II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Status Pernikahan
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
: Tn. Y
: 47 Tahun
: Laki-laki
: Kristen Protestan
: Menikah
: S1
: Tidak bekerja
: Mammasa
: 14 Agustus 2015
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis, dari:
III.
Nama
: Ny A
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen
Pendidikan terakhir
: SMA
Alamat
: Mammasa
Hubungan
: Isteri pasien
RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa ke rumah sakit dengan keluhan nyeri seluruh badan.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri seluruh badan, rasa
tegang pada tengkuk, dan nyeri ulu hati yang dirasakan setiap hari. Keluhan dialami
pasien sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Awalnya pada tahun 2013, pasien pernah
hipertensi (180/100mmHg), setelah 3 hari, pasien mandi pagi dan langsung
menggigil, rasa berdebar dan perasaan tidak enak. Keluhan berlarutan sehingga
pasien akhirnya ke praktek dokter umum. Setelah diperiksa, tidak ada kelainan fisik
ditemukan. Sejak dari itu, pasien sering bolak-balik ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan tetapi tidak ada perbaikan dirasakan. Pelbagai pemeriksaan
telah dilakukan pasien tetapi hasil yang didapatkan adalah normal. Satu hari, teman
pasien yang punya keluhan sama menyuruh pasien untuk ke praktek dokter psikiatri.
Setelah 4 bulan dirawat, pasien mula merasakan perubahan pola makannya.Sampai
saat ini pasien sering merasa loyo, lemas dan kadangkala takut pada air. Pasien juga
sulit untuk tidur pada malam hari (insomnia).
Sejak sakit, pasien sudah tidak bekerja dan berhenti menjadi pendeta. Pasien
merasa tidak mampu untuk konsentrasi atau melakukan tugas sebagai pendeta. Pasien
hanya beristirehat di rumah. Pasien juga kurang melakukan aktivitas kerna cepat
sekali merasa lelah. Pasien juga merasa sedih kerna memikirkan penyebab dari semua
gejala penyakit yang dirasakan tetapi sebenarnya tidak ada kelainan. Pasien merasa
tidak bersemangat dan lemah. Perubahan perilaku pasien dirasakan sejak 2 tahun
terakhir (sejak Mei 2013). Sewaktu kecil, pasien ada riwayat sering ditakuti jika
jalan-jalan ke hutan sehingga pasien merasa takut dan cemas. Sudah beberapa kali
pasien ke praktek dokter dan sudah 2 tahun pasien minum obat terus menerus tetapi
masih tidak ada perubahan.
Hendaya/disfungsi:
o Hendaya dalam bidang sosial (+)
o Hendaya pekerjaan (+)
o Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
Faktor stressor psikososial:
Pasien sering memikirkan tentang penyakitnya
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya:
o Riwayat penyakit medis (-)
o Riwayat trauma (-)
o Riwayat kejang (-)
o Riwayat infeksi (-)
o Riwayat NAPZA (-)
o Riwayat merokok (-)
IV.
: Cukup
: Relevan dan Koheran
: Tidak Ada
: Pasien terus memikirkan tentang
penyakitnya.
: Tidak Ada
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Derajat 6 (Pasien sadar dirinya sakit dan perlu
pengobatan).
: Dapat dipercaya.
VI.
IKHTISAR BERMAKNA
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri seluruh badan terutama
rasa tegang pada tengkuk, dan nyeri ulu hati yang dirasakan setiap hari. Keluhan
dialami pasien sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Awalnya pada tahun 2013, pasien
pernah hipertensi (180/100mmHg), setelah 3 hari, pasien mandi pagi dan langsung
menggigil, rasa berdebar dan perasaan tidak enak. Keluhan berlarutan sehingga
pasien akhirnya ke praktek dokter umum. Setelah diperiksa, tidak ada kelainan fisik
ditemukan. Sejak dari itu, pasien sering bolak-balik ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan tetapi tidak ada perbaikan dirasakan. Pelbagai pemeriksaan
telah dilakukan pasien tetapi hasil yang didapatkan adalah normal. Satu hari, teman
pasien yang punya keluhan sama menyuruh pasien untuk ke praktek dokter psikiatri.
