Anda di halaman 1dari 23

SEMINAR HASIL

PERBEDAAN EFEKTVITAS PEMBERIAN AIR JAHE


DAN AIR KELAPA TERHADAP NYERI HAID

Oleh :
NUR ISTIQAMAH
201410420311133
LATAR BELAKANG

Angka kejadian nyeri haid di Indonesia sebesar 64,25% yang


terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore
sekunder

Angka kejadian nyeri haid dikalangan pelajar di kota Malang


mencapai 58%
RUMUSAN MASALAH

Apakah ada perbedaan efektivitas pemberian air


jahe dan pemberian air kelapa terhadap
perubahan skala nyeri haid ?
TUJUAN PENELITIAN

TUJUAN Mengetahui perbedaan efektivitas pemberian air jahe dan


UMUM
pemberian air kelapa terhadap perubahan skala nyeri haid.

1. Mengetahui pengaruh pemberian air jahe terhadap


perubahan skala nyeri haid.
TUJUAN 2. Mengetahui pengaruh pemberian air kelapa terhadap
KHUSUS
perubahan skala nyeri haid.
3. Membandingkan efektivitas pemberian air jahe dan air
kelapa terhadap perubahan skala nyeri haid.
KERANGKA KONSEPTUAL

Nyeri haid Terapi Non-Farmakologi

Faktor yang mempengaruhi : Air Jahe Air Kelapa


1. Menarke (Menarche) usia
dini Jahe mengandung Air kelapa mengandung
2. Riwayat keluarga dengan antirematik, anti- asam folat, vitamin dan
keluhan dismenore inflamasi dan analgesik mineral
3. Indeks masa tubuh yang
tidak normal Menghambat kerja Memproduksi sel darah
4. Stress enzim di siklus merah dan merangsang
5. Alexythimia Cycloogenesa produksi progesteron

Penurunan kadar Mempelancar proses


Prostaglandin peluruhan endometrium
Terapi Farmakologi

Penurunan skala nyeri haid


HIPOTESIS PENELITIAN

H1 : Ada perbedaan efektivitas pemberian air


jahe dan air kelapa terhadap skala nyeri haid.
METODE PENELITIAN

DESAIN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini


PENELITIAN
yaitu eksperimen semu (Quasi-Experimental)

Populasi : Mahasiswi PSIK UMM yang mengalami nyeri haid


POPULASI DAN
SAMPEL Sampel : Mahasiswi yang mengalami nyeri haid sebanyak 22
orang

TEKNIK Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan


SAMPLING teknik non probability sampling dengan purposive sampling.
KERANGKA PENELITIAN
Populasi : Mahasiswi PSIK UMM yang mengalami nyeri haid

Sampling : Purposive Sampling

Sampel : 22 orang mahasiswi yang mengalami nyeri haid

Kelompok 1 (n1 = 11) Kelompok 2 (n2 = 11)

Pre-test : pengukuran skala nyeri Pre-test : pengukuran skala nyeri haid


haid sebelum diberikan intervensi sebelum diberikan intervensi

Kelompok perlakuan 1 diberikan Kelompok perlakuan 2 diberikan


intervensi air jahe sebanyak 200ml intervensi air kelapa sebanyak 200ml
selama 3 hari pertama menstruasi selama 3 hari pertama menstruasi

Post-test : pengukuran kembali skala nyeri Post-test : pengukuran kembali skala nyeri haid
haid sesudah diberikan intervensi air jahe sesudah diberikan intervensi air kelapa

Analisa data :
Independent t-test
DEFINISI OPERASIONAL

No. Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Alat ukur

1. Variabel Metode terapi 1. Air jahe Lembar observasi


Independen: nonfarmakologis dengan sebanyak 200ml yang terdiri dari
Pemberian air dengan mengkonsumsi yang diberikan komponen: nama,
jahe dan air air jahe dan air kelapa. selama 3 hari usia, alamat, nomor
kelapa Intervensi dilakukan pertama responden
pada kelompok 1 dengan menstruasi
pemberian air jahe 2. Air kelapa
selama 3 hari dan sebanyak 200ml
kelompok 2 dengan yang diberikan
pemberian air selama 3 selama 3 hari
hari pertama
menstruasi
2. Variabel Nyeri haid merupakan Skala nyeri haid Rasio Pengukuran skala
Dependen: nyeri yang dirasakan Pre-test nyeri haid :
Nyeri haid selama menstruasi dan lembar observasi
merupakan keluhan Skala nyeri numerik
ginekologis akibat
ketidakseimbangan
hormon dalam darah
Variabel independen : Pemberian air jahe dan
VARIABEL air kelapa.
PENELITIAN Variabel dependen : Nyeri haid.

TEMPAT
Sekitar daerah Sumbersari, kota Malang.
PENELITIAN

WAKTU
Desember 2018-Januari 2019
PENELITIAN

Lembar observasi, alat ukur nyeri haid yang


INSTRUMEN
berupa skala nyeri numerik (Numeral Rating
PENELITIAN
Scale) jahe, air kelapa, gula, air putih dan gelas.
PROSEDUR PENELITIAN

1. Pengumpulan data
2. Penjelasan prosedur penelitian
3. Pengukuran skala nyeri haid (Pre)
4. Pemberian air jahe (kelompok 1) dan pemberian air
kelapa (kelompok 2)
5. Pengukuran skala nyeri haid (Post) setelah 2 jam
pemberian intervensi
6. Pengolahan data
ANALISA DATA

