BLOK 8
RONGGA MULUTKU BAU
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
PENYUSUN :
Minasari, drg., MM,
ANGGOTA :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan pemicu 2 blok 8 tepat pada waktunya. Kami
harap laporan ini dapat memenuhi standar kriteria dari laporan pemicu 2 blok 8 dan dapat
bermanfaat bagi kita kedepannya. Namun, adapun laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami juga mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca guna perbaikan
dan peningkatan kualitas laporan selanjutnya di masa mendatang.
Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapat bimbingan dan bantuan dari dosen pembimbing
Minasari, drg., MM; Dr. Ameta Primasari, drg., MDSc., M. Kes., SpPMM; Sri Amelia, dr.,
MKes, serta teman-teman yang telah membantu proses penyusunan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita dan pembaca kedepannya.
Tim Penyusun
(Kelompok 3)
BAB I
PENDAHULUAN
Pertanyaan
1. Sebutkan tanda-tanda radang!
2. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab terjadinya karies gigi 36? Setelah
terjadi karies pada kasus di atas, bakteri apakah yang menjadi dominan pada
gigi karies tersebut? Jelaskan ciri-ciri bakteri-bakteri tersebut?
3. Jelaskan mekanisme bakteri sehingga menyebabkan karies gigi!
4. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab gusi bengkak yang terjadi pada gingiva
regio anterior rahang bawah, dan bakteri yang dominan pada kasus diatas!
5. Jelaskan mekanisme keterlibatan bakteri menyebabkan dan memperparah
infeksi pada jaringan periodontal!
6. Jelaskan bakteri yang paling agresif yang memperparah infeksi tersebut!
7. Bagaimana mekanisme imunitas tubuh bila terserang infeksi?
8. Sebutkan ciri-ciri dari bakteri penyebab bau mulut (minimal 2 bakteri dan
jelaskan ciri-ciri nya!
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab terjadinya karies gigi 36? Setelah terjadi
karies pada kasus di atas, bakteri apakah yang menjadi dominan pada gigi karies
tersebut? Jelaskan ciri-ciri bakteri-bakteri tersebut?
Ada 3 jenis bakteri yang sering menyebabkan karies, yaitu:3,4
1. Streptococcus
Streptococcus varidant yang paling sering adalah streptococcus salivarius, S.
Sanguins, S. Mutans,S. Mitis. Memiliki ciri khas yaitu sifat alfa hemolitiknya tetapi
bakteri ini mungkin juga hemolitik. Pertumbuhannya tidak dihambat oleh optokin,
dan koloninya tidak larut dalam empedu (deoksikolat). Streptococcus mutans
berperan penting dalam mengawali karies, dan tidak berperan dalam
perkembangan karies selanjutnya, yaitu karies yang dalam. Bakteri yang dominan
pada lapisan yang paling dalam yaitu anaerob obligat. Streptococcus mutans adalah
bakteri anaerob gram positif yang dapat memfermentasikan berbagai macam
karbohidrat menjadi asam sehingga terjadi penurunan pH rongga mulut.
Streptococcus mutans dapat membentuk dan menyimpan polisakarida intraseluler
dari berbagai jenis karbohidrat dan mempunyai kemampuan untuk membentuk
polisakarida ekstraseluler ( dekstran) yang menghasilkan sifat-sifat adhesif dan
kohesif plak pada permukaan gigi. Streptococcus mutans memiliki ciri-ciri
berbentuk kokus, membentuk pasangan/ rantai selama masa pertumbuhannya,
berdiameter 0.5 – 0.7 µm dan bersifat non-motil. Bakteri ini juga mempunyai
kemampuan menempel pada semua lokasi permukaan habitatnya dalam rongga
mulut, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya bakteri yang melekat pada
permukaan restorasi resin komposit sinar tampak dalam rongga mulut.
2. Lactobacillus
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai
adalah lesi dentin yang dalam. Lactobacillus hanya dianggap sebagai faktor
pembantu proses terjadinya karies . bakteri ini bersifat gram positif, tidak
membentuk spora , kebanyakan tidak bergerak , terbanyak bersifat anaerob
fakultatif . dapat dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan sifat fermentasi glukosa
yaitu :
• Homofermentative , dengan produk akhir lactic acid
• Heterofermentative . produl akhir acetid acid, carbon dioxide ,ethanol dan lactic
acid.
Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri gram positif dan produsen asam
laktat yang produktif. Asam laktat yang dihasilkan akan menurunkan pH rongga
mulut secara drastis dan menyebabkan demineralisasi email. Jika proses ini terus
terjadi, maka akan terjadi karies gigi. Lactobacillus acidophilus memiliki ciri-ciri
tidak membentuk spora, toleran terhadap asam, dan kebanyakan non- motil
3. Actynomyces
Semua spesies ini memfermentasikan glukosa,terutama membentuk asam
laktat, asetat, suksinat, dan asam Format. Actynomyces visocus dan actinomyces
naesundil mampu membentuk karies akar, fisur, dan merusak
periodontonium.actynomyces odontolyticus pertama kali ditemukan oleh batty
(1958).
3. Jelaskan mekanisme bakteri sehingga menyebabkan karies gigi!
Pada proses patogenesis karies gigi diawali dengan perlekatan bakteri S. mutans
pada reseptor spesifik di pelikel gigi. Pelikel adalah lapisan tipis, translusen, halus, dan
tidak berwarna. Pelikel terdiri dari protein terutama glikoprotein cairan ludah yang
melekat erat pada permukaan gigi. Bila tidak didahului oleh proses perlekatan,
kolonisasi bakteri tidak akan terjadi. Dengan demikian akumulasi asam laktat juga tidak
akan terbentuk. Proses perlekatan S. mutans pada pelikel gigi difasilitasi oleh fimbriae
S. mutans.5
Setelah S. mutans melekat pada gigi, maka proses selanjutnya adalah adaptasi
pada lingkungannya sehingga proses akumulasi bakteri pada gigi segera dimulai.
Dengan kondisi lingkungan yang kaya akan bahan karbohidrat atau sukrosa, enzim
ekstraseluler dari S.mutans yang dikenal dengan nama enzim glucosyltransferase
(GTF) akan berfungsi. Enzim ini akan mengkatalisis sukrosa yang berasal dari substrat
makanan sehingga terbentuk polimer glukosa ekstraseluler (glukan) atau yang biasa
disebut dengan slime layer yang terdapat pada permukaan sel bakteri dan juga berfungsi
membantu memperkuat perlekatan bakteri pada pelikel gigi.5
Setelah melekat maka alumulasi plak akan terbentuk. Plak adalah lapisan tipis,
tidak berwarna mengandung banyak bakteri dan lekat pada permukaan gigi. Bakteri
juga berproliferasi disertai dengan pembentukan matriks inter bakterial yang terdiri atas
polisakarida ekstraseluler. Sukrosa merupakan karbohidrat utama pembentuk
polisakarida ekstraseluler di dalam plak. Pada 24 jam pertama terbentuklah lapisan tipis
yang terdiri dari bakteri coccus dan suasana pada lapisan plak masih aerob. 5
Bila jumlah bakteri ini semakin banyak dan ditambah dengan keberadaan
karbohidrat dari sisa makanan dalam rongga mulut yang memadat, maka proses
fermentasi akan terakselerasi dan menghasilkan asam laktat dan energi yang banyak.
Bakteri Streptococcus mutans memfermentasi karbohidrat, memproduksi asam
organik, termasuk laktit formik, asetik dan propionik. Hal ini membuat keadaan Ph pada
mulut menjadi lebih rendah sehingga bersifat lebih asam. Asam ini akan berdifusi ke
dalam enamel, dentin atau sementum yang secara parsial menghancurkan kristal
mineral atau demineralisasi. Setelah itu mineral yaitu kalsium dan fosfat akan berdifusi
dari gigi dan bila proses terus berlanjut maka akan terjadi kavitas dan menyebabkan
gigi berlubang atau karies gigi.5
4. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab gusi bengkak yang terjadi pada gingiva
regio anterior rahang bawah, dan bakteri yang dominan pada kasus diatas!
Bakteri yang menyebabkan gingivitis adalah bakteri gram negatif, yaitu
Porphyromonas gingivalis, Tannerella fosythia, Treponama denticola Actinomyce
viscosus, Selemonas noxia, Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan bakteri gram
positif Streptococcus sanguinis, Streptococcus mutans, A. Viscosus. 6,7
Gingivitis pada tahap awal ditandai dengan peningkatan kadar
polymorphonuclear leukocyte / Leukosit PMN. Peningkatan Leukosit PMN akan
meningkatkan radikal bebas dalam proses fagositosis terhadap bakteri yang akan
menimbulkan kerusakan lebih lanjut. Gingivitis pada tahap lanjut ditandai dominasi sel
limfosit, tetapi masih terdapat kronis terjadi peningkatan kadar sel plasma, limfosit B,
dan makrofag. Leukosit adalah sel yang akan melawan bakteri patogen pada gingiva.
Leukosit PMN memiliki kemampuan untuk menyerang dan menghancurkan bakteri,
virus dan bahan-bahan yang merugikan lain yang menyerbu masuk ke dalam tubuh. 6,7
Bakteri yang dominan pada kasus tinggi meliputi Porphyromonas gingivalis,
Tannerella forsythia, Prevotella intermedia, Campylobacter rectus, Eikonella
corrodens,Fusobacterium nucleatum, Actinobacillus actinomycetemcomitas,
Peptostreptococcus micros, spesies Treponema dan Eubacterium. 6,7
Infeksi pada jaringan periodontal dimulai oleh invasi bakteri patogen spesifik
yang berkolonisasi membentuk biofilm plak. Kolonisasi serta invasi bakteri patogen
dan produk-produknya pada sulkus gingiva merupakan tahap awal proses
perkembangan penyakit. Jika bakteri pada plak gigi ini berakumulasi akan merangsang
respon inflamasi pada gingiva dan respon tersebut menyebabkan kerusakan pada daerah
disekitar akumulasi tersebut. Akumulasi tersebut juga akan menginvasi oral pathogen
pada biofilm plak gigi tadi. Bakteri itu menghasilkan zat metabolisme endotoksin dan
heksotoksin beserta enzim. Zat metabolisme tadi akan dilespaskan oleh bakteri tersebut
dan akan menghancurkan substandi inter selular epitel sehingga menimbulkan
traumatikus epitel ulkus. Kondisi ini akan menyebabkan serat kolagen pada gusi mulai
rusak bersamaan dengan terjadinya deposisi fibrin. Selanjutnya enzim dan toksin yang
dilepaskan oleh bakteri akan menembus jaringan pendukung dibawahnya. Bakteri
dapat menyebabkan destruksi jaringan secara langsung atau secara tidak langsung
dengan menstimulasi respon pertahanan tubuh inang. Interaksi antara mikroorganisme
dengan sistem pertahanan tubuh inang menimbulkan reaksi kompleks yang disebut
inflamasi. Inflamasi merupakan respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan
penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan
oleh kerusakan awal. Dimana proses inflamasi ini akan melepas sel maskan pada
jaringan tsb dan akan melepaskan mediator kimiawi seperti histamine. Mediator
kimiawi ini akan menyebabkan Vasodilatasi arterior dan peningkatan permeabilitas
kapiler local / darah. Vasodilatasi ini akan meningkatkan aliran darah ke jaringan yang
rusak sehingga pada jaringan seperti gusi akan tampak kemerahan atau tudor sedangkan
peningkatan permeabilitas kapiler local akan menyebabkan akumulasi cairan pada
jaringan tersebut. Kondisi ini yg akhirnya akan mengakibatkan terjadinya edema local
atau pembengkakan atau tumor yaitu pembengkakan disekitar jaringan gusi yang
mengalami kerusakan oleh karena peradangan. Jika gusi bengkak atau gingivitis ini
dibiarkan dapat berkembang bertambah parah menjadi periodontitis, yaitu peradangan
atau infeksi pada daerah periodontal (ligament dan tulang alveolar). 8,9,10,11
• Invasi
Masuknya/invasi bakteri atau produk bakteri ke jaringan periodontal
diperkirakan penting bagi proses terjadinya penyakit. Studi klinis menunjukkan
bahwa Actinobacillus actinomycetemcomitans dapat melakukan penetrasi ke
epitel gingiva.
• Memproduksi toksin
Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Campylobacter rectus
memproduksi leukotoksin yang dapat membunuh netrofil dan monosit.
• Peran unsur sel/substansi sel.
Dinding bakteri gram negatif mengandung lipopolisakarida (LPS, endotoksin)
yang mana dikeluarkan setelah bakteri mati. Selain sebagai pencetus terjadinya
proses inflamasi, LPS juga dapat menyebabkan nekrosis jaringan.
• Memproduksi enzim.
Bakteri plak memproduksi enzim yang turut berperan pada penyakit
periodontal. Enzim tersebut antara lain yaitu kolagenase, hialuronidase,
gelatinase, aminopeptidase, pospolifase, dan posfatase basa dan asam.
