Definisi
Dislokasi bahu adalah cedera di mana tulang lengan atas keluar dari soket
berbentuk cangkir yang merupakan bagian dari tulang belikat. Bahu adalah
sendi yang paling aktif bergerak sehingga membuatnya rentan terhadap
dislokasi.
Jika Anda mencurigai adanya dislokasi bahu, hubungi dokter untuk penanganan
medis segera. Dislokasi bahu dapat pulih kembali setelah beberapa minggu
perawatan. Namun, jika seseorang sudah pernah mengalami dislokasi bahu,
sendi menjadi tidak stabil dan rentan terkena dislokasi selanjutnya.
Gejala
Tanda dan gejala dislokasi bahu mungkin termasuk:
Rasa sakit
Dislokasi bahu juga dapat menyebabkan mati rasa, kelemahan atau kesemutan
pada area cedera, seperti di leher atau bawah lengan. Otot-otot di bahu
mungkin akan mengalami kejang urat, menambah rasa sakit karena dislokasi.
Penyebab
Sendi bahu adalah sendi tubuh yang paling sering terkilir. Karena dapat
digerakkan ke berbagai arah, bahu bisa terkilir maju, mundur atau ke bawah,
sepenuhnya atau sebagian, meskipun sebagian besar dislokasi terjadi melalui
bagian depan bahu. Selain itu, jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang
bahu dapat merenggang atau robek, hal ini dapat memperumit dislokasi.
Pukulan atau benturan keras dapat mendorong tulang tertarik dan bergeser dari
tempatnya. Rotasi ekstrim pada sendi bahu dapat mendorong bola tulang
lengan atas keluar dari soket bahu. Dislokasi parsial di mana sebagian tulang
lengan masuk dan sebagian keluar dari soket bahu juga dapat terjadi.
Dislokasi bahu bisa disebabkan oleh:
Dislokasi bahu mungkin terjadi ketika seseorang jatuh dari tangga atau
tersandung di atas karpet longgar.
Faktor Risiko
Laki-laki berusia di atas 20 tahun yang aktif secara fisik lebih berisko
mengalami dislokasi bahu.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin ditimbulkan, antara lain:
Jika dislokasi mengakibatkan sobekan pada ligamen atau tendon di bahu atau
merusak saraf dan pembuluh darah di sekitar sendi bahu, pembedahan
mungkin diperlukan untuk mengembalikan posisi dan fungsi sendi.
Persiapan Sebelum ke
Dokter
Tergantung pada keparahan cedera, dokter keluarga atau ruang dokter umum
mungkin menyarankan ahli bedah ortopedi untuk memeriksa cedera.
Untuk dislokasi bahu, beberapa pertanyaan dasar yang perlu ditanyakan, antara
lain:
Jika Anda hanya mengalami dislokasi bahu ringan dan disertai kerusakan saraf
atau jaringan, sendi bahu bisa pulih setelah beberapa minggu, tetapi Anda
masih berisiko mengalami dislokasi berulang. Melanjutkan aktivitas terlalu cepat
setelah dislokasi bahu dapat menyebabkan sendi bahu rentan terhadap dislokasi
atau cedera selanjutnya.
Setelah dua atau tiga hari, ketika rasa sakit dan peradangan membaik,
terapkan bantal pemanas untuk merilekskan otot-otot yang tegang dan sakit.
Batasi aplikasi panas hanya hingga 20 menit.
Tetap jaga jangkauan gerak bahu. Setelah satu atau dua hari, lakukan
beberapa latihan lembut seperti yang diarahkan oleh dokter atau ahli
terapi fisik untuk membantu menjaga rentang gerak bahu.
Mendiamkan sendi bahu yang terkilir dapat menyebabkan sendi
menjadi kaku. Selain itu, tidak menggerakkan bahu dapat
menyebabkan bahu beku, suatu kondisi di mana bahu Anda menjadi
begitu kaku hingga hampir tidak bisa digerakkan.
