Nim: 18.0087.T
Prodi: S1 Fisioterapi
William Flexion Exercise merupakan program latihan yang terdiri atas 7 macam gerak yang
menonjolkan pada penurunan lordosis lumbal (terjadi fleksi lumbal). Dalam beberapa kasus, program
latihan ini digunakan ketika penyebab gangguan berasal dari facet joint (kapsul-ligamen), otot, serta
degenerasi corpus dan diskus. Tn. William menjelaskan bahwa posisi posterior pelvic tilting adalah
penting untuk memperoleh hasil terbaik.
Program latihan ini juga biasanya ditujukan untuk pasien-pasien kronik LBP dengan kondisi
degenerasi corpus vertebra sampai pada degenerasi diskus. Biasanya pada laki-laki dengan usia
dibawah 50 tahun dan pada perempuan dengan usia dibawah 40 tahun yang mengalami lordosis
lumbal yang berlebihan.
McKenzie exercise merupakan suatu teknik latihan dengan menggunakan gerakan badan
terutama ke belakang/ekstensi, biasanya digunakan untuk penguatan dan peregangan otot-otot
ekstensor dan fleksor sendi lumbosacralis dan dapat mengurangi nyeri. Latihan ini biasanya untuk
memperbaiki postur dan untuk mengurangi hiperlordosis lumbal. Pada saat memberikan latihan untuk
penguatan otot punggung bawah itu dilakukan di otot-otot fleksor dan untuk peregangan itu dilakukan
di otot-otot ekstensor punggung.
1. Untuk mengurangi nyeri dan memberikan stabilitas lower trunk melalui perkembangan secara
aktif pada otot abdominal, gluteus maximus, dan hamstring.
2. Untuk menigkatkan fleksibilitas / elastisitas pada group otot fleksor hip dan lower back
(sacrospinalis).
3. Untuk mengembalikan keseimbangan kerja antara group otot postural fleksor & ekstensor.
6. Mengulur back extensor dan hip flexor, hip abductor atau meregangkan otot yg tegang /
memendek
7. Membuat otot jadi cukup rileks utk melakukan aktifitas kegiatan sehari-hari
Manfaat dan tujuan Mc Kenzie Excercise
6. Dapat mengurangi nyeri yang disebabkan oleh spasme otot sehingga stuktur jaringan spesifik
mengalami pemendekan.
7. Teori “bend finger syndrome” adanya kekuatan yang cukup untuk menimbulkan
stress/perubahan posisi mobile segment spasme dan hambatan gerak, dapat diatasi apabila
stress/perubahan posisi mobile segment dapat dihilangkan.
Indikasi:
4. LBP
Kontraindikasi:
1. Malignant (primer/sekunder)
2. Infeksi
3. RA
4. Gout
5. Paget disease
6. VBI
7. Hipermobile
8. Fraktur
9. Dislokasi
11. Spondylolisthesis
13. Osteoporosis
14. Osteomalacia
Lakukan latihan mulai dari gerakan termudah kemudian tingkatkan lebih sulit lagi sesuai
dengan kemampuan pasien
Pada saat latihan lakukan dengan gerakan dengan pelan, berirama, dan terkontrol
Apabila latihan dengan pisisi tidur sebaiknya menggunakan matras yang tidak terlalu lunak
Dilakukan dari gerakan mudah, kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan pasien
Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk memberikan kepada praktisi sebuah pangkalan bukti
untuk meresepkan latihan penguatan untuk mengurangi risiko cedera hamstring. Beberapa
penelitian telah menetapkan bahwa kondisi fleksor lutut eksentrik mengurangi risiko cedera
regangan hamstring ketika kepatuhan memadai. Manfaat dari jenis pelatihan ini mungkin
setidaknya sebagian dimediasi oleh peningkatan panjang biceps femoris panjang kepala dan
peningkatan kekuatan fleksor lutut eksentrik. Oleh karena itu, memilih latihan dengan manfaat yang
terbukti pada variabel-variabel ini harus membentuk dasar dari protokol pencegahan cedera yang
efektif. Selain itu, tubuh yang sedang tumbuh menunjukkan bahwa pola aktivasi otot hamstring
berbeda secara signifikan antara latihan yang berbeda. Biasanya, tingkat aktivitas kepala panjang
dan bisep femoris yang relatif lebih tinggi telah diamati selama gerakan berorientasi ekstensi
pinggul, sedangkan aktivasi kepala pendek bitep femoris dan biceps femoris preferensial telah
dilaporkan selama gerakan berorientasi fleksi lutut. Temuan ini mungkin memiliki implikasi untuk
menargetkan otot tertentu dalam program pencegahan cedera. Pendekatan berbasis bukti untuk
latihan kekuatan untuk pencegahan cedera regangan ham-string harus mempertimbangkan dampak
pemilihan latihan pada aktivasi otot, dan efek intervensi pelatihan pada arsitektur otot, morfologi
dan fungsi hamstring. Yang paling penting, praktisi harus mempertimbangkan efek dari program
latihan kekuatan pada faktor risiko yang diketahui atau diusulkan untuk cedera hamstring.