Anda di halaman 1dari 25

Nama : wilda rezalina

Nim : PO71250210056
Mata kuliah : Mikrobiologi
tugas : Resume bab 1 - 3

Bab 1
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai organisme
yang berukuran mikroskopis. Sedemikan kecilnya sehingga keberadaan
mereka hanya dapat dilihat dengan alat yang disebut mikroskop. Dunia
mikro organisme terdiri dari lima (5) kelompok organisme, yaitu: bakteri,
protozoa, virus, algae serta cendawan (jamur) mikroskopik. Dengan
demikian lingkup mikrobiologi meliputi Bakteriologi, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang bakteri, Virologi yaitu Ilmu yang mempelajari
tentang virus, Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur dan
algae dan Parasitologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang Parasit.

Agar memudahkan Anda mempelajari bab ini, maka materi yang akan
dibahas terbagi
menjadi 4 topik, yaitu:
1. Pengantar Mikrobiologi, yang membahas tentang pengertian,
sejarah penemuan bakteri hingga perkembangan teori dasar
mikrobiologi
2. Bakteriologi Dasar yang membahas tentang klasifikasi, taksonomi
dan nomenklatur bakteri, morfologi dan struktur bakteri, fisiologi dan
metabolisme bakteri dan mengenai macam-macam media
pertumbuhan bakteri
3. Patogenesis Penyakit infeksi yang terutama membahas tentang
aspek umum penyakit infeksi dan peran bakteri dalam menyebabkan
penyakit pada manusia.
4. Flora Normal Rongga mulut, Ekosistem mulut dan Plak Dental
yang membahas tentang jenis dan perkembangan flora normal rongga
mulut, lingkungan mulut dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri di rongga mulut dan membahas juga tentang
komposisi bakteri pada plak dental, dan bagaimana pembentukan plak
dan kalkulus di rongga mulut.
Topik 1
Pengantar Mikrobiologi

Mikrobiologi berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu


mikrosartinya kecil, bios artinya hidup, dan logos artinya ilmu.
Mikrobiologimerupakan suatu ilmu tentang organisme hidup yang
berukuran mikroskopis. adalah bidang keilmuan yang menelaah
mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia
mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme yaitu : bakteri,
protozoa, virus, algae dan cendawan mikroskopis

A. SEJARAH MIKROBIOLOGI

Sejarah awal kehidupan dimulai pada tahun 1674 ketika Antoni van
Leeuwenhoek (1632-1723) menemukan adanya kehidupan di dalam
setetes air danau yang diamati menggunakan lensa gelas. Benda-benda
yang disebut “animalcules” terlihat dalam berbagi bentuk, ukuran dan
warna. Dialah yang pertama tama melaporkan pengamatannya dengan
keterangan dan gambar-gambar yang teliti. Pengamatan dilakukan dengan
mikroskop dan lensa yang dibuatnya dengan pembesaran tertinggi hanya
200 sampai 300 kali.

Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea) vs Biogenesis


Ditemukannya dunia organisme yang tidak nampak membangunkan
minat terhadap
perdebatan hebat pada masa itu mengenai asal mula kehidupan. Dari
manakah datangnya
jasad-jasad renik ini?
Sebelum penemuan, berlaku teori “generatio spontanea atau
abiogenesis” (abio =
tidak hidup; genesis = asal). Teori ini mengatakan bahwa makhluk
hidup dapat terbentuk
secara spontan dari benda-benda mati atau bahan organik yang sudah
mengalami
pembusukan. Pencetus awal adalah bangsa Yunani Kuno yang meyakini
bahwa daging yang
membusuk menghasilkan belatung dan bahwa katak dan lalat muncul
begitu saja dari
lumpur pada keadaan iklim tertentu.
Teori generasi spontan kemudian banyak ditentang oleh beberapa
ilmuwan lainnya diantaranya Fransisco Redi (1626-1697). Fransisco
Redi membuat percobaan dengan menutup daging dengan kasa halus
untuk mencegah hinggapnya lalat yang dapat bertelur diatasnya. Setelah
didiamkan dalam waktu tertentu, ternyata pada daging yang tidak ditutupi
banyak tumbuh ulat yang berasal dari telur lalat, sedang pada daging yang
ditutupi tidak tampak adanya ulat.

Lazzaro Spalanzani (1729-1799), melakukan percobaan dengan


membuat suatu suspensi bahan organik (kaldu daging) di dalam tabung
gelas, lalu didihkan selama satu jam dan ditutupnya rapat-rapat. Ternyata
cairan tersebut tidak rusak dan tidak mengandung sel - sel hidup. Sel
hanya hidup jika tabung gelas dibuka, sehingga cairan mengalami kontak
dengan udara yang merupakan sumber kontaminasi mikroorganisme.
Hasil percobaan peneliti tersebut jelas bertentangan dengan teori
“generatio spontanea”.

Mikrobiologi Keperawatan Gigi

Sekitar tahun 1870 Robert Koch (1842-1910) seorang dokter di Jerman


juga meneliti tentang antraks. Dialah yang mengisolasi bakteri khas
berbentuk batang dengan ujung ujungnya yang agak persegi ( basilus )
dari darah biri-biri yang mati karena penyakit antraks. Bakteri tersebut
selanjutnya dinamai Bacillus anthracis. Koch menumbuhkan bakteri
tersebut pada media bernutrisi dan menyuntikkan bakteri tersebut pada
sapi yang sehat. Sapi ini kemudian menjadi sakit dan mati. Koch
mengisolasi bakteri darah sapi dan membandingkannya dengan kultur
bakteri yang lebih dahulu diisolasi dan kedua kultur berisi bakteri yang
sama. Penemuan Koch ini membuktikan bahwa bakter adalah penyebab
penyakit. Berdasarkan penemuannya, Koch adalah orang pertama yang
menemukan konsep hubungan antara penyakit menular dan
mikroorganisme yang dikenal dengan Postulat Koch yang kini menjadi
standar emas penentuan penyakit menular. Postulat Koch meliputi:
A.Kuman harus selalu dapat ditemukan di dalam tubuh binatang yang
sakit, tetapi tidak dalam binatang yang sehat ;
B.Kuman tersebut harus dapat diasingkan dan dibiakkan dalam bentuk
biakkan murni di luar tubuh binatang tersebut
C.Biakkan murni kuman tersebut harus mampu menimbulkan penyakit
yang sama pada binatang percobaan. Kuman tersebut dapat diasingkan
kembali dari binatang percobaan tadi.
Menyusul penemuan ini, pada tahun 1900-an, berbagai jenis kuman
penyebab penyakit penting telah dapat diketahui seperti Bacillus antracis,
Corynebacterium diptheriae, Salmonella thyposa, Neisseria gonorrhoeae,
Clostridium perfringens, Clostridium tetani, Sigela dysentriae,
Treponema pallidum, dan lai-lain. Penemuan tentang beberapa prosedur
laboratoium mempunyai dampak luar biasa terhadap perkembangan
mikrobiologi. Prosedur laboratorium tersebut antara lain prosedur
untuk mewarnai bakteri agar mudah diamati dan teknik untuk
membiakkan mikroba di laboratorium. Salah satu teknik untuk
membiakkan adalah dengan penggunaan media. Media adalah suatu
subtrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat dan
tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Pada awalnya digunakan
gelatin, tetapi akhirnya dianggap tidak memadai karena pada suhu ruang
gelatin akan menjadi cair. Kentang dan wortel juga ditinggalkan karena
kandungannya kurang nutrien untuk mikroba. Masalah ini teratasi dengan
adanya ekstrak ganggang laut yang dinamai agar–agar (agar) yang dapat
dilarutkan dalam larutan nutrien dan bila menjadi gel akan tetap
berbentuk padat.

Topik 2
Bakteriologi Dasar

Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat


dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat
bantuuntuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain.
Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai
kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan
atau pengklasifikasian. Menyusun sistematik dalam duniamikroorganisme
bukanlah pekerjaan yang mudah kesulitan pertama yang kita hadapi ialah
menentukan apakah mikroba itu golongan hewan atau golongantumbuhan.
Setelah Leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme, sarjana
Zoologi seperti Muller (1773) dan Erlenberg (1838) menggolongkan
bakteri pada protozoa. Baru pada tahun (1873), Cohn sarjana botani
bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri yang menyebabkan ia lebih
condong menggolongkan bakteri (salah satu mikroorganisme)
pada tumbuhan. Klasifikasi bakteri secara agak lengkap pada tahun 1875,
dan sejak itu diadakan penyempurnaan secara berangsur-angsur sampai
sekarang
A. TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI BAKTERI

Taksonomi berasal dari kata “taksis” artinya aturan atau penjabaran dan
kata “nomos” artinya aturan atau hukum. Taksonomi adalah ilmu
mengenai klasifikasi atau penataan sistematis organisme kedalam
kelompok atau kategori yang disebut taksa (tunggal = takson).
Klasifikasi berarti penyusunan organisme kedalam grup taksonomi (taksa)
dengan berdasarkan kemiripan atau hubungannya. Tata nama adalah
penamaan suatu organisme melalui aturan internasional menurut ciri
khasnya. Secara keseluruhan, yakni tentang pengklasifikasian, penamaan
dan pengidentifikasian mikroorganisme, disebut sebagai sistematika
mikroba. Untuk klasifikasi dan determinasi bakteri dipakai

1. Klasifikasi Bakteri
Bakteri umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak
mempunyai klorofil berkembangbiak dengan pembelahan sel atau biner.
Karena tidak mempunyai klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang
saprofitik ataupun sebagai jasad yang parasitik. Tempat hidupnya tersebar
di mana-mana, yaitu di udara, di dalam tanah, didalam air, pada
bahan-bahan, pada tanaman ataupun pada tubuh manusia atau hewan.

3. Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik


Sel organisme terdiri atas dua golongan utama, yaitu sel prokariotik dan
sel eukariotik. Kedua tipe sel secara kimiawi adalah serupa, yakni
sama-sama memiliki asam nukleat, protein, lipid, dan karbohidrat. Kedua
tipe sel tersebut juga menggunakan reaksi kimia yang sama untuk
memetabolisme makanan, membentuk protein, dan menyimpan energi.
Perbedaan sel prokariotik dari sel eukariotik adalah struktur dinding sel,
membran sel, serta tidak adanya organel, yaitu struktur seluler yang
terspesialisasi yang memiliki fungsi-fungsi spesifik.
a. Sel Prokariotik
Sel prokariotik secara struktural lebih sederhana dan hanya ditemukan
pada organisme bersel satu dan berkoloni, yaitu bakteri dan archaea.
Dapat dikatakan sel prokariotik sebagai suatu molekul yang dikelilingi
oleh membran dan dinding sel karena tidak mempunyai
organel sel, tetapi mempunyai sistem membran dalam dinding selnya.

2. Nomenklatur Bakteri
Seperti halnya tanaman, bakteri juga menggunakan 2 nama yaitu nama
binomial (binomial name), yang diajukan oleh Linnaeus pada tahun 1753
untuk penamaan tanaman. Kaidah penulisan nama bakteri pada tingkat
spesies ditulis dengan cara nama genus mendahului nama spesiesnya.
Huruf awal nama Genus ditulis dengan huruf besar dan nama
spesies ditulis dengan huruf kecil. Keseluruhan nama ditulis dengan
dicetak miring. Contohnya : Staphylococcus aureus.
b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik mengandung organel seperti nukleus, mitokondria,
kloroplas, retikulum endoplasma (RE), badan golgi, lisosom, vakuola,
peroksisom, dan lain-lain. Organel dan komponen lain berada pada
sitosol, yang bersama dengan nukleus disebut protoplasma.

B. MORFOLOGI DAN STRUKTUR BAKTERI

1. Morfologi Bakteri
Arti kata morfologi adalah pengetahuan tentang bentuk (morphos).
Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk
organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup
bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu
morfologi makroskopik (morfologi koloni) dan morfologi mikroskopik
(morfologi seluler).
a. Morfologi makroskopis
Morfologi makroskopis yaitu bentuk bakteri dengan mengamati
karakteristik koloninya pada lempeng agar. Karakteristik koloni
dibedakan atas dasar bentuk koloni, ukuran koloni, pinggiran (margin
koloni), peninggian (elevasi), warna koloni, permukaankoloni,konsistensi
dan pigmen yang dihasilkan koloni. Populasi bakteri tumbuh sangat cepat
ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan dengan gizi dan kondisi
lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui
pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan
yang khas.

Bentuk, Pinggiran dan Peninggian (Elevasi) koloni bakteri


Bentuk koloni bakteri ada yang sirkuler (bulat bertepi) ireguler (tidak
beraturan, bertepi) dan yang rhizoid (berbentuk seperti akar dan
pertumbuhannya menyebar. Sedangkan dilihat dari tepi atau pinggirannya,
koloni bakteri ada yang memiliki tepi yang rata (entire), tepi yang
berlekuk (lobate). Tepi yang bergelombang (undulate), tepi yang
bergerigi (serrate) dan tepi yang menyerupai benang (filamentous). Jika
dilihat dari elevasi atau ketinggian pertumbuhan koloni bakteri, maka
bentuk koloni dapat dibedakan menjadi :
Koloni flat, jika ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium,
raised : ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh permukaan,
convex, peninggian koloni berbentuk cembung seperti tetesan air dan
umbonate jika peninggian koloni berbentuk cembung dibagian tengah
lebih menonjol.
b. Morfologi Mikroskopis
Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui
pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi
2. Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur
tambahan. Struktur dasar dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri,
meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan
granula penyimpanan. Sedangkan struktur tambahan
hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Struktur ini meliputi : kapsul,
flagellum, pili, fimbria, kromosom, vakuola gas dan endospore. Untuk
dapat memahami struktur bakteri,
a. Struktur dasar
Dinding sel Kebanyakan bakteri mempunyai dinding sel. Dinding sel
tersebut terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran tertentu pada sel bakteri.
Dinding sel bersifat elastik dan terletak diantara kapsula dan membran
sitoplasma. Susunan kimia dinding sel sangat kompleks dan dapat terdiri
dari beberapa macam bentuk seperti selulosa, hemiselulose, khitin
(karbohidrat, protein, lemak yang mengandung unsur N) tergantung dari
spesies bakteri. Dinding sel ditemukan pada semua bakteri hidup bebas
kecuali pada Mycoplasma.
B. MORFOLOGI DAN STRUKTUR BAKTERI
1. Morfologi Bakteri
Arti kata morfologi adalah pengetahuan tentang bentuk (morphos).
Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk
organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup
bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu
morfologi makroskopik (morfologi koloni) dan morfologi mikroskopik
(morfologi seluler).
a. Morfologi makroskopis
Morfologi makroskopis yaitu bentuk bakteri dengan mengamati
karakteristik koloninya pada lempeng agar. Karakteristik koloni
dibedakan atas dasar bentuk koloni, ukuran koloni, pinggiran (margin
koloni), peninggian (elevasi), warna koloni, permukaankoloni,konsistensi
dan pigmen yang dihasilkan koloni. Populasi bakteri tumbuh sangat cepat
ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan dengan gizi dan kondisi
lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui
pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan
yang khas.
Bentuk, Pinggiran dan Peninggian (Elevasi) koloni bakteri
Bentuk koloni bakteri ada yang sirkuler (bulat bertepi) ireguler (tidak
beraturan, bertepi) dan yang rhizoid (berbentuk seperti akar dan
pertumbuhannya menyebar. Sedangkan dilihat dari tepi atau pinggirannya,
koloni bakteri ada yang memiliki tepi yang rata (entire), tepi yang
berlekuk (lobate). Tepi yang bergelombang (undulate), tepi yang
bergerigi (serrate) dan tepi yang menyerupai benang (filamentous). Jika
dilihat dari elevasi atau ketinggian pertumbuhan koloni bakteri, maka
bentuk koloni dapat dibedakan menjadi : Koloni flat, jika ketinggian tidak
terukur, nyaris rata dengan medium, raised : ketinggian nyata terlihat,
namun rata pada seluruh permukaan, convex, peninggian koloni
berbentuk cembung seperti tetesan air dan umbonate jika peninggian
koloni berbentuk cembung dibagian tengah lebih menonjo
Fungsi dinding sel adalah : Memberi perlindungan terhadap
protoplasma Berperan penting dalam perkembangbiakan sel Mengatur
pertukaran zat dari luar sel dan oleh karena itu dinding sel mempengaruhi
kegiatan metabolisme dan melindungi protoplasma dari pengaruh zat-zat
racun Sebagai pertahanan bakteri agar dapat bertahan hidup dalam
lingkungannya Mempertahankan tekanan osmotik bakteri. Tekanan
osmotik di dalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfir.
Sitoplasma
Merupakan isi sel yang berupa cairan, disebut juga dengan protoplasma.
Protoplasma merupakan koloid yang mengandung karbohidrat, protein,
enzim-enzim, belerang, kalsium karbonat dan volutin.
Komponen-komponen sitoplasma terdiri dari :
1) Inti Adanya inti pada bakteri dapat dilihat dengan mikroskop electron,
ini merupakan daerah yang tidak tembus cahaya elektron dan di dalamnya
terkandung asam deoksiribonukleat (ADN). Inti bakteri tidak memiliki
membrane sehingga termasuk dalam organisme prokariotik
2) Ribosom
Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma. Kumpulan polyribosom
merupakan rantai ribosom yang menempel pada m RNA. Jumlah ribosom
bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbuhan, sel tumbuh cepat dalam
medium yang sesuai, mengandung lebih banyak ribosom dibandingkan
dengan sel tumbuh lambat dalam medium yang kurang memadai.
Ribosom bakteri terletak menyebar di sitoplasma. Hal ini terjadi karena
bakteri tidak mempunyai membrane inti. Organel ini berfungsi sebagai
tempat sintesis protein.
3) Granula Sitoplasma / granula penyimpan makanan
Granula berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan. Sama
seperti ribosom, granula penyimpanan makanan tersebar pada sitoplasma.
Granula penyimpanan ini berfungsi untuk menyimpan makanan pada
beberapa bakteri. Di dalam sitoplasma sel prokariot, terdapat
granula-granula yang mengandung berbagai substansi, seperti glikogen,
metafosfat an organik, asam polihidroksibutirat, belerang atau senyawa
yang mengandung nitrogen, yang biasanya digunakan sebagai cadangan
nutrisi bagi sel, substansi cadangan tersebut di kenal dengan
badaninklusi. Jenis inklusi tertentu terdapat di dalam satu spesies bakteri,
sedangkan pada spesies lain tidak memilikinya. Oleh karena itu, jenis
inklusi sering kali digunakan untuk mengidentifikasi spesies bakteri.
4) Plasmid
Kebanyakan bakteri memiliki plasmid. Plasmid dapat dengan mudah
didapat oleh bakteri. Namun, bakteri juga mudah untuk
menghilangkannya. Plasmid dapat diberikan kepada bakteri lainnya
dalam bentuk transfer gen horizontal.
b. Struktur Tambahan
Struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Yang
termasuk kedalam struktur tambahan adalah kapsul, flagelum, pilus/pili,
klorosom, vakuola gas dan endospora.
3. Penggolongan Bakteri Berdasarkan Struktur Dinding Sel
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan
yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi
bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai
larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium,
larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa
zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
Pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri yang terwarnai
dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram
Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan
mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak
berwarna ungu tua di bawah mikroskop.
B. FISIOLOGI DAN METABOLISME BAKTERI