Setelah cedera Anda sembuh dan rentang gerak bahu juga akan pulih, namun
tetap lanjutkan latihan. Lakukan latihan untuk menguatkan sendi dan program
stabilitas untuk membantu mencegah berulangnya dislokasi. Dokter atau ahli
terapi fisik dapat membantu Anda merencanakan latihan rutin yang tepat.
Pencegahan
Untuk membantu mencegah dislokasi bahu:
Setelah mengalami dislokasi sendi bahu, Anda mungkin lebih rentan terhadap
dislokasi bahu untuk ke depannya. Untuk menghindari dislokasi berulang, ikuti
latihan kekuatan dan stabilitas yang direkomendasikan dokter.
Deformitas
luksasio = dislokasi
Dislokasi adalah keluarnya bongkol sendi dari mangkok sendi atau keluarnya (bercerainya)
kepala sendi dari mangkoknya. Bila hanya sebagian yang bergeser disebut subluksasi dan bila
seluruhnya disebut dislokasi.
Sendi Bahu merupakan salah satu sendi besar yang paling sering berdislokasi.Ini disebabkan
karena banyaknya rentang gerakan sendi bahu,mangkuk sendi glenoid yang dangkal serta
adanya longgarnya ligament.
Tanda-tanda Dislokasi sendi bahu yaitu:
o Sendi bahu tidak dapat digerakakkan
o Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain
o Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan
o Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya
o Lengkung bahu hilang
o Tidak dapat digerak-gerakkan
o Lengan atas sedikit abduksi
o Lengan bawah sedikit supinasi
Dislokasi sendi bahu sering ditemukan pada orang dewasa, jarang ditemukan pada anak-anak.
Klasifikasi dislokasi sendi bahu:
o Dislokasi anterior
o Dislokasi posterior
o Dislokasi inferior atau luksasi erekta
o Dislokasi disertai faktur
o Congenital
o Traumatic
Dislokasi anterior
o Dislokasi anterior lebih sering ditemukan
o Kaput humerus berada dibawah glenoid, sub korakoid dan sub klavikuler
Gambaran klinis dislokasi anterior
Terasa sangat nyeri serta gangguan pergerakan sendi bahu. Kontur sendi bahu menjadi
rata karena kaput humerus bergeser ke depan.
Pengobatan
Dengan pembiusan umum
o Metode hipocrates
o Metode kocher
Tanpa pembiusan
o Teknik menggantungkan lengan
Dislokasi rekuren dengan frekuensi yang tinggi memerlukan tindakan operasi seperti operasi
menurut Putti-Platt, Bristow dan Bankart
Komplikasi
o Kerusakan nervus aksilaris
o Kerusakan pembuluh darah
o Tidak dapat tereposisi
o Sendi menjadi kaku
o Dislokasi rekuren
Dislokasi posterior
o Lebih jarang ditemukan
o Trauma langsung pada sendi bahu dalam keadaan rotasi interna
Gambaran klinis dislokasi posterior
Terasa nyeri tekan serta benjolan dibagian belakang sendi. Tanda khas berupa light bulb karena
adanya rotasi interna humerus.
Dislokasi Congenital
Congenital dislocation berhubungan dengan congenital deformities
Dislokasi Traumatic
Traumatic dislocation, biasanya disertai benturan keras. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
Dislokasi akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut danpembengkakan di
sekitar sendi.
Dislokasi Traumatic
Traumatic dislocation, biasanya disertai benturan keras. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
Dislokasi akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut danpembengkakan di
sekitar sendi.
Dislokasi kronik
Dislokasi berulang, terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan
leher glenoid.
Fraktur Disloksi
Komplikasi lanjut
Kekakuan sendi bahu: Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi
bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral ,yang
secara otomatis membatasi Abduks.
PENYEBAB DISLOKASI
Dari segi Etiologi, Dislokasi disebabkan oleh:
1.
2.
3.
Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga seperti benturan keras pada sendi saat
kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
4.
PENANGANAN DISLOKASI
Pertolongan pertama :
Hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter, kecuali dalam keadaan terpaksa dimana di tempat
kejadian tidak ada dokter yang terdekat, barulah kita berikan pertolongan pertama yaitu
reposisi.
Reposisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Metode Stimson (lihat gambar)
metode ini sangat baik. Caranya penderita dibaringkan tertelungkup sambil bagian lengannya
yang mengalami dislokasi, keluar dari tepi tempat tidur, menggantung ke bawah. Kemudian
diberikan beban yang diikatkan pada lengan bawah dan pergelangan tangan, biasanya dengan
dumbbell dengan berat tergantung dari kekuatan otot si penderita. Si penderita disuruh rileks
untuk beberapa jam, kemudian bonggol sendi akan masuk dengan sendirinya.
Gambar 2. Cara reposisi dislokasi bahu dengan metode Stimson
2. Penderita dibaringkan terlentang di lantai. Si penolong duduk pada sisi sendi yang lepas. Kaki si
penolong menjulur lurus ke dada si penderita, lengan yang lepas sendinya ditarik dengan kedua
tangan penolong dengan tenaga yang eras dan kuat, sehingga berbunyi klik, ini berarti
bonggol sendi masuk kembali.
Reduksi dengan menarik lengan ke depan secara hati-hati dan rotasi eksternal, serta imobilisasi
selama 3-6 minggu
Teknik Hennipen
Operatif Treatment
Tujuan utama rehabilitasi adalah
Problematik Fisioterapi
a.
Nyeri gerak
b.
Keterbatasan ROM
c.
Kelemahan otot
d.
Gangguan ADL
e.
Advance Aktivitas/Atlet
Tujuan Fisioterapi
Jangka pendek
a.
b.
Meningkatkan ROM
c.
d.
e.
Jangka panjang
Meningkatkan aktifitas fisik dan kemampuan fungsional pasien.
S I D : 100 cm.
Ukuran Kaset : 1824 cm
joint dengan tepat pada kaset.
membujur
untuk
memusatkan shoulder
Kriteria Radiograf :
Posisi
Pasien :
Posisi
pasien
bisa
dengan erect atau recumbent, tapi posisi erectlebih baik. Ketika pasien
dalam keadaan sakit parah, bisa dimodifikasi dengan merubah
posisi anterior oblique menjadi posterior oblique.
Posisi Obyek : Posisi dari sisi anterior bahu yang akan di periksa
menempel pada bucky stand. Putar tubuh pasien sehingga midcoronal
plane membentuk sudut 45o-60o dari kaset. Posisi lengan tidak terlalu
diperhatikan
karena
tidak
akan
mengubah
hubungan caput
humeri pada cavitas glenoidalis. Raba skapuladan tempatkan sisi rata agar
tegak lurus kaset.
Pengaturan Sinar : Arah sinar tegak lurus pada skapulohumeral joint.
S I D : 100 cm.
Ukuran Kaset
: 2430 cm
Kriteria Radiograf :
axial. (Lawrence
Method
dan
Rafert
Posisi Pasien : Posisikan pasien dalam posisi supine dan angkat kepala,
bahu dan siku sampai 7.6 cm.
Posisi Obyek :
1. Lawrence Method
Sebanyak
mungkin, abduksikan sisi
lengan
yang diperiksa. Jaga humerusagar tetap pada posisi eksorotasi dan atur
lengan bawah dan telapak tangan senyaman mungkin. Atur kepala pasien
agar diputar menjauhi sisi bahu yang diperiksa jadi kaset dapat ditempatkan
pada tepi bahu dan sedekat mungkin dengan leher. Sokong posisi kaset
menggunakan sandbag atau gunakan penyangga kaset vertikal.
2. Rafert Modivication
Dislokasi
anterior pada caput
humeridapat
menghasilken
fraktur
kompresi
berbentuk
baji
dari
permukaan
persendian caput humeri yang disebutHill-Sachs defect. Fraktur ini akan
terletak di posterolateral caput humerus. Rotasi eksternal lengan yang
berlebihan diperlukan untuk melihat kelainannya. Pengaturan posisi pasien
yang tepat seperti pada Lawrence method, eksorotasi lengan sampai telapak
tangan membntul 45o oblik. Sampai ibu jari mengarah kebawah. Bantu
pasien saat memutar lengan agar tidak terlalu banyak tekanan
pada shoulder joint.
Pengaturan Sinar :
1. Lawrence Method
Gambaran
radiograf
yang
terbentuk
pada
proyeksi
ini
yaitu
gambaranscapulohumeral
joint yang
sedikit overlaping.
Gambaran tuberculum
minornampak
lebih anterior. Acromioclavicular
joint, acromion dan
ujung acromiondari clavikula terproyeksikan
melalui caput humeri. Jaringan lunak pada axilladengan trabecula tulang
tampak jelas.
PENGERTIAN DISLOKASI
Dislokasi adalah cedera pada sendi. Cedera ini terjadi ketika tulang bergeser dan keluar
dari posisi normalnya pada sendi. Sebagian besar kasus dislokasi terjadi akibat
benturan yang dialami oleh sendi. Contohnya saat bermain basket atau jatuh dari
sepeda.Diskolasi umumnya terjadi pada jari dan bahu. Meski demikian, persendian lain
seperti lutut, pinggul, siku tangan, maupun pergelangan kaki juga bisa mengalami
cedera ini.
Gejala-gejala Dislokasi
Gejala utama dislokasi biasanya akan terlihat melalui kejanggalan yang muncul pada bentuk
sendi. Misalnya, muncul benjolan aneh di dekat tempurung atau soket sendi. Sendi tersebut
juga akan mengalami pembengkakan, lebam, terasa sangat sakit, serta tidak bisa digerakkan.
Sensasi geli atau kebas juga terkadang muncul di sekitar atau di bawah sendi yang mengalami
dislokasi.
Cedera ini termasuk kondisi darurat yang membutuhkan penanganan medis untuk
mengembalikan tulang pada posisi yang seharusnya. Karena itu, segera ke rumah sakit jika
Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala tersebut.
Setelah Anda positif mengalami dislokasi sendi, dokter akan menentukan pengobatan
yang akan Anda jalani berdasarkan sendi yang mengalami dislokasi dan tingkat
keparahannya.
Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan yang umumnya dilakukan.
Mengembalikan tulang pada posisi yang seharusnya secara manual atau disebut
tindakan reduksi.
Menghambat gerakan sendi setelah posisi tulang dikembalikan atau disebut imobilisasi.
Contohnya dengan memakai penyangga sendi, biasanya beberapa minggu.
Operasi. Prosedur ini dibutuhkan jika proses pengembalian tulang manual tidak bisa
dilakukan; terjadi komplikasi seperti kerusakan pembuluh darah, saraf, ligamen di sekitar lokasi
dislokasi; atau dislokasi terjadi berulang kali.
Proses rehabilitasi. Program ini akan dijalani oleh pasien setelah penyangga dilepas dan
bertujuan untuk melatih sendi agar mobilitas serta kekuatan sendi yang cedera bisa kembali
seperti semula.
Selain penanganan secara profesional, ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita
lakukan setelah sendi diobati oleh dokter, untuk membantu penyembuhan sendi yang cedera.
Langkah-langkah tersebut adalah:
Mengistirahatkan sendi yang mengalami diskolasi. Pastikan Anda menghindari
Munculnya arthritis pada sendi yang cedera seiring bertambahnya usia pengidap.
Meningkatnya kemungkinan cedera untuk kembali terjadi. Komplikasi ini biasanya terjadi
pada pengidap dislokasi yang parah atau terjadi berulang kali.
Pencegahan Dislokasi
Waspada dan berhati-hati dalam setiap aktivitas merupakan cara utama untuk menghindari
dislokasi. Langkah ini bisa dilakukan dengan cara:
Memastikan rumah Anda merupakan lingkungan yang ramah anak, misalnya tidak
membiarkan barang-barang berserakan di lantai agar tidak ada yang tersandung.
Mengajarkan sikap hati-hati dan kewaspadaan pada anak Anda, misalnya untuk
berpegangan pada pagar tangga saat naik atau turun tangga.