Nama : Tn. MI
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan Terakhir : S1
Pasien datang ke Poli Jiwa RS Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 06 Maret 2019
untuk kontrol.
Nama : Tn. A
Usia : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Pangkep
A. Keluhan Utama
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang
a. Keluhan dan Gejala
Seorang laki-laki usia 26 tahun datang ke poli jiwa RSWS
untuk kontrol. Sebelumnya, pasien dibawa ke RSWS untuk kedua
kalinya dengan keluhan mengamuk sekitar 4 jam sebelum pasien
dibawa ke rumah sakit. Pasien mengamuk di masjid dengan
memukul orang yang sedang melaksanakan shalat jumat, tetangga
mengira pasien kesurupan sehingga menelpon polisi. Saat polisi
datang pasien diborgol dan dibawa ke RS Sidrap kemudian
dirujuk ke Makassar. Selama perjalanan pasien berbicara sendiri
dan mengeluarkan kalimat - kalimat yang tidak dimengerti oleh
orang sekitar. Pasien juga memaki, membentak, dan berteriak.
Tiga hari sebelum masuk rumah sakit, pasien berteriak-teriak
menghancurkan barang-barang yang ada di sekitarnya, berbicara
sendiri, pasien juga terlihat gelisah, tidak tidur dan mondar
mandir. Apabila dilarang pasien akan marah. Selama tiga hari ini
ini pasien selalu mengeluh ada roh leluhurnya yang telah
meninggal memasuki tubuh pasien melalui kepalanya, saat roh itu
masuk pasien merasa berat pada dadanya. Selain itu pasien juga
mengeluhkan apabila dia tidak mengeluarkan atau mentransfer
ilmu dari roh-roh tersebut tubuhnya akan terasa berat. Jika ditegur
maka pasien akan marah karena merasa apa yang dikatakannya
tidak dipercaya orang lain. Saat ini pasien masih mau makan dan
mandi.
Awal perubahan perilaku pasien dialami sekitar kurang
lebih 4 tahun yang lalu (2014) saat pasien sedang kuliah di
Bandung. Saat itu pasien sedang menyusun skripsinya. Pasien
depresi karena merasa dipersulit oleh pembimbingnya. Selalu
terjadi diskomunikasi antara pembimbing satu dengan
pembimbing dua yang membuat skripsinya tidak kunjung selesai.
Hal ini membuat pasien depresi, pasien mulai menarik diri, lebih
suka menyendiri di kamar dan tidak ada lagi motivasi untuk
melakukan apapun apa lagi yang berhubungan dengan skripsinya.
Hal ini berlangsung selama 3 bulan, setelah itu pasien mulai
bersemangat kembali untuk menyelesaikan skripsinya dan
akhirnya bisa menyelesaikan kuliahnya. Setelah selesai kuliah
pasien mulai aktif mengikuti organisasi kemanusiaan dan pernah
mengikuti aksi demonstrasi bela agama. Saat itu pasien tiba-tiba
mulai banyak bicara, mudah marah bahkan mengamuk. Pasien
akhirnya dirawat di RS jiwa di Bandung namun tidak diketahui
dirawat berapa lama dan obat apa yang diberikan, kemudian
pasien membaik sehingga dapat pulang ke Sidrap sendiri.
Pada tahun 2015 karena tidak pernah lagi mengkonsumsi
obat yang diberikan dari RS jiwa di Bandung, penyakit pasien
kembali kambuh. Pasien sering bicara sendiri dan mudah marah
sehingga untuk pertama kalinya dibawa ke RSWS dan
didiagnosis dengan Gangguan Bipolar, dirawat sekitar 3 minggu
kemudian dipulangkan dengan kondisi membaik. Obat yang
dikonsumsi yaitu olanzapine dan depakote. Pasien rutin rawat
jalan saat di Pangkep ditemani oleh ayahnya dan rajin minum
obat. Pasien bekerja di Sidrap sebagai pekerja sosial sejak tahun
2016 kemudian diangkat menjadi supervisor pada awal tahun
2018. Saat itu pasien sempat murung dan menarik diri dari orang-
orang sekitar 2 bulan kemudian diberi obat oleh dokter dan pasien
kembali bersemangat seperti biasanya. Sekitar 5 bulan yang lalu
pasien tidak rutin meminum obatnya karena pasien tinggal sendiri
di Sidrap dan tidak ada yang mengawasinya minum obat karena
kedua orang tuanya tinggal di Pangkep. Namun, sebulan terakhir
pasien sudah rutin kembali meminum obatnya.
b. Hendaya dan disfungsi
Hendaya sosial (+) pasien mudah marah apabila keinginannya tidak
dipenuhi
Hendaya pekerjaan (+) pasien tidak bekerja karena gangguannya
kambuh
Hendaya gangguan waktu senggang (+) pasien terus gelisah
sehingga tidak bisa tidur
c. Faktor stress psikososial
Perubahan perilaku dialami pasien sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu
saat pasien sedang kuliah di Bandung.
