Anda di halaman 1dari 23

Dislokasi Bahu

Definisi
Dislokasi bahu adalah cedera di mana tulang lengan atas keluar dari soket
berbentuk cangkir yang merupakan bagian dari tulang belikat. Bahu adalah
sendi yang paling aktif bergerak sehingga membuatnya rentan terhadap
dislokasi.
Jika Anda mencurigai adanya dislokasi bahu, hubungi dokter untuk penanganan
medis segera. Dislokasi bahu dapat pulih kembali setelah beberapa minggu
perawatan. Namun, jika seseorang sudah pernah mengalami dislokasi bahu,
sendi menjadi tidak stabil dan rentan terkena dislokasi selanjutnya.

Gejala
Tanda dan gejala dislokasi bahu mungkin termasuk:

Bahu tampak cacat atau keluar dari posisinya

Pembengkakan atau memar

Rasa sakit

Ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi

Dislokasi bahu juga dapat menyebabkan mati rasa, kelemahan atau kesemutan
pada area cedera, seperti di leher atau bawah lengan. Otot-otot di bahu
mungkin akan mengalami kejang urat, menambah rasa sakit karena dislokasi.

Kapan Anda Harus ke Dokter?

Dapatkan bantuan medis segera jika Anda mengalami dislokasi bahu.


Sementara menunggu perhatian medis:

Jangan gerakkan sendi. Bidai atau selempang sendi bahu. Jangan


mencoba untuk memindahkan bahu atau memaksa kembali ke
tempatnya. Hal ini dapat merusak sendi bahu dan otot sekitarnya,
ligamen, saraf atau pembuluh darah.

Aplikasikan es pada sendi. Menerapkan es pada bahu dapat membantu


mengurangi rasa sakit dan pembengkakan dengan mengendalikan
pendarahan internal dan penumpukan cairan di dalam dan sekitar
sendi bahu.

Penyebab
Sendi bahu adalah sendi tubuh yang paling sering terkilir. Karena dapat
digerakkan ke berbagai arah, bahu bisa terkilir maju, mundur atau ke bawah,
sepenuhnya atau sebagian, meskipun sebagian besar dislokasi terjadi melalui
bagian depan bahu. Selain itu, jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang
bahu dapat merenggang atau robek, hal ini dapat memperumit dislokasi.
Pukulan atau benturan keras dapat mendorong tulang tertarik dan bergeser dari
tempatnya. Rotasi ekstrim pada sendi bahu dapat mendorong bola tulang
lengan atas keluar dari soket bahu. Dislokasi parsial di mana sebagian tulang
lengan masuk dan sebagian keluar dari soket bahu juga dapat terjadi.
Dislokasi bahu bisa disebabkan oleh:

Cedera olahraga. Dislokasi bahu adalah cedera umum dalam olahraga


kontak seperti sepak bola dan hoki, dan olahraga yang rentan
membuat pemainnya jatuh, seperti ski, lereng, senam dan voli.

Benturan yang tidak berhubungan dengan olahraga. Pukulan atau


benturan keras pada bahu karena kecelakaan kendaraan bermotor juga
dapat menyebabkan dislokasi bahu.

Dislokasi bahu mungkin terjadi ketika seseorang jatuh dari tangga atau
tersandung di atas karpet longgar.

Faktor Risiko
Laki-laki berusia di atas 20 tahun yang aktif secara fisik lebih berisko
mengalami dislokasi bahu.

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin ditimbulkan, antara lain:

Robek otot, ligamen dan tendon yang menopang bahu.

Kerusakan pembuluh darah di sekitar bahu

Ketidakstabilan bahu, terutama jika dislokasi berulang, yang membuat


seseorang lebih rentan untuk kembali cedera.

Jika dislokasi mengakibatkan sobekan pada ligamen atau tendon di bahu atau
merusak saraf dan pembuluh darah di sekitar sendi bahu, pembedahan
mungkin diperlukan untuk mengembalikan posisi dan fungsi sendi.

Persiapan Sebelum ke
Dokter
Tergantung pada keparahan cedera, dokter keluarga atau ruang dokter umum
mungkin menyarankan ahli bedah ortopedi untuk memeriksa cedera.

Apa Yang Dapat Anda Lakukan?


