Anda di halaman 1dari 28

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIA

Pembimbing : dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ

Tanani Febrianty – 112019041


I. Identitas Pasien

Nama : Ny. SA
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 56 Tahun
Tanggal lahir : 24-09-1964
Suku bangsa : Betawi
Bahasa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Perkawinan: Menikah
Alamat : Palmerah, Jakarta Pusat.
II. Riwayat Psikiatri

Autoanamnesis : Selasa, 15 Desember 2020 pukul 14.00 WIB, di ruang IW


RSUD Tarakan.

Alloanamnesis : Rabu, 16 Desember 2020 pukul 12.00 WIB

Keluhan utama :

Pasien datang dengan keluhan seluruh badan terasa gatal dan


bengkak karena alergi obat (kemasan obat dalam bentuk kapsul).
- Pasien menganggap dirinya memiliki kelebihan-kelebihan indera ke 6 seperti melihat

RPS- autoanamnesis
masa depan, dapat mengobati orang-orang dengan air doa serta hidupnya penuh
dengan keberuntungan.
- Single parent
- Pasien mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja selalu senang.

Pasien pernah memeriksakan


2018 keluhannya ke poli jiwa
12 Desember 2020 pukul 2019
RSUD Tarakan, namun tidak
00:06 WIB 015 Seluruh badan gatal diberi obat oleh dokter
Nyeri pada seluruh badan Alergi terhadap kemasan
obat berupa kapsul

Ketika sedang menerima


2018 perawatan medis dari RSUD
04 Nov Tarakan, pasien mencoba untuk
Pasien tidur pasien. Mendengar suara
2020 pernah suster agak jauh, namun tiba-
Kedua kaki bengkak, lengan mengobati tiba ada bayangan yang
kanan bengkak dan raja Klantan mendekat ke dirinya seperti
payudara bengkak ingin mencelakuai dirinya,
sehingga membuat pasien
terbangun membuka mata.
RPS- alloanamnesis *adik pasien
Kehidupan
sehari-hari
pasien sangat
Kelebihan pasien
merupakan keturunan dari Tulang punggung bergantung
ibu pasien keluarga sejak ibunya kepada orang
meninggal sekitar

Pasien tidak mandiri dalam


kekurangan kasih sayang dari melakukan kegiatan
anak dan keluarga sehari-hari
Pasien sering bertengkar
*Rumah tangga berantakan dengan anak dan adik yang
tinggal serumah dengannya
RPS- alloanamnesis *anak pasien
Pasien lebih suka mengurung
diri di kamar, malas
beraktifitas dan tidak
Sosialisasi dengan lingkungan berolahraga, sehingga
sekitar pasien sangat buruk membuat pasien obesitas
Mudah senang, marah
dan sedih dalam 1 hari

Sering dirawat di RSUD


Merasa kesepian sejak 10 tahun yang lalu. Tarakan sejak 2 tahun
Pasien dalam seminggu pasien dapat yang lalu.
menangis sebanyak 4 kali
Kesehatan pasien mengalami penurunan
sejak 5 tahun yang lalu
III. Riwayat Kehidupan Pribadi

Masa kanak-
Masa remaja
kanak

Masa
Masa remaja
dewasa

Riw. Sosial
Riw.
&
pekerjaan
perkawinan
Keterangan : Ayah

Pasien

Anak
Riwayat Keluarga
Pasien tinggal dirumah bersama
seorang adik, anak dan pembantu.
Pasien merasa lebih nyaman jika
berada di rumah dibandingkan diluar
rumah. Pasien mengalami kesulitan
untuk bangun dari tempat tidur serta
melakukan aktifitas sehari-hari.

Riwayat Kehidupan Sosial


Status Mental
05 Desember 2020

Penampilan
Pasien seorang perempuan berusia 56 tahun bertubuh gemuk, terbaring
lemas di bed, terpasang alat medis. Penampilan lebih tua dari usia. Kontak
visual pasien tidak baik buram, verbal baik. Pasien tampak tenang. Penampilan
pasien kurang terawat kuku pasien panjang dan terdapat kotoran didalam
kuku.

Kesadaran
Kesadaran sensorium / neurologik : Compos mentis

Kesadaran psikiatrik : Tidak tampak terganggu


Perilaku dan aktivitas motorik
• Sebelum wawancara : Pasien tidur tenang
• Selama wawancara : Pasien tenang selama wawancara. Pasien terbaring tenang
dibed. Raut wajah sesuai. Pusat perhatian
baik. Kontak mata agak buram
• Setelah wawancara : Pasien tenang

Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif, mau diajak bekerja sama u/menjawab
pertanyaan

• Pembicaraan
• Cara berbicara : logore, artikulasi jelas, volume cukup, reaksi terhadap
pertanyaan baik
• Gangguan berbicara : tidak ada
ALAM PERASAAN (EMOSI)