ANALISIS Distribusi frekuensi sampel berdasarkan usia


UNIVARIAT
dan skala nyeri haid

1. Menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilks


ANALISIS
BIVARIAT 2. Menggunakan Uji Wilcoxon
3. Menggunakan Uji Mann Whitney
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Karakter Responden Berdasarkan Usia


Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia yang mengalami nyeri haid

Min-maks
Variabel Rata-rata (th) St. dev
(th)
Usia 21 th 19-23 th 1,5

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas menggambarkan bahwa variabel


usia responden didapatkan dalam penelitian ini rata-rata berusia 21
tahun, dengan usia minimal 19 tahun dan maksimal 23 tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Menstruasi


Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan lama masa menstruasi

Lama Menstruasi Frekuensi (f) Presentase (%)


8 hari 9 40,9
7 hari 7 31,8
6 hari 6 27,3

Berdasarkan karakteristik lama masa menstruasi pada Tabel 5.2 diatas


menggambarkan bahwa hampir setengah dari responden mengalami masa
menstruasi 8 hari yaitu 9 orang sedangkan responden dengan masa menstruasi
7 hari masing-masing sebanyak 7 orang dan responden dengan masa
menstruasi 6 hari sebanyak 6 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Distribusi Skala Nyeri Haid Pada Kelompok Air Jahe


Tabel 5.3 Distribusi skala nyeri haid pada kelompok air jahe

Skala Nyeri Skala Nyeri


Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Sebelum Sesudah
(f) (%) (f) (%)
Intervensi Intervensi
Nyeri berat 3 27,3 Nyeri berat 0 0
Nyeri sedang 7 63,6 Nyeri sedang 0 0
Nyeri ringan 1 9,1 Nyeri ringan 11 100
Total 11 100 Total 11 100
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Distribusi Skala Nyeri Haid Pada Kelompok Air Kelapa


Tabel 5.4 Distribusi skala nyeri haid pada kelompok air kelapa

Skala Nyeri Skala Nyeri


Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Sebelum Sesudah
(f) (%) (f) (%)
Intervensi Intervensi
Nyeri berat 4 36,4 Nyeri berat 0 0
Nyeri sedang 7 63,6 Nyeri sedang 5 45,5
Nyeri ringan 0 0 Nyeri ringan 6 54,5
Total 11 100 Total 11 100
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Pengaruh Pemberian Air Jahe Terhadap Nyeri Haid


Tabel 5.6 Hasil analisa Paired t-test pengaruh pemberian air jahe terhadap nyeri
Mean SD SE Mean P-
Variabel Mean SD N
Difference Difference Diefference Value
Nyeri haid
sebelum
5.45 1.508
pemberian
air jahe
3.636 .924 .279 .000 11
Nyeri haid
sesudah
1.82 .751
pemberian
air jahe
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Pengaruh Pemberian Air Kelapa Terhadap Nyeri Haid


Tabel 5.7 Hasil analisa Paired t-test pengaruh pemberian air kelapa terhadap nyeri
Mean SD SE Mean P-
Variabel Mean SD N
Difference Difference Diefference Value
Nyeri haid
sebelum
6.00 1.265
pemberian
air jahe
2.818 1.168 .352 .000 11
Nyeri haid
sesudah
3.18 .874
pemberian
air jahe
HASIL DAN ANALISA DATA

 Efektivitas Pemberian Air Jahe dan Air Kelapa Terhadap Nyeri Haid
Tabel 5.8 Hasil Analisa Independent t-test untuk mengetahui efektifitas pemberian air jahe dan air
kelapa terhadap nyeri haid

Mean SE Mean P-
Variabel Mean SD N
Difference Diefference Value
Skala nyeri haid
1.82 .751
pemberian air jahe

-1.364 .347 .001 22


Skala nyeri haid
pemberian air 3.18 .847
kelapa
KETERBATASAN PENELITIAN

• Keterbatasan peneliti dalam mengobservasi responden sebelum


dan sesudah diberikan intervensi dikarenakan kerbatasan waktu dan
tempat tinggal dari responden berbeda-beda lokasinya sehingga
mempengaruhi observasi nyeri haid yang dialami.

• Keterbatasan dalam mengetahui suhu pasti dalam pemberian air


jahe dan air kelapa yang efektif
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji Independent t-test untuk melihat perbedaan


keefektifan kedua kelompok yaitu kelompok air jahe dan kelompok air
garam, didapatkan hasil SPSS pada pre post kedua kelompok dengan nilai
Sig (2-tailed) .001, nilai tersebut lebih kecil dari alpha (p <0.05), maka
H1 diterima, artinya bahwa ada perbedaan efektifitas pemberian air jahe
dan air kelapa terhadap nyeri haid.

Pemberian air jahe lebih efektif dalam menurunkan skala nyeri


haid, hal ini disebabkan karena pada responden yang diberi air jahe
merasakan lebih rileks dan merasa hangat. Efek hangat dari jahe tersebut
yang mengenai bagian yang terasa nyeri yaitu perut bagian bawah, rasa
hangat dari jahe direspon oleh ujung saraf yang berada didalam kulit dan
sensitif terhadap suhu.
SARAN

• Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangan intervensi


yang diberikan kepada responden mengenai terapi herbal untuk
menangani nyeri haid

• Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan


informasi terbaru mengenai manfaat pemberian air jahe dan air
kelapa dan dapat dijadikan sebagai terapi herbal untuk mengatasi
nyeri haid.

• Menjadi rujukan bagi upaya pengembangan ilmu pengetahuan


dalam bidang studi keperawatan bahwa pemberian air jahe dan air
kelapa dapat dijadikan sebagai terapi herbal atau terapi
nonfarmakologis yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi nyeri
haid.
TERIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai