Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

BLOK 23
PEMICU 1
“ Pengantar Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat”

Disusun oleh :
Nadya Okta Mulyani
170600101
Kelompok 6
Kelas A

Fasilitator :
Martina Amalia, Drg., Sp.Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
PEMICU 1

Nama Pemicu : Pengantar Ilmu Kesehatan Gigi Masyrakat


Penyusun : Simson Damanik, drg., M.Kes; Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes;
Siska Ella Natassa, drg., M.DSc
Waktu : Rabu/16 September 2020

Saudara ditempatkan sebagai kepala Puskesmas di suatu wilayah kawasan industri di


Medan. Di kawasan tersebut, terdapat pabrik-pabrik dan juga ada perumahan-perumahan
penduduk.

Pertanyaan:

1. Jelaskan bagaimana sejarah adanya kesehatan masyarakat!


Sejarah kesehatan masyarakat :

Dikenal 2 tokoh mitologi Yunani yaitu ASCLEPIUS dan HIGEIA. ASCLEPIUS dikenal
melakukan pengobatan penyakit setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Artinya
tokoh ini lebih mengutamakan pengobatan atau kuratif, sedangkan HIGEIA lebih
menganjurkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah melalui hidup seimbang,
menghindari makanan/minuman beracun, makan makanan yang bergizi, cukup istirahat dan
melakukan olah raga, HIGEIA lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya alamiah untuk
menyembuhkan penyakit. Toko ini lebih mengutamakan tindakan preventif atau pencegahan
penyakit. Berdasarkan cerita mitos Yunani ASCLEPIUS dan HEGEIA, muncul dua aliran
atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan, yaitu:

a. Kelompok pertama (aliran I), cenderung menunggu terjadinya penyakit. Oleh karena itu
kelompok ini dikenal menggunakan pendekatan kuratif (pengobatan).
b. Kelompok ke dua (aliran II), yang cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan
penyakit (preventif) dan meningkatkan kesehatan (promotif) sebelum terjadinya penyakit.

Perkembangan kesehatan masyarakat :

 Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan


Upaya untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan dan penyakit telah
dilakukan yakni pada zaman Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma, pada zaman tersebut
juga ditemukan dokumen-dokumen tertulis tentang pembuangan air limbah, drainase,
pengaturan air minum, pembuangan kotoran. Pada Zaman Romawi kuno telah
dikeluarkan peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatat tentang pembangunan
rumah, binatang-binatang yang berbahaya bahkan ada keharusan pemerintah kerajaan
untuk melakukan supervisi atau peninjauan kepada tempat minum masyarakat, warung
makan dan tempat-tempat prostitusi. Pada abad ke tujuh kesehatan masyarakat makin
dirasakan kepentingannya karena berbagai penyakit menular makin menyerang sebagian
besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan dibeberapa menjadi endemi misal
penyakit kolera. Pada abad ke 14 mulai terjadi wabah pes di India dan China, namun
upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyuruh belum dilakukan oleh
manusia yang hidup dalam zamannya.
 Periode ilmu pengetahuan
Terjadi kebangkitan ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 – awal abad ke-19.
Pada abad ini mulai ditemukan berbagai penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah
penyakit. Louis Pasteur menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar, Josep Lister
menemukan asam karbor untuk sterilisasi, William Marton menemukan ether untuk
anastesi. Pada tahun 1832 dilakukan penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat
oleh Edwin Chadwiech dkk, pada saat itu masyarakat Inggris terserang penyakit epidemi
wabah kolera. Pada tahun 1955 pemerintah Amerika telah membentuk Departemen
Kesehatan yang pertama kali yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan bagi penduduk. Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang
mempunyai perhatian terhadap kesehatan masyarakat di New York dan menghasilkan
Asosiasi Masyarakat Amerika (American Public Health Association).
 Perkembangan di Indonesia
Sejarah perkembangan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan
Belanda pada abad ke 16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu dimulai
dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti oleh
masyarakat pada waktu itu. Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter di Jawa untuk
pendidikan dokter pribumi selanjutnya pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter di
Surabaya. Kedua sekolah tersebut mempunyai andil yang sangat besar dalam
menghasilkan tenaga-tenaga dokter yang mengembangkan kesehatan masyarakat
Indonesia. Kemudian pada tahun 1888 didirikan laboratorium pusat di Bandung yang
mempunyai peranan sangat penting dalam dalam langkah menunjang memberantas
penyakit malaria, lepra, cacar dan malaria bahkan untuk bidang kesehatan masyarakat
yang lain seperti gizi dan sanitasi. Pada zaman kemerdekaan Indonesia salah satu tonggak
penting perkembangan masyarakat di Indonesia adalah dengan diperkenalkannya konsep
Bandung pada tahun 1951 oleh dr. Y. Leimena dan dr Patah, dalam konsep ini mulai
dikenal konsep kuratif dan preventif.