Genogram:
Keterangan :
Anggota keluarga laki – laki
Pasien
G. Situasi Sekarang
Pasien saat ini pasien tinggal sendiri. Pasien saat ini bekerja sebagai pekerja
sosial di Dinas Sosial Sidrap.
H. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa baik-baik saja dengan kehidupannya. Setelah keluar dari RS pasien
akan melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang pekerja sosial..
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki usia 26 tahun, wajah sesuai usia, cukup rapi memakai kaos
biru dan celana panjang jeans berwarna biru dengan alas kaki, perawakan
berisi, dan perawatan diri cukup.
2. Kesadaran
Kualitatif = Compos Mentis (GCS 15), Kualitatif = Berubah. Kontak Mata
(+), verbal (+)
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara, pasien nampak hiperaktif. Pasien sering menggerak-
gerakkan kaki dan tangannya.
4. Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi meningkat, membanjir.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian
1. Mood : meninggi, euforik
2. Afek : luas, irritable, inappropriate
3. Empati : tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf pendidikan :
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan taraf pendidikan.
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
4. Daya ingat
Jangka segera : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka panjang : Baik
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Ada, pasien merasa dimasuki oleh roh-roh leluhurnya
yang telah meninggal, dan tubuh pasien merasa berat ketika tidak
mengeluarkan ilmu yang dimiliki roh tersebut kepada orang lain
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
Produktivitas : Meningkat, flight of idea
Kontinuitas : Relevan dan koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikiran : Waham bizzare (+), pasien meyakini
bahwa pasien sering dimasuki oleh roh-roh leluhurnya yang sudah
meninggal. Waham kebesaran (+), pasien merasa orang yang paling
pintar dan memiliki banyak ide-ide cemerlang
F. Pengendalian Impuls
Kurang (pada saat dilakukan wawancara)
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Tidak terganggu
2. Uji daya nilai : Tidak terganggu
3. Penilaian realitas : Tidak terganggu
H. Tilikan (Insight)
Derajat 2 (Pasien sedikit kesadaran bahwa dirinya sakit dan meminta
pertolongan tetapi menyangkalinya pada saat yang bersamaan).
I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
A. Status Internus
Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 20 x/menit,
suhu 36,50C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru,
abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang
selaput otak: kaku kuduk (-), pupil bulat dan isokor, refleks cahaya langsung dan
tidak langsung (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam
batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.
1. Aksis I
Berdasarkan alloananamnesis dan autoanamnesis dan pemeriksaan
status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu pasien
mengamuk. Pasien juga gelisah sehingga menimbulkan distress
(penderitaan) berupa rasa tidak nyaman bagi diri pasien serta terdapat
hendaya (disabilitas) dalam bidang sosial, pekerjaan dan waktu
senggang sehingga pasien dapat disimpulkan mengalami gangguan
jiwa.
Pada alloanamnesis juga ditemukan gangguan isi pikir (waham
bizzare dan waham kebesaran) sehingga pasien dikatan mengalami
gangguan jiwa psikotik.
Pada pemeriksaan internus dan neurologis tidak ditemukan
kelainan organik sehingga termasuk dalam kategori gangguan
mental non organik.
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis dan pemeriksaan status
mental, didapatkan gejala mania yaitu afek meningkat serta irritable,
aktivitas/psikomotor meningkat, kebutuhan tidur berkurang, serta
flight of ideas. Hal ini telah dialami lebih dari 4 hari. Pernah
mengalami gejala serupa pada tahun 2015. Ada riwayat depresi pada
awal tahun 2018. Pasien murung sepanjang hari, menarik diri,
kehilangan minat dari biasanya, serta aktivitasnya berkurang dari
biasanya. Gejala ini dirasakan lebih dari 2 minggu (2 bulan). Hal ini
menunjukkan adanya gejala mania dan riwayat depresi, serta saat ini
pasien mengalami gejala psikotik. Sehingga berdasarkan kriteria
PPDGJ III pasien digolongkan sebagai Gangguan Afektif Bipolar
Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik (F31.2).
2. Aksis II
Belum cukup informasi yang didapatkan untuk mengarahkan ke
salah satu ciri khas kepribadian.
3. Aksis III
Tidak ada diagnosis.
4. Aksis IV
Stressor psikososial tidak jelas
5. Aksis V
GAF Scale 60-51, Gejala Sedang (Moderate), disabilitas sedang
1. Organobiologik :
Ditemukan terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien
memerlukan farmakoterapi.
2. Psikologik :
Ditemukan adanya masalah psikologi dalam lingkup keluarga sehingga
memerlukan psikoterapi (psikoedukasi keluarga)
3. Sosiologik :
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan waktu
senggang sehingga pasien membutuhkan penanganan psikososial.
1. Psikofarmakoterapi :
Natrium divalproex 250 mg/12 jam/oral
Olanzapin 5 mg/24 jam/oral/malam
Aripriprazol 10 mg/24 jam/oral/siang
2. Psikoterapi (Psikoedukasi Keluarga)
Psikoterapi suportif: membantu pasien untuk menguatkan daya tahan mental
yang telah dimiliki, mengembangkan mekanisme daya tahan mental untuk
mempertahankan fungsi pengontrolan diri, dan meningkatkan kemampuan
adaptasi lingkungan.
Cognitive Based Therapy: membentuk kembali pola perilaku dan pikiran
yang irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional.
Terapi keluarga: mempelajari peran pasien di dalam situasi psikologik
seluruh anggota keluarga, sebaliknya pun mempelajari peran seluruh anggota
keluarga dalam perbaikan gejala pasien.
3. Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar jangan terlalu
memikirkan gejala yang dialami dalam memahami penyakitnya.
a. Faktor pendukung
Pasien kadang tidak rutin minum obat, walaupun pasien rutin minum
obat kadang pasien mengurangi dosisnya karena merasa dibuat
mengantuk oleh obat tersebut
Tilikan pasien 2
Perjalanan penyakit kronis
Onset perjalanan penyakit yang cepat dan memburuk
1.10. X. FOLLOW UP
• Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik
(F30.2)
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lainnya (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
Pasien sedang berada dalam episode mania. Oleh karena itu pengobatan yang
dapat diberikan berupa anti mania akut yaitu Natrium Divalproex, Valproat,
Karbamazepin, atau haloperidol.2
Kembali pada kasus, pasien juga terdapat gejala positif berupa waham. Oleh
karena itu dapat diberikan antipsikotik atipikal yaitu risperidone, aripriprazole,
olanzapine, clozapine, atau quetiapine. Antipsikotik atipikal memiliki afinitas tinggi
sebagai antagonis reseptor dopamin D2, dan juga memiliki afinitas terhadap reseptor
serotonergik (5-HT2). Beberapa anti psikotik juga memiliki afinitas terhadap reseptor
adrenergik, histamin H1, dan muskarinik M1. Dibandingkan antipsikotik tipikal atau
konvensional, antipsikotik atipikal memiliki efek lebih sedikit terhadap masalah
gejala ekstrapiramidal. Antipsikotik tipikal secara khusus berguna untuk mengurangi
secara cepat gejala bipolar episode mania. Terapi berorientasi keluarga dapat
dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang gangguan yang dialami pasien dan
menciptakan suasana yang baik agar dapat mendukung proses pemulihan pasien.4
Pasien laki-laki usia 26 tahun datang ke poli RSWS untuk kontrol setelah sebelumnya
dirawat di perawatan Pakis RSWS. Pada pemeriksaan status mental didapatkan
penampilan seorang laki-laki dengan wajah tampak sesuai usia memakai baju kaos hitam,
dan celana panjang berwarna hitam dengan perawakan berisi serta perawatan diri cukup.
P : Boleh. Silahkan-silahkan.
P : berat dokter.
P : Begini dok, saya rasa banyak orang tua dulu yang masuk ke badan saya yang sudah
meninggal. Ilmunya yang bagus-bagus.
P : tidak saya dengar, tidak lihat, tapi hatinya. Ada prosesnya setelah shalat subuh toh.
Saya cerita dari yang 3 tahun lalu atau yang baru-baru ini?
P : Tunggu dulu nah, saya perbaiki perasaanku. Awalnya itu sebelum kejadian saya
membersihkan diriku selama 3 bulan. Saya hindari hal-hal yang haram. Saya hindari
makanan-makanan yang haram masuk ke badanku. Kemudian kuperbaiki ibadahku
kepada Allah, shalat berjamaah dan shalat sunnah. Setelah itu di rumah saya rasa Tuhan
berbicara langsung sama saya. Bukan suara langsung saya dengar tetapi hati. Tuhan
bilang “Ikhlas, ada ilmuku sedikit yang mau saya kasih kau” saya bilang jangan Karaeng
berat sekali untuk saya, saya tidak sanggup. Tuhan bilang “Saya akan kuatkan kau, baca
ayat kursi dan trikul”. Setelah itu mulaimi hal-hal aneh terjadi. Orang bilang perilakuku
aneh, kadang begini begitu merokok, ngopi, jarang makan, tapi tetap kuat. Jujur ini saya
belum makan, tapi kita liat sendiri saya bagaimana toh. Kemudian beberapa hari
setelahnya saya ke rumahnya om. Disitu banyak sekali yang masuk. 14 generasi diatasku
paling atas itu Sultan Alauddin. Yang terima Islam pertama kali dari datu-datu. Setelah
masuk Sultan Alauddin, itu lagi datu-datu yang masuk. Hatiku nah.
P : Iya masuk saja kedalam diriku dan berat ketika saya tidak keluarkan, ketika saya tidak
ucapkan terasa berat. Berat kalau saya tidak bagi ke orang. Makanya saya bilang saya pria
pemendam rasa.
DM : Bagaimana kita tau sifatnya padahal Sultan Alauddin meninggal jauh sebelum kita
lahir?
P : Saya tau. Saya rasakan. Orang-orang memang tidak mengerti tapi saya rasakan.
Seperti malamnya saya ke sidrap. Disitu saya cekcok sama bapak, hampir bertengkar
berdua saya bilang bapak tidak mengertiki, nda mengerti ki kita, terus saya pergi mi ke
warkop. Nah besoknya itu bapak pergi ke masjid mau solat subuh, saya tendang itu
tembok langsung adzan. Disitu banyak masuk. Kalau saya ceritakan ini panjang. Disitu
saya belum tau caranya pakai itu ilmu, sekarang saya sudah tau begini caranya. Ada
gerakanya. Kita tau gerakan apa ini? Ini adalah gerakan tayyammum. Bisa ki sama bapak
dulu? Saya mau dulu ke dalam sebentar.
DM : Oh iye.
B : Mengamukki.
B : Tidak. Saya dikasi tau sama tetangga bilang Ikhlas ada di masjid kesurupan. Dia
teriak-teriak, ada juga pukul orang.
B : Begitu karena mungkin saling tidak cocok pendapat. Karena Ikhlas seperti yang dia
bilang tadi dia mau sampaikan itu ilmu dari roh-roh yang masuk dalam tubuhnya.
DM : Oh iya. Sebelum kejadian itu ada lagi yang beda di Ikhlas dari biasanya?
B : Iya sebelum kejadian itu ada barangkali 3 hari dia teriak-teriak bicara nda ditau apa
dia bilang sambil tendang-tendang pintu.
DM : Tabe maaf pak sebelumnya memang ada pernah Ikhlas cerita tentang masalahnya?
Atau mungkin ada masalah di keluarga atau sama temannya?
DM : Ikhlas yang kita tau bagaimana memang orangnya pak? Ampang ji bergaul?
B : Ooh kalau dia memang orangnya gampang sekali bergaul. Sampai security dan
pemulung ada juga temannya.
B : Awalnya itu waktu dia kuliah di Bandung 4 tahun yang lalu. Disitu dia pernah masuk
rumah sakit jiwa karena mengamuk juga tapi saya tidak tau berapa lama disana, karena
saya tidak disana. Nah setelah itusaya kesana saya bawa ke Sidrap saja dirawat.
B : Iye
B : Sudah hampir 2 tahun kalau tidak salah. Dia mulai kerja tahun 2016. Terus baru-baru
ini awal tahun dia diangkat jadi supervisor.
B : Iya ada. Pernah itu waktu baru terangkat jadi supervisor, dia diam terus nda kayak
biasanya. Kayak tidak bersemangat.
B : ada sekitar 2 bulan mungkin kal nda salah. Terus saya bawa ke dokter dikasi obat
bagusmi lagi.
DM : Setelah kejadian 4 tahun lalu, baru ji memang ini lagi yang mengamuk?
B : iya baruji 2 kali meman g selebihnya itu dia bagusji rutin menum obat. Cuma 3-4
bulan ini dia jarangmi minum obat karena kerja di sidrap. Nda sama dulu pas masi di
Pangkep saya selalu temani pergi poli dan kasi ingat minm obat.
DM : Ooh dia jarang mi minum obat. Terus bagaimana mi makannya sekarang sama
tidurnya?
B : Makannya bagusji. Cuma itu tidurnya biasa tengah malam pi baru tidur. Dikasi itu
obat dia kurangi sendiri dosisnya karena nabilang nakasi cepat tidur itu obat
DM : Oh astaga dia kurangi sendiri dosisnya di. Bagaimana ji pale Ikhlas pas masih
dalam kandungan? Cukup bulanji? 9 bulan?
B : iya nda adaji. Pas kuliah juga Alhamdulillah selesaiji, sampai kerja.
B : M. Ahsan
DM : umur ta?
B : 57 tahun
DM : Istri ta?
B : Zaenab 54 tahun
B : 3 orang laki-laki semua. Dia anak ke 2. Kita sementara mau ambil spesialis jiwa?
Atau lagi koas?
B : Umum di?
DM : iye