Anda di halaman 1dari 2

Nama: Eka Afrylia Anggraeni

Nim: 18.0087.T

Prodi: S1 Fiaioterapi

BUERGER ALLEN EXERCISE

Buerger Allen exercise itu suatu variasi gerakan aktif pada area plantar (tungkai kaki dan kaki) de
ngan memanfaatkan gaya gravitasi (Chang, et al., 2015) dan untuk membantu meningkatan aliran
peredaran darah arteri dan vena dengan cara pembukaan kapiler (pembuluh darah kecil di otot),
gerakan ini meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah sehingga meningkatkan penyediaan darah
dalam jaringan.

Prosdur yang dilakukan fisiotrapis yaitu:

1. Pisisi pasien tiduran, kemudian posisi kaki lebih tinggi dari badan dengan menggunakan alat
untuk menyangga dan kaki menggerakkan secara berulang(dorso fleksi dan plantar fleksi lalu
dengan inversi dan eversi) dilakukan selama 1 sampai 3 menit
2. Pasien duduk dengan posisi santai lalu kedua kaki dengan posisi fleksi 90° dan disertai
dengan gerakan dorsofleksi dan plantarfleksi lalu inversi dan eversi. Dilakukan selama 1
sampai 3 menit, pada latihan ini umumnya kaki akan berwarna agar merah muda apabila
warnanya kebiruan atau pasieb mengalami kesakitan sebaiknya angkat dan istirahat
seperlunya

3. Berbaring selama 5 menit, jaga agar kaki tetap hangat dengan menggunakan selimut

TUJUAN DAN MAANFAAT BUERGER ALLEN EXERCISE

1. Buerger allen exercise efektif untuk meningkatkan sirkulasi luka kaki pada penderita diabetes

2. Mudah, efekif, dan ekonomis dapat dilakukan kesemua pasien karena tidak memiliki efek
samping.
Judul Jurnal : endothelial dysfunctial in patiens with buerger deseas
Penulis : Vascular health and risk managemnt
Tahun :2007
Nilai :Q1
Abstrak : Kami mengevaluasi fungsi endotel dari pasien dengan penyakit Buerger
menggunakan tes tonometri arteri perifer, dan memeriksa faktor-faktor yang secara signifikan
berkorelasi dengan disfungsi endotel pada pasien ini. Kami melakukan tes tonometri arteri perifer
pada 22 pasien dengan penyakit Buerger. Kami mencatat karakteristik pasien, termasuk indeks
tekanan brakialis pergelangan kaki dan indeks hiperemia reaktif, yang mencerminkan disfungsi
endotel. Kami membagi pasien dengan penyakit Buerger ke dalam perawatan konservatif dan
kelompok simpatektomi lumbar. Sementara indeks hiperemia reaktif tidak berbeda secara signifikan
antara kedua kelompok ini, indeks tekanan brakialis pergelangan kaki secara signifikan berbeda (1,12
vs 0,83, P = 0,003). Selain itu, indeks hiperemia reaktif secara signifikan berkorelasi dengan nilai
indeks tekanan pergelangan kaki brakialis pada pasien dalam kelompok simpatektomi lumbar (p =
0,848, P = 0,005). Mengingat bahwa pasien dengan penyakit Buerger menunjukkan gangguan pada
sistem saraf simpatis, kita harus mempertimbangkan efek sesudahnya dari sistem gangguan tersebut
pada kondisi pasien ini. Para pasien yang diobati dengan simpatektomi lumbal mungkin lebih tepat
untuk mengevaluasi fungsi endotel mereka dengan tes tonometri arteri perifer. Kata kunci: penyakit
arteri perifer, penyakit Buerger, tonometri arteri perifer, simpatektomi

Anda mungkin juga menyukai