• Suasana perasaan (mood) : disforik


• Afek
• Arus : Flight of idea
GANGGUAN PERSEPSI
• Stabilisasi : stabil
• Kedalaman : dalam
• Skala diferensiasi : luas, Inappropiate
• Halusinasi : halusinasi visual
• Keserasian : serasi
• Ilusi : tidak ada
• Pengendalian impuls : kuat
• Depersonalisasi : tidak ada
• Ekspresi : gembira
• Derealisasi : tidak ada
• Dramatisasi : ada
• Empati : tidak dapat dinilai
SENSORIUM DAN KOGNITIF
(FUNGSI INTELEKTUAL)
• Daya ingat

Tingkat
• Taraf pendidikan : Tamat SMA
• Jangka panjang : baik
• Pengetahuan umum : baik
• Jangka pendek : baik
• Kecerdasan : baik
• Segera : baik
• Konsentrasi : baik
Gangguan : tidak ada
• Orientasi
• Pikiran abstraktif : baik
• Waktu : Tidak dilakukan
• Visuospatial : baik
• Tempat : baik
• Bakat kreatif : tidak ada
• Orang : baik
•Kemampuan menolong diri sendiri: Baik, karena
• Situasi : baik pasien mau mengikuti terapi yang diberikan oleh

dokter dan mempunyai semangat untuk sembuh.


Arus pikir

• Produktivitas : : Pasien berbicara spontan, logore, tanpa hambatan.


• Kontinuitas : koheren
• Hendaya bahasa: tidak ada

Isi pikir
• Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
• Waham : Waham kebesaran, waham bizarre.
• Obsesi : tidak ada
• Fobia : tidak ada
• Gagasan rujukan : tidak ada
• Gagasan pengaruh : tidak ada
• Idea of suicide : tidak ada
• DAYA NILAI

• Daya nilai sosial : baik

• Uji daya nilai : baik

• Daya nilai realitas : baik

• TILIKAN :
Derajat 2 (pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun disaat
yang sama juga menyangkal).

• RELIABILITAS : baik
STATUS INTERNUS STATUS NEUROLOGIK

• Keadaan umum : tampak sakit berat  Saraf cranial (I-XII) : tidak dilakukan
• Kesadaran : compos mentis  Tanda rangsang meningeal: tidak dilakukan
• Tekanan darah : 120/83 mmHg  Mata : tidak dilakukam

• Nadi : 98x/ menit  Pupil : tidak dilakukan


 Oftalmoscopy : tidak dilakukan
• Suhu badan : 36ºC
 Motorik : tidak dilakukan
• Frekuensi napas : 20x/menit
 Sensibilitas : tidak dilakukan
• Bentuk tubuh : obesitas
 Sistem saraf vegetatif : tidak dilakukan
• Sistem kardiovaskular : tidak dilakukan  Fungsi luhur : baik
• Sistem respiratorium : tidak dilakukan  Gangguan khusus : tidak ada
• Sistem gastro-intestinal : tidak dilakukan
• Sistem musculo-skeletal : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

• Pasien seorang perempuan berusia 56 tahun. Pasien diantar oleh keluarganya. Pasien
gemuk, warna kulit putih, rambut pendek hitam tidak tersisir rapi, kuku pasien panjang dan
terdapat kotoran didalam kuku. Penampilan tampak lebih tua dibandingkan dengan usia.
Kontak visual buram dan verbal baik. Pasien tampak tenang. Ketika sedang menerima
perawatan medis dari RSUD Tarakan, pasien mencoba untuk tidur pasien mendengar suara
suster agak jauh, namun tiba-tiba ada bayangan yang mendekat ke dirinya seperti ingin
mencelakuai dirinya, sehingga membuat pasien terbangun membuka mata. Pasien pernah
memeriksakan keluhannya ke poli jiwa RSUD Tarakan, namun tidak diberi obat oleh dokter.
• Pasien memiliki riwayat susah tidur sejak kecil
• Pasien mudah senang, marah dan sedih dalam 1 hari. Pasien sering menangis tiba-tiba
merasa kesepian sejak 10 tahun yang lalu.
• Pasien mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja selalu senang.
• Pasien menganggap dirinya memiliki kelebihan-kelebihan indera ke 6 seperti melihat masa
depan, dapat mengobati orang-orang dengan air doa serta hidupnya penuh dengan
keberuntungan
• Tilikan pasien derajat 2
DIAGNOSTIK MULTIAKSIAL

Aksis I F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe manic

Aksis II Optimistik

Aksis III Suspek mastitis karsimatosa

Aksis IV Masalah keluarga, masalah keuangan, masalah psikososial

Aksis V GAF current 41-50


DAFTAR MASALAH

Psikologi
Pasien merasa mudah Biologi
Sosial marah dan sedih dalam
senang,
1 hari.
Sosialisasi Pasienlingkungan
dengan
Suspek sering menangis
mastitis tiba-tiba
sekitar pasien
karsimatosa merasa
sangat buruk,
sering bertengkar dengan kesepian
anak, adik, pembatu dirumah dan
temannya
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Bonam


 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam

PENATALAKSANAAN

• Psikofarmaka

R/ Risperidon 2 x 2 mg
R/ Trihexyphenidyl 2x2 mg

• Non-Psikofarmaka
Rencana pemberian mood stabilizer
Menunggu evaluasi psikotik lebih lanjut.
 
