Anda di halaman 1dari 91

PEMERIKSAAN

SISTIM MOTORIK
Dr. Jumraini Tammasse, Sp.S

SISTIM MOTORIK
Kelainan motorik timbul jika terjadi ggn pada :
1. Sistim piramidal
2. Akar saraf, pleksus, saraf perifer,
neuromuskular junction, dan otot
3. Sistim ektrapiramidal
4. serebelum

Gangguan pada sistim / bagian saraf


tersebut akan menyebabkan pula
GANGGUAN pada SISTIM REFLEKS

GANGGUAN SISTIM PIRAMIDAL


Sindroma upper motor neuro
Kelumpuhan
Hipertoni
Atrofi otot tidak ada
Hiperefleks dan klonus
Refleks patologis positip

GANGGUAN AKAR SARAF, PLEKSUS,


SARAF PERIFER, NEUROMUSCULAR
JUNCTION, DAN OTOT
Sindroma Lower Motor Neuron
- Kelumpuhan
- Atoni / hipotoni
- Atrofi otot
- Arefleks / hiporefleks
- Refleks patologis negatif

GANGGUAN SISTIM EKSTRAPIRAMIDAL


Hipertoni rigid
Gerak abnormal tidak terkendali
Tremor
Khorea
Athetose
Balismus

- Spasme
- Tik
- Faskikulasi
- Miokloni

Ggn kelancaran otot volunter


Ggn otot asosiatif

GANGGUAN SEREBELUM
Gangguan keseimbangan
Hipotoni
Gangguan koordinasi gerak / otot

PEMERIKSAAN ADANYA KELUMPUHAN


Nilai kekuatan kontrasi otot
Pada penderita yg kooperatif
- Suruh pasien gerakkan ekstremitas
pemeriksa menahan
- Pemeriksa gerakkan ekstremitas pasien
menahan
Penderita kesadaran menurun / tdk

kooperatif
- Tes menjatuhkan anggota gerak
- Pemberian rangsang nyer

Penilaian
Penilaian kekuatan kontraksi otot

dinyatakan dalam 0 5
Normal
:5
Tahan ringan
:4
Lawan gaya gravitasi : 3
Gerakan menggeser : 2
Hanya kontraksi
:1
Tidak ada kontraksi
:0

PEMERIKSAAN TONUS
Dengan mempalpasi otot yg diperiksa
sambil menggerakkan sendi, perhatikan :
Kekenyalan otot

Tahanan

Gangguan bisa berupa :

Hipertoni

Hipotoni

Rigiditas
Fenomena roda bergigi
(cogweel)
kel. diekstrapiramidal
Spastik
Fenomena pisau lipat
kel. di sekitar piramidal
lembek, tidak ada tahan

PEMERIKSAAN ADANYA ATROFI


Dilakukan dengan :
Membandingkan bagian kanan dan kiri
Jika perlu dgn pengukuran
Bisa juga ditemukan PSEUDOHIPERTROFI
yaitu otot membesar namun kekuatan
kurang

PEMERIKSAAN REFLEKS
Refleks

jawaban atas rangsangan


bergantung pd st.lengkung, td :
- jalur aferen yg dicetuskan o/reseptor
- jalur eferen mengaktifasi organ efektor
- hubungan 2 komponen tersebut
Refleks berhubungan dgn pusat di otak
(berfungsi memodifikasi)

Bila lengkung refleks rusak refleks

hilang
Bila hubungan pusat terputus
(kerusakan trak.pyramidal)
refleks meningkat

Pemeriksaan refleks sangat penting


krn kurang bergantung pd kooperasi
pasien.
Bisa diperiksa pd keadaan :
- Kesadaran menurun
- Bayi
- Intelegensia rendah

Cara timbulkan refleks :


1. Relaksasi sempurna
2. Regangan optimal
3. Rangsangan cukup
4. Jika perlu dengan penguatan refleks

cara Jendrassik

JENIS REFLEKS
1. Refleks Fisiologis
- Refleks dalam
- Refleks superfisial

2. Refleks patologis

JENIS REFLEKS
1. Refleks dalam
= Refleks regang otot
= Refleks tendon
timbul akibat regangan otot oleh
rangsangan (ketok) sbg jawaban
kontraksi.

a. Refleks biseps
= Biseps pees refleks BPR
Cara :
- Lengan bawah penderita semifleksi
- Tempatkan ibu jari di atas tendon otot

biseps ketok
- Jawaban : fleksi lengan bawah
- Lenkung melalui (L5 - 6)

b. Refleks triseps
Trisepspees refleks TPR
Lengan penderita semifleksi
Ketok insersi tendon m.triseps (atas
olekranon)
Jawaban lengan bawah ekstensi
Lengkung melalui ( L6 L8)

c. Refleks kuadriseps femoris


Kneepees refleks KPR
Tungkai difleksikan digantungkan
Ketok tendon m.kuadriseps femoris
(bawah patella)
Jawaban : kontraksi kuadriseps femoris
ekstensi tungkai
Lengkung melalui L2 L3

Refleks triseps sure


(refleks tendon Achilles, achillespeesrefleks)
Tungkai bawah fleksi sedikit
Dorsofleksikan kaki (pegang ujung jari-jari)
Ketok tendon Achilles
kontraksi m.triseps sure/plantafleksi
kaki
Lengkung S1 - S2

REFLEKS SUPERFISIAL
Refleks Dinding Perut Superfisial
CARA : Gores dinding perut dgn gagang
Hammer secara cepat
RESPON : Kontraksi m.rektus abdominalis.
LENGKUNG : melibatkan neuron
suprasegmental

Kerusakan neuron suprasegmental


(UMN) refleks (-)

Ref.Seperf.Ddg.Perut Negatif
(Normal) Pd :
Wanita sering hamil
Gemuk
Lanjut usia
Bayi s/d 1 thn

Refleks Kremaster
CARA : Gores bgn medial ddg paha
REAKSI : Skrotum kontraksi
NEGATIF PADA :
- Lesi; traktus piramidalis (Patologis)
- Usia lanjut (Normal)
LENGKUNG : L1 L2

Refleks Anus Superfisial


CARA : Kulit sekitar anus digores
RESPON : Spinter ani ekternus kontraksi
LENGKUNG : S2 S4, S5

2. REFLEKS PATOLOGIS
KEAAN FISIOLOGIS TDK DITEMUKAN
a. REFLEKS BABINSKI
CARA :
- Px baring tungkai diluruskan
- Pegang pergelangan kaki
- Gores dg pelan telapak kaki bagian lateral
mulai tumit sampai pangkal jari (gunakan
gagang Hammer)

RESPON : Dorsofleksi ibu jari kaki dan


mekar jari lainnya.
RESPON BABINSKI JUGA DPT TIMBUL
DENGAN CARA :
- CHADDOCK
- SCHAEFER
- OPEN HEIM
- GORDON

b. HOFFMAN TROMNER
CARA : pegang pangkal jari tengah, fleksikan.
Gores kuat ujung jari tengah
RESPON : Fleksi jari telunjuk serta fleksi dan
aduksi ibu jari.
POSITIF :
- Simetris blm tentu patologis
- Asimetri patologis
Positif lesi piramidal (UMN)

KLONUS
CARA : Regangkan m.gastrocnemius, dgn
dorsofleksikan kaki secara cepat
dan tahan.
RESPON : Gerakan ritmik (Bolak-Balik) kaki
plantar fleksi & dorsofleksi
bergantian
Manifestasi R.Fisiologis sangat rasional

KLONUS PATELA
CARA : Regangkan otot kuadriseps femoris
dgn memegang PATELLA, dorong
dgn cepat ke bawah, tahan
RESPON : Gerakan ritmik Patella

TINGKAT JAWABAN REFLEKS


( - ) NEGATIF
( ) RESPON LEMAH
( + ) NORMAL
( ++ ) RESPON LEBIH RF MENINGKAT

Kelainan motorik juga dapat diketahui dgn


observasi sikap & cara berjalan pasien
Penyakit Parkinson
- Berdiri kepala & leher bungkuk ke depan.
- Lengan dan tungkai posisi fleksi
- Berjalan seolah hendak jatuh ke depan
- Gerakan asosiatif terganggu
- Tremor

Distrofia Muskulorum Progresiva


Broad Base Gait

Hemiparese
- Posisi lengan fleksi
- Tungkai ekstensi
- Kaki sirkumdiksi

Paraparese
Berjalan seperti gunting,
Tungkai menyilang

Lesi Serebelum
langkah mabuk
Polineuritis
langkah ayam

PEMERIKSAAN KOORDINASI
GERAK / OTOT
Bila ada ggn serebelum tdk terjadi
kelumpuhan tetapi ggn koordinasi gerak /
otot dissinergi
Dissinergi :
Hilang kemampuan melakukan gerakan
majemuk dgn tangkas, harmonis dan lancar

Sehingga :
- Gerakan yg memerlukan kerjasama otot

tdk bisa dilaksanakan


- Gerakan terpecah-pecah dan simpangsiur

Dissinergia menyebabkan :
1. Ataksia
Tes : perhatikan penderita tdk mampu
mempertahankan sikap tubuh /
anggota gerak
2. Disdiadokokinesis / diskomposisi :
Tdk mampu lakukan gerakan berlawanan
berturut-turut
Tes : pronasi supinasi tangan / lengan

3. Dismetri
Gerakan tdk mampu dihentikan tepat
waktu dan tempat
Bisa :
- Hipermetri
- Hipometri

Tes :
- Tunjuk hidung
Penderita tunjuk cuping hidungnya
tdk tepat, tdk mencapai atau melewati
intensi tremor

- Tumit lutut
Letakkan tumit pd lutut, gerakkan telusuri os
tibia hingga ibu jari kaki

- Fenomena Rebound

Suruh penderita fleksikan lengan, pemeriksa


melawan gerakan tsb lalu lepaskan
penderita memukul bahunya dgn keras.

- Macrografia

Suruh penderita menulis


Tulisan besar dan tidk teratur karena
hipermetria

Scanning speech
Tes : suruh penderita bicara terpatahpatah

Intensi tremor :
Tremor saat gerakan volunter, lebih nyata
saat sampai
Tes : suruh gemetar dan lebih jelas saat
akan memegang barang

Nistagmus
Gerak ritmik / bolak balik bola mata
Tes : perhatikan bola mata pd posisi sentral
suruh melirik ke kanan, kiri atas & bawah.

Gangguan sikap (keseimbangan)


Tes : Perhatikan deviasi kepala dan badan
ke sisi lesi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai