SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
F 20.15
Oleh
Pembimbing
Banjarmasin
Agustus 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila
disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan
terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat merugikan
napza sering dilakukan karena mempunyai dampak terhadap sistem syaraf manusia
lain bisa menyebabkan rasa tenang dan nikmat sehingga bisa melupakan segala
narkoba/napza. Namun, sebagaimana semua orang pun tahu, narkoba dalam dosis
yang berlebihan bisa membahayakan jiwa orang yang bersangkutan. Padahal sifat
1
Maraknya penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi
sudah sampai ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari
tingkat sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas.
penyalahgunaan NAPZA di mulai pada saat pecandu masih remaja. Hal ini
dikarenakan pada masa ini seseorang sedang mengalami masa perubahan biologis,
psikologis, maupun sosial yang pesat sehingga rentan untuk mengkonsumsi obat-
dalam beberapa kasus dapat membantu remaja untuk melarikan diri dari realitas
dunia yang keras. Obat dapat memberikan perasaan nikmat melalui ketenangan,
NAPZA. Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya
2
BAB 2
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Usia : 20 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
pukul 11.50 WITA di Poli Jiwa RSU Ansari Saleh dengan pasien.
A. KELUHAN UTAMA
Mendengarkan bisikan
3
B. KELUHAN TAMBAHAN
Jiwa RSUD Ansari Saleh. Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Pasien laki-laki berumur 20 tahun memakai baju berwarna hitam, celana jeans,
dan jaket berwarna abu-abu. Pasien memiliki perawakan tinggi kurus, berambut
Pada saat ditanyakan nama, umur, tempat tanggal lahir, pekerjaan dan
alamat, pasien dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Pasien dapat menjawab
selama wawancara.
dapat dimengerti walaupun kadang ada beberapa pengucapan yang kurang jelas.
Pasien juga menjawab sesuai dengan apa yang ditanyakan dan pasien bersikap
Pada saat ditanyakan apa yang membawa pasien datang kemari pasien
tersebut sudah berlangsung selama 1 minggu yang lalu. Pasien mulai mendengar
bisikan tersebut saat sedang bekerja menanam padi di sawah. Pasien mendengar
4
bisikan suara laki-laki, bisikan tersebut mengajak pasien untuk melakukan hal-hal
buruk seperti mengikuti ajaran sesat, mencari uang dengan cara yang tidak halal,
dan keluar dari agama yang pasien anut. Pasien sudah mencoba melawan bisikan
tersebut, namun saat pasien mencobanya malah pasien merasakan nyeri kepala
seperti ditusuk-tusuk dan terbakar. Pasien merasakan ada lilin dikepala pasien dan
lilin tersebut meleleh dikepala pasien. Selain itu juga pandangan pasien menjadi
yang melayang. Bayangan tersebut mengikuti pasien dan ingin mengganggu istri
dan anak pasien yang masih berusia 1,2 tahun. Pasien dulunya adalah orang yang
aktif, pasien giat berkerja dari pagi hingga malam dan sekarang pasien istirahat
dari pekerjaannya sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan jika
terkadang gelisah dan sulit tidur. Pasien merasakan perubahan menjadi sering
suka marah, mudah tersinggung pada orang lain, dan juga pasien sering menangis
sendiri.
dalam 3 bulan terakhir. Pasien mengetahui obat tersebut dan diajak minum oleh
teman kerja pasien. Pasien mengaku terpengaruh dan hanya mencoba-coba saja
minum obat tersebut. Sebelumnya pasien tidak pernah merasakan efek saat
minum obat tersebut dan baru kali ini pasien merasakan efek yang aneh pada
pasien. Selain minum obat dengan dosis yang berlebihan tersebut, pasien juga
mengaku sering menghirup lem fox yang berwarna putih sejak 1 tahun terakhir.