Berikut beberapa hal penting yang perlu Anda tuliskan:

Deskripsi rinci dari gejala dan peristiwa pemicu cedera

Informasi rinci mengenai kondisi medis Anda

Semua obat-obatan dan suplemen makanan yang Anda ambil.

Pertanyaan yang ingin Anda tanyakan kepada dokter

Untuk dislokasi bahu, beberapa pertanyaan dasar yang perlu ditanyakan, antara
lain:

Apakah bahu saya terkilir?

Tes apa yang saya butuhkan?

Apa pendekatan pengobatan yang Anda rekomendasikan?

Apakah ada pengobatan alternatif?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan?

Apakah saya harus berhenti berpartisipasi dalam olahraga? Untuk


berapa lama?

Bagaimana caranya mengurangi risiko cedera berulang?

Apa Yang Dapat Anda Harapkan dari Dokter?


Dokter mungkin mengajukan pertanyaan, seperti:

Bagaimana bahu Anda terkilir?

Seberapa parah rasa sakit yang Anda rasakan?

Apakah ada gejala lain yang Anda rasakan?

Dapatkah Anda menggerakkan lengan Anda?

Apakah lengan Anda mati rasa atau kesemutan?

Apakah bahu Anda pernah terkilir sebelumnya?

Apakah ada faktor yang tampaknya meringankan gejala?

Apakah ada faktor yang tampaknya memperburuk gejala?

Tes dan Diagnosis


Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa bahu yang terkilir untuk
mendeteksi nyeri, bengkak atau cacat. X-ray dari sendi bahu akan
menunjukkan dislokasi dan dapat menguatkan adanya patah tulang atau
kerusakan lain pada sendi bahu.

Perawatan dan Obat-obatan


Pengobatan untuk bahu terkilir, meliputi:

Reduksi tertutup. Dokter akan mencoba beberapa manuver lembut


untuk membantu memposisikan kembali tulang bahu Anda. Tergantung
pada intensitas rasa sakit dan keparahan bengkak, Anda mungkin perlu
relaksan otot atau obat penenang atau, anestesi umum sebelum
manipulasi tulang bahu. Ketika tulang bahu berhasil diposiskan sesuai
tempat, rasa sakit parah yang Anda rasakan akan hilang segera.

Pembedahan (operasi). Anda mungkin perlu dioperasi jika Anda


memiliki sendi bahu atau ligament lemah dan berisiko mengalami

dislokasi bahu berulang meskipun sudah mendapatkan perawatan yang


tepat dan rehabilitasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, Anda mungkin
perlu menjalani operasi jika saraf atau pembuluh darah rusak akibat
cedera.

Dokter mungkin menggunakan belat khusus atau sling selama


beberapa hari hingga tiga minggu untuk menjaga bahu agar bahu tidak
bergerak. Lamnya pemakaian bidai atau selempang tergantung pada
sifat dislokasi bahu dan seberapa cepat belat diterapkan setelah
dislokasi terjadi.

Obat-obatan. Dokter akan meresepkan pereda nyeri atau relaksan otot


untuk menenangkan dan mengurangi rasa sakit selama masa
pemulihan.

Setelah belat atau selempang dilepas, Anda perlu menjalani program


rehabilitasi untuk mengembalikan kekuatan dan fungsi otot.

Jika Anda hanya mengalami dislokasi bahu ringan dan disertai kerusakan saraf
atau jaringan, sendi bahu bisa pulih setelah beberapa minggu, tetapi Anda
masih berisiko mengalami dislokasi berulang. Melanjutkan aktivitas terlalu cepat
setelah dislokasi bahu dapat menyebabkan sendi bahu rentan terhadap dislokasi
atau cedera selanjutnya.

Gaya Hidup dan Pengobatan Rumah


Cobalah langkah-langkah berikut untuk mempercepat penyembuhan dan
mengurangi rasa sakit akibat dislokasi bahu:

Istirahatkan bahu Anda. Jangan mengulangi tindakan tertentu yang


dapat menyebabkan dislokasi bahu, dan hindari gerakan yang bisa
memperparah rasa sakit. Batasi angkat berat atau kegiatan kepala
hingga sendi bahu membaik.

