Anda di halaman 1dari 9

di bawah mata kaki; (d) dosanya lebih besar, jika menjulur di bawah mata kaki disertai

kesombongan. Bagaimana pakaian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?

َ ‫ََّ ﱠن‬
Dari Al-Asy’ats bin Sulaim, ia berkata, َ َ
‫ٌنﺈإِ ِ� ل ق ِ ﻟﻰ‬
‫َه‬ ‫إ‬ ‫ف‬ َََ �ُ‫ﻛﻞ‬
ُ ‫ﻻﻧﺎ ﻫﺎﷲ ا‬
َْ ُ ََ َْ َْ َ َ ََََ ‫ﱠ‬ َََ ُ
‫ ​ِﻫﻊ إِةإ ﯾﻒ ر ﻻﻧﻘﺎ‬:‫ ذزس‬، ‫ انْرا ﻣﺈ ّّ ِهﺺ ع أ اِزﻛﺬﻹ » ​إ را نِاﷲ او‬، ‫ِاﷲ ا‬
ِ ِ ِ ُِ
َ َ َِّْْ َََ ُ ْ ْ ََ َ
‫ ِف ُ(​ظ� ر ِب� ت» َءا‬: ‫ﻟﺚ ﻋﺘﻲ ي� َِد س و ف ِﺮا ق َْدﻟﻢ ﺳﺮ‬ ُ
َُ ‫ُت‬
‫ﺻﻦ‬ ِ ‫ُنﻮ�ف‬
َ
َ َ
َُ
ٌَ َ ََّْ َُ ْ َ ‫ْ ُ ُ ﺸ‬ ْ
َ ‫َﻧ‬ ٌ َ َ
، «َ ‫ ​ه َ« ق�​ﻟ ﻒ ِْيﻠﻢ ﻣﺎت؟ ﻟﻢ ذع وأ ﱠإﺳﻖ�ف ةةي و ﺖﻮ دأ‬:‫حَلﻲ‬
ِ ِ
َ َ ْ َّ ‫ََ َﺗ‬
‫َن‬ ْ ْ ُ َ ْ ْ ُْ َ
‫ َأ‬:‫“ﺳﺐ� �اُِﻫﯿﻦ� ِﻋﺄ يﻨﻲِه ل ب ْ س ل� خَ ﯿﻨﻊ ِي‬Saya pernah
ِ
mendengar bibi saya menceritakan dari pamannya yang berkata, “Ketika saya sedang
’Angkat
berjalan di kota Al Madinah, tiba-tiba seorang laki-laki di belakangku berkata, ​
kainmu, karena itu akan lebih ​
bersih.’ Ternyata orang yang berbicara itu adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berkata, “Sesungguhnya yang kukenakan
ini tak lebih hanyalah burdah yang bergaris-garis hitam dan putih”. Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak menjadikan aku sebagai teladan?”
Aku melihat kain sarung beliau, ternyata ujung bawahnya di pertengahan kedua
betisnya.” (Lihat Mukhtashar Syama’il Muhammadiyyah, hlm. 69, Al-Maktabah
Al-Islamiyyah Aman- Yordan. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih).
Semoga bermanfaat.
Referensi​:
Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al- Maram.​ Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh
‘Abdullah bin Shalih Al- Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid kesepuluh.
Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat ​Bulughul Maram Edisi #08
CV. Rumaysho ​Pesantren Darush Sholihin, Dusun Warak, RT. 08, RW. 02, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55872.
Informasi: ​085200171222

Oleh: ​Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.


Kajian Ahad Legi, ​Pimpinan Pesantren Darush Sholihin dan
5 Jumadal Tsaniyyah 1440 H ​Pengasuh Rumaysho.Com
(10 -02-2019)
Kitabul Jaami’ dari Kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-Asqalani Bab Al-Adab
Adab Memakai Sandal dan ​Memakai
ََّ َ َ َُ َ َ ُ َْ َُ ُُ ْ ُ ْ ‫َ َﻧ‬
َْ
Celana ​
‫ ْ لﺪ عﺤﻦﺖ أ اﻣﻞﻞﻊﻮتﺄ ِﻧﺎ‬, ‫ ك‬Hadits #1458 ​�‫ لﺎ‬-‫اذ ﻤﺈ ي‬
ِ
َ ُ َ ّ ُ َ ‫ُ َﻧ ْﻧ‬ َ َْ ُ ْ َ
‫ ِﻻ ع�​ ﻢ ﺖ اﷲ �لِ اﺷﻪِب� ﻟىﺺ ر ِﺧﺂ ْأ دَو‬, - ‫ نﻠﻤﺴﻮ كﺖﻞﻮ ﻫﯿﻠﻊ‬-
َ َ َ َ ََ ُ َ ُ ‫َّ َ َﻧ‬ َ
‫ق‬ ْ ‫َﻻ‬
‫ي� ِ ِم ي ل ِب� أ‬​ : ‫ﻖ‬ ‫ن‬ ​ ,‫ﻻ‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ﺳﺈ‬ ‫ذ‬‫ا‬ ‫ﻠﻮ‬ ‫َن‬ � ‫ْبﻲ َلﻒ ﻊ‬
‫َا‬ ‫ﻠ‬
ِ ‫َﻟ‬ ْ -
ِ
َ ْ َُ
‫َ دَهﺒ ْﻦﯿ َ ﻠ ْ ف‬Darinya
‫ﻮ‬ ‫ﻊ‬ ​ْ (dari ‘Ali ​radhiyallahu ‘anhu​), ia mengatakan bahwa Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam ​bersabda, “​Apabila salah seorang di antara kalian memakai
sandal, maka hendaklah ia mendahulukan kaki kanan. Sedangkan apabila ia hendak
melepaskannya, maka hendaklah ia mendahulukan kaki kiri. Jadikanlah kaki kanan
yang pertama kali memakai sandal, dan yang terakhir melepaskannya​.”
* ​Peringatan: ​Harap buletin ini disimpan di tempat yang layak karena berisi ayat
Al-Quran dan Hadits Nabi g
(HR. Bukhari, no. 5856 dan Muslim, no. 2097) [Hadits ini diriwayatkan oleh Imam
Al-Bukhari dalam Kitab Al-Libas, Bab melepas sandal kiri]
Faedah Hadits
1. Disunnahkan memulai memakai sandal dengan kaki kanan karena memakai
Website: ​Rumaysho.Com | RemajaIslam.Com | Ruwaifi.Com

sandal termasuk memuliakan kaki. Karena kaidahnya, mendahulukan


yang kanan untuk tujuan ​takrim
3. Sebagaimana kata Imam Ash-
(pemuliaan), untuk ​ziinah ​(perhiasan),
dan untuk ​nazhafah (​ tujuan Shan’ani ​rahimahullah​, ada kata ijmak
kebersihan). (sepakat ulama) bahwa adab yang
dimaksud di sini dihukumi

ُ َ َّ
2. Disunnahkan memulai melepas
sandal dengan kaki kiri, ini disunnahkan
dan termasuk adab. Sebagaimana kata
sunnah.​Hadits #1459 ‫ ِﻟﻞﺎ ﻟﻮ‬- ‫ﻟىﺺ‬
Ibnu ‘Abdil Barr, “Barakah dan kebaikan
َ َ ُ ُ َ َ ُْ َ َ َ َ َ ُ
adalah ketika mengikuti adab ‫ ﻻق هﻦﻊﻮ ْ ك د حﺄ ش‬: ‫سﺮ ﻻق‬
Rasulullah ​shallallahu ‘alaihi wa sallam ِ
dan menjalankan perintahnya.”
َ َْ (pembimbingan).

‫ا‬, ‫ ﻟﻤﺴﻮ ﻫﯿﻠﻊ اﷲ َْوأ‬- - ‫ي� ل‬ 3. Kenapa sampai berjalan dengan satu
sandal terlarang? Jawabannya, supaya

‫ةَ د ِ َﺣﺎو‬,ٍ ‫ﻋﻲﺐ�َ اُمْﻪﻞ ِ ْع ُﻦ ْﻲ َﻞﻮ‬


َ ً kaki yang tidak memakai sandal tidak
kena tanah, duri, batu, panas, dan
ِ semacamnya. Ada juga yang
ُ َّ َ ٌ َ َ ‫اْم‬.َ ‫ْلَﻊﻦ ﻦ‬ menyatakan alasan terlarang memakai
- ‫ِﯾ � ​ ِ ﻲ�لﻊ قﻒﺖﻢ‬ ٍ satu sandal saja adalah karena untuk
berbuat adil pada kaki. Ada juga yang
َ ْ َ َْ
ُ َ ‫ًا‬ menyatakan bahwa terlarangnya agar
‫ﻋﻲﺐ� ا مﻊﻞ خ ِﯿﻞ‬ ِ tidak terjadi syuhrah (tampil beda). Ada
juga alasan lainnya karena cara jalan
Darinya (dari ‘Ali ​radhiyallahu ‘anhu​), ia
seperti itu adalah cara jalannya setan.
mengatakan bahwa Rasulullah
Disebutkan dalam hadits,
shallallahu ‘alaihi wa sallam ​bersabda,
“Sesungguhnya setan berjalan dengan
“​Janganlah salah seorang di antara
satu sandal.” (HR. Ath-Thahawi dalam
kalian berjalan dengan satu sandal.
Syarh Musykil
Hendaklah ia memakai kedua-duanya
3​hal hal​2
atau melepas kedua-duanya.​ ”
3​hal hal​2
(​Muttafaqun ‘alaihima)​ [HR. Bukhari, no.
Al-Atsar​, 3:386-387. Lihat ​Silsilah
5855 dan
Al-Ahadits Ash-Shahihah​, no. 384).
Muslim, no. 2097. Imam Al-Bukhari
Al-Atsar​, 3:386-387. Lihat ​Silsilah
menyebutkan hadits ini dalam Kitab
Al-Ahadits Ash-Shahihah​, no. 384).
“Pakaian”, Bab “Dilarang berjalan
dengan satu sandal”] 4. Hadits larangan ini khusus berlaku
untuk berjalan, bukan ketika lagi duduk
Faedah Hadits atau berdiri lantas memakai satu
1. Seorang muslim dilarang berjalan sandal.
dengan satu sandal saja. Solusinya 4. Hadits larangan ini khusus berlaku
adalah memakai kedua-duanya atau untuk berjalan, bukan ketika lagi duduk
melepas kedua-duanya. atau berdiri lantas memakai satu
sandal.
2. Menurut jumhur atau kebanyakan
4. Hadits larangan ini khusus berlaku
ulama, hukum memakai satu sandal
untuk berjalan, bukan ketika lagi duduk
saja adalah makruh tanzih (tidak
atau berdiri lantas memakai satu
sampai haram). Bahkan ada klaim ijmak
sandal.
dari Imam Nawawi ​rahimahullah ​bahwa
4. Hadits larangan ini khusus berlaku
hukumnya makruh karena perihal ini
untuk berjalan, bukan ketika lagi duduk
termasuk masalah adab dan ​irsyad
atau berdiri lantas memakai satu
‫ُ‬
‫‪sandal.‬‬
‫َ َ ُْن َ َّ َ َ‬
‫‪4. Hadits larangan ini khusus berlaku‬‬ ‫ﻻق ‪-‬ام �​ع ﻟﻞﺎ َ ​ ‪Hadits #1460 ​:‬‬
‫‪untuk berjalan, bukan ketika lagi duduk‬‬ ‫ي‬
‫‪atau berdiri lantas memakai satu‬‬ ‫ْ ََ‬ ‫ن َ َ َُ‬
‫‪sandal.‬‬ ‫ِ �​ر‪ -‬رع ْﻧﺐ�ِا نﻊﻮ ﻟﻤﺴﻮ‬
‫‪4. Hadits larangan ini khusus berlaku‬‬ ‫ِ‬
‫‪untuk berjalan, bukan ketika lagi duduk‬‬ ‫َّ َ ُ ُ َ َ َ‬
‫‪atau berdiri lantas memakai satu‬‬ ‫ﻫﯿﻠﻊ اﷲ ﻟىﺺ ‪ِ -‬ﻟﻞﺎ ﻟﻮ سﺮ ﻻق‬
‫‪sandal.‬‬ ‫ُ‬
‫َّ َ ُ ُ ْ َ َ‬
‫ُ‬
‫َ َ ُْن َ َّ َ َ‬ ‫ج َنﻢَ ﻟِﺈ ﻟﻞﺎ ر ظﻦﻲ ل‬ ‫ﺐ َوثَّ رَ ْ‬
‫َُه ْ‬
‫ﻻق ‪-‬ام �​ع ﻟﻞﺎ َ ​ ‪Hadits #1460 ​:‬‬
‫ي‬ ‫ْ َ َ ٌ َ َّ ُ َ َ َ ُ‬
‫ْ ََ‬ ‫ن َ َ َُ‬ ‫‪.ِ - -‬هﻲﻞﻊ قﻒﺖﻢ ‪ -‬ء لﻲ خ‬
‫ِ �​ر‪ -‬رع ْﻧﺐ�ِا نﻊﻮ ﻟﻤﺴﻮ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬ ‫َ َ ُْن َ َّ َ َ‬
‫ﻻق ‪-‬ام �​ع ﻟﻞﺎ َ ​ ‪Hadits #1460 ​:‬‬
‫َّ َ ُ ُ َ َ َ‬ ‫ي‬
‫ﻫﯿﻠﻊ اﷲ ﻟىﺺ ‪ِ -‬ﻟﻞﺎ ﻟﻮ سﺮ ﻻق‬ ‫ن َ َ َُ‬
‫ُ‬ ‫ْ ََ‬
‫َّ َ ُ ُ ْ َ َ‬ ‫ِ �​ر‪ -‬رع ْﻧﺐ�ِا نﻊﻮ ﻟﻤﺴﻮ‬
‫ج َنﻢَ ﻟِﺈ ﻟﻞﺎ ر ظﻦﻲ ل‬ ‫ﺐ َوثَّ رَ ْ‬
‫َُه ْ‬ ‫ِ‬
‫َّ َ ُ ُ َ َ َ‬
‫ْ َ َ ٌ َ َّ ُ َ َ َ ُ‬ ‫ﻫﯿﻠﻊ اﷲ ﻟىﺺ ‪ِ -‬ﻟﻞﺎ ﻟﻮ سﺮ ﻻق‬
‫‪.ِ - -‬هﻲﻞﻊ قﻒﺖﻢ ‪ -‬ء لﻲ خ‬ ‫ُ‬
‫َّ َ ُ ُ ْ َ َ‬
‫ُ‬ ‫ج َنﻢَ ﻟِﺈ ﻟﻞﺎ ر ظﻦﻲ ل‬ ‫ﺐ َوثَّ رَ ْ‬
‫َُه ْ‬
‫َ َ ُْن َ َّ َ َ‬
‫ﻻق ‪-‬ام �​ع ﻟﻞﺎ َ ​ ‪Hadits #1460 ​:‬‬
‫ي‬ ‫ْ َ َ ٌ َ َّ ُ َ َ َ ُ‬
‫ْ ََ‬ ‫ن َ َ َُ‬ ‫‪.ِ - -‬هﻲﻞﻊ قﻒﺖﻢ ‪ -‬ء لﻲ خ‬
‫ِ �​ر‪ -‬رع ْﻧﺐ�ِا نﻊﻮ ﻟﻤﺴﻮ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬ ‫َ َ ُْن َ َّ َ َ‬
‫ﻻق ‪-‬ام �​ع ﻟﻞﺎ َ ​ ‪Hadits #1460 ​:‬‬
‫َّ َ ُ ُ َ َ َ‬ ‫ي‬
‫ﻫﯿﻠﻊ اﷲ ﻟىﺺ ‪ِ -‬ﻟﻞﺎ ﻟﻮ سﺮ ﻻق‬ ‫ن َ َ َُ‬
‫ُ‬ ‫ْ ََ‬
‫َّ َ ُ ُ ْ َ َ‬ ‫ِ �​ر‪ -‬رع ْﻧﺐ�ِا نﻊﻮ ﻟﻤﺴﻮ‬
‫ج َنﻢَ ﻟِﺈ ﻟﻞﺎ ر ظﻦﻲ ل‬ ‫ﺐ َوثَّ رَ ْ‬
‫َُه ْ‬ ‫ِ‬
‫َّ َ ُ ُ َ َ َ‬
‫ْ َ َ ٌ َ َّ ُ َ َ َ ُ‬ ‫ﻫﯿﻠﻊ اﷲ ﻟىﺺ ‪ِ -‬ﻟﻞﺎ ﻟﻮ سﺮ ﻻق‬
‫‪.ِ - -‬هﻲﻞﻊ قﻒﺖﻢ ‪ -‬ء لﻲ خ‬ ‫ُ‬
‫َّ َ ُ ُ ْ َ َ‬
‫ج َنﻢَ ﻟِﺈ ﻟﻞﺎ ر ظﻦﻲ ل‬ ‫ﺐ َوثَّ رَ ْ‬
‫َُه ْ‬
ُ َ َ َ ُ َّ َ ٌ َ َ ْ termasuk dosa besar karena diancam
‫ ء لﻲ خ‬- ‫هﻲﻞﻊ قﻒﺖﻢ‬.ِ - - bahwa Allah tidak akan memandang
pelakunya pada hari kiamat.
1. Hadits ini menunjukkan terlarangnya
Dari Ibnu ‘Umar ​radhiyallahu ‘anhuma​, memakai pakaian menjulur hingga ke
ia berkata bahwa Rasulullah ​shallallahu tanah (disebut isbal) ​dalam rangka
​ ersabda, “​Allah tidak
‘alaihi wa sallam b kesombongan​. Hukumnya haram dan
akan memandang orang yang menyeret termasuk dosa besar karena diancam
pakaiannya karena sombong.​ ” bahwa Allah tidak akan memandang
(​Muttafaqun ‘alaih​) [HR. Bukhari, no. pelakunya pada hari kiamat.
5783 dan Muslim, no. 2085] 1. Hadits ini menunjukkan terlarangnya
Dari Ibnu ‘Umar ​radhiyallahu ‘anhuma​, memakai pakaian menjulur hingga ke
ia berkata bahwa Rasulullah ​shallallahu tanah (disebut isbal) ​dalam rangka
‘alaihi wa sallam b​ ersabda, “​Allah tidak kesombongan​. Hukumnya haram dan
akan memandang orang yang menyeret termasuk dosa besar karena diancam
pakaiannya karena sombong.​ ” bahwa Allah tidak akan memandang
(​Muttafaqun ‘alaih​) [HR. Bukhari, no. pelakunya pada hari kiamat.
5783 dan Muslim, no. 2085] 2. Yang dimaksud pakaian di sini
Dari Ibnu ‘Umar ​radhiyallahu ‘anhuma​, adalah celana, gamis, maupun sarung.
ia berkata bahwa Rasulullah ​shallallahu 2. Yang dimaksud pakaian di sini
‘alaihi wa sallam b ​ ersabda, “​Allah tidak adalah celana, gamis, maupun sarung.
akan memandang orang yang menyeret 2. Yang dimaksud pakaian di sini
pakaiannya karena sombong.​ ” adalah celana, gamis, maupun sarung.
(​Muttafaqun ‘alaih​) [HR. Bukhari, no. 2. Yang dimaksud pakaian di sini
5783 dan Muslim, no. 2085] adalah celana, gamis, maupun sarung.
Dari Ibnu ‘Umar ​radhiyallahu ‘anhuma​,
ia berkata bahwa Rasulullah ​shallallahu 3. Bagaimana jika pakaian menjulur di
‘alaihi wa sallam b ​ ersabda, “​Allah tidak bawah mata kaki namun tidak
akan memandang orang yang menyeret sombong? Untuk masalah ini para
pakaiannya karena sombong.​ ” ulama berbeda pendapat. Ada ulama
(​Muttafaqun ‘alaih​) [HR. Bukhari, no. yang berpendapat haramnya seperti
5783 dan Muslim, no. 2085] yang dianut oleh salah satu pendapat
dalam madzhab Hambali. Sedangkan
Faedah Hadits jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
Faedah Hadits Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
1. Hadits ini menunjukkan terlarangnya selama tidak sombong dihukumi
memakai pakaian menjulur hingga ke makruh tanzih (bukan haram).
tanah (disebut isbal) ​dalam rangka Alasannya karena hadits ini dikaitkan
kesombongan​. Hukumnya haram dan dengan sifat sombong. Juga mereka
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang yang berpendapat haramnya seperti
memakai pakaian menjulur tetapi tidak yang dianut oleh salah satu pendapat
dalam rangka sombong. dalam madzhab Hambali. Sedangkan
3. Bagaimana jika pakaian menjulur di jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
bawah mata kaki namun tidak Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
sombong? Untuk masalah ini para selama tidak sombong dihukumi
ulama berbeda pendapat. Ada ulama makruh tanzih (bukan haram).
yang berpendapat haramnya seperti Alasannya karena hadits ini dikaitkan
yang dianut oleh salah satu pendapat dengan sifat sombong. Juga mereka
dalam madzhab Hambali. Sedangkan beralasan dengan hadits Abu Bakr yang
jumhur ulama (ulama Hanafiyyah, memakai pakaian menjulur tetapi tidak
Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal dalam rangka sombong.
selama tidak sombong dihukumi 3. Bagaimana jika pakaian menjulur di
makruh tanzih (bukan haram). bawah mata kaki namun tidak
Alasannya karena hadits ini dikaitkan sombong? Untuk masalah ini para
dengan sifat sombong. Juga mereka ulama berbeda pendapat. Ada ulama
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang yang berpendapat haramnya seperti
memakai pakaian menjulur tetapi tidak yang dianut oleh salah satu pendapat
dalam rangka sombong. dalam madzhab Hambali. Sedangkan
3. Bagaimana jika pakaian menjulur di jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
bawah mata kaki namun tidak Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
sombong? Untuk masalah ini para selama tidak sombong dihukumi
ulama berbeda pendapat. Ada ulama makruh tanzih (bukan haram).
yang berpendapat haramnya seperti Alasannya karena hadits ini dikaitkan
yang dianut oleh salah satu pendapat dengan sifat sombong. Juga mereka
dalam madzhab Hambali. Sedangkan beralasan dengan hadits Abu Bakr yang
jumhur ulama (ulama Hanafiyyah, memakai pakaian menjulur tetapi tidak
Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal dalam rangka sombong.
selama tidak sombong dihukumi 3. Bagaimana jika pakaian menjulur di
makruh tanzih (bukan haram). bawah mata kaki namun tidak
Alasannya karena hadits ini dikaitkan sombong? Untuk masalah ini para
dengan sifat sombong. Juga mereka ulama berbeda pendapat. Ada ulama
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang yang berpendapat haramnya seperti
memakai pakaian menjulur tetapi tidak yang dianut oleh salah satu pendapat
dalam rangka sombong. dalam madzhab Hambali. Sedangkan
3. Bagaimana jika pakaian menjulur di jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
bawah mata kaki namun tidak Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
sombong? Untuk masalah ini para selama tidak sombong dihukumi
ulama berbeda pendapat. Ada ulama makruh tanzih (bukan haram).
Alasannya karena hadits ini dikaitkan sombong? Untuk masalah ini para
dengan sifat sombong. Juga mereka ulama berbeda pendapat. Ada ulama
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang yang berpendapat haramnya seperti
memakai pakaian menjulur tetapi tidak yang dianut oleh salah satu pendapat
dalam rangka sombong. dalam madzhab Hambali. Sedangkan
3. Bagaimana jika pakaian menjulur di jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
bawah mata kaki namun tidak Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
sombong? Untuk masalah ini para selama tidak sombong dihukumi
ulama berbeda pendapat. Ada ulama makruh tanzih (bukan haram).
yang berpendapat haramnya seperti Alasannya karena hadits ini dikaitkan
yang dianut oleh salah satu pendapat dengan sifat sombong. Juga mereka
dalam madzhab Hambali. Sedangkan beralasan dengan hadits Abu Bakr yang
jumhur ulama (ulama Hanafiyyah, memakai pakaian menjulur tetapi tidak
Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal dalam rangka sombong.
selama tidak sombong dihukumi 3. Bagaimana jika pakaian menjulur di
makruh tanzih (bukan haram). bawah mata kaki namun tidak
Alasannya karena hadits ini dikaitkan sombong? Untuk masalah ini para
dengan sifat sombong. Juga mereka ulama berbeda pendapat. Ada ulama
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang yang berpendapat haramnya seperti
memakai pakaian menjulur tetapi tidak yang dianut oleh salah satu pendapat
dalam rangka sombong. dalam madzhab Hambali. Sedangkan
3. Bagaimana jika pakaian menjulur di jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
bawah mata kaki namun tidak Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
sombong? Untuk masalah ini para selama tidak sombong dihukumi
ulama berbeda pendapat. Ada ulama makruh tanzih (bukan haram).
yang berpendapat haramnya seperti Alasannya karena hadits ini dikaitkan
yang dianut oleh salah satu pendapat dengan sifat sombong. Juga mereka
dalam madzhab Hambali. Sedangkan beralasan dengan hadits Abu Bakr yang
jumhur ulama (ulama Hanafiyyah, memakai pakaian menjulur tetapi tidak
Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal dalam rangka sombong.
selama tidak sombong dihukumi 3. Bagaimana jika pakaian menjulur di
makruh tanzih (bukan haram). bawah mata kaki namun tidak
Alasannya karena hadits ini dikaitkan sombong? Untuk masalah ini para
dengan sifat sombong. Juga mereka ulama berbeda pendapat. Ada ulama
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang yang berpendapat haramnya seperti
memakai pakaian menjulur tetapi tidak yang dianut oleh salah satu pendapat
dalam rangka sombong. dalam madzhab Hambali. Sedangkan
3. Bagaimana jika pakaian menjulur di jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
bawah mata kaki namun tidak Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
selama tidak sombong dihukumi
4. Dilarangnya berpakaian isbal bagi
makruh tanzih (bukan haram).
laki-laki punya beberapa maksud: (a)
Alasannya karena hadits ini dikaitkan
untuk menghindari kesombongan, (b)
dengan sifat sombong. Juga mereka
agar tidak menyerupai pakaian
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang
perempuan yang menjulur di bawah
memakai pakaian menjulur tetapi tidak
mata kaki, (c) isbal termasuk berlebihan
dalam rangka sombong.
dalam berpakaian, (d) berpakaian isbal
3. Bagaimana jika pakaian menjulur di
akan sulit terhindar dari najis.
bawah mata kaki namun tidak
4. Dilarangnya berpakaian isbal bagi
sombong? Untuk masalah ini para
laki-laki punya beberapa maksud: (a)
ulama berbeda pendapat. Ada ulama
untuk menghindari kesombongan, (b)
yang berpendapat haramnya seperti
agar tidak menyerupai pakaian
yang dianut oleh salah satu pendapat
perempuan yang menjulur di bawah
dalam madzhab Hambali. Sedangkan
mata kaki, (c) isbal termasuk berlebihan
jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
dalam berpakaian, (d) berpakaian isbal
Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
akan sulit terhindar dari najis.
selama tidak sombong dihukumi
4. Dilarangnya berpakaian isbal bagi
makruh tanzih (bukan haram).
laki-laki punya beberapa maksud: (a)
Alasannya karena hadits ini dikaitkan
untuk menghindari kesombongan, (b)
dengan sifat sombong. Juga mereka
agar tidak menyerupai pakaian
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang
perempuan yang menjulur di bawah
memakai pakaian menjulur tetapi tidak
mata kaki, (c) isbal termasuk berlebihan
dalam rangka sombong.
dalam berpakaian, (d) berpakaian isbal
3. Bagaimana jika pakaian menjulur di
akan sulit terhindar dari najis.
bawah mata kaki namun tidak
4. Dilarangnya berpakaian isbal bagi
sombong? Untuk masalah ini para
laki-laki punya beberapa maksud: (a)
ulama berbeda pendapat. Ada ulama
untuk menghindari kesombongan, (b)
yang berpendapat haramnya seperti
agar tidak menyerupai pakaian
yang dianut oleh salah satu pendapat
perempuan yang menjulur di bawah
dalam madzhab Hambali. Sedangkan
mata kaki, (c) isbal termasuk berlebihan
jumhur ulama (ulama Hanafiyyah,
dalam berpakaian, (d) berpakaian isbal
Syafi’iyyah, Hambali) bahwa isbal
akan sulit terhindar dari najis.
selama tidak sombong dihukumi
4. Dilarangnya berpakaian isbal bagi
makruh tanzih (bukan haram).
laki-laki punya beberapa maksud: (a)
Alasannya karena hadits ini dikaitkan
untuk menghindari kesombongan, (b)
dengan sifat sombong. Juga mereka
agar tidak menyerupai pakaian
beralasan dengan hadits Abu Bakr yang
perempuan yang menjulur di bawah
memakai pakaian menjulur tetapi tidak
mata kaki, (c) isbal termasuk berlebihan
dalam rangka sombong.
dalam berpakaian, (d) berpakaian isbal
akan sulit terhindar dari najis.
4. Dilarangnya berpakaian isbal bagi
laki-laki punya beberapa maksud: (a)
untuk menghindari kesombongan, (b)
agar tidak menyerupai pakaian
perempuan yang menjulur di bawah
mata kaki, (c) isbal termasuk berlebihan
dalam berpakaian, (d) berpakaian isbal
akan sulit terhindar dari najis.

5. Hukum panjangnya pakaian laki-laki:


(a) sunnah, jika sampai setengah betis;
(b) rukhsah atau keringanan, jika di atas
mata kaki dan di bawah setengah betis;
(c) termasuk dosa besar, jika menjulur
5. Hukum panjangnya pakaian laki-laki:
(a) sunnah, jika sampai setengah betis;
(b) rukhsah atau keringanan, jika di atas
mata kaki dan di bawah setengah betis;
(c) termasuk dosa besar, jika menjulur
5. Hukum panjangnya pakaian laki-laki:
(a) sunnah, jika sampai setengah betis;
(b) rukhsah atau keringanan, jika di atas
mata kaki dan di bawah setengah betis;
(c) termasuk dosa besar, jika menjulur

Anda mungkin juga menyukai