pembicaraan terdahulu dapat disimpulkan bahwa
kejadian penyakit dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam Hospes,
Lingkungan dan Agen yang Infeksius; atau menurut Teori Miasma, agen
itu adalah sesuatu yang tak sehat dan kotor. Pada langkah keempat ini,
pandangan bahwa “penyakit disebabkan oleh agen infeksius yang
khusus” men jadi berobah. Epidemi dari suatu penyakit merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang ada pada hospes dan lingkungan, yang
berbeda-beda untuk masing-masing penyakit. Dalam hal ini ada faktor-
faktor dalam lingkungan yang memungkinkan kehidupan
mikroorganisme menjadi subur, dan yang melemahkan daya tahan
hospes.
 Dengan bertambahnya pengakuan bahwa kesehatan dan penyakit
adalah proses biologis antara manusia dan lingkungannya, maka dapat
diterima bahwa semua penyakit yang menyerang kelompok-kelompok
penduduk mestilah mempunyai hukum yang sama, sehingga penyakit-
penyakit yang lain dari penyakit infeksi, merupakan lapangan dari studi
epidemiologi pula. Dalam hal ini termasuk penyakit non-infeksius,
penyakit kekurangan gizi, dan kelainan metabolisme.
M.A.: Epidemiologi
Dosen: Alibbirwin, SKM, M.Epid
 Epi= pada
 Demos= penduduk
 Logos= ilmu
 Epidemiologi: ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang terjadi pada penduduk
 Ilmu yang mempelajari distribusi dan frekuensi
dari penyakit/masalah kesehatan serta
determinannya pada penduduk
 Kata kunci:
- distribusi
- frekuensi
- determinan
- penduduk/populasi
 Ilmu-ilmu dasar:
- matematika
- fisika
- kimia
- biologi
 Ilmu kedokteran dasar:
- anatomi fisiologi
- patologi
- ilmu penyakit lainnya
 Ilmu-ilmu sosial:
- antropologi
- sosiologi
- psikologi
 Penyakit menular
 Wabah
 Penyakit tidak menular
 Cidera dan kecelakaan
 Lingkungan
 Manajemen pelayanan kesehatan
 Gizi
 Kependudukan
 Informasi kesehatan
 Kesehatan reproduksi
 Bencana
 Olah raga
 Ekonomi?
 Politik?
 Kerusuhan?
 Terorisme?
 Mempelajari riwayat penyakit
 Mencari etiologi penyakit
 Melakukan perencanaan, pemantauan, dan
penilaian terhadap masalah kesehatan
 Surveilans
 Penelitian epid

Anda mungkin juga menyukai