Setelah 4 bulan dirawat, pasien mula merasakan perubahan pola makannya.Sampai
saat ini pasien sering merasa loyo, lemas dan kadangkala takut pada air. Pasien juga
sulit untuk tidur pada malam hari.
Sejak sakit, pasien sudah tidak bekerja dan berhenti menjadi pendeta.
Pasien merasa tidak mampu untuk konsentrasi atau melakukan tugas sebagai pendeta.
Pasien hanya beristirehat di rumah. Pasien juga kurang melakukan aktivitas kerna
cepat sekali merasa lelah. Pasien juga merasa sedih kerna memikirkan penyebab dari
semua gejala penyakit yang dirasakan tetapi sebenarnya tidak ada kelainan. Pasien
merasa tidak bersemangat dan lemah. Perubahan perilaku pasien dirasakan sejak 2
tahun terakhir (sejak Mei 2013). Sewaktu kecil, pasien ada riwayat sering ditakuti
jika jalan-jalan ke hutan sehingga pasien merasa takut dan cemas. Sudah beberapa
kali pasien ke praktek dokter dan sudah 2 tahun pasien minum obat terus menerus
tetapi masih tidak ada perubahan.
Pada pemeriksaan status mental, tampak seorang laki-laki bertubuh badan
sedang mengenakan baju warna coklat dan bercelana hitam. Wajah sesuai umur.
Kesadaran baik, perilaku dan aktivitas psikomotor hipoaktif. Perbicaraan spontan,
kesan lancar, intonasi biasa. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Keadaan mood
sedih, afek depresi, empati dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual (kognitif) taraf
pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai pendidikan, daya konsentrasi
baik. Orientasi waktu, tempat, dan orang baik, daya ingatan baik, pikiran abstrak
baik. Kemampuan menolong diri sendiri cukup. Tidak ada gangguan persepsi. Pada
proses berpikir arus pikiran dan produktivitas relevan. Isi pikiran tidak terdapat
gangguan. Norma sosial, uji daya nilai, dan penilaian realitas tidak terganggu.
Termasuk dalam tilikan 6, secara umum apa yang disampaikan pasien dapat
dipercayai.
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna. Namun,
terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak sehingga membutuhkan
psikofarmakoterapi.
Psikologik: Tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas. Tetapi
terdapat gejala psikis yang bermanifestasi pada pasien sehingga pasien memerlukan
psikoterapi.
Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya pekerjaan, dan waktu senggang sehingga
pasien memerlukan sosioterapi.
IX.
RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi :
Fluoxetin 20mg (1x1)
Alprazolam 0.5mg (3 x 1/2)
B. Psikoterapi supportif :
- Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan
isi hati sehingga pasien menjadi lega.
- Konseling : Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien
dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan
dan pengertian mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, serta
motivasi pasien supaya mau minum obat secara teratur.
C. Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien untuk memberikan dukungan dan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan
X.
XI.
keteraturan pengobatan.
PROGNOSIS
Dubia et bonam
a) Faktor pendukung
Adanya dukungan dari keluarga
Tidak terdapat riwayat yang sama dalam keluarga
b) Faktor penghambat
Gangguan berlangsung sudah cukup lama
PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Dari alloanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan afek depresif dan mood
sedih. Gangguan persepsi lainnya tidak ada. Turut ditemukan kehilangan minat &
kegembiraan pada pasien, afek depresif, dan berkurangnya energi yang manuju meningkatnya
keadaan mudah lelah sehingga memenuhi kriteria episode depresif (F32). Selain itu, turut
ditemukan beberapa kriteria yang memenuhi gejala tambahan seperti konsentrasi dan
perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, pandangan masa depan yang
suram dan pesimistis, dan tidur terganggu. Maka berdasarkan Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III, diagnosis diarahkan pada Episode Depresif Sedang Dengan
Gejala Somatik (F32.11)
Gejala lainnya:
o Konsentrasi dan perhatian berkurang;
o Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
o Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
o Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
o Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
o Tidur terganggu;
o Nafsu makan berkurang.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2)
hanya digunakan untuk episode depresif tunggal (yang pertama). Episode depresif
berikutnya harus diklafisikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif
berulang (F33.-)
FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan
kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.