TAHUN 2023
2
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan Judul :
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan
Sulawesi Selatan”.
Laporan kasus ini merupakan salah satu dari tugas praktek klinik di Poli
Fisioterapi RSKD. Dadi Prov. Sul-Sel. Selain itu juga laporan kasus ini bertujuan
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Tentang Anatomi dan Biomekanik Vertebrae
1. Anatomi Vertebrae
a. Tulang Pembentuk Vertebrae
b. Discus IntervertebralisFacet Joint pada Vertebrae
c. Ligamen Vertebrae
d. Otot VertebraeInervasi pada Vertebrae
2. Biomekanik Vertebrae
a. Gerakan Fleksi Lumbal
b. Gerakan Ekstensi LumbalGerakan Lateral Fleksi Lumbal
c. Gerakan Rotasi LumbalB...................Tinjauan Tentang Spondylolisthesis
LumbalDefinisi Spondylolisthesis Lumbal
1. Epidemiologi Spondylolisthesis LumbalPatofisiologi Spondylolisthesis
Lumbal
2. Gambaran Klinis Spondylolisthesis Lumbal
A. Identitas Pasien
B. History Taking
C. Inspeksi/Observasi
D. Pemeriksaan dan Pengukuran Fisioterapi
E. Diagnosa Fisioterapi
iii
F. Problematik Fisioterapi
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan Assessment Fisioterapi
B. Pembahasan Intervensi FisioterapiBAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar
fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada
kondisi tulang belakang dimana salah satu vertebra bergeser ke depan atau
1
tetapi hal tersebut dapat terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi.
gerak bawah, spasme otot hamstring, dan penurunan lingkup gerak sendi
dapat mulai berkembang pada usia 20 tahun. Hal ini meningkat, dan
membungkuk, berjalan dalam waktu yang lama dan duduk dalam waktu
yang lama karena adanya nyeri yang dirasakan. Disability dalam aktifitas
2
BAB II
TINJAUAN KASUS
1. Anatomi Vertebrae
4. Os.Sacrum
5. Os.Coccygae
6. Atlah
7. Axis
8. Vertebrae Prominens
9. Foramen Intervertebralis
1. Proc.Spinosus
2. Proc.Transversus
3
4. Incisura Vertebralis Superior
5. Corpus Vertebrae
1. Proc.Spinosus
2. Proc.Articularis Inferior
3. Proc.Articularis Superior
4. Proc.Transversus
b. Discus Intervertebralis
4
lilingi nukleus pulposus dan terlekat pada vertebral endp late,
kanan-kiri.
5
c. Facet Joint pada Vertebrae
lebih dekat kedalam bidang sagital. Karena bentuk facet ini, maka
6
4) Ligament Transversum melekat pada tiap processus
terpisahnya 2 vertebra.
7
e. Otot pada Vertebrae
1. M. Serratus Anterior
2. M. Serratus Posterior
3. M. Oblique Eksternus
4. M. Intercostalis Internus
5. M. Intercostalis Eksternus
6. M. Oblique Externus
7. M. Oblique Internus
8. M. Piramidalis
Gambar 2.4. Anterior Muscle
9. M. Rectus Abdominis
1. M. Deltoid
2. M. Teres Major
3. M. Infraspinatus
4. M. Thoromboid Major
5. M. Lattisimus Major
6. M. Lattisimus Dorsi
7. M. Oblique Eksternus
8. M. Thoracolumbal Fascia
8
Keterangan Gambar 2.5
2. M. Intertransversalis Lateralis
3. Lumborum
5. M. Multifidi
6. M. Transversus Abdominis
7. M. Quadratus Lumborum
Gambar 2.6. Local Muscle
saraf anterior dan posterior. Ramus anterior akar saraf vertebra L1-
9
Tabel 2.1. Saraf Terpi dari Pleksus Lumbal
Akar
No Nama Saraf Fungsi Motorik Fungsi Sensorik
Persarafan
Mempersarafi Mempersarafi
L1 dengan otot internal daerah kulit
Iliohypogastri
1. konstribusi oblique dan posterolateral
c
dari T12 transversus gluteal pada regio
abdominis pubis
Mempersarafi
daerah kulit pada
upper middle
Mempersarafi
thigh, juga daerah
otot internal
penis dan anterior
2. Ilioinguinal L1 oblique dan
skrotum pada
transversus
pria, serta daerah
abdominis
mons pubis dan
labia majora pada
wanita.
