IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Suku
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Status Pernikahan
Alamat
Pasien datang ke IGD
: Indra Putra
: Laki-laki
: 25 tahun
: Islam
: Minangkabau
: Sekolah Dasar (tidak lulus)
: Petani
: Belum Menikah
: Alahan Panjang
RSJ HB Saanin Padang tanggal 24 Juli 2015 di antar
keluarga.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Data di peroleh dari :
Autoanamnesa pada tanggal 01 agustus 2015
Alloanamnesa pada Tn. J ( Kakak kandung pasien) tgl 08 agustus 2015
A. Keluhan Utama
Pasien gaduh gelisah sejak 1 hari sebelum masuk RS.
B. Riwayat penyakit sekarang
- Pasien gaduh gelisah sejak 1 hari sebelum masuk RS.
- Pasien marah-marah tanpa sebab.
- Emosi labil, gampang marah, merasa curiga terhadap semua orang.
- Sebelumnya pasien pernah depresi sejak 1 tahun yang lalu dan mendapat
pengobatan. Setelah pengobatan beberapa bulan, pasien berhenti konsumsi
obat. Pasien putus obat 4 bulan sebelum masuk RS. Selama 4 bulan setelah
putus obat, pasien kembali merasa depresi, hilang semangat, mendengar
bisikan-bisikan, dan tidak bisa beraktifitas seperti biasa. Dan 1 hari
-
menikah dan sibuk dengan kegiatan masing-masing dan pasien sendiri belum
menikah. Sehingga pasien merasa tidak ada lagi orang yang bisa untuk
berbagi cerita dan berkumpul sehingga pasien merasa kesepian dan merasa
depresi. Keluarga akhirnya membawa pasien ke seorang psikiater dan
mendapat pengobatan. Selama pengobatan pasien kembali ada motivasi dan
mulai beraktifitas seperti biasa. Sekitar 4 bulan sebelum pasien masuk RS,
pasien putus pengobatan dan kembali merasa depresi dan kehilangan
motivasi. Dan 1 hari sebelum masuk RS pasien tiba-tiba marah-marah
tanpa sebab sehingga keluarga membawa pasien ke IGD RSJ HB Saanin
Padang.
2. Riwayat Medis
Pasien pernah terjatuh di kamar mandi dan trauma pada bagian kepala
sebanyak 2x pada tahun 2013.
Pasien pernah demam tinggi selama 2 hari saat lebaran dan pasien berobat
ke dokter, pasien sembuh setelah pengobatan.
3. Riwayat penggunaan alkohol dan zat adiktif lainnya
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan alkohol. Pasien
merupakan seorang perokok.
D. Riwayat Pribadi
1. Prenatal dan perinatal
Lahir spontan, cukup bulan, ditolong oleh bidan, menangis spontan, kejang
tidak ada, biru tidak ada.
2. Masa kanak awal (sampai usia 3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya.
3. Masa kanak pertengahan (usia 3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya. Mudah
bergaul dan memiliki banyak teman.
4. Masa kanak akhir (pubertas hingga remaja)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya. Mudah
bergaul dan memiliki banyak teman.
5. Masa dewasa
o Riwayat pekerjaan
Pasien membantu orang tuanya sebagai petani.
o Riwayat hubungan dan perkawinan
Pasien belum menikah dan tidak memiliki hubungan khusus.
o Riwayat seksual
Ket : O = pasien
III. STATUS INTERNUS
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Nafas
Suhu
Status Gizi
Status kardiovaskular
Status respiratorik
Kelainan khusus
: sakit ringan
: compos mentis coopertaif
: 120/80 mmHg
: 84x/menit
: 18x/menit
: tidak dilakukan
: baik
: dalam batas normal, tidak ada keluhan
: dalam batas normal, tidak ada keluhan
: tidak ada kelainan
: 15 (E4 M6 V5)
: kaku kuduk (-)
: 555 555
555 555
V. STATUS MENTAL
Kesadaran
Kontak
Penampilan
Psikomotor
Mood
Afek
Persepsi
Proses pikir
Isi pikir
Orientasi
Daya ingat
Pengendalian impuls
RTA
Insight
2. Aksis 2
Saat ini belum ada diagnosis untuk ciri atau gangguan kepribadian pada
pasien karena belum ada data yang cukup dan sesuai untuk menegakkan kriteria
diagnosisnya.
3. Aksis 3
Pasien tidak memiliki gangguan kondisi medik umum.
4. Aksis 4
Pasien memiliki masalah dalam lingkungannya dimana pasien merasa
kehilangan teman seusianya untuk melakukan aktifitas seperti biasa karena
teman-temannya saat itu sudah berkeluarga. Pasien juga memiliki riwayat putus
obat karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan pasien.
5. Aksis 5
Menggunakan skala Global Assessment of Functioning (GAF), GAF
Current sebesar 80 dan GAF Highest Level of The Year (HLPY) pasien yaiut
kondisi terbaik pasien selama 1 tahun terakhir sebesar 70. Hal ini menunjukkan
saat ini gejala bersifat sementara dan dapat diatasi pasien, dimana pasien dalam
disabilitas sosial yang ringan-baik. Satu tahun terakhir terdapat gejala ringan
dan menetap, disabilitas pasien ringan dalam sosial dan pekerjaan sehari-hari.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis 1
: Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
(F31.2) DD/ skizoafektif tipe campuran (F25.2) dan skizoafektif tipe
Aksis 2
Aksis 3
Aksis 4
manik (F25.0).
: Belum ada diagnosa
: Tidak ada diagnosa
: Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial dan ketidakpatuhan
meminum obat karena pasien kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Aksis 5
dan pengobatan.
: Global Assessment of Functioning Current = 80, Highest Level of The
Year = 70
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
: bonam
: bonam
: dubia ad bonam
hari saat lebaran dan sembuh setelah pengobatan. Di keluarganya, tidak ada yang
menderita penyakit yang sama dengan pasien. Sehingga pada tanggal 24 Juli 2015,
didapatkan diagnosa Skizoafektif Tipe Depresi dengan differential diagnose
Skizofrenia Paranoid dan Skizofrenia Hebefrenik.
Namun pada saat diwawancara pada tanggal 7 Agustus 2015, pasien mengaku
tidak lagi merasa sedih dan depresi sejak sehari setelah masuk bangsal karena sudah
mendapat teman yang dapat di ajak cerita. Dan dari wawancara pasien hanya
ditemukan adanya afek yang luas, mood yang hypertym, banyak bicara dan flight of
idea. Diagnosa berubah menjadi Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik
dengan Gejala Psikotik dengan differential diagnose Skizoafektik Tipe Campuran
dan Skizoafektif Tipe Manik.
Prognosis pada pasien ini bonam terutama apabila pasien dapat mengatasi
masalah sosial lingkungan yang menjadi pencetus gangguan kejiwaan yang di
derita pasien.
XI.
XII.
DISKUSI MASALAH
Berdasarkan hasil anamnesa (autoanamnesa dan alloanamnesa) didapatkan
gejala psikotik dan adanya mood yang menonjol. Awalnya di diagnosis dengan
Skizoafektif tipe depresi. Setelah didiagnosa lebih dalam dan berpedoman pada
rujukan ringkas dari PPDGJ III, didapatkan diagnosa akhir Gangguan Afektif
Bipolar Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik (F31.2) dengan pedoman
diagnostik: (a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania
dengan gejala psikotik (F30.2); dan (b) Harus ada sekurang-kurangnya satu
episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa
lampau. Hal ini didasari karena pada episode pertama pasien mendapat serangan
depresif dan adanya gejala psikotik kurang lebih 1 tahun yang lalu, dan hilang
setelah pengobatan. Dan pada episode kedua, pasien kembali mengalami
serangan depresif dengan adanya gejala psikotik kembali akibat pengobatan
yang terputus dan masalah lingkungan sosial. Setelah 1 hari dirawat di RSJ HB
Saanin Padang, tiba-tiba mood pasien mengalami perubahan dari depresif ke
mania. Sehingga syarat untuk menegakkan diagnosa Gangguan Afektif Bipolar
Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik terpenuhi.
Dalam pemberian terapi farmakologis, pada salah satu sumber, lithium
carbonate merupakan obat anti-mania yang diberikan kepada pasien dengan
gejala sindrom mania. Sindrom mania yang di dapatkan pada pasien berupa :
a. Dalam jangka waktu paling sedikit 1 minggu, hampir setiap hari terdapat
keadaan afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat, ekspresif atau
iriitabel.
b. Keadaan tersebut disertai 4 gejala berikut :
Lebih banyak berbicara dari lazimnya
Flight of idea
Rasa harga diri yang melambung
Mudah teralih perhatian
SARAN
Untuk terapi farmakologis yang dianjurkan adalah
- Mood stabilizer : Carbamazepine 2x200mg
- Anti-psikotik
: Risperidon 2x1mg
DAFTAR PUSTAKA
1.
Elvira, Sylvia D. Hadisukanto, Gitayanti. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas
2.
3.
10