Terapkan es dan panas pada sendi bahu. Menempatkan es di bahu


membantu mengurangi peradangan dan nyeri. Gunakan kompres
dingin, kantong sayuran beku atau handuk diisi dengan es batu selama
15 sampai 20 menit untuk sekali pakai. Lakukan ini setiap beberapa
jam untuk dua hari pertama.

Setelah dua atau tiga hari, ketika rasa sakit dan peradangan membaik,
terapkan bantal pemanas untuk merilekskan otot-otot yang tegang dan sakit.
Batasi aplikasi panas hanya hingga 20 menit.

Ambil penghilang rasa sakit. Obat-obatan over-the-counter (OTC),


seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin IB, dan lain-lain), naproxen
sodium (Aleve) atau acetaminophen (Tylenol, dan lain-lain), dapat
membantu meringankan rasa sakit. Ikuti petunjuk label dan berhenti
minum obat saat sendi membaik.

Tetap jaga jangkauan gerak bahu. Setelah satu atau dua hari, lakukan
beberapa latihan lembut seperti yang diarahkan oleh dokter atau ahli
terapi fisik untuk membantu menjaga rentang gerak bahu.
Mendiamkan sendi bahu yang terkilir dapat menyebabkan sendi
menjadi kaku. Selain itu, tidak menggerakkan bahu dapat
menyebabkan bahu beku, suatu kondisi di mana bahu Anda menjadi
begitu kaku hingga hampir tidak bisa digerakkan.

Setelah cedera Anda sembuh dan rentang gerak bahu juga akan pulih, namun
tetap lanjutkan latihan. Lakukan latihan untuk menguatkan sendi dan program
stabilitas untuk membantu mencegah berulangnya dislokasi. Dokter atau ahli
terapi fisik dapat membantu Anda merencanakan latihan rutin yang tepat.

Pencegahan
Untuk membantu mencegah dislokasi bahu:

Berhati-hati ketika beraktivitas dan hindari jatuh

Gunakan alat pelindung ketika bermain olahraga kontak

Berolahraga secara teratur untuk mempertahankan kekuatan dan


fleksibilitas sendi dan otot

Setelah mengalami dislokasi sendi bahu, Anda mungkin lebih rentan terhadap
dislokasi bahu untuk ke depannya. Untuk menghindari dislokasi berulang, ikuti
latihan kekuatan dan stabilitas yang direkomendasikan dokter.

Tanda pasti fraktur:

False movement (untuk fraktur tulang panjang)

Deformitas

Fat globule (tanda fraktur terbuka)

DISLOKASI PADA SENDI BAHU

Oleh: Eko Ardi p, M.Subhan Zuhdi, Tony Wahyu P,


Satrio Yudi Er.,
Cedera pada bahu sering disebabkan karena lelah, tetapi sering juga terjadi pada pemain
tennis, badminton, olahraga lempar dan berenang (internal violence/sebab-sebab yang berasal
dari dalam).
Cedera ini biasa juga disebabkan oleh external violence (sebab-sebab yang berasal dari luar),
akibat body contact sports, misalnya : sepak bola, rugby dan lain-lain.

Cedera dapat berupa:


1. luksasio / subluksasio dari artikulasio humeri
2. luksasio / subluksasio dari artikulasio akromio klavikularis
3. subdeltoid bursitis
4. strain dari otot-otot atap bahu (rotator cuff)

luksasio = dislokasi
Dislokasi adalah keluarnya bongkol sendi dari mangkok sendi atau keluarnya (bercerainya)
kepala sendi dari mangkoknya. Bila hanya sebagian yang bergeser disebut subluksasi dan bila
seluruhnya disebut dislokasi.
Sendi Bahu merupakan salah satu sendi besar yang paling sering berdislokasi.Ini disebabkan
karena banyaknya rentang gerakan sendi bahu,mangkuk sendi glenoid yang dangkal serta
adanya longgarnya ligament.
Tanda-tanda Dislokasi sendi bahu yaitu:
o Sendi bahu tidak dapat digerakakkan
o Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain
o Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan
o Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya
o Lengkung bahu hilang
o Tidak dapat digerak-gerakkan
o Lengan atas sedikit abduksi
o Lengan bawah sedikit supinasi

Dislokasi sendi bahu sering ditemukan pada orang dewasa, jarang ditemukan pada anak-anak.
Klasifikasi dislokasi sendi bahu:
o Dislokasi anterior
o Dislokasi posterior
o Dislokasi inferior atau luksasi erekta
o Dislokasi disertai faktur
o Congenital
o Traumatic
Dislokasi anterior
o Dislokasi anterior lebih sering ditemukan

o Kaput humerus berada dibawah glenoid, sub korakoid dan sub klavikuler
Gambaran klinis dislokasi anterior
Terasa sangat nyeri serta gangguan pergerakan sendi bahu. Kontur sendi bahu menjadi
rata karena kaput humerus bergeser ke depan.
Pengobatan
Dengan pembiusan umum
o Metode hipocrates
o Metode kocher
Tanpa pembiusan
o Teknik menggantungkan lengan
Dislokasi rekuren dengan frekuensi yang tinggi memerlukan tindakan operasi seperti operasi
menurut Putti-Platt, Bristow dan Bankart
Komplikasi
o Kerusakan nervus aksilaris
o Kerusakan pembuluh darah
o Tidak dapat tereposisi
o Sendi menjadi kaku
o Dislokasi rekuren
Dislokasi posterior
o Lebih jarang ditemukan
o Trauma langsung pada sendi bahu dalam keadaan rotasi interna
Gambaran klinis dislokasi posterior
Terasa nyeri tekan serta benjolan dibagian belakang sendi. Tanda khas berupa light bulb karena
adanya rotasi interna humerus.
Dislokasi Congenital
Congenital dislocation berhubungan dengan congenital deformities
Dislokasi Traumatic

Traumatic dislocation, biasanya disertai benturan keras. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
Dislokasi akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut danpembengkakan di
sekitar sendi.
Dislokasi Traumatic
Traumatic dislocation, biasanya disertai benturan keras. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :

Dislokasi akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut danpembengkakan di
sekitar sendi.

Dislokasi kronik
Dislokasi berulang, terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan
leher glenoid.

Fraktur Disloksi
Komplikasi lanjut
Kekakuan sendi bahu: Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi
bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral ,yang
secara otomatis membatasi Abduks.

PENYEBAB DISLOKASI
Dari segi Etiologi, Dislokasi disebabkan oleh:
1.

Cedera olah raga


Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga
yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan
pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara
tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

2.
3.

Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga seperti benturan keras pada sendi saat
kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin

4.

Patologis : terjadinya tearligament dan kapsul articuler yang merupakankompenen vital


penghubung tulang

Dari segi Patofisiologi,


Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan .Humerus terdorong kedepan
,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi.Kadang-kadang bagian posterolateral
kaput hancur.Mesti jarang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan
menimbulkan luksasio erekta [dengan tangan mengarah ;lengan ini hampir selalu jatuh
membawa kaput ke posisi da bawah karakoid]

PENANGANAN DISLOKASI
Pertolongan pertama :
Hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter, kecuali dalam keadaan terpaksa dimana di tempat
kejadian tidak ada dokter yang terdekat, barulah kita berikan pertolongan pertama yaitu
reposisi.
Reposisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Metode Stimson (lihat gambar)
metode ini sangat baik. Caranya penderita dibaringkan tertelungkup sambil bagian lengannya
yang mengalami dislokasi, keluar dari tepi tempat tidur, menggantung ke bawah. Kemudian
diberikan beban yang diikatkan pada lengan bawah dan pergelangan tangan, biasanya dengan
dumbbell dengan berat tergantung dari kekuatan otot si penderita. Si penderita disuruh rileks
untuk beberapa jam, kemudian bonggol sendi akan masuk dengan sendirinya.
Gambar 2. Cara reposisi dislokasi bahu dengan metode Stimson
2. Penderita dibaringkan terlentang di lantai. Si penolong duduk pada sisi sendi yang lepas. Kaki si
penolong menjulur lurus ke dada si penderita, lengan yang lepas sendinya ditarik dengan kedua
tangan penolong dengan tenaga yang eras dan kuat, sehingga berbunyi klik, ini berarti
bonggol sendi masuk kembali.

Reduksi dengan menarik lengan ke depan secara hati-hati dan rotasi eksternal, serta imobilisasi
selama 3-6 minggu
Teknik Hennipen

Secara perlahan dielevasikan sehingga bengkol sendi masuk ke dalam mangkok


sendi.pasien duduk atau tidur dengan posisi 45 o, siku pasien ditahan oleh tangan kanan
penolong dan tangan kiri penolong melakukan rotasi kearahluar(eksternal) sampai 90 o dengan
lembut dan perlahan, jika korban merasa nyeri, rotasi eksternal sementara dihentikan sampai
terjadi relaksasi otot, kemudian dilanjutkan. Sesudah seraksasi eksternal mencapai 90o maka
reposisi akan terjadi, jika reposisi tidak terjadi, maka............
Program rehabilitasi
Penanganan dislokasi pada sendi bahu dapat dilakukan dengan melakukan program
rehabilitasi. Program Rehabilitasi secara umum terbagi menjadi Nonoperatif Manajemen dan
Operatif manajemen.
a.

Non operatif Rehabilatation


Penanganan rehabilitasi non operatif bertujuan untuk mengoptimalkan stabilisasi sendi
bahu,sebab komplikasi dislokasi berulang banyak terjadi.Menghindari maneuver yang bersifat
provokativ dan penguatan otot secara hati-hati merupakan komponen penting dalam program
rehabilitasi.
Minggu 0-2.Hindari provokatif posisi, termasuk eksternal rotasi,Abduksi,danDistrak.Immobilisasi
tergantung umur

kurang dari 20 tahun 3-4 minggu


20-30 tahun 2-3 minggu
Lebih dari 30- 10 hari sampai 2 minggu.
Lebih dari 40 tahun 3-5 hari
Program dilanjutkan secara bertahap untuk pemulihan fungsi sesuai prosedurrehabilitasi yang
telah ditetapkan.
b.

Operatif Treatment
Tujuan utama rehabilitasi adalah

Menjaga integritas stabilitasi bedah kore


Memulihkan ROM fungsional secara full
Meningkatkan stabilitas Dynamik
Kembali aktivitas yang tak dibatasi dan olahraga
Diagnosa Fisioterapi
Gangguan fungsional Bahu akibat post Dislokasi Anterior bahu.Pemerikasaan tambahan
spesifik

Problematik Fisioterapi
a.

Nyeri gerak

b.

Keterbatasan ROM

c.

Kelemahan otot

d.

Gangguan ADL

e.

Advance Aktivitas/Atlet
Tujuan Fisioterapi
Jangka pendek

a.

Mengurangi Nyeri gerak

b.

Meningkatkan ROM

c.

Meningkatkan kekuatan otot

d.

Meningkatkan fungsi ADL

e.

Memperbaiki power,endurance dan persiapan aktivitas normal

Jangka panjang
Meningkatkan aktifitas fisik dan kemampuan fungsional pasien.

Teknik Pemeriksaan Radiografi


Shoulder Joint. (Bag 2)
Pemeriksaan shoulder joint adalah teknik pemeriksaan menggunakan sinar x
untuk melihat struktua anatomi dari sendi bahu. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan beberapa proyeksi, yaitu proyeksi Antero Posterior (AP) external,
neutral dan internal rotation humerus. transthoracic lateral, Antero Posterior
(AP) axial, Antero Posterior (AP) oblique, Superoinferior Axial, Skapula Y atau
Proyeksi Posterior Anterior (PA) Oblique, Inferosuperior Axial (West Point

Method), Inferosuperior axial (Clement Method), dan Inferosuperior axial


(Lawrence Method dan Rafert Modifikasi).
Proyeksi Superoinferior Axial
Posisi Pasien : Pasien duduk di ujung meja pemeriksaan pada tempat
duduk atau kursi yang agak tinggi untuk memudahkan pasien ekstensi
shoulder yang akan diperiksa dan ditempatkan di atas kaset.