Mempersarafi
daerah kulit
anterior skrotum
(pada pria), mons
Mempersarafi pubis dan labia
3. Genitofemoral L1, L2
otot kremaster majora (pada
wanita), serta
pada bagian
upper anterior
thigh
Mempersarafi
Lateral bagian anterior
4. L2, L3 -
Kutaneus dan lateral paha
ke tingkat lutut
Mempersarafi Mempersarafi
5. Obturator L2, L3, L4
otot obturator daerah kulit pada
10
eksternus,
pectineus,
adductor longus,
bagian medial
adductor brevis,
paha
adductor
magnus, dan
gracilis
Mempersarafi
Mempersarafi
otot iliacus,
daerah kulit pada
pectineus,
6. Femoral L2, L3, L4 bagian anterior
Sartorius, dan
paha dan medial
grup quadriceps
kaki
femoris
2. Biomekanik Vertebrae
gerakan yang terjadi yaitu fleksi, ekstensi, rotasi dan lateral fleksi.
(Kapanji, 2010).
11
Gerakan ini menempati bidang sagital dengan axis frontal,
sudut ekstensi lumbal sekitar 35°. Gerakan ini dilakukan oleh otot
(kapanji, 2010).
12
Gerakan fleksi trunk 50% juga berasal dari rotasi pelvis,
miring 75 kg, duduk tegak 175 kg, duduk membungkuk 190 kg.
Jadi tekanan intradiskus pada posisi tegak lebih rendah dari pada
dimana L5 bergeser (slip) diatas S1, akan tetapi hal tersebut dapat
terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi. Pergeseran tulang belakang ini
13
menyebabkan adanya rasa nyeri pada daerah punggung bawah,
fungsional sehari-hari.
yang kecil, sendi facet tidak kompeten, yang dapat bersifat kongenital
terjadi selama masa remaja karena patah tulang atau cedera pada salah
14
Spondylosis terjadi diawali dengan adanya pergeseran kedepan
dimana vertebra L5 bergeser (slip) diatas vertebra S1, akan tetapi hal
a. Displatik
b. Isthmic
c. Degeneratif
d. Trauma
15
Setelah kecelakaan besar atau trauma untuk kembali
e. Patologis
metastasis tumor.
16
motorik, sensorik, dan perubahan refleks yang sesuai untuk
BAB III
17
TINJAUAN ASSESSMENT DAN INTERVENSI FISIOTERAPI
History Taking :
Sebenarnya pasien sudah merasakan nyeri karena terjatuh sejak beberapa tahun yang lalu tetapi pasien
menghiraukannya. Dan pada seminggu yang lalu pasien merasakannya nyeri yang sangat hebat hingga
ke tungkainya, akhirnya pasien konsul ke dokter saraf dan sempat menjalan rawat inap.Hasil rontgen
menunjukkan adanya pergeseran L5 terhadap S1 sehingga pasien di rujuk ke fisioterapi.
.
Inspeksi :
Statis : Wajah pasien terlihat cemas, terdapat tightness pada back muscle, dan terdapat perubahan
kontur pada back muscle dengan kondisi hyperlordosis pada lumbal.
Dinamis : Pasien dapar berjalan tanpa alat bantu dan bantuan orang lain, posisi pelvic tidak seimbang,
dan pola jalan tidak normal
Pemeriksaan Fisik
Diagnosa :
Gangguan Aktivitas Fungsional Lumbal Akibat Low Back Pain Et Causa
Spondylolisthesis Lumbal Segmen L5-S1
18
1. Visual Analog Scale (VAS)
nyeri yang terjadi pada beberapa lokasi dalam sistem saraf perifer dan
skala. Awal garis menunjukkan tidak ada nyeri sedangkan akhir garis
19
Pengukuran fleksibilitas lumbal, kita dapat mengetahui gambaran
fleksi lumbal.
b. Penatalaksanaan :
20
c. Interpretasi : Fleksibilitas lumbal dikatakan baik jika nilai
perbedaan jarak kedua tanda dalam posisi tegak dan dalam posisi
21
d. Teknik Pelaksanaan :
DS = JN : 50 X 100%
Keterangan :
JN = Jumlah nilai
22
Tidak ada gangguan mandi dan berpakaiyan 0
Masih dapat melakukan mencuci dan mandi
1
meskipun menyebabkan sedikit rasa sakit
Perawatan Mencuci dan berpakaian meningkatkan rasa sakit,
Diri namu masih mampu melakukannya 2
23
Saya tidak bisa berjalan sama sekali 5
Saya bisa duduk di kursi apapun selama saya suka 0
Saya hanya bisa duduk di kursi favorit saya 1
Duduk Nyeri mencagah saya duduk lebih dari 1 jam 2
Nyeri mencagah saya duduk lebih dari ½ jam 3
Nyeri mencagah saya duduk lebih dari 10 jam 4
Saya menghindari duduk karena meningkatkan
5
rasa sakit
Saya dapat berdiri selama saya inginkan tanpa
0
menambah nyeri
Saya dapat berdiri selama yang saya inginkan tetapi
1
menambah nyeri
Berdiri
Nyeri menghambat saya berdiri lebih dari 1jam 2
Nyeri menghambat saya berdiri lebih dari ½ jam 3
Nyeri menghambat saya berdiri lebih dari 10 menit 4
Nyeri menghambat saya berdiri 5
Saya tidak memiliki rasa sakit di tempat tidur 0
Tidur Saya mendapatkan sakit di tempat tidur tetapi tidak
1
menggagu tidur saya
Karena sakit tidur malam normal saya berkurang
2
dari ¼ waktu tidur sebelumnya
Karena sakit tidur malam normal saya berkurang
3
dari ½ waktu tidur sebelumnya
Karena sakit tidur malam normal saya berkurang
4
dari ¾ waktu tidur sebelumnya
Nyeri membuat saya tidak tidur sama sekali 5
Kehidupan sosial saya normal 0
Kehidupan sosial saya normal, ada sedikit rasa sakit 1
Kehidupan Nyeri tidak berpengaruh signifikat terhadap
2
sosial kehidupan sosial saya, tidak membatasi aktivitas
Nyeri telah membatasi kehidupan sosial saya dan
3
saya tidak sering pergi ke luar
24
Nyeri telah membatasi kehidupan sosial saya di
4
rumah
Saya hampir tidak memiliki kehidupan sosial 5
Saya tidak merasa sakit saat perpergian 0
Saya merasakan sedikit rasa sakit saat berpergian
1
tapi tidak terganggu
Berpergian Saya merasakan sakit saat berpergian tapi tidak
2
terlalu berat
Saya mencari jenis-jenis alternative wisata 3
Saya merasakan sakit ekstra saat berpergian, yang
4
memaksa saya mencari jenis-jenis alternative wisata
Nyeri membatasi saya dalam berpergian 5
Pekerjaan/aktivitas kerja normal tetapi
0
menyebabkan sedikit nyeri
25
Interprestasi :
elektroda. Perasaan geli terasa dibawah kulit dan otot. Sinyal ini
26
dipasang di bagian tubuh tertentu, kemudian arus dialirkan melalui
27
oleh tubuh (diproduksi oleh kelenjar hipofisis dan sistem saraf
b) Indikasi TENS
1) Keluhan nyeri
c) Kontraindikasi TENS
perkembangan janin.
d) Manfaat TENS
28
e) Prosedur dan dosis TENS
29
2. Soft Tissue Manipulation
1) Massage Efflurage
2) Massage Friction
pembuluh darah,
30
3. William Flexion Execise
31
karena semakin otot itu rileks dan tidak tegang maka otot tersebut
1) Pelvic tilting,
2) Knee to Chest,
4) Partial Sit-Up,
5) Hamstring Stretch,
7) Squad.
structural.
1) Fraktur baru
3) Terdapat hematoma
4) Terjadi hipermobilitas
32
BAB IV
A. Identitas Pasien
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Usia : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Antang
B. History Taking
1. Keluhan Utama : Nyeri Punggung Bawah
2. Penyebab : Riwayat trauma langsung (jatuh duduk)
3. Lokasi Keluhan : Punggung sisi sinistra
4. Keluhan Tambahan : Piriformis Syndrom
5. Riwayat Penyakit Dulu :-
6. Riwayat Penyakit Skrg : Sebenarnya pasien sudah merasakan nyeri
karena terjatuh sejak beberapa tahun yang lalu tetapi pasien
menghiraukannya. Dan pada seminggu yang lalu pasien
merasakannya nyeri yang sangat hebat hingga ke tungkai kirinya,
akhirnya pasien konsul ke dokter saraf dan sempat menjalan rawat
inap.Hasil rontgen menunjukkan adanya pergeseran L5 terhadap S1
sehingga pasien di rujuk ke fisioterapi.
7. Riwayat Penyakit orgtua : -
8. Riwayat Penyakit pnyrt : -
9. Faktor yang Memperberat : Duduk lama dan Berjalan lama
10. Faktor yang Memperingan: Beristirahat
33
C. Inspeksi/Observasi
1. Inspeksi Statis
a. Wajah pasien terlihat cemas
b. Pasien menggunakan korset sebagai fiksator lumbal
c. Terdapat tightness pada back muscle
d. Terdapat perubahan pada kontur otot back muscle
2. Inspeksi Dinamis
a. Pasien dapat berjalan tanpa alat bantu dan bantuan orang lain.
b. Pola jalan tidak normal
2. General Assessment
Kesadaran Umum : Baik
Kesadaran : GCS 15 (E4 M6 V5)
3. Gait Analysis
Antalgik Gait : Pain in stance phase
4. Status Psikis
Sikap : Normal
Ekspresi Wajah : Menahan Nyeri
Orientasi : Normal
Perhatian : Normal
34
5. Palpasi
a. Suhu : (-) Tidak ada peningkatan suhu lokal
b. Oedem : (-) Tidak ada
c. Nyeri Tekan : (+) VAS 7 pada M.Erector Spine
d. Spasme : (+) Tightness di sepanjang M.Erector Spine
e. Tonus Otot : (-) Tidak ada
f. Kontur Kulit : (-) Normal
GERAKA
REGIO PFGD AKTIF PFGD PASIF TIMT
N
Tidak full ROM,
Mampu
Fleksi ada nyeri pada
Terbatas, ada nyeri melawan
area lumbal,
tahanan minimal
elastic endfeel
Tidak full ROM,
Mampu
Ekstensi ada nyeri pada
Terbatas, ada nyeri melawan
area lumbal, hard
tahanan minimal
endfeel
Full ROM, tidak Mampu
Lat.Fleksi (d) Mampu, full ROM,
ada nyeri dan melawan
tidak ada nyeri
Lumbal elastic endfeel tahanan
Mampu, tidak full Tidak full ROM, Mampu
Lat.Fleksi (s) ROM, ada sedikit sedikit nyeri dan melawan
nyeri elastic endfeel tahanan
Full ROM, tidak Mampu
Rotasi (d) Mampu, full ROM,
ada nyeri dan melawan
tidak ada nyeri
elastic endfeel tahanan
Mampu, tidak full Tidak full ROM, Mampu
Rotasi (s) ROM, ada sedikit sedikit nyeri dan melawan
nyeri elastic endfeel tahanan
Hip Full ROM, tidak Mampu
Fleksi Mampu, full ROM,
ada nyeri dan melawan
tidak ada nyeri
elastic endfeel tahanan
Full ROM, tidak Mampu
Ekstensi Mampu, full ROM,
ada nyeri dan melawan
tidak ada nyeri
elastic endfeel tahanan
Full ROM, tidak Mampu
Abduksi Mampu, full ROM,
ada nyeri dan melawan
tidak ada nyeri
elastic endfeel tahanan
Adduksi Mampu, full ROM, Full ROM, tidak Mampu
tidak ada nyeri ada nyeri dan melawan
elastic endfeel tahanan
35
Full ROM, tidak Mampu
Eksorotasi Mampu, full ROM,
ada nyeri dan melawan
tidak ada nyeri
elastic endfeel tahanan
Full ROM, tidak Mampu
Endorotasi Mampu, full ROM,
ada nyeri dan melawan
tidak ada nyeri
elastic endfeel tahanan
Fleksi Lumbal 10 cm 10 cm
Ekstensi Lumbal 14 cm 6 cm
8. Restrictive
36
10. Specific Test
a. Visual Analog Scale (VAS) : (+) Nyeri Regio Lumbal
Nyeri diam :2
Nyeri Gerak :5
Nyeri Tekan :7
b. Compression Test : (+) nyeri pada L5-S1
c. PACVP : (+) Hard Endfeel
d. SLR Test : (+) < 45° (lesi pada facet joint)
e. Myotome Test : (+) L5-S1 (M. Tibialis Anterior dan
M. Gastrocnemius)
37
E. Diagnosa Fisioterapi
“Gangguan Aktivitas Fungsional Lumbal Akibat Low Back Pain Sinistra
Et Causa Spondylolisthesis Lumbal Segmen L5-S1”
F. Problematik Fisioterapi
Pemeriksaan/Pengukuran
No Komponen ICF
Yang Membuktikan
Impairment
Body Structure :
Disc Anterior Slippage
(Spondylolisthesis) ke arah
MRI
Anterocaudal (Anterolisthesis) pada
segmen vertebrae L5-S1
Body Function :
Activity Limitation
2.
Kesulitan dalam transfer posisi dari
Inspeksi, PFGD, ODI Scale
Berdiri ke Jongkok
Participation Restriction
3.
Kesulitan dalam kehidupan social dan
Anamnesis, ODI Scale
beribadah
38
BAB V
B. Strategi Intervensi
NO
KOMPONEN ICF Tujuan Intervensi Jenis Intervensi
.
Impairment
39
TENS
Tightness di sepanjang Menurunkan Soft Tissue
M.Erector Spine sisi kiri. Tightness/Spasme Manipulation William
Flexion Exc
Soft Tissue
Penurunan fleksibilitas Manipulation William
Meningkatkan
punggung bawah (fleksi Flexion Exc
fleksibilitas lumbal
ekstensi lumbal) Core Stability and
Postural Control
Activity Limitation
TENS
Mengembalikan Soft Tissue
Kesulitan dalam transfer
kemampuan Manipulation
posisi dari Berdiri ke
fungsional berdiri ke William Flexion Exc
Jongkok
duduk Core Stability and
2. Postural Control
TENS
Soft Tissue
Kesulitan dalam Mengembalikan
Manipulation
melakukan aktivitas sehari- kemampuan
William Flexion Exc
hari (ADL) fungsional (ADL)
Core Stability and
Postural Control
Participant Restriction
TENS
Mengembalikan Soft Tissue
3. Kesulitan dalam kehidupan kemampuan untuk Manipulation
social dan beribadah bersosialisasi tanpa William Flexion Exc
hambatan Core Stability and
Postural Control
40
- I : 60-80Hz
- T : 10 menit
- F : 3x/seminggu
- I : Toleransi pasien
- T : 5 menit
- I : 6hit 3rep
- T : 10 menit
41
b) Dosis : - T : tabletop strength, bridging, pilates crunch,
- F : 3x/minggu
- I : 6hit 3rep
1. Edukasi
2. Home Program
E. Evaluasi Fisioterapi
Evaluasi
KE- Problematik FT Jenis Intervensi
Sebelum Setelah
42
Diam : 2 Diam : 2
Tekan : 7 Tekan : 6
Nyeri Tekan
Segmen L5-S1 Soft Tissue Gerak : 5 Gerak : 4.5
Manipulation
Nyeri Gerak Peningkatan LGS/ROM Trunk
Fleksi-Ekstensi William
Penurunan Nyeri
Nyeri Diam pada
punggung bawah
TENS Diam : 2 Diam : 1
Nyeri Tekan
Segmen L5-S1 Soft Tissue Tekan : 6 Tekan : 4.5
Manipulation Gerak : 4.5 Gerak : 3
Nyeri Gerak
Fleksi-Ekstensi William
Minggu Peningkatan LGS/ROM Trunk
II Flexion Exc
Spasme Fleksi : selisih 6 cm Fleksi : selisih 4 cm
M.Erector Spine Core Stability
Ekstensi : selisih 4 cm Ekstensi : selisih 3 cm
and
Lat.Fleksi (s) : Selisih 3cm Lat.Fleksi (s) : Selisih 2cm
Penurunan Postural/Balance
Fleksibilitas Contro
lumbal Fungsional / ADL Lumbal
43
and Fleksi : selisih 4 cm Fleksi : selisih 3 cm
Spasme Postural/Balance Ekstensi : selisih 3 cm Ekstensi : selisih 2 cm
M.Erector Spine Control Lat.Fleksi (s) : Selisih 2cm Lat.Fleksi (s) : Selisih 2cm
BAB VI
PEMBAHASAN
1. History Taking/Anamnesis
2. Inspeksi
3. Pemeriksaan/Pengukuran Fisioterapi
a) Vital Sign
44
Pemeriksaan vital sign atau TTV (tanda-tanda vital) adalah
b) Gait Analysis
dan fase ayunan 40% dari siklus gait. Selain dibagi menjadi 2 fase
tersebut, siklus gait juga bisa dibagi menjadi 6 gerakan yaitu heel
strike, foot flat, mid stance, heel off, toe off, dan midswing
c) Palpasi
45
Saat palpasi dilakukan, posisi harus rileks dan nyaman untuk
e) Pemeriksaan Spesific
2) Fleksibilitas Lumbal
46
belakang sehingga resiko terjadinya keluhan musculoskeletal
menurun.
3) SLR Test
disalurkan lewat elektroda. Perasaan geli terasa dibawah kulit dan otot.
2018).
a) Teknik Massage
1) Efflurage
2) Friction
47
Friction atau tekanan dalam adalah untuk menggerakkan
3. William Flexion
mengendalikan posisi dan gerakan central pada tubuh yaitu : head and
48
Aktifitas core stability akan memelihara postur yang baik dalam
lengan dan tungkai. Selain itu core stability juga berpengaruh terhadap
kontrol neural. Ketiga subsistem ini saling berkaitan, jika salah salah
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapatkan hasil bahwa terjadi penurunan nyeri baik nyeri diam, nyeri gerak
maupun nyeri tekan setelah diberikan intervensi TENS, dan Soft Tissue
area M.Erector Spine sisi Sinistra setelah diberikan intervensi Soft Tissue
(Disabilitas sedang).
49
DAFTAR PUSTAKA
Meliala LKRT. Patofisiologi Nyeri Pada Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala
Ropper AH and Brown RH. Pain in the Back, Neck and Extrimities. In: Adams
and Victor’s Principle of Neurology, 8th Edition. . New York: McGraw Hill,
2005. p.168-191
50
Thumbaraj V. Lumbar Spondilosis. Available at:
July 2023
http://emedicine.medscape.com/ article/314921-overview#showall.
Aras Djohan, Hasnia Ahmad, Andy Ahmad, 2017. Tes Spesifik Muskuloceletal
Aras Djohan, Hasnia Ahmad, Andy Ahmad, 2017. Thw New Concept Of Physical
Behrens, BJ. 2006. Physical Agents Theory and Practice Laboratory Manual, F.A
. Amir D. Terapi Fisik Pada NPB. Dalam: Meliala LKRT, Suryamiharja A, Purba
Rosadi, R., Sunaringsih, S., Wardojo, I., Algifari, M. F., Program, ), Fisioterapi,
S., Kesehatan, I., Malang, U. M., Program, M., & Fisioterapis, S. P. (2022).
51
Penatalaksanaan Fisioterapi Kasus Lower back pain e.c Spondylosis
52