Sumber :

Eliana, Sumiati R. Modul bahan ajar cetak kebidanan kesehatan masyarakat. 2016: 4-6.

2. Tuliskan 8 pioner-pioner di bidang kesehatan!


a. Hipocrates (460 – 370 SM)
Bapak perintis bagi perkembangan dunia kedokteran/kesehatan modern dikemudian hari.
b. Robert Koch (1843 -1910)
Penemu Mycobaterium tuberculose , antrax, kolera, pendiri bacteriology kedokteran.
c. John Snow (1813 - 1848)
Memperdalam ilmu yang dikenal sekarang epidemiologi dan membuktikan bahwa
penyakit kolera dibawa melalui air.
d. Luis Pasteur (1822 – 1895)
Membuktikan bakteri merupakan penyebab suatu penyakit.
e. Joseph Lister (1827- 1912)
Memperkenalkan dan meyakinkan untuk menggunakan antiseptic dalam imu bedah.
f. Charlos Juan Finlay (1833 – 1915)
Menemukan bahwa sejenis nyamuk sebagai penyebab demam kuning.
g. Walterreed (1851 – 1902)
Membantu menemukan penyabab demam kuning
h. Paul Erhlich (1854 – 1915)
Menemukan obat-obatan anti syphilis.

Sumber :
Fahrina S, Rau MJ.Sejarah perkembangan ilmu epidemiologi. September 2018.
https://www.researchgate.net/publication/327860447_Sejarah_Perkembangan_Ilmu_Epidemiolo
gi. 15 september 2020

3. Jelaskan 3 unsur faktor utama timbulnya penyakit secara lengkap!


a. Host
Adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, yang menjadi tempat terjadi proses alamiah
perkembangan penyakit.
Faktor host yang berkaitan dengan penyakit :
 Genetic : sickle cell disease
 Umur, jenis kelamin, etnik, status perkawinan
 Status fisiologis : kelemahan, kehamilan, pubertas, stress, status gizi
 Pengalaman imunologi sebelumnya : hypersensitivitas, infeksi terdahulu,
imunisasi, antibodi
 Perilaku : hygiene individu, penjamah makanan, diet, kontak antar personal,
pekerjaan, rekreasi, pemanfaatan sumber daya kesehatan.
b. Agent
Merupakan unsur, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit.
Factor agen yang berkaitan dengan penyakit :
 Biologis : bakteri, virus,parasit,jamur,ricketsia
 Kimia :makanan tercemar peptisida, food additive, obat-obatan,limbah industri.
 Nutrisi : kolestrol berlebihan, defesiensi vitamin,protein
 Fisik :panas, sinar, radiasi, suara, getaran obyek yang bergerak, mekanik(patah
tulang)
c. Lingkungan
Adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik, biologis
dan sosial.
 Lingkungan fisik :kondisi udara, kondisi pemukiman, geologi
 Lingkungan biologi: kepadatan penduduk, hewan atau tumbuhan (sebagai agent,
reservoir,vector)
 Lingkungan sosial ekonomi: terpapar pada agent kimia,kepadatan di daerah
urban, ketegangan dan tekanan,perang,bencana alam, kemiskinan.

Sumber :

Irwan. Epidemiologi penyakit menular. Yogyakarta: CV Absolute Media, 2017:30-47.

4. Jelaskan faktor utama terjadinya karies dan penyakit jaringan periodonsium!


a. Faktor utama tarjadinya karies
Terdiri dari 4 faktor :
1) Host
Struktur email gigi sangat menentukan dalam proses terjadinya karies, pit dan
fisur merupakan daerah gigi yang sangat rentan karies oleh karena debris
makanan ataupun bakteri akan mudah tertumpuk. Saliva membersihkan rongga
mulut dari debris makanan sehingga bakteri tidak dapat tertumpuk jika laju aliran
saliva baik.
2) Mikroorganisme
Menempel di gigi bersama plak, sehingga plak terdiri dari 70%
mikroorganisme.pada awalpembentukan plak, bakteri yang paling banyak
dijumpai yaitu Streptooous mutans.plak terbentuk jika ada karbohidrat. Karies
terbentuk jika ada plak dan karbohidrat.
3) Substrat
Mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangan
mikroorganisme.
4) Waktu
Kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di
permukaan gigi kurang lebih 6-48 bulan.
b. Faktor utama terjadinya penyakit periodontal
Yaitu plak bakteri. Plak bakteri adalah suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang
melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan
mulut. Akumulasi plak dipengaruhi oleh factor hygiene mulut, gigi malposisi, anatomi
gigi, restorasi, dan kontur gingival.

Sumber :
Nurul D. Infeksi dalam bidang periodonsia. JKGUI 2002; 14-16.

5. Jelaskan hubungan kependudukan dengan kesehatan!


Ciri masalah kependudukan meliputi percepatan pertumbuhan penduduk, dan komposisi
serta distribusi penduduk yang tidak merata.ciri tersebut secara langsung ataupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap masalah kesehatan pada umumnya. Ilmu kependudukan
telah menemukan fenomena yang mencakup penggolongan social , ekonomi dan perilaku.
Fenomena tersebut telah dapat pula menerangkan tingkat, migrasi penduduk dan komposisi
penduduk sehingga secara langsung atau tidak langsung setiap fenomena berkaitan dengan
masalah kesehatan. Kelahiran atau fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain
fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir hiup. Fertilitas mempunyai peranan pada
perubahan penduduk. Tingginya jumlah penduduk wanita pada usia subur berkaitan dengan
pertumbuhan penduduk suatu Negara. Fertilitas yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya
kepadatan penduduk dan terjadi peningkatan pada kebutuhan hidup (sandang, pangan,papan).
Dengan tidak tercukupinya asupan makanan, maka akan muncul kasus-kasus kesehatan yang
berkaitan dengan tidak tercukupinya kebutuhan gizi atau sering dikenal sebagai gizi buruk.
Kepadatan penduduk juga berkaitan dengan lahan pemukiman karena banyak orang yang
membutuhkan tempat tinggal. Banyaknya orang yang membangun pemukiman, tentunya
banyak yang memanfaatkan lahan pertanian atau perkebunan sehingga banyak terjadi
kerusakan lingkungan dan juga terjadi pencemaran lingkungan(air, udara dan tanah) yang
dapat berdampak buruk pada kesehatan. Pencemaran lingkungan yang terjadi akibat
kepadatan penduduk tentunya dapat menjadikan pemukiman penduduk yang ada memiiki
sanitasi yang kurang bahkan bisa sangat buruk yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit
DBD, malaria,leptospirosis dll. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap berkurangnya
lahan pekerjaan yang dapat menimbulkan kemiskinan. Penduduk miskin cenderung memiliki
pola hidup kurang bersih dan tidak sehat.kondisi kehidupan yang memprihatinkan
mengharuskan penduduk miskin bekerja melebihi standard kerja penduduk yang lebih
mampu, sehingga mengesampingkan aspek kesehatannya.

Sumber:
1. Nuria, Sulistyorini Y. Analisis kesehatan masyarakat berdasarkan ruang lingkup
kependudukan dan ketenagakerjaan di kelurahan pegirian kecamatan semampir kota
Surabaya. Jurnal Biometrika dan Kependudukan 2018;7(2): 131–140.
2. Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat. Pengantar
Kesehatan Masyarakat. Medan: FKG USU; 2015:2-4.

6. Bagaimana saudara mengatasi penyakit akibat perilaku yang salah dari


masyarakat? Berikan contoh-contohnya!
 Hygiene

Usaha keras masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan
manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit serta membuat kondisi lingkungan sedemikian
rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan (melindungi, memelihara, dan mempertinggi
derajat kesehatan). Contoh : minum air direbus, pengawasan makanan/mutu daging,mencuci
tangan sebelum makan.

 Sanitasi

Menitikberatkan pada pengawasan berbagai factor lingkungan yang mempengaruhi atau


mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia (usaha pencegahan terhadap lingkungan,
menurunkan jumlah bibit penyakit). Contoh : membuat sumur yang memenuhi syarat
kesehatan,pengawasan kebersihan alat makan,pengaasan pengotoran makan.

Sumber :

Bahan ajar drg. Gema Nazri Yanti.

7. Penyakit-penyakit apa saja yang diakibatkan oleh perilaku yang salah?

A. Penyakit tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral,dan beberapa
penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi parasit lain disebabkan oleh pencemaran tanah,
pencemaran air, kontaminasi makanan, serta perkembangbaiakkan lalat di daerah kumuh.
B. Penyakit DBD dapat timbul dari air yang dibiarkan tergenang sehingga memudahkan
perkembangbiakkan nyamuk penyebab DBD
C. Penyakit anemia pada anak –anak disebabkan oleh status gizi yang rendah dan pola makan
yang salah.
D. Penyakit kanker dan saluran pernafasan akibat kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Sumber :
1. Ihsan M. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mamben Daya Tentang Dampak MCK
Sembarangan Terhadap Kesehatan. Jurnal Labora Medika 2018;2(1):6-10.
2. Mitra M. Masih Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jurnal Kesehatan Komunitas
2012;1(4):170.
3. Sulistiarini, Hargono R. Hubungan Perilaku Hidup Sehatan dan Dengan Status Kesehatan Msyarakat
Kelurahan Ujung. Jurnal Promkes 2018;6(1):12-22.

8. Jelaskan program-program yang dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan


tentang kesehatan!
a. Pemberian jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Shafiqah Adia (2010), jaminan keselamatan dan kesehatan dapat membuat
tenaga kerja merasa nyaman dan aman dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga dapat
memperkecil atau bahkan mewujudkan kondisi nihil kecelakaan dan penyakit kerja.
b. Mengadakan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan K3 bertujuan agar karyawan dapat memahami dan berperilaku pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja, mengidentifikasi bahaya di tempat kerja, melakukan
pencegahan kecelakaan kerja, mengelola bahan-bahan beracun berbahaya dan
penanggulangannya, menggunakan alat pelindung diri , melakukan pencegahan dan
pemadaman kebakaran serta menyusun program pengendalian keselamatan dan kesehatan
kerja.
c. Melakukan pengurangan beban kerja
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ginanjar Rohmanu Mahwidi (2007) terhadap
perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soeroto Ngawi, menunjukkan bahwa beban
kerja berpengaruh positif terhadap stress kerja. Semakin berat beban kerja yang
ditanggung, maka akan semakin besar risiko perawat yang bekerja di tempat tersebut
terkena stress.
d. Pengurangan jam kerja
Studi bertajuk “Working Time Around the World: Trends in Working Hours, Laws and
Policies in a Global Comparative Perspective” itu mengungkapkan, 22% tenaga kerja
global, atau 614,2 juta pekerja, bekerja di atas standar jam kerja. Padahal, sedemikian
studi tersebut mengingatkan, jam kerja yang lebih pendek bisa mendatangkan
konsekuensi-konsekuensi positif, seperti meningkatkan kesehatan hidup karyawan dan
keluarganya, mengurangi kecelakaan di tempat kerja dan mempertinggi produktivitas.
e. Pemberlakuan tidak merokok di tempat kerja
f. melakukan olahraga/aktivitas fisik teratur oleh seluruh karyawan perusahaan
g. menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
h. Melakukan program pemberantasan jentik nyamuk di tempat kerja
i. Melakukan penangan limbah , pengendalian hama, penyediaan kotak P3K, inspeksi
sanitasi dan hygiene
j. Melakukan vaksin dan check up kesehatan secara berkala pada seluruh karyawan
perusaan

Sumber :

1. Kusuma IJ, Darmastuti I. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan
PT. Bitratex Industries Semarang. Jurnal Studi Managemen & Organisasi 2010;7(10):37-60.