Posisi Obyek : Tempatkan kaset pada ujung meja


pemeriksaan dan sejajar dengan meja. Atur pasien agar menyondongkan
tubuh kearah lateral diatas kaset sampai shoulder joint diatas pertengahan
kaset. Fleksikan siku pasien 90odan tempatkan tangan pada posisi prone.
Miringkan kepala pasien kearah bahu yang tidak diperiksa. Untuk
menghasilkan lateral caput humeri yang tepat, atur sedikit anterior atau
posterior tubuh condong untuk menempatkan epicondilus humerus pada
posisi vertical.
Pengaturan Sinar
joint dan kearah siku

: Arah sinar disudutkan 5o-15o melewati shoulder

S I D : 100 cm.
Ukuran Kaset : 1824 cm
joint dengan tepat pada kaset.

membujur

untuk

memusatkan shoulder

Kriteria Radiograf :

Kriteria radiograf yang dihasilkan pada posisi ini yaitu


akan tampak skapulohumeral joint terbuka (tidak akan terbuka pada pasien

dengan kemampuan memfleksikan bahu terbatas). Tampak processus


coracoideus terproyeksikan di atas clavicula. Tuberculum minor tergambar
dan acromiohumeral joint diantaracaput humerus.
Skapula Y atau Proyeksi Posterior Anterior (PA) Oblique
Posisi RAO/LAO
Proyeksi ini dideskripsikan oleh Rubin, Gray, dan Green. Nama proyeksi ini
diambil dari gambaran skapula yang dihasilkan. Proyeksi ini digunakan pada
efaluasi pada suspect dislokasi shoulder.

Posisi
Pasien :
Posisi
pasien
bisa
dengan erect atau recumbent, tapi posisi erectlebih baik. Ketika pasien
dalam keadaan sakit parah, bisa dimodifikasi dengan merubah
posisi anterior oblique menjadi posterior oblique.
Posisi Obyek : Posisi dari sisi anterior bahu yang akan di periksa
menempel pada bucky stand. Putar tubuh pasien sehingga midcoronal
plane membentuk sudut 45o-60o dari kaset. Posisi lengan tidak terlalu
diperhatikan
karena
tidak
akan
mengubah
hubungan caput
humeri pada cavitas glenoidalis. Raba skapuladan tempatkan sisi rata agar
tegak lurus kaset.
Pengaturan Sinar : Arah sinar tegak lurus pada skapulohumeral joint.
S I D : 100 cm.
Ukuran Kaset

: 2430 cm

Kriteria Radiograf :

Radiograf yang akan tampak pada posisi ini adalah tidak


adanya
superposisicorpus
skapula dengan
rongga thorax. Akromion tergambar
pada
posisi lateraldan
bebas
superposisi.
Coracoid
mungkin
superposisi
atau
terproyeksi
di
bawah klavicula. Gambaran skapula dalam posisi lateral.
Proyeksi Inferosuperior Axial . (West Point Method)
Posisi Pasien : Atur pasien dalam posisi prone dengan diberi bantalan
pada bahu yang diperiksa kira-kira 7.6 cm. Kemudian putar kepala pasien
menjauhi sisi bahu yang diperiksa.

Posisi Obyek : Abduksikan lengan sampai


90 putar sampai lengan bawah menggantung di ujung meja pemeriksaan
atau bucky table. Tempatkan kaset secara vertikal pada aspek superior
shoulder dengan tepi kaset menempel leher. Beri bantalan pada kaset
dengan sandbag atau penyangga kaset vertikal.
o

Pengaturan Sinar : Arah sinar diatur


dengan penyudutan ganda yaitu 25oanterior dari bidang horisontal dan
25o dari garis medial. Pusat sinar masuk kira-kira 13 cm dan 3.8 cm medial
ke tepi dari acromial dan keluar dari cavitas glenoidalis.
S I D : 100 cm.
Ukuran Kaset : 1824 cm melintang ditempatkan vertikal bersentuhan
dengan sisi superior shoulder.
Kriteria Radiograf :

Proyeksi ini akan menghasilkan gambaran radiograf


seperti caput
humeri yang
terproyeksikan
bebas
dari processus
coracoideus. Articulation di
antara caput
humeri dan cavitas
glenoidalis tampak. Sertaacromion superposisi di atas bagian posterior caput
humeri.
Proyeksi Inferosuperior axial. (Clement Method)
Posisi
Pasien
:
Ketika
posisi supine atau prone tidak
mungkin
dilakukan,Clements menganjurkan pemeriksaan radiografi menggunakan
posisi lateral recumbent pada sisi yang tidak diperiksa. Fleksikan pinggul dan
lutut pasien untuk fiksasi.