DISKUSI
Skizoafektif
Gangguan skizoafektif merupakan gangguan mental episodik dimana
terdapat gejala-gejala gangguan afektif dan skizofrenia dalam satu
episode penyakit yang sama, umumnya secara bersamaan atau
setidaknya dengan jeda dalam hitungan hari.

• Gangguan psikotik persisten, seperti halusinasi atau delusi, terjadi


bersama-sama dengan masalah suasana (mood disorder) seperti
depresi, manik, atau episode campuran.

• Onset yang tiba-tiba pada masa remaja, terdapat stresor yang jelas
serta riwayat keluarga berpeluang untuk menderita gangguan
skizoafektif
Gambaran utama gangguan skizoafektif adalah adanya episode depresi mayor,
manik atau campuran yang terdapat bersamaan dengan gejala-gejala
skizofrenia (memenuhi kriteria A skizofrenia).

Episode manik ditandai dengan adanya suasana perasaan


melambung, meningkat, ekpansif atau iritabel yang berlangsung
paling sedikit satu minggu.
Epidemiologi
• Prevalensi gangguan skizoafektif kurang dari 1 persen
yakni dalam rentang 0,5-0,8%.
•Prevalensi pada pria lebih rendah daripada wanita
•Prevalensi di Indonesia, masih belum ada penelitian yang
pasti

Etiologi
• Faktor genetik diperkirakan memberikan kontribusi pada gangguan
skizoafektif yang ditunjukkan adanya peningkatan risiko menderita
gangguan skizoafektif pada keluarga pasien skizofrenia, gangguan
bipolar atau gangguan skizoafektif
Kriteria diagnostik skizoafektif
Kriteria skizoafektif berdasarkan
berdasarkan PPDGJ DSM-IV-TR
III

 Selama periode penyakit (tidak terputus-putus),


pada suatu saat, episode depresi mayor atau
episode manik atau episode campuran terdapat
bersamaan dengan gejala-gejala yang memenuhi
kriteria A skizofrenia.
 Selama periode penyakit, terdapat waham atau
halusinasi paling sedikit dua minggu tanpa adanya
simtom mood yang menonjol.
 Dari total durasi periode aktif dan residual penyakit,
gejala yang memenuhi kriteria episode mood
mempunyai porsi durasi yang relative cukup lama
atau “a substantial partion of time”.
 Gangguan bukan akibat langsung pengaruh
fisiologik zat (penyalahgunaan zat atau medikasi)
atau kondisi medik umum.
Skizoafektif Tipe Gangguan suasana Mania dengan Gangguan afektif
perasaan mood (afektif) bipolar, episode kini
manik (F25) episode manik (F30)
gejala psikotik
(F30.2) manik dengan gejala
psikotik (F31.2)

Afek meningkat + Afek yang meningkat, • Episode yang


disertai peningkatan dalam
terdapat gejala jumlah dan kecepatan
sekarang harus
skizofrenia aktivitas fisik dan mental,
memenuhi kriteria
dalam berbagai derjat untuk mania dengan
keparahannya. Kategori ini gejala psikotik (F30.2)
hanya untuk satu episode •Harus ada sekurang-
manic tunggal (yang kurangnya satu
pertama), termasuk episode afektif lain
gangguan afektif bipolar, (hipomanik, depresif
episode manik tunggal atau campuran) di
masa lampau
• Gambaran klinis merupakan
bentuk mania yang lebih berat
dari F30.1 (mania tanpa gejala
psikotik).
•Waham kebesaran
•Waham kejar
• Waham & halusinasi
sesuai dgn afek tersebut
Tatalaksana
• Farmakologi
R/ Risperidon 2 x 2 mg
R/ Trihexyphenidyl 2x2 mg

• Non farmakologi
Psiko-edukasi pada penderita dan keluarga
Psikoterapi individual
Kesimpulan

Pada pemeriksaan psikiatri pada pasien ditemukan didapatkan penampilan


wajar, raut muka tampak gembira, kontak verbal cukup, kontak visual pasien
mengatakan agak buram, mood disforik, afek luas inappropriate, arus pikir
flight of idea, isi pikir terdapat waham kebesaran dan bizarre dan didapatkan
ada riwayat insomnia. Dari gejala tersebut pasien memenuhi criteria
skizofrenia yaitu adanya waham kebesaran dan waham bizarre, afek yang
inappropriate sehingga dapat digolongkan skizofrenia. Disamping itu juga
tampak adanya gejala gangguan mood yaitu muka tampak gembira, mood
disforik, cara bicara logore, arus pikir flight of idea. Sehingga berdasarkan
PPDGJ III tampak adanya gejala skizofrenia bersamaan dengan gangguan
mood sehingga didiagnosis sebagai skizoafektif tipe manik (F25.0).

Anda mungkin juga menyukai