Bakteri gram negatif subgingiva menggunakan protein sebagai nutrisi mereka
dan memiliki enzim proteolitik untuk memecah protein menjadi peptida dan
asam amino agar dapat diabsorbsi. Sejumlah patogen periodontal ditunjukkan
mampu memproduksi protease yang mampu mendegradasi struktur protein dan
jaringan periodontal yang terlibat dalam reaksi imun dan inflamasi pada
periodontitis kronis.
Actinobacillus actinomycetemcomitans memproduksi enzim kolagenase yang
dapat merusak kolagen tipe 1. Hal ini dapat mendorong terjadinya degradasi
kolagen dan gangguan pada jaringan ikat periodontal. Porphyromonas
gingivalis memproduksi beberapa faktor virulensi termasuk kolagenase,
endotoksin, fibrinolisin, posfolipase.
• Menghindar dari pertahanan pejamu.
Untuk dapat bertahan di lingkungan periodontal, bakteri harus mampu
menetralisir atau menghindar dari mekanisme pejamu untuk menyingkirkan dan
membunuh bakteri.
Sejumlah mekanisme yang dimiliki patogen periodontal dalam menghindar atau
menghancurkan pertahanan pejamu, meliputi :
a. Penghancuran langsung polimorponuklear leukosit (PMN) dan
makropag.
Leukotoksin yang diproduksi beberapa strain dari Actinobacillus
actinomycetemcomitans dapat menghancurkan polimorfonuklear
leukosit dan makrofag.
b. Menghambat kemotaksis polimorfonuklear leukosit (PMN).
Sejumlah spesies bakteri termasuk Porphyromonas gingivalis,
Actinobacillus actinomycetemcomitan, dan spesies Capnocytophaga,
dapat menghambat kemotaksis PMN, dan mengurangi fagositosis dan
pembunuhan intraselular.
c. Degradasi imunoglobulin.
Sejumlah bakteri gram negatif pigmen-hitam anaerob dan spesies
Capnocytophaga
memproduksi protease yang dapat menyebabkan degradasi Ig G dan Ig
A.
d. Memodulasi fungsi sitokin.
Sitokin adalah faktor utama yang mengontrol sistem inflamasi dan imun.
Ada bukti bahwa agen infeksi mampu memodulasi fungsi sitokin.
Arginin specific trypsin-like proteinase (RgpA) dari Porphyromonas
gingivalis dapat membelah dan mengaktifkan mediator tertentu dari pro-
dan anti- inflamatori. Keseimbangan antara kedua fungsi yang
berlawanan ini dapat mempengaruhi keadaan inflamasi lokal pada
jaringan periodontal.
e. Degradasi fibrin.
Beberapa gram negatif pigmen-hitam anaerob memiliki aktivitas
fibrinolitik yang mana akan mengurangi jeratan bakteri oleh fibrin untuk
fagositosis.
f. Mengubah fungsi limposit.
Sejumlah bakteri gram negatif dan Spirokheta pada flora subgingiva
dapat mengubah fungsi limposit dan memproduksi imunosupresif.
Proses destruksi jaringan yang terjadi merupakan akibat dari interaksi
bakteri atau substansi bakteri dengan sel pejamu, yang mana secara
langsung maupun tidak langsung mengarah kepada degradasi jaringan
periodontal.
8. Sebutkan ciri-ciri dari bakteri penyebab bau mulut (minimal 2 bakteri dan
jelaskan ciri-ciri nya!
Mikroorganisme rongga mulut yang paling mungkin menyebabkan bau mulut
adalah spesies bakteri gram negatif termasuk semua Campylobacter spp, C. concisus,
C. gracilis, C mucosalis, C. rectus; semua Porphyromonas spp, P. gingivalis, P.
catoniae, P. endodontalis; semua Prevotella spp, P. intermedia, P. buccae, P.corporis,
P. dentalis, P. loescheii, P. oris; Enterobacteriaceae, Tannerella forsythensis,
Centipeda periodontii, Eikenella corrodens, Fusobacterium nucleatum, Treponema
denticola. Sedangkan, bakteri gram positif ialah semua Actinomyces spp, A. israelii, A.
odontolyticus, A. radingae, A.turicensis; semua Lactobacillus spp, L. oris, L.
plantarum; Peptostreptococcus spp, P. anarobius, P. micros.14