2. www.academia.edu/Promosi_kesehatan_di_tempat_kerja

9. Jelaskan cara-cara penularan penyakit!

Setelah unsur penyebab telah meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan potensial
yang baru, harus berjalan melalui suatu jalur lingkaran perjalanan khusus atau suatu jalur khusus
yang disebut jalur penularan. Tiap kelompok memiliki jalur penularan tersendiri dan pada garis-
garis besarnya dapat di bagi menjadi dua bagian utama yakni:

a). Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara langsung dari penderita atau
resevoir, langsung ke penjamu potensial yang baru.

b). Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan melalui media
tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam bentuk droplet dan dust, melalui benda tertentu
(vechicle borne), dan melalui vector (vector borne)

Sumber Penularan :
1. Penderita
2. Pembawa kuman
3. Binatang sakit
4. Tumbuhan/benda

Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke pejamu melalui :


1. mukosa atau kulit
2. saluran pencernaan
3. saluran pernapasan
4. saluran urogenitalia
5. gigitan, suntikan, luka
6. plasenta

Mekanisme Patogenesis:
a. Invasi jaringan secara langsung
b. Produksi toksin
c. Rangsangan imunologis atau reaksi alergi yang menyebabkan kerusakan pada tubuh
pejamu
d. Infeksi yang menetap (infeksi laten)
e. Merangsang kerentanan pejamu terhadap obat dalam menetralisasi toksisitas
f. Ketidakmampuan membentuk daya tangkal (immuno supression)
Sumber:
1. Irwan. Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta:Absolute Media, 2017:10.
2. Darmawan A. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular. JMJ 2016, 4(2):195-202.

10. Apa yang dimaksud dengan kekebalan?

Kekebalan atau sistem imunitas merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya
tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus, sistem
saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas bermacam-
macam sel yang dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan
fungsinya masing-masing (Roitt dkk., 1993; Subowo, 1993; Kresno, 1991). Rangsangan
terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila kedalam tubuh terpapar suatu zat yang oleh sel atau
jaringan tadi dianggap asing. Konfigurasi asing ini dinamakan antigen atau imunogen dan proses
serta fenomena yang menyertainya disebut dengan respons imun yang menghasilkan suatu zat
yang disebut dengan antibodi.

Sumber:

simdos.unud.ac.id/Diktat_Imunologi_Dasar

11. A. Jelaskan jenis-jenis kekebalan

Kekebalan atau imunitas secara umum dibagi menjadi 2, yaitu

1) Imunitas bawaan
Yaitu jenis imunitas yang berasal dari proses umum tubuh, mempunyai spektrum luas,
yang artinya tidak hanya ditujukan pada antigen spesifik. Imunitas bawaan meliputi:
a. Proses fagositosis dengan peran neutrofil, monosit, dan makrofag.
b. Penghancuran organisme yang tertelan oleh asam lambung dan enzim pencernaan
c. Daya tahan kulit terhadap invasi (masuknya) organisme
d. Senyawa kimia yang mampu menghancurkan organisme atau toksin, seperti
lisozim (membuat bakteri larut), polipeptida dasar (menonaktifkan bakteri gram
positif), kompleks komplemen dan natural killer limfosit.