5
Pasien menghirup lem kira-kira 1x perminggu. Pasien merasakan ketagihan dan
tempat, orang dan situasi dengan baik. Kemudian ketika ditanyakan perihal
ingatan pasien jangka segera dengan nama pemeriksa, jangka pendek dengan
pasien di rumah, dan lauk yang dimakan pagi tadi. Kemudian jangka panjang
dengan teman-teman pasien masa kecil. Hasilnya pasien dapat menjawab dengan
ditanyakan mengenai norma sosial yaitu apakah mencuri itu boleh atau tidak,
pasien menjawab tidak boleh. Taraf pembicaran pasien dapat dipercaya oleh
pemeriksa.
Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit akibat suatu penyakit medis dan
atau terbentur/trauma.
6
Pasien lahir dan merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara.
Sejak lahir hingga sekarang, pasien dirawat oleh ibu dan ayahnya. Pasien
d) Riwayat Pre School Age/ Masa Prasekolah (3-6 Tahun) Initiative Vs Guilt
orang tua.
menjadi buruh.
7
k) Riwayat hukum : Pasien tidak pernah bermasalah dengan hukum.
F. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Ayah dan ibu kandung
pasien masih hidup. Keluarga pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa
dengan pasien. Hubungan pasien dan keluarga pasien baik. Pasien menikah
dengan istrinya yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara dan memiliki
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
8
F. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
seperti mengkonsumsi obat dan mengisap lem sehingga merugikan diri sendiri
dan keluarga. Hubungan dengan lingkungannya tetap baik, pasien juga semangat
berobat dan memperbaiki diri karena dukungan dari orang tua dan istri.
1. Status Interna :
Respirasi : 22 kali/menit
Kulit
Inspeksi : normosefali
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Toraks
Jantung
Abdomen
10
Perkusi : tidak dilakukan
Punggung
Ekstremitas
2. Status Neurologis
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Pasien laki-laki berumur 20 tahun memakai baju berwarna hitam, celana jeans,
dan jaket berwarna abu-abu. Pasien memiliki perawakan tinggi kurus, berambut
11
4. Pembicaraan : kontak verbal (+), spontan, volume suara
dipertahankan
1. Mood : euthym
2. Afek : luas
3. Keserasian : serasi
C. Fungsi kognitif
3. Orientasi
Waktu/Tempat/Orang/Situasi : baik/baik/baik/baik
4. Daya ingat
Segera : baik
12
5. Intelegensia : normal
D. Reaksi emosional
1. Stabilitas : stabil
3. Sungguh-sungguh/tidak : sungguh-sungguh
E. Gangguan Persepsi
F. Proses pikir
3. Isi pikir
13
Waham : (-)
Obsesi : (-)
Fobia : (-)
wawancara.
H. Daya nilai
I. Tilikan : tilikan 5
Pasien menyadari dia sakit dan faktor-faktor, namun tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya.
Anamnesis :
14
Pemeriksaan Psikiatri :
Mood : euthym
Afek : luas
Keserasian : serasi
Ekspresi Emosi
1. Stabilitas : stabil
3. Sungguh-sungguh/tidak : sungguh-sungguh
Proses Berpikir
Halusinasi : (-)
Fungsi kognitif
Tilikan : tilikan 5
1. Aksis 1 : F 19.52
2. Aksis II : Z 03.2
VII. PROGNOSIS
16
Fase prodormal : dubia ad bonam
Chlorpromazine 25 mg ½ - ½ - 1
17
Stelosi 5 mg ½ - ½ - 1
Arkin 2 mg ½ - ½ -1
18
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan zat-zat tertentu yang dapat mengakibatkan bahaya pada diri sendiri
maupun orang lain. Zat psikoaktif kini sering disebut NAPZA yaitu singkatan dari
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
menimbulkan ketergantungan
Golongan Narkotika
mengakibatkan ketergantungan.
II. Berkhasiat untuk pengobatan dan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
19
III. Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan untuk
mengakibatkan ketergantungan.
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
Golongan Psikotropika
I. psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengatahuan dan
sindrom ketergantungan.
II. psiktropika yang berkhasiat penogbatan dan dapat digunakan dalam terapi dan
sindrom ketergatungan.
III. psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
20
IV. psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan atau untuk ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
Zat adiktif adalah bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme
secara terus menerus, karena merupakan zat atau bahan kimia yang
mempengaruhi sel saraf di otak khususnya reward circuit atau jalur kesenangan
dengan dopemine yaitu zat kimia yang mengatur sifat senang, perhatian,
kesadaran dan fungsi lainnya. Zat adiktif dapat mempengaruhi otak dalam
berbagai cara:
Pedoman Diagnostik
berdasarkan laporan individu, analisis objektiv dari specimen urin, darah dan
sebagainya, atau bukti lain (adanya sempel obat yang ditemukan pada psien, tanda
dan gejala klini atau dari laporan pihak ketiga) selalu disarankan untuk mencari
bukti yang menguatkan lebih dari satu sumber yang berkiatan dengan penggunaan
zat.
21
Analisis objektif memberikan bukti paling dapat diandalkan perihal
adanya penggunaan akhir-akhir ini atau saat ini, meskipun data ini mempunyai
keterbatasan terhadap penggunaan Zat dimasa lalu atau tingkat penggunaan saat
ini.
Banyak pengguna obat menggunakan lebih dari satu jenis obat, namun bila
mungkin, diagnosis harus dklasifikasikan sesuai dengan zat tunggal yang paling
pemakain obat tertentu atau jenis obat yang menyebabkan gangguan yang tampak.
Dalam keadaan ragu-ragu, cantumkan kode obat atau jenis obat yang paling sering
tidak lagi menjadi istilah ilmiah dan menganjurkan menggantinya dengan istilah
dikenali secra resmi dan banyak arti yang digunakan selama beberapa decade.
ketergantungan fisik telah menekankan efek fisik (yaitu fisiologis) dari episode
ketergantungan.
22
Deteksi Dini Penyalahgunaan Napza
Kelompok Risiko Tinggi adalah orang yang belum menjadi pemakai atau
terlibat dalam penggunaan NAPZA tetapi mempunyai risiko untuk terlibat hal
tersebut, mereka disebut juga Potential User (calon pemakai, golongan rentan).
Sekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan ciri tertentu
1. ANAK
Anak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak tekun)
23
2. REMAJA
: Remaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri dan mempunyai
tinggi/bahaya
3. KELUARGA
24
Orang tua yang terlalu menuntut anaknya secara berlebihan agar berprestasi
diluar kemampuannya
Orang tua yang kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu sibuk
Orang tua yang kurang harmonis, sering bertengkar, orang tua berselingkuh
Orang tua yang tidak memiliki standar norma baik-buruk atau benarsalah
yang jelas
1. Perubahan Fisik
Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi secara
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan
pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)
25
2. Perubahan Sikap dan Perilaku
Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk dikelas
Sering berpegian sampai larut malam,kadang tidak pulang tanpa memberi tahu
lebih dulu
Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga,
kemudian menghilang
Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tak
jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
NAPZA adalah suatu jenis penyakit atay dusease entity yang dalan International
26
10) yang dikeluarkan oleh WHO digolongkan dalam Mental and behavioral
terganggu
Konteks sosial dan lingkungan pasien dimana dia tinggal dan diharapkan
kesembuhannya
assessment terhadap pasien dan kemudian baru menentukan apa yang menjadi
sasaran dari terapi yang akan dijalankan. Tatalaksana Terapi dan Rehabilitasi
melibatkan berbagai profesi dan disiplin ilmu. Namun dalam kondisi emergency,
27
a. Intoksikasi
b. Overdosis
diagnosis, sehingga dengan cepat dan akurat dapat dilakukan intervensi medik.
Intoksikasi opioida :
Beri Naloxone HC 1 0,4 mg IV, IM atau SC dapat pula diulang setelah 2-3 menit
Bila perlu beri : Diazepam 10-30 mg oral atau parenteral, Clobazam 3x10 mg.
atau Clobazam 3x10 mg. Dapat diulang setelah 30 menit sampai 60 menit. Untuk
Intoksikasi alkohol :
28
Aktivitas fisik (sit-up,push-up)
Melonggarkan pakaian
- Lurus dan tengadahkan (ekstenikan) leher kepada pasien (jika diperlukan dapat
cc I.M
- Bila timbul asidosis (misalnya bibir dan ujung jari biru, hiperventilasi) karena
Pasang infus dan berikan cairan (misalnya : RL atau NaC1 0.9 %) dengan
kecepatan rendah (10-12 tetes permenit) terlebih dahulu sampai ada indikasi untuk
29
Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemungkinan adanya
diazepam 10 mg melalui IV atau perinfus dan dapat diulang sesudah 20 menit jika
Terapi ini sering dikenal dengan istilah detoksifikasi. Terapi detoksifikasi dapat
dilakukan dengan cara berobat jalan maupun rawat inap. Lama program terapi
detoksifikasi berbeda-beda:
24-48 jam untuk detoksifikasi opioid dalam anestesi cepat (Rapid Opiate
Detoxification Treatment)
penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA
Tanpa diberi terapi apapun, putus obat seketika (abrupt withdrawal atau
30
Untuk kolik beri spasmolitik
dan seterusnya.
3-4 kali pemberian. Dosis diturunkan bertahap dan selesai dalam 10 hari
Sebaiknya dirawat inap (bila sistole < 100 mmHg atau diastole < 70 mmHg),
(Rapid Opioid Detoxification). Prinsip terapi ini hanya untuk kasus single drug
opiat saja, di lakukan di RS dengan fasilitas rawat intensif oleh Tim Anestesiolog
Trapi putus zat sedative/hipnotika dan alcohol. Harus secara bertahap dan
31
Memberikan benzodiazepin mulai dari 10 mg yang dinaikan bertahap sampai
- Pada gangguan waham karena amfetamin atau kokain berikan Inj. Haloperidol
- Pada delirium putus sedativa/hipnotika atau alkohol beri Diazepam seperti pada
PSIKOTIK
persepsi dan pemikiran yang abnormal. Dua gejala utama adalah adanya delusi
rangsangan dari luar. Halusinasi adalah hal-hal penginderaan yang terlihat secara
nyata, tetapi dihasilkan oleh sebuah pikiran. Delusi (waham) adalah keyakinan
yang salah tentang sesuatu yang terjadi dan berpikir bahwa itu nyata.
dan atypical psychosis. Namun, penyebab paling umum dari psikosis adalah
skizofrenia.
delusi atau halusinasi, 2) tipe disorganisasi : adanya masalah bicara dan perilaku,
residual : dalam keadaan remisi tetapi masih memperlihatkan gejala penarikan diri
secara sosial, afek datar, perilakueksentrik, dan pikiran tak logis. 5) tipe tak
terinci, gejala halusinasi dan waham dominan, tetapi tidak dapat digolongkan dalam tipe
skizofrenia lain.
istilah yang dipakai adalah seorang dengan skizofrenia, seorang dengan neurotik,
NAPZA dengan penyebab yang sama, dan (4) Skizofrenia dan penggunaan
33
Metamfetamin, Amfetamin dan Psikotik
Zat yang bekerja secara tidak langsung ini dapat menyebabkan beberapa
efek yang ditimbulkan mulai dari rasa sigap, insomnia, euforia, anoreksia. Bila
pada dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan timbunya gejala-gejala psikotik
berupa halusinasi dan waham, ini dapat terjadi karena zat ini sangat mudah masuk
amfetamin hanya saja metamfetamin memiliki efek sentral yang lebih kuat
Penelitian oleh Curran et al dalam review 54 studi tentang zat stimulan dan
peningkatan psikosis 50–70% dari responden dengan skizofrenia dan gejala akut
psikosis.
Alkohol adalah suatu kelompok besar dari molekul organik yang memiliki
gugus hidroksil (-OH) melekat pada atom jenuh. Bentuk alkohol paling lazim
digunakan dan digunakan untuk minuman adalah etanol.Rumus kimia dari etanol
adalah CH3-CH2-OH.
Banyak efek yang dapat ditimbulkan oleh alkohol, salah satunya adalah efek
pada otak dengan mendepresi fungsi SSP, mengganggu pengaturan inhibisi dan
34
eksitasi di otak sehingga menyebabkan terjadinya disinhibisi, ataksia, sedasi, dan
pada kadar yang lebih tinggi menyebabkan bicara tidak jelas, adanya efek
stimulasi SSP, bila penggunaan dalam jangka panjang dapat berpengatuh pada
gangguan mental dan neurologis yang berat, berupa gangguan tidur, hilangnya
kedalam gangguan akibat terinduksi zat. Gejala psikotik yang ditimbulkan akibat
penggunaan alkohol ini adalah berupa halusinasi dan waham. Halusinasi yang
paling sering adalah auditorik yaitu mendengar suara yang memfitnah, mencela
atau smengancam, dapat berlangsung kurang dari satu minggu dan pada beberapa
mungkin bertahan. Halusinasi dapat terjadi pada semua kelompok usia, namun
35
BAB 4
PEMBAHASAN
melihat adanya bayangan (halusinasi visual), terdapat keluhan gelisah dan sulit
ditemukan pada obat-obat batuk. Obat ini sering disalahgunakan karena efek
disosiatif yang dimilikinya. Obat ini hampir tidak memiliki efek psikoaktif pada
ini akan memiliki efek disosiatif yang kuat. Pada dosis tinggi dekstrometorfan
pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini dapat
penggunaan zat psikoaktif lainnya dengan gangguan psikotik menurut PPDGJ III
dikatakan F19 bila pola penggunaan zat psikoaktif benar-benar kacau dan
36
dengan gangguan psikotik) dapat dikatakan jika gangguan psikotik yang terjadi
selama atau segera sesudah penggunaan zat psikoaktif (biasanya dalam waktu 48
jam, bukan merupakan manifestasi dari keadaan putus zat dengan delirium
(F1x.4) atau suatu onset lambat. Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat
psikoaktif dapat tampil dengan pola gejala yang bervariasi. Variasi ini akan
dipengaruh oleh jenis zat yang digunakan dan kepribadian pengguna zat.
menggunakan zat-zat tertentu yang dapat mengakibatkan bahaya pada diri sendiri
jawab utama seseorang (misalnya: sebagai pelajar, sebagai pekerja, atau sebagai
orang tua), menempatkan diri dalam situasi di mana penggunaan zat secara fisik
perubahan sikap serta perilaku. Seperti halusinasi, gangguan kesadaran, dan sulit
tidur. Sering bersikap emosional dan mudah tersinggung. Sehingga hal ini
½- ½ - 1. Farmakoterapi yang diberikan pada pasien ini sesuai dengan yang ada
gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pada pasien dengan gejala
37
dominan seperti apatis, menarik diri, halusinasi, waham, hipoaktif, kehilangan
minat dan inisiatif, menarik diri dan perasaan tumpul dapat diberikan
dengan gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran,
38
BAB 5
KESIMPULAN
pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini dapat
gangguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat
keadaan putus zat dengan delirium (F1x.4) atau suatu onset lambat. Gangguan
psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan pola gejala yang
bervariasi. Variasi ini akan dipengaruh oleh jenis zat yang digunakan dan
Pada pasien ini sudah diberikan terapi anti psikotik sesuai literatur.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurdin AE. Tumbuh kembang perilaku manusia. 1st ed. Jakarta : EGC;
2011.
3. Maslim R. Buku saku Diagnosis gangguan jiwa rujukan dari PPDGJ III dan
7. Fergusson DM, Horwood LJ, Ridder EM. Test of causal linkages between