Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

PASIEN USIA MUDA


DENGAN
SKIZOFRENIA
PARANOID
Pembimbing : dr. Isa M Noor SpKj

Oleh : Tika Ayu Hasta Riani - 112019044

PERIODE 13 JULI 2020 – 25 JULI 2020


RSJ SOEHARTO HEERDJAN
PENDAHULUAN
 Skizofrenia  berasal dari kata skhizen (terbagi) dan phren
(pikiran).  penyakit gangguan otak yang ditandai dengan adanya
gejala halusinasi, delusi, diorganisasi komunikasi, perencanaan
buruk, penurunan motivasi, dan afek yang tumpul.

 Penelitian menunjukkan prevalensi skizofrenia adalah 7 kasus per


1000 orang

• Skizofenia paranoid  dicirikan dengan adanya delusi


yang relative stabil, sering paranoid, dan biasanya diikuti
dengan halusinasi, terutama gangguan auditori dan persepsi
RIWAYAT PENYAKIT

SEKARANG
Pasien mengeluh gelisah dan rirtabel pada saat datang ke unit emergensi, dan terdapat
tindakan kekerasan kepada ibu pasien sebelum sampai ke rumah sakit.
 Gejala dominan pada saat pemeriksaan adalah perilaku curiga, delusi reference dan
persekusi (seperti suara ledakan, ketakutan bahwa orang dekatnya menyakiti pasien
dengan mantra), halusinasi auditori (mendengar suara orang berbicara tentang dia),
halusinasi olfaktori (udara yang beracun).
 Terdapat pula gejala non-spesifik lain seperti kehilangan minat, iritabilitas,
oversensitive, penurunan nafsu makan, dan insomnia.
 Pasien memiliki perilaku yang menolak medikasi dan pemberian medikasi menjadi sulit
diberikan kepada keluarga.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DAN
PENGOBATAN
 Pasien pernah datang ke psikiatris pada
 Terdapat riwayat trauma kepala
tahun 2006 setelah adanya episode
dilaporkan terjadi di usia 10 tahun kekerasan yang pertama.
ketika batang metal menembus kepala
bagian depannya.
 Dari tahun 2006 sampai 2014  pasien
pernah diberikan olanzapine, divalproex
 Terjadi perburukan fungsi psikososial sodium, espazine + trifluoperazine,
setelah kejadian tersebut. triheksifenidil, aripiprazole, dan
triheksifenidil hidroklorida