Respon imunitas jenis ini tetap meskipun terpapar organisme penyebab penyakit yang
sama berulang-ulang. Imunitas bawaan disebut juga pertahanan tubuh spesifik, dibagi
menjadi 2, yaitu:

a. Pertahanan tubuh nonspesifik eksternal


Merupakan pertahanan pertama yang berperan penting dalam menahan benda anti
bakteri, diantaranya kulit, membran mukosa, serta sekresi dari kulit dan membran
mukosa.
b. Pertahanan tubuh nonspesifik internal
Merupakan garis pertahanan kedua, jika pertahanan pertama dapat ditembus. Di
antaranya sel darah putih fagositik, protein anti mikroba, dan respon peradangan.
2) Imunitas didapat (Adaptif)
Yaitu jenis imunitas yang sangat kuat dengan cara membentuk antibodi dan/atau
menghancurkan agen penyerang spesifik seperti bakteri, virus, toksin, atau jaringan asing
imunitas didapat dibentuk berminggu-minggu atau berbulan-bulan sejak tubuh pertama
kali diserang. Ada dua tipe imunitas didapat, yaitu:
a) Imunitas yang diperantarai sel T (Imunitas sel-T)
Limfosit T membentuk limfosit T teraktivasi dalam jumlah besar, khusus untuk
menghancurkan benda asing.
b) Imunitas humoral (Imunitas sel B)
Limfosit B membentuk antibodi yang bersirkulasi, yaitu molekul globulin dalam
plasma darah. Antibodi ini kemudian menyerang agen yang masuk ke dalam
tubuh. Intinya, imunitas didapat merupakan produk limfosit tubuh. Respon kedua
pada imunitas didapat akan lebih kuat dibanding respon pertama jika terpapar
agen penyerang yang sama.

Sumber:

Syarifudin. Imunologi Dasar Prinsip Dasar Kekebalan Tubuh. Penerbit Klinik Cendekia:5-6.

B. Jelaskan penyakit-penyakit yang dapat menurunkan kekebalan!


a. HIV/AIDS
AIDS yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) menurunkan
mekanisme pertahanan imun hospes oleh adanya infeksi virus ini dan perubahan
sel-sel kunci sistem imun. Makrofag adalah sasaran utama, virus hidup dan
memperbanyak diri di dalam makrofag. Virus menghentikan aktivitas makrofag
tetapi tidak membunuhnya. Di samping itu virus menginvasi sel T-helper secara
langsung. Sel T helper yang terinfeksi akan terbunuh, sehingga tidak dapat
memberi sinyal kepada makrofag untuk memerangi infeksi tertentu. Akibatnya,
penderita akan peka terhadap organisme yang dalam keadaan normal tidak pernah
menimbulkan penyakit (infeksi oportunistik).
b. Diabetes melitus tipe 1
Pada diabetes melitus tipe I yang menyerang anak usia muda, terdapat kekurangan
suplai insulin. Tampaknya sel-sel imun menyerang pankreas dan merusak sel-sel
beta yang menghasilkan insulin. Tanpa insulin, sel-sel tidak dapat mengubah gula
dalam aliran darah, merusak dinding pembuluh darah terutama kapiler
menyebabkan tubuh rentan mengalami inflamasi. Terjadi komplikasi, seperti
penyakit jantung dan ginjal, sirkulasi yang buruk, kebutaan dan stroke.
c. Rheumatoid Artritis
Pada rheumatoid arthritis, kompleks antigen-antibodi melawan jaringan sendi,
berakumulasi, dan menimbulkan respons radang. Akumulasi cairan dan mediator
kimia pada rongga sendi menghasilkan pembengkakan dan sakit.
d. Infeksi virus seperti flu, mononucleosis, dan measles dapat menurunkan sistem
kekebalan tubuh dalam waktu singkat.
e. Gizi buruk juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dikarenakan
kurangnya zat makro dan mikronutrien yang membantu dalam melawan agen
penyebab infeksi.

Sumber:

1. Sudiono J. Sistem Kekebalan Tubuh. Jakarta:EGC, 2014:9-11.

2. Hopskinmedicine.org/health/conditions-and-diseases/disorder-of-the-immune-system

3. Siswanto, Budistetyawati, Ernawati F. Peran Beberapa Zat Gizi Mikro dalam Sistem Imunitas.
Gizi Indon 2013;36(1):57-64.

Anda mungkin juga menyukai