1. Pertumbuhan
Bakteri, seperti halnya semua mahluk hidup, membutuhkan makanan
untuk dapat bermetabolisme dan untuk dapat melakukan pembelahan sel,
dan tumbuh secara optimal dilingkungan yang menyediakan
kebutuhan-kebutuhannya. Secara kimiawi, bakteri terbentuk oleh
unsur-unsur polisakarida, protein, lipid, asam nukleat dan peptidoglikan,
yang keseluruhannya harus dibentuk untuk mencapai pertumbuhan yang
baik
2 Reproduksi
Bakteri melakukan reproduksi melalui suatu proses yang disebut
pembelahan biner, dimana sel induk membelah menjadi dua sel dan
seterusnya. Hal ini menyebabkan laju pertumbuhan bakteri mengikuti
pertumbuhan logaritme, yaitu satu bakteri akan menghasilkan 16 bakteri
dalam 4 generasi. Rata-rata waktu pembelahan bakteri bisa sangat
bervariasi (misalnya: 20 menit untuk Eschericia coli, 24 jam untuk
Mycobacterium
. 3. Siklus Pertumbuhan Bakteri
Siklus pertumbuhan bakteri mengalami 4 fase yaitu :
a. Fase Lag: dapat berlangsung selama 5 menit sampai beberapa jam
karena bakteri tidak akan segera membelah diri tetapi mengalami periode
adaptasi, dengan sejumlah aktivitas metabolic
b. Fase Log (Logaritme, eksponensial): pada saat ini terjadi pembelahan
sel yang amat cepat, yang ditentukan oleh kondisi lingkungan.
c. Fase Stasioner : fase ini dialami ketika jumlah nutrisi menurun dengan
cepat atau terbentuknya produk-produk racun yang dapat menyebabkan
pertumbuhan melambat hingga jumlah sel baru yang dihasilkan seimbang
dengan jumlah sel yang mati. Pada saat ini bakteri mencapai kepadatan
sel maksimal.
d. Fase Penurunan atau Fase kematian : yang ditandai dengan
menurunnya jumlah bakteri hidup.
4. Regulasi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh nutrisi di lingkungannya.
Meskipun demikian, kondisi-kondisi intrasel dan ekstraselnya dapat
memodifikasi laju pertumbuhannya. Faktor-faktor intraseluler meliputi :
C. MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri


atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya.
Media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme, identifikasi dan
membuat kultur murni. Komposisi media pertumbuhan dapat
dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi mikroorganisme
tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media.
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacam macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba.

Penggolongan bakteri dapat didasarkan pada sifat patogenitas,


genetika, ekspresi fenotipe, bentuk sel, sifat pewarnaan, sifat
pertumbuhan dan metabolisme. Bakteri diberi nama secara binomial,
nama genus mendahului nama spesies, nama genus ditulis dengan huruf
besar, nama spesies ditulis dengan huruf kecil dan dicetak miring.
Contoh penamaan bakteri : Staphylococcus aureus.
Sel organisme terdiri dari 2 golongan utama, yaitu prokaryota dan
eukaryote. Bakteri termasuk sel prokaryota. Mempelajari bentuk bakteri
dapat secara makroskopis, yaitu melihat bentuk koloni dan secara
mikroskopis, yaitu bentuk bakteri dibawah mikroskop.
Struktur bakteri meliputi struktur dasar (dinding sel, membrane plasma
dan sitoplasma) dan struktur tambahan (kapsul, flagella, pili, vakuola gas
dan endospore). Struktur tambahan dimiliki oleh spesies-spesies tertentu.
Pewarnaan Gram adalah cara utama identifikasi bakteri berdasarkan
perbedaan pada struktur dinding selnya. Pada pewarnaan ini bakteri
dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu bakteri Gram (+) dan bakteri Gram
(-). Untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan nutrisi berupa bahan
anorganik dan bahan organic. Reproduksi bakteri melalui pembelahan
biner. Siklus pertumbuhannya mengalami 4 fase, yaitu : fase Lag, fase
Log, fase stasioner dan fase kematian. Faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu : suhu, pH dan potensial
reduksi oksidasi ( pertumbuhan aerob dan anaerob). Berdasarkan
bentuknya, media perbenihan bakteri dibagi menjadi : media padat,
semi cair dan cair. Berdasarkan komposisinya : medium alami, medium
semi sintesis dan medium sintesis. Berdasarkan fungsinya, media
pertumbuhan bakteri dapat dibagi menjadi : medium basal, medium
diferensial, medium selektif, medium diperkaya, medium
pengkayaan, medium uji dan medium umum, medium khusus, medium
penghitungan jumlah mikroba dan medium penguji.

Topik 3
Patogenesis Penyakit Infeksi

A. ASPEK UMUM PENYAKIT INFEKSI


Bergantung pada tingkat insidensi dan prevalensi suatu penyakit infeksi
di masyarakat, suatu penyakit dapat bersifat endemik, epidemik dan
pandemik.

Penyakit infeksi endemic secara menetap terjadi dengan kadar rendah


disuatu populasi yang spesifik (misalnya penyakit endemic malaria di
Papua).

Penyakit infeksi dinamakan epidemic jika penyakit tersebut terjadi lebih


sering dibandingkan dengan kondisi biasa (misalnya epidemic influenza
pada musim dingin)

Penyakit infeksi dinamakan pandemic jika menyebar secara luas hampir


diseluruh dunia (misalnya infeksi HIV).

1. Riwayat Penyakit Infeksi


Infeksi akut pada umumnya berkembang dengan melalui empat tahapan :
1) Periode inkubasi : waktu antara masuknya mikroorganisme atau
toksinnya sampai timbulnya symptom/gejala ( hal ini dapat berlangsung
dari beberapa jam sampai beberapa minggu)
2) Periode prodromal : pada periode ini individu mengalami
symptom-simptom yang non-spesifik seperti demam, malaise dan
hilangnya nafsu makan
3) Periode sakit spesifik akut : gejala dan tanda penyakit yang
karakteristik / khas terlihat nyata pada periode ini
4) Periode penyembuhan: sakit berangsur-angsur hilang dan pasien
kembali sehat pada fase akhir tahap ini.

B. PATOGENESIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN BAKTERI


1. Faktor-faktor Penentu Patogenitas Bakteri
Patogenesis bakteri adalah pembahasan yang cukup luas. Berikut akan
dibahas bagaimana cara bakteri bisa menyebabkan seseorang sakit.
Tahapan bakteri menyebabkan sakit adalah melalui transmisi
(penularan/pemindahan bakteri), perlekatan pada permukaan
sel inang, menyerang (invasive) dan toksigenitas (melepaskan toksin /
racun).
a. Transmisi atau Penularan
Kebanyakan penyakit infeksi adalah akibat bakteri pindah dari sumber
luar, sehingga disebut bersumber dari eksogen. Penyakit lain disebabkan
oleh flora normal dari tubuh inangnya sendiri yang bertindak selaku
bakteri oportunistik, sehingga disebut bersumber endogen. Penularan
dapat terjadi secara :

Inhalasi : melalui jalur udara

Ingesti : melalui jalur penelanan makanan dan minuman yang


terkontaminasi

Inokulasi : melalui kontak seksual, jarum suntik terkontaminasi, kontak


kulit, transfusi darah atau gigitan serangga.
Ada 4 pintu masuknya mikroorganisme, yaitu : kulit, saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan saluran genitourinaria.

b. Perlekatan pada permukaan sel/jaringan inang


Ini adalah tahap awal infeksi. Beberapa bakteri dan fungi mempunyai
struktur khusus atau menghasilkan bahan khusus yang memfasilitasi
perlekatan pada permukaan sel inang (termasuk pada protesa gigi, katup
jantung buatan dan lain-lain), dengan demikian menambah kemampuan
mereka untuk berkolonisasi dan menyebabkan penyakit.
Mekanisme perlekatan ini adalah hal penting bagi mikroorganisma untuk
melekat pada membrane mukosa (misalnya rambut yang menyerupai pili
pada Neisseria gonorrhoeae dan Eschericia coli menjadi alat lekat bagi
kedua bakteri itu pada sel-sel epitel saluran kencing; polisakarida
ekstraseluler yang dihasilkan oleh Streptococcus mutans membantunya
menempel pada permukaan email gigi).
c. Daya serang Bakteri (Invasiv)
Daya invasive bakteri berperan penting dalam patogenesis; daya serang
ini berhubungan dengan enzim yang disekresikan oleh bakteri. Beberapa
diantara enzim
tersebut adalah :

Kolagenase atau hialuronidase yang dapat merusak substansi


interseluler jaringan inang, sehingga memungkinkan bakteri mudah
masuk dan menyebar di jaringan, khususnya pada infeksi di kulit yang
disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.

Koagulase, enzim yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus,


mempercepat pembentukan bekuan fibrin (dari fibrinogen). Kondisi ini
melindungi bakteri dari proses fagositosis (yaitu proses sel darah putih
manusia memakan bakteri tersebut) yaitu dengan cara membentengi
daerah yang terinfeksi dan melingkupi bakteri dengan lapisan fibrin.

Immunoglobulin A (IgA) protease, enzim yang dihasilkan bakteri yang


dapat merusak IgA inang pada permukaan mukosa, sehingga
memungkinkan bakteri-bakteri seperti N. gonorrhoeae, Haemophilus
influenza dan Streptococcus pneumonia melekat pada membrane mukosa.

Leukosidin, yaitu racun yang dihasilkan bakteri yang dapat


menghancurkan sel-sel darah putih manusia jenis netrofil dan makrofaga.
Toksin ini dimiliki oleh bakteri-bakteri penyebab penyakit periodontal
seperti Actinobacillus actinomycetemcommitans.

d. Toksigenitas
Produksi toksin atau toksigenitas adalah salah satu factor penentu
patogenesis bakteri. Toksin yang dihasilkan bakteri dapat digolongkan
menjadi 2 kelompok utama yaitu :
eksotoksin dan endotoksin. Endotoksin adalah komponen
lipopolisakarida (LPS) dinding selbakteri Gram negative (kokus maupun
basil) yang tersimpan dan tidak secara aktif dikeluarkan oleh bakteri.
Bakteri Gram positif tidak menghasilkan toksin ini. Endotoksin
dapat menyebabkan demam, syok dan gejala umum lainnya. Endotoksin
baru dilepaskan dari tubuh bakteri jika bakteri mengalami lisis (hancur,
mati).
Eksotoksin adalah toksin yang dihasilkan dan dikeluarkan dari badan
bakteri Gram positif dan Gram negative. Eksotoksin dapat menyebabkan
penyakit dibagian tubuh tertentu
setelah menyebar atau terbawa melalui jalur sistemik (misalnya bakteri
penyebab tetanusyang masuk melalui luka di kaki menghasilkan
eksotoksin yang dapat menyebabkan rahang terkunci atau kejang otot
masseter (pengunyahan) di daerah wajah). Eksotoksin labih toksik
dibandingkan dengan endotoksin. Misalnya toksin tetanus dapat
menyebabkan kematian pada kadar < 1 µg. Polipeptida eksotoksin
merupakan antigen kuat yang dapat merangsang antibody tubuh
membentuk antitoksin, yang dapat berguna dalam mencegah atau
mengobati penyakit, misalnya tetanus. Toksisitas eksotoksin tersebut
dapat dinetralisir oleh formaldehyde (atau oleh asam, atau oleh
pemanasan) dan toksoid ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan vaksin.

Topik 4
Flora Normal Rongga Mulut, Ekosistem Mulut,
dan Plak Dental

Flora normal rongga mulut terdiri dari mikroorganisme yang amat


beragam yang meliputi bakteri, fungi, mycoplasma, protozoa dan
kemungkinan virus yang hidup berdampingan dari waktu ke waktu.
Bakteri merupakan kelompok yang utama yang dapat mencapai 350 jenis
spesies. Hal ini dapat terjadi karena pada kenyataannya rongga mulut
memiliki tempat-tempat (habitat) dengan kondisi lingkungan yang
berbeda-beda. Menariknya, disamping dihuni oleh mikroorganisme yang
beragam, tetapi banyak juga macam organisme yang bisa diisolasi dari
ekosistem tubuh yang berdekatan dengan mulut, misalnya di usus dan di
kulit, tapi ternyata tidak ditemukan di rongga mulut. Hal ini menunjukkan
adanya hal yang bersifat unik dan selektif di rongga mulut sehingga
menentukan kolonisasi mikroorganismenya. Bakteri rongga mulut dapat
diklasifikasikan utamanya pada kelompok bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negative, dan selanjutnya dikelompokkan pada bakteri
anaerob atau fakultatif anaerob menurut kebutuhan oksigen-nya.
Penjelasan berikut adalah gambaran tentang genus bakteri utama yang
dapat diisolasi dari rongga mulu.

Ekosistem rongga mulut meliputi flora / bakteri mulut, tempat-tempat


bakteri itu
tumbuh (habitat) dan lingkungan sekitarnya. Habitat utama bakteri di
rongga mulut adalah :
Mukosa bukal

Dosrsum lidah

Permukaan gigi (baik disupragingiva dan subgingiva)

Epitel crevicular gusi

Peralatan prostodonti maupun orthodonti, jika ada

a. Mukosa Bukal dan Dorsum Lidah

Pada mukosa bukal, sifat koloni bakteri terpisah-pisah. Tetapi di dorsum


(punggung) lidah, dimana terdapat papilla-papila lidah, kolonisasi bakteri
bersifat padat, karena sela-sela papilla lidah merupakan tempat yang baik
untuk kolonisasi bakteri. Dasar papilla lidah adalah daerah yang memiliki
potensial redoks yang rendah, sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh
dengan baik. Adanya mukosa yang berkeratin dan tidak berkeratin juga
mempengaruhi variasi bakteri mulut yang mendiaminya.

b. Gigi

Permukaan gigi adalah tempat terbuka yang dipenuhi oleh populasi


bakteri. Sejumlah besar bakteri dan produk-produknya berakumulasi
dipermukaan gigi untuk membentuk plak. Plak adalah contoh biofilm
alamiah dan bahan utama untuk mengawali terjadinya karies dan
penyakit periodontal. Ada beberapa habitat di permukaan gigi yang
dihubungkan dengan bentuk permukaannya. Permukaan licin akan dihuni
oleh mikroorganisme dalam jumlah kecil, tapi di pit dan fisur gigi akan
lebih banyak koloni bakteri. Plak didaerah subgingiva akan dihuni oleh
mikroorganisme yang lebih anaerob dibandingkan permukaan gigi di
Supragingiva

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme

a. Faktor Anatomi
b. Saliva
c. Cairan Saku Gusi
d. Faktor Mikroba
Berdasarkan pewarnaan Gram, ragam bakteri rongga mulut dapat
dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu :

bakteri Gram positif kokus, bakteri Gram positif batang dan


filamen, bakteri Gram negative kokus, bakteri Gram negative batang
(fakultatif anaerob dan kapnofilik), Gram negative batang (anaerob
obligat). Flora normal rongga mulut mengalami perkembangan yang
dinamik dari mulai bayi lahir sampai usia tua. Perubahan yang signifikan
adalah ketika belum ada gigi, ketika gigi mulai erupsi sampai lengkap ada
di rongga mulut, ketika gigi mulai hilang akibat proses penuaan dan
ketika memakai protesa. Habitat flora rongga mulut adalah di mukosa
bukal, dorsum (punggung) lidah, permukaan gigi, epitel saku gusi dan di
protesa bila memakai. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme adalah : factor anatomi, saliva, cairan dsaku gusi, factor
mikroba dan factor lingkungan lainnya (pH, tingkat aerob/anaerob
jaringan, terapi antimikroba, diet dan faktor iatrogenik). Nutrisi bakteri
rongga mulut berasal dari 2 sumber, yaitu dari inang dan dari bakteri
lainnya. Pembentukan plak dental melalui 6 tahapan, yaitu : pembentukan
pellicle, transport bakteri, interaksi bakteri dengan pellicle, koagregasi
dan koadhesi, pembentukan biofilm dan pelepasan bakteri dari plak.
Kalkulus adalah massa plak yang terkalsifikasi. Kalkulus dibentuk
melalui proses deposisi (pengendapan) ion-ion Kalsium dan Fosfat yang
bersumber dari saliva. Ion-ion tersebut mengendap pada bakteri yang
mati didalam plak.
BAB II
VIROLOGI, MIKOLOGI DAN IMUNOLOGI

PENDAHULUAN
Virus adalah makhluk hidup yang sangat kecil, tetapi berperan penting
karena dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Tenaga kesehatan
dalam lingkup kedokteran dan kesehatan gigi relevan untuk mempelajari
virus ini karena virus dapat menjadi penyebab penyakit yang langsung
(misalnya Herpes simpleks virus) atau tidak langsung (misalnya
manifestasi oral penyakit HIV) di rongga mulut maupun di bagian tubuh
lain. Selain hal tersebut, selama perawatan gigi, kemungkinan dapat
terjadi infeksi silang dari pasien pada tim kesehatan gigi, dan penyakit
yang dapat ditularkan antara lain penyakit yang disebabkan oleh virus.
Bidang ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai virus disebut
Virologi

Topik 1
Virologi Dasar

 Virus adalah parasit obligat intraseluler yang hanya dapat hidup dan
berreplikasi
 didalam sel hidup.
 Virus memiliki struktur tertentu, yang dapat berbentuk icosahedral
atau heliks
 Genom virus dilindungi oleh lapisan protein (kapsid) dan beberapa
virus juga memiliki
 amplop yang terbentuk dari lipid
 Genom virus bisa DNA atau RNA, tetapi tidak pernah keduanya
 Infeksi virus dapat didiagnosis dengan mikroskop electron, kultur
pada sel hidup,
 spemeriksaan serologis, deteksi langsung antigen atau deteksi asam
nukleatnya
 Virus dapat mencapai sel target inang melalui kulit, membran mukosa,
dan melalui
 saluran pernafasan, saluran pencernaan dan saluran genitalia.
 Tahapan virus menginfeksi sel adalah mengenali sel target, adsorpsi,
penetrasi,
 pelepasan selubung virus, transkripsi genom untuk membentuk
mRNA, translasi mRNA
 untuk membentuk protein virus, replikasi genom, perakitan
komponen-komponen
 virus dan pelepasan dari sel inangnya.
 Efek infeksi pada sel bisa berupa infeksi sitosidal (sel lisis), infeksi
persisten, infeksi
 laten, transformasi sel, atau infeksi abortif.
 Virus Hepatitis B adalah virus DNA berutas ganda dan sebagian
berutas tunggal
 HBV ditularkan melalui cairan tubuh, secara kontak dengan darah,
hubungan seksual
 dan penularan pada bayi baru lahir.
 Selama terinfeksi Hepatitis B, darah mengandung virion utuh
(partikel Dane) dan
 HBsAg (antigen permukaan) yang berbentuk bundar dan seperti
tabung (sferikal dan
 tubular)
 Individu terinfeksi virus Hepatitis B bisa mengalami infeksi subklinis
(65%), hepatitis B
 akut (30%), dan fatal fulminant (kematian) sebesar 1%. Antara 5 –
10% pasien menjadi
 karier kronik.
 Karier kronik Hepatitis B bersifat infeksius dan beresiko tinggi
terkena sirosis dan
 karsinoma hepar.
 Diagnosis infeksi HBV adalah secara serologis, dengan skrening awal
HBsAg.
 Pencegahan infeksi HBV didasarkan pada membatasi/ memblokir
penularan orang
 dengan orang dan dengan imunisasi.

Topik 2
Fungi yang Berhubungan dengan Bidang Kesehatan Gigi

 Fungi adalah mikroorganisme eukaryotic, berbeda dengan bakteri


yang prokaryotic
 Fungi menunjukkan dua struktur dasar yaitu bentuk ragi (yeast) dan
bentuk kapang
 (mould). Ragi adalah uniseluler dengan bentuk sel yang sferikal atau
ovoid, mould
 adalah multiseluler dengan variasi pada struktur khususnya.
 Hyphae (tunggal = hypha atau hyphum)adalah tabung menyerupai
benang yang berisi
 sitoplasma fungi dan oragnelanya (mycelium = masa hifa)
 Fungi yang menyebabkan penyakit diklasifikasikan menjadi ragi,
fungi berbentuk
 filament dan fungi dimorfik.
 Kebanyakan fungi yang menyebabkan penyakit tumbuh secara aerob
pada Agar
 Sabouraud Dekstrosa (SAB) atau variasinya.
 Candida albicans mempunyai sejumlah komponen virulen yang
meliputi : kemampuan
 untuk melekat pada jaringan/protesa inang dan membentuk hifa,
melakukan
 perubahan bentuk koloni dan dapat menghasilkan enzim ekstraseluler
fosfolipase dan
 proteinase.
 Infeksi manusia oleh fungi secara umum dapat dibagi menjadi
mikosis superfisial,
 subkutaneus dan mikosis dalam (sistemik).
 Ketika fungi ( seperti Candida albicans) yang secara umum tidak
berbahaya pada
 individu sehat tapi dapat menyebabkan penyakit infeksi pada individu
yang mengalami
 penurunan daya tahan tubuh, kondisi itu disebut infeksi oportunistik. .
 Candida, yang menghuni rongga mulut dengan jumlah antara 50-60%
dari populasi
 mikroorganisme, dapat menyebabkan kandidiasis superfisial (mukosa,
kutaneus atau
 mukokutaneus) atau kandidiasis sistemik.
 10.
 Spesies dalam genus Candida yang ditemukan didalam tubuh manusia
meliputi C.
 albicans, C.glabrata, C.krusei dan C. tropicalis. C.albicans
bertanggung jawab terhadap
 sebagian besar infeksi (>90%).
 C.albicans adalah mikrorganisme penghuni rongga mulut, saluran
pencernaan, saluran
 genital wanita dan kadang-kadang di kulit, sehingga infeksi biasanya
endogenous.
 C. albicans dan C.dubliniensis dapat dibedakan dari spesies Candida
lainnya karena
 mempunyai kemampuan untuk membentuk tabung germ dan
klamidospora.
 Spesies Candida jarang menyebabkan infeksi di rongga mulut tanpa
adanya factor
 predisposisi, seperti perubahan-perubahan intra oral (misalnya protesa
yang tidak
 higienis, xerostomia) dan/atau factor sistemik seperti diabetes dan
penurunan daya
 tahan tubuh.
 3 manifestasi klinik utama kandidiasis oral yaitu pseudomembranous,
erythematous
 dan varian hiperplastik.
 Diagnosa Kandidiasis ditegakkan dengan adanya apus yang diwarnai
Gram, kultur pada
 SAB positif dan konfirmasi lanjut dengan tes biokimiawi atau teknik
genetika.
 Perawatan kandidiasis adalah dengan obat-obatan antifungi yang
diberikan secara oral
 atau sistemik, atau tanpa obat antifungi. Tetapi juga meliputi koreksi
pada factor
PredisposisiF

Topik 3
Imunologi

Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh melawan penyakit yang


disebabkan oleh mikroorganisme, sel-sel yang malfungsi dan partikel
asing. Sepanjang hidupnya, manusia memiliki 2 macam kekebalan, yaitu
kekebalan alamiah dan kekebalan yang didapat. Kekebalan alamiah sudah
ada sejak lahir bersifat non spesifik, sedangkan kekebalan dapatan
diperoleh setelah seseorang sembuh dari sakit, didapat oleh janin melalui
plasenta ibunya, dibuat oleh tubuh setelah seseorang divaksin atau
mendapat suntikan immunoglobulin.
Kita mengenal 3 baris pertahanan dalam sistem imun. Baris pertahanan
pertama berupa kulit yang utuh beserta produksi lemak dan keringat,
lendir (mukus) dan sel-sel epitel bersilia di sepanjang saluran napas dan
dimukosa tubuh lainnya, tingkat keasaman lambung dan vagina,
kandungan lisosim, laktoferin dan IgA pada saliva dan air mata, aliran
urin dan lain-lain. Baris pertama akan menahan bakteri atau antigen lain
masuk kedalam tubuh. Baris pertahanan kedua akan bekerja bila baris
pertahanan pertama dapat ditembus oleh mikroba
asing atau antigen tersebut. Bentuknya yaitu : reaksi inflamasi, sistem
komplemen, fagositosis yang dilakukan oleh kelompok sel-sel darah
putih, produksi interferon oleh sel yang diinfeksi oleh virus. Bila baris
pertahanan kedua dapat dilampaui, maka tubuh akan membuat antibodi.
Respon imun seluler adalah respon imun yang diperantarai oleh sel-sel
pertahanan, sedangkan respon imun humoral adalah respon imun yang
diperantarai oleh antibodi. Antibodi atau imunoglobulin adalah protein
yang menempel pada, menghancurkan, melingkupi, dan menghambat
partikel asing. Tiap antibodi bersifat spesifik pada satu macam antigen
saja. Ada 5 kelas antibodi didalam tubuh, yaitu : IgA, IgD, IgG, IgM dan
IgE. Sel-sel pertahanan dalam sistem imun pada dasarnya adalah sel-sel
darah putih yang berasal dari stem sel nya dan mengalami pematangan di
organ limfoid primer, yaitu di sumsum tulang belakang dan thymus. Ada
2 seri sel pertahanan yaitu seri myeloid dan seri limfoid. Setelah
mengalami pematangan, sel-sel seri limfoid tersebut berpindah melalui
pembuluh darah dan pembuluh limfa ke organ limfoid sekunder, yaitu
limpa, nodus limfatikus dan jaringan limfoid didalam mukosa (MALT) di
saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan saluran urogenital. Respon
imun seluler dan respon imun humoral terjadi di organ limfoid sekunder
dan di jaringan.
BAB III
INFEKSI NOSOKOMIAL DAN TEKNIK PENCEGAHAN
INFEKSI SILANG
Drg.Rr. Megananda Hiranya Putri, M.Kes