Posisi Obyek : Abduksikan lengan yang diperiksa sampai 90 o keatas.


Tempatkan kaset pada sisi superior shoulder pasien kemudian pegang kaset
menggunakan tangan yang tidak diperiksa atau dengan penyangga kaset.
Pengaturan
Sinar
: Arah sinar horisontal menuju midcoronal
plane melewati daerah midaxillary dari bahu. Sudutkan 5o-15o ke arah medial
ketika pasien tidak bisa abduksi lengan sampai 90o.
S I D : 100 cm.
Ukuran Kaset : 1824 cm ditempatkan pada posisi vertikal dan menempel
sisisuperior shoulder.
Proyeksi Inferosuperior
Modifikasi)

axial. (Lawrence

Method

dan

Rafert

Posisi Pasien : Posisikan pasien dalam posisi supine dan angkat kepala,
bahu dan siku sampai 7.6 cm.
Posisi Obyek :
1. Lawrence Method

Sebanyak
mungkin, abduksikan sisi
lengan
yang diperiksa. Jaga humerusagar tetap pada posisi eksorotasi dan atur
lengan bawah dan telapak tangan senyaman mungkin. Atur kepala pasien
agar diputar menjauhi sisi bahu yang diperiksa jadi kaset dapat ditempatkan
pada tepi bahu dan sedekat mungkin dengan leher. Sokong posisi kaset
menggunakan sandbag atau gunakan penyangga kaset vertikal.
2. Rafert Modivication

Dislokasi
anterior pada caput
humeridapat
menghasilken
fraktur
kompresi
berbentuk
baji
dari
permukaan
persendian caput humeri yang disebutHill-Sachs defect. Fraktur ini akan
terletak di posterolateral caput humerus. Rotasi eksternal lengan yang
berlebihan diperlukan untuk melihat kelainannya. Pengaturan posisi pasien
yang tepat seperti pada Lawrence method, eksorotasi lengan sampai telapak
tangan membntul 45o oblik. Sampai ibu jari mengarah kebawah. Bantu
pasien saat memutar lengan agar tidak terlalu banyak tekanan
pada shoulder joint.
Pengaturan Sinar :
1. Lawrence Method

Arah sinar horisontal masuk axilla menuji daerah acromioclavicular joint.


Derajat kemiringan arah sinar tergantung pada besarnya abduksi lengan.
Besarnya kemiringan biasanya 15o-30o
2. Rafert Modification
Arah sinar horisontal dan menyudut kira-kira 15 o kearah medial, masuk
keaxilla dan melewati acromioclavikular joint.
S I D : 100 cm
Ukuran Kaset : 2430 cm melintang dan tempatkan pada posisi vertical
menempel pada sisi superior shoulder yang diperiksa.
Kriteria Radiograf :

Gambaran
radiograf
yang
terbentuk
pada
proyeksi
ini
yaitu
gambaranscapulohumeral
joint yang
sedikit overlaping.
Gambaran tuberculum
minornampak
lebih anterior. Acromioclavicular
joint, acromion dan
ujung acromiondari clavikula terproyeksikan
melalui caput humeri. Jaringan lunak pada axilladengan trabecula tulang
tampak jelas.

PENGERTIAN DISLOKASI
Dislokasi adalah cedera pada sendi. Cedera ini terjadi ketika tulang bergeser dan keluar
dari posisi normalnya pada sendi. Sebagian besar kasus dislokasi terjadi akibat
benturan yang dialami oleh sendi. Contohnya saat bermain basket atau jatuh dari

sepeda.Diskolasi umumnya terjadi pada jari dan bahu. Meski demikian, persendian lain
seperti lutut, pinggul, siku tangan, maupun pergelangan kaki juga bisa mengalami
cedera ini.

Gejala-gejala Dislokasi
Gejala utama dislokasi biasanya akan terlihat melalui kejanggalan yang muncul pada bentuk
sendi. Misalnya, muncul benjolan aneh di dekat tempurung atau soket sendi. Sendi tersebut
juga akan mengalami pembengkakan, lebam, terasa sangat sakit, serta tidak bisa digerakkan.
Sensasi geli atau kebas juga terkadang muncul di sekitar atau di bawah sendi yang mengalami
dislokasi.
Cedera ini termasuk kondisi darurat yang membutuhkan penanganan medis untuk
mengembalikan tulang pada posisi yang seharusnya. Karena itu, segera ke rumah sakit jika
Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala tersebut.

Diagnosis dan Pengobatan Dislokasi


Cedera ini cenderung sulit dibedakan dengan patah tulang. Selain memeriksa kerusakan
bentuk sendi dan sirkulasi darah di area tersebut, dokter juga akan menganjurkan Xrayserta MRI scan untuk memastikan diagnosis. Keadaan kulit di area itu juga diperiksa untuk
mencari adanya luka terbuka.

Setelah Anda positif mengalami dislokasi sendi, dokter akan menentukan pengobatan
yang akan Anda jalani berdasarkan sendi yang mengalami dislokasi dan tingkat
keparahannya.
Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan yang umumnya dilakukan.

Mengembalikan tulang pada posisi yang seharusnya secara manual atau disebut
tindakan reduksi.

Menghambat gerakan sendi setelah posisi tulang dikembalikan atau disebut imobilisasi.
Contohnya dengan memakai penyangga sendi, biasanya beberapa minggu.

Operasi. Prosedur ini dibutuhkan jika proses pengembalian tulang manual tidak bisa
dilakukan; terjadi komplikasi seperti kerusakan pembuluh darah, saraf, ligamen di sekitar lokasi
dislokasi; atau dislokasi terjadi berulang kali.

Proses rehabilitasi. Program ini akan dijalani oleh pasien setelah penyangga dilepas dan
bertujuan untuk melatih sendi agar mobilitas serta kekuatan sendi yang cedera bisa kembali
seperti semula.

Selain penanganan secara profesional, ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita
lakukan setelah sendi diobati oleh dokter, untuk membantu penyembuhan sendi yang cedera.
Langkah-langkah tersebut adalah:
Mengistirahatkan sendi yang mengalami diskolasi. Pastikan Anda menghindari

gerakan yang memicu rasa sakit atau menyebabkan cedera.


Mengompres sendi yang cedera dengan air hangat dan es. Kompres dingin dapat
mengurangi inflamasi serta rasa sakit. Sedangkan kompres hangat akan membantu

mengendurkan otot yang tegang.


Menggunakan obat pereda sakit jika dibutuhkan, misalnya ibuprofen.
Melatih sendi yang cedera sesuai petunjuk dari dokter atau ahli terapi. Ini dilakukan
untuk membantu sendi Anda terbiasa dengan gerakan kembali dan tidak kaku.
Komplikasi Dislokasi
Jika dibiarkan begitu saja tanpa penanganan medis, dislokasi akan semakin parah dan bisa
menyebabkan beberapa komplikasi. Di antaranya meliputi:

Kerusakan saraf atau pembuluh darah pada atau di sekitar sendi.

Sobeknya otot, ligamen, dan tendon pada sendi yang cedera.

Munculnya arthritis pada sendi yang cedera seiring bertambahnya usia pengidap.

Meningkatnya kemungkinan cedera untuk kembali terjadi. Komplikasi ini biasanya terjadi
pada pengidap dislokasi yang parah atau terjadi berulang kali.
Pencegahan Dislokasi
Waspada dan berhati-hati dalam setiap aktivitas merupakan cara utama untuk menghindari
dislokasi. Langkah ini bisa dilakukan dengan cara:

Menghindari aktivitas atau gerakan yang menjadi penyebab dislokasi.

Menggunakan pelindung saat berolahraga, misalnya helm saat bersepeda.

Memastikan rumah Anda merupakan lingkungan yang ramah anak, misalnya tidak
membiarkan barang-barang berserakan di lantai agar tidak ada yang tersandung.

Senantiasa memperhatikan dan mengawasi anak Anda.

Mengajarkan sikap hati-hati dan kewaspadaan pada anak Anda, misalnya untuk
berpegangan pada pagar tangga saat naik atau turun tangga.

Anda mungkin juga menyukai