Oleh :
NIM. 201910461011008
2020
Laporan Analisis Kasus Pada Ny. W Dengan Skizofrenia Hibrefenik Di
Wisma Mawar UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras Pasuruan
Abstrak
Skizofrenia berasal dari bahasa yunani, schizein yang berarti terpisah atau pecah,
dan phren yang berarti jiwa. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang lebih
banyak dialami oleh beberapa orang dibandingkan penderita gangguan jiwa
lainnya yang umumnya menyerang pada usia produktif dan merupakan penyebab
utama disabilitas kelompok usia 15-44 tahun Wanita berusia 50 tahun saat
dilakukan pengkajian memiliki keluhan selalu berbicara sendiri terutama saat jam
1 malam. Selain itu klien selalu menunduk, dan tidak pernah berinteraksi. Klien
ini diagnose dengan Skixofrenia Hibrefenik. Skizofrenia memiliki beberapa tipe
yaitu paranoid, hiberfrenik, katatonik, undifferentiated, dan residual. Skizofrenia
hebefrenik merupakan gangguan kepribadian dengan kemunduran perilaku dan
prognosis buruk. Delusi dan halusinasinya muncul relatif kecil, dan gambaran
klinis didominasi oleh perilaku aneh, asosiasi longgar, dan bizzare. Keseluruhan
perilaku pasien tampak kekanak-kanakan. Tanpa alasan mereka mungkin sibuk
sendiri, tanpa tujuan, sering bertingkah konyol dan tertawa dangkal dan mereka
menarik diri. Terapi farmakoterapi yang diberikan yaitu risperidone 3 mg, dan
Trihexyphenidyl 2 mg yang diminum setiap hari pagi dan sore. Klien dengan
skizofrenia khususnya halusinasi tidak hanya diberikan terapi farmakoterapi, akan
tetapi di berikan terapi nonfarmakologi yaitu dengan memberikan SP pasien yang
bertujuan untuk memeprcepat pemulihan.
Umur : 50 tahun
Alamat : Islam
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
ALASAN MASUK
1. Data Primer :
Klien mengatakan dibawa kesini oleh petugas satpol pp
2. Data Sekunder :
Petugas UPT mengatakan bahwa klien merupakan seorang gelandangan yang
ditangkap oleh satpol pp, kemudian dibawa ke UPT RSBL. Klien dibawa
kesini dikarenakan klien memiliki halusinasi, klien sering mendapatkan bisikan
yang menanyakan tentang hidupnya
REKAMAN DATA KASUS KLINIS KLIEN
1. Masa Lalu Penyakit :
Pasien dibawa ke UPT diantarkan oleh petugas satpol PP. Petugas UPT
mengatakan klien selalu berbicara dan sering tertawa sendiri.. Klien dibawa ke
UPT dengan diagnose Skizifrenia Hibrefenik (F 20.1) pada tanggal 9 Januari
2019.
Klien S memilikik gejala sering menyendiri sambil berbicara sendiri.
Klien mengatakan bahwa sebelumnya bahwa dia bekerja sebagai buruh tani di
tempat asalnya.
2. Riwayat penyakit saat ini:
Saat pengkajian klien selalu sering senyum dan berbicara sendiri. Saat
ditanya, klien mengatakan bahwa ada orang yang mengajaknya bicara setiap
jam 1 malam yaitu dengan menanyakan tentang hidupnya. Di UPT klien selalu
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh petugas UPT seperti senam, menyanyi
dan bersih-bersih, akan tetapi klien tampak tidak berminat dengan kegiatan
tersebut dan selalu menyendiri.
Ketika di UPT klien terlihat hanya diam saja disuatu tempat dalam waktu
yang cukup lama dan tidak berinteraksi sama sekali dengan temannya yang
lain. Saat diajak untuk mengobrol klien selalu menunduk dan menjawab
dengan nada yang sangat lambat dan lembut sekali. Klien juga bersikap datar
dan terlihat sangat cemas, kelien juga terlihat tremor dan gaduh gelisah.
Kemudian pada saat pertemuan pertama klien selalu menjawab lupa atau tidak
ingin menjawab, akan tetapi saat pertemuan kedua klien sudah mau diajak
berbincang-bincang. Setiap pertanyaan dijawab sesuai realistis atau sesuai
dengan keadaan nyata.
Klien saat ini dirawat dengan diagnosa Skizofrenia hibrefenik, ditandai
dengan halusinasi yang muncul masih sangat kecil yaitu hanya dating saat jam
1 malam. Kemudian klien juga berperilaku aneh dan tampak kekanak-kanakan,
selain itu klien juga tampak selalu menyendiri, jarang berinteraksi, dan selalu
tertawa sendiri.
3. Obat-obatan:
Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah bahaya pada pasien,
mengontrol perilaku pasien, dan untuk mengurangi gejala psikotik pada
pasienseperti agitasi, agresif, negatif simptom, positif simptom, serta gejala
afek.
2. WAWANCARA KLINIS
CATATAN PENDAFTARAN PERAWAT
Riwayat kesehatan : Kesehatan pasien selama di UPT masih dalam
keadaan normal. Klian tidak ingin menceritakan gangguan jiwanya mulai kapan
munculnya. Klien di rawat di UPT dengan diagnosa Skizofrenia Hiberfenik (F
20.1). Klien diantarkan ke UPT diantarkan oleh satpol PP, petugas UPT
mengatakan klien selalu menyendiri dan jarang berinteraksi, klien juga selalu
berbicara sendiri.
CATATAN PSIKIATRISTIK
a. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan hanya tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Kedua
orang tuanya masih ada dan tinggal di blitar. Klien mengatakan sangat dekat
dengan kedua orang tuanya
b. Riwayat Pendidikan
Klien mengatakan hanya sekola sampai lulus SD saja
c. Riwayat Pekerjaan
Klien mengatakan dulu bekerja sebagai buruh tani di blitar
d. Riwayat Psikoseksual
Tidak terkaji
e. Riwayat Perkawinan
Klien mengatkan belum pernah menikah
f. Hobi dan minat
Klien mengatkan di UPT suka bersih – bersih, yaitu memunguti daun yang jatuh
dan mencabuti rumput
3. LABORATORIUM
Klien tidak memiliki data pemeriksaan laboratorium
III. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori (Halusinasi)
2. Harga Diri rendah
3. Isolasi Sosial
IV. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS: Gangguan persepsi sensori b/d gangguan
pendengaran
Klien mengatakan ada yang
mengajaknya bicara setiap jam 1
malam, sehingga klien tidak bias
tidur
DO:
Respon tidak sesuai
Bersikap seolah mendengar dan
melihat
Melamun
Konsentrasi buruk
Menyendiri
Senyum-senyum sendiri
DS: Harga diri rendah situasional b/d gangguan
psikiarti
Klien berbicara dengan pelan-pelan
dan lambat, klien juga selalu
melihat kebawah
DO:
Berbicara pelan dan lirih
Menunduk
Sulit berkonsentrasi
Kontak mata kurang
Pasif
DS: Isolasi sosial b/d perubahan status mental
Klien sering berkumpul dengan
teman-temannya disuatu tempat tapi
klien tidak pernah berinteraksi
DO:
Merasa ingin sendiri
Menarik diri
Tidak berminat interaksi
Tidak ada kontak mata
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Implementasi pada hari pertama dilakukan pada tanggal 25 November 2019
pukul 14.10 yaitu dengan melakukan SP 1 pasien yaitu mengenal halusinasi
dan cara menghardik. Implementasi yang diberikan yaitu :
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
b. Menanyakan isi halusinasi pasien
c. Menanyakan kapan halusinasinya muncul
d. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
e. Mengajarkan pasien untuk menghardik
f. Menyuruh pasien untuk mencotohkan dan mengulangi cara menghardik
Setelah diberikan implementasi kemudian didapatkan hasil evaluasi dari
pasien yaitu secara subjektif, objektif, kognitif, afektif dan psikomotor :
a. Subyektif :
Pasien tidak mau mengatakan isi halunya tetapi pasien terlihat senyum-
senyum dan berkata ada yang mengajaknya bicara
b. Obyektif :
Klien kurang kooperatif Klien tidak fokus dan sering senyum-senyum
c. Kognitif:
Klien mampu menyebutkan isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, dan respon terhadap halusinasi klien
d. Afektif:
Klien kurang kooperatif
Klien tidak fokus dan sering senyum-senyum
e. Psikomotor:
Klien mampu berjabat tangan dengan perawat
Klien tidak menghadap perawat
Klien kurang kontak mata dengan perawat
2. Implementasi pada hari kedua dilakukan pada tanggal 26 November 2019
pukul 12.30 dengan melakukan SP 2 pasien yaitu Menanyakan apakah klien
mampu mengulang bagaimana cara menghardik halusinasinya dan
menanyakan klien tentang obat yang dikonsumsi. Implementasi yang
diberikan yaitu :
a. Mengevaluasi kegiatan menghardik, kemudian memberikan pujian.
b. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 8 benar: jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat, manfaat dan efek
samping, kadaluarsa).
c. Memasukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik dan minum
obat.
Setelah diberikan implementasi kemudian didapatkan hasil evaluasi dari
pasien yaitu secara subjektif, objektif, kognitif, afektif dan psikomotor :
a. Subyektif
Klien mengatakan salam kepada perawatklien mengatakan namanya
kepada perawat
Klien mengatakan bersedia untuk mengobrol dengan perawatklien
mengatakan keadaanya baik saat ditanya perawat
b. Obyektif :
Klien sudah lumayan kooperatifmkeadaan umum klien baik
c. Kognitif:
Klien mampu menyebutkan nama perawat
Klien mampu mengulang bagaimana cara menghardik dan
menyebutkan tentang obat yang dikonsumsinya
d. Afektif:
Klien sudah mulai kooperatif
e. Psikomotor:
Klien mampu berjabat tangan dengan perawat
Klien masih suka menunduk
Klien mampu mempraktekkan cara menghardik
Klien mampu mempraktekkan cara menghilangkan halusinasi dengan
berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT
3. Implementasi pada hari ketiga dilakukan pada tanggal 27 November 2019
pukul 13.20 yaitu dengan melakukan SP 3 pasien yaitu Validasi kemampuan
klien untuk menghardik dan menyebutkan obat yang dikonsumsinya. Serta
menganjurkan klien untuk bercakap-cakap dengan teman sekamarnya
Implementasi yang diberikan yaitu :
a. Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik dan minum obat. Kemudian
berikan pujian.
b. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi
halusinasi
c. Memasukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum
obat dan bercakap-cakap dengan teman sebelahnya atau sekamar
Setelah diberikan implementasi kemudian didapatkan hasil evaluasi dari
pasien yaitu secara subjektif, objektif, kognitif, afektif dan psikomotor :
a. Subyektif
Klien mengatakan salam kepada perawat
Klien mengatakan namanya kepada perawat
Klien mengatakan bersedia untuk mengobrol dengan perawat
Klien mengatakan keadaanya baik saat ditanya perawat
b. Obyektif :
Klien mulai kooperatif, keadaan umum klien baik
c. Kognitif:
Klien mampu menyebutkan nama perawat
Klien mampu menyebutkan kegiatan yang disukai (bersih-bersih)
untuk mencegah halusinasiklien mampu warna obatnya
Klien mampu mempraktekan (berkenalan/bercakap-cakap) dengan
teman sebelahnya untuk mengatasi halusinasi
d. Afektif:
Klien mulai kooperatif
e. Psikomotor:
Klien mampu berjabat tangan dengan perawat
Klien menghadap perawatklien masih menunduk
Klien mampu mempraktekkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
Klien mampu mempraktekkan cara menghilangkan halusinasi dengan
berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT
Klien mampu mempraktekkan cara menghardik halusinasi
DAFTAR PUSTAKA
D. Christenson, Jacob, D.Russell Crane, Katherine M. Bell, AndrewR. Beer, dan
Harvey H. Hillin.(2014). Family Intervention and Health Care Costs for
Kansas Medicaid Patiens with Schizophrenia. Journal of Marital and
Family Therapy.Vol.40, No.3 Hal. 271-286
Davison, C., & Neale, J.,Kring, A. (2010). Psikologi Abnormal. (Ed. Ke-9)
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Eddy, F., Septa, T., & Dian, A. I. (2017). Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia
Hebefrenik Putus Obat dengan Logorrhea . Fakultas Kedokteran,
Universitas Lampung, 3-4.
Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit
FK UI. Jakarta, 2013pp. 173-198