PENDAHULUAN
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat
seseorang berada di lingkungan rumah sakit. Contoh dari infeksi
nosokomial adalah pasien tertular infeksi dari staf rumah sakit atau saat
berkunjung ke rumah sakit. Infeksi nosokomial ini terjadi di seluruh
dunia dan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan di negara-negara
miskin dan berkembang. Infeksi nosokomial ini termasuk salah satu
penyebab kematian terbesar pada pasien yang menjalani perawatan di
rumah sakit. Menurut data WHO tahun 2005, lebih dari separuh bayi baru
lahir yang dirawat di bagian perawatan bayi di rumah sakit di Brasil dan
Indonesia tertular infeksi nosokomial. Angka kematian kasus tersebut
mencapai 12-52 %. Infeksi nosokomial bisa menyebabkan pasien terkena
bermacam-macam penyakit. Beberapa penyakit yang paling sering terjadi
akibat infeksi nosokomial adalah : infeksi saluran kemih, infeksi aliran
darah, pneumonia dan iInfeksi pada luka operasi (infeksi tempat
pembedahan). Infeksi nosokomial terjadi ketika pasien di sebuah rumah
sakit tertular infeksi yang berasal dari bakteri. Bakteri tersebut bisa
menulari pasien karena keteledoran staf rumah sakit dan tidak
berjalannya prosedur kebersihan dengan benar. Infeksi silang adalah
penularan mikroorganisme penyebab infeksi antar pasien, atau antara
pasien dengan staf rumah sakit atau antar staf didalam lingkungan rumah
sakit/ sarana pelayanan kesehatan lainnya. Salah satu cara untuk memutus
mata rantai infeksi silang adalah dengan melaksanakan prosedur
sterilisasi atau disinfeksi peralatan maupun sarana penunjang kesehatan
dengan tepat. Setelah kita mengenal berbagai macam mikroorganisme
pathogen (bakteri, virus, jamur) pada Bab I dan II, maupun
mikroorganisme yang menjadi flora normal ditubuh manusia, maka pada
Bab III ini kita akan membahas salah satu dampak infeksi yang terjadi di
lingkungan rumah sakit dan cara pencegahannya melalui penerapan
prosedur sterilisasi dan disinfeksi yang benar.
Pelajarilah dengan sungguh-sungguh Bab III ini. Setelah mempelajarinya
mahasiswa akan mampu :
1) Menjelaskan mengenai pengertian, frekuensi dan jenis infeksi
nosocomial, dampak infeksi, pencegahan infeksi nosocomial dan 3
macam kewaspadaan berdasarkan
penularan yang dapat diupayakan untuk mencegah terjadinya infeksi
nosocomial.
2) Menjelaskan mengenai pengertian sterilisasi, penanganan instrument
sebelum sterilisasi, teknik sterilisasi instrument dan penanganan
instrument steril.
3) Menjelaskan mengenai pengertian, metode disinfeksi, sifat disinfeksi
yang ideal, cara kerja dan kondisi yang mempengaruhi disinfeksi dan
potensi disinfektan.
4) Menjelaskan mengenai macam-macam disinfektan dan antiseptic yang
digunakan di kedokteran gigi.

Topik 1
Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat


seseorang berada di lingkungan rumah sakit. Jenisnya yang penting
adalah : infeksi saluran kencing, infeksi tempat pembedahan dan prosedur
medis invasive, dan infeksi maternal dan neonatal. Organisme penyebab
infeksi bisa bersumber endogen (dari dalam tubuh pasien sendiri) maupun
eksogen (dari lingkungan rumah sakit). Infeksi ini berdampak pada
meningginya biaya perawatan. Tenaga kesehatan perlu memahami
mengenai sumber, sasaran yang sensitif dan cara penularannya. Cara
pencegahan infeksi nosokomial yaitu melalui kewaspadaan berdasarkan
penularan, yaitu kewaspadaan melalui udara, percikan dan kontak

Topik 2
Sterilisasi dan Disinfeksi di Bidang Kedokteran Gigi

Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan


mikroorganisme (termasuk sporanya) pada satu bahan atau instrument.
Dibidang kedokteran gigi, metoda sterilisasi yang biasa dilakukan adalah:
1) sterilisasi dengan uap panas bertekanan (otoklaf), 2) sterilisasi dengan
udara panas (oven dan dry heat) dan 3) sterilisasi dengan gas dan kimiawi
(gas ETO, chemiclave). Penanganan alat sebelum sterilisasi meliputi
dekontaminasi, pencucian instrument dan pengemasan. Penanganan
instrument steril meliputi pengeringan dan pendinginan instrument steril
dan penyimpanan instrument. Contra angle perlu disterilkan setelah
pemakaian karena instrument ini berpotensi menjadi sumber infeksi
silang.
Disinfeksi yaitu proses menghancurkan sel-sel vegetative yang
menyebabkan infeksi namun tidak mematikan sporanya. Antisepsis
adalah mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme baik
dengan cara menghambat/ membunuh. Biasanya diaplikasikan pada
jaringan hidup. Metoda disinfeksi bisa melalui pemanasan (merebus,
pasteurisasi) dan dengan bahan kimia (yaitu dengan larutan disinfektan)
Potensi disinfeksi dapat dikategorikan menjadi disinfeksi tingkat tinggi
(DTT), disinfeksi tingkat sedang dan disinfeksi tingkat rendah, tergantung
pada kemampuan larutan untuk membunuh macam-macam kelompok
mikroorganisme. Disinfektan dan antiseptic yang digunakan di
kedokteran gigi dapat dikelompokkan menjadi : golongan Alkohol,
Aldehide, Halogen, Fenol dan derivatnya, Bisguanides, Sabun
dan detergent. Masing-masing golongan memiliki keuntungan dan
kerugiannya.

Anda mungkin juga menyukai