 Pasien dan caregiver sudah mendapat


edukasi mengenai kondisi kesehatan yang
dialami
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DAN
PENGOBATAN
 Pasien juga diberikan sesi CBT (cognitive
 Awalnya pasien dan caregiver distimulasi
behavioral theraphy) sebanyak 1 kali
untuk sadar mengenai penyakit pasien  diketahui jika pasien tidak sadar mengenai
dengan tujuan untuk terjadinya outcome masalah yang dialami, tidak nyaman ketika
positif yang lebih baik. diinterupsi, dan mengungkapkan banyak
informasi mengenai dirinya.
 Pasien/caregiver diberikan edukasi
mengenai tekhnik perubahan positif,  Pasien/caregiver tidak lagi melanjutkan sesi
manajemen dan kepatuhan medikasi, psikoterapi yang semula sudah direncanakan 
perencanaan krisis, penggalian infromasi karena status sosial ekonomi keluarga, tidak
yang sesuai, atensi pada konflik keluarga, mampunyai keluarga untuk memberikan waktu,
komunikasi, pemecahan masalah, dan dan fokus masalah pada pasien.
atensi social, serta perlunya dukungan
keluarga.
RIWAYAT KEHIDUPAN PERSONAL &
KELUARGA
 Pasien merupakan anak tertua dari 3 bersaudara, status ekonomi menengah
 Orang tua dan relative dekat pasien melaporkan jika pasien sering merasa
malu sejak kecil, jarang memulai pembicaraan atau aktivitas dengan orang
lain.
 Perubahan perilaku mulai diperhatikan ketika masuk masa remaja.
 Pasien menjadi iritabel dan perilaku anti-sosialnya memburuk dalam
beberapa tahun, dan memulai tindakan kekerasan dengan tetangga hanya
karena masalah finansial minor.
 Tidak ada riwayat trauma, penggunaan alcohol atau obat terlarang, atau
penyakit fisik/psikiatri pada ibu ketika hamil.
RIWAYAT KEHIDUPAN PERSONAL &
KELUARGA
 Pasien mulai sekolah formal di usia 4 tahun, dan menyelesaikan pendidikan
di usia 19 tahun.
 Tidak ada laporan mengenai fobia sekolah atau kesulitan dalam belajar.
 Pasien lebih memilih untuk bermain sendiri di lingkungan dalam rumah,
seperti video game, dan jarang turut serta dalam aktivitas kelompok.
 Pasien juga tidak memiliki hubungan baik dengan saudaranya.
 Aktivitas pasien lebih banyak sedenter.
 Pasien mengaku menyesal tidak masuk ke sekolah dengan reputasi yang
lebih baik.
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
 Kontak mata pasien tidak kontiniu dan gerak mata berpindah seperti curiga.
 Pasien berusaha sedikit keras untuk merubah postur tubuh dan posisi letargik dari kakinya.
 Kuantitas bicara pasien menurun, dan pasien menjadi ragu-ragu untuk mengungkapkan pikiran dan apa yang
dipercayainya.
 Sepanjang wawancara, pasien mengalami interval bloking dan tangensial isi pikiran, dengan perubahan tinggi
suara.
 Terdapat pula keterbatasan informasi atau informasi yang tidak sesuai disampaikan oleh pasien.
 Pasien tidak dapat mengerti dan menggunakan suatu konsep dengan mudah.
 Atensi dan konsentrasi pasien intak.
 Waktu reaksi normal dan tidak ada tindakan kompulsif yang ditunjukkan.
 Orientasi pada waktu, tempat, dan orang intak.
 Insight pasien adalah derajat 1, karena menyalahkan keadaan pada orang disekitarnya.
KRITERIA DSM V
SKIZOFRENIA
TERAPI
Psikososial
- Terapi perilaku
- Famili terapi
- Grup terapi
- Psikoterapi individual
DIAGNOSIS MULTI-AKSIAL
 Aksis I : Skizofrenia Paranoid

 Aksis II : Gangguan kepribadian anti-sosial

 Aksis III : Tidak ada

 Aksis IV : Tidak ada

 Aksis V : GAF saat ini 60-51, GAF setengah tahun terakhir 60-51
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan delusional atau paranoid
Gangguan kepribadian paranoid
Depresi mayor
OUTCOME DAN FOLLOW-UP
 Perjalanan penyakit pada pasien adalah “episodic
dengan deficit yang stabil”.

 Terapi obat dapat membantu pasien  namun


perilaku non-compliance membuat terjadinya
hambatan dalam mempertahankan fungsi normal
pasien di rumah dan lingkungan sosial.  
DISKUSI
 Skizofrenia dan penyakit psikosis lainnya  penyakit yang sering mengakibatkan
gangguan fungsi yang berat.

 Rerata onset munculnya penyakit psikotik  pada masa kritis perkembangan


edukasi, pekerjaan, dan lingkungan social  sehingga konsekuensinya disabilitas
sering terjadi jangka panjang.

 Pada kasus ini  progresi penyakit terjadi gradual dan mencapai puncaknya pada
periode kritis kehidupan  dimana pasien mencapai fase remaja dan mulai
menghadapi stress akibat masalah akademik.

 Pasien dengan gangguan psikotik  membutuhkan terapi stabil adekuat dan tanpa
interupsi, serta lingkungan yang aman dan dapat menstimulasi.
DISKUSI
Rekomendasi terapi pada pasien dengan skizofrenia :

 Psikoterapi berorientasi insight dapat membantu terapi penyakit


 Dibutuhkan pembentukan kerja sama terapetik antara pasien dan klinisi
sebagai salah satu predictor keberhasilan terapi terutama pada kasus non-
compliance dan insight rendah
 CBT dapat diberikan, sehingga pasien dapat setuju jika gejala yang ada
akibat penyakit mental  tujuan CBT adalah menurunkan beratnya distress
akibat gejala penyakit
 Perlu dilakukan penggalian pada hal yang menjadi dasar dari delusi pasien
 Fokus pada fasiltas kesehatan masih menjadi solusi medis untuk
skizofrenia  serta dibutuhkan fokus pada aspek psiko-sosial dari
kehidupan pasien
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai