Perilaku Akibat
Ketergantungan Opioid
Pembimbing:
dr. Carlamia H. Lusikooy, SH, Sp.KJ(K)
Penyusun:
Graceila 201906010030
Identitas
Nama: NY. K
Usia : 24 tahun
Jenis kelamin: Perempuan
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Alamat: Depok
Status perkawinan: sudah menikah sekali, cerai hidup
Pendidikan terakhir: SMK
Suku bangsa: Manado
Agama: Islam
Tanggal pemeriksaan: Senin, 6 September 2021, pk 10:30 WIB
Anamnesis
Keluhan Utama:
Pasien kejang 4 hari SMRS
Keluhan Tambahan:
Tidak bisa menahan rasa sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli psikiatri RSKO dengan keluhan kejang 4 hari SMRS.
Pasien menyatakan kejang terjadi karena ia tidak mengkonsumsi tramadol
selama 1 hari. Pasien rutin mengkonsumsi tramadol sejak Juni 2020 karena
diajak oleh temannya. Pasien merasa putus asa, sedih, dan mudah lelah
akibat perceraiannya sehingga pasien mencari hiburan dengan pemakaian
tramadol tersebut. Awal pemakaian tramadol, pasien mengkonsumsi 2-3
tablet per hari. Setelah pemakaian, pasien merasa tubuh menjadi lebih
ringan dan lebih semangat. Selama 2 bulan terakhir, jumlah tramadol yang
dikonsumsi pasien meningkat menjadi 10-11 tablet sehari. Pasien
mengalami kejang setiap konsumsi tramadol mencapai 11 tablet atau
ketika pasien mengkonsumsi tramadol saat belum makan. Pasien mulai
berobat ke RSKO 1 minggu SMRS dan mengurangi pemakaian tramadol
menjadi 4-5 tablet per hari.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mulai berobat karena dilaporkan oleh ayah pasien ke BNN dan ingin
berhenti memakai tramadol. Motivasi pasien untuk setuju dirawat inap dan
berhenti memakai tramadol adalah ingin menjadi ibu yang baik dan
menjadi seorang teladan bagi anak perempuannya yang sangat ia sayangi.
Sebelumnya aktivitas sehari-hari pasien adalah mengurusi anaknya dan
melakukan pekerjaan rumah. Ketika pasien mulai mengkonsumsi tramadol
dan mengalami kejang, seluruh pekerjaannya digantikan oleh ayah pasien
sampai pasien kembali sadar penuh.
Riwayat Penyakit Dahulu
RIWAYAT PSIKIATRI
Pasien tidak pernah mengalami gangguan psikiatri.
RIWAYAT KONDISI MEDIS
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, tuberkulosis dan alergi disangkal.
RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT
Alkohol
Sejak 2014 Merokok
Minuman alkohol oplosan Sejak 2014
Jumlah : 1 botol untuk 3 orang Jumlah : 6 batang/hari
Frekuensi : Setiap hari Frekuensi : Setiap hari
Efek : Minum sampai mabuk Efek : Merasa lega dan tidak terlalu stres
Tramadol
Pertama kali memakai Maret 2020 lalu karena diajak temannya. Setelah 1 bulan pemakaian,
pasien sempat berhenti memakai tramadol selama 2 bulan dan tidak merasakan gejala
apapun. Kemudian pasien kembali memakai tramadol pada bulan Juni sebanyak 2-3 tablet
per hari karena diajak oleh temannya lagi.
Jumlah : Awal konsumsi 2-3 tablet, maksimal 10-11 tablet selama 2 bulan terakhir
Frekuensi : Setiap hari
Efek : Tubuh lebih ringan dan semangat
Riwayat Masa Remaja
Pasien mengatakan pada masa remajanya ia sering pergi bersama
temannya ke diskotik untuk merokok dan minum alkohol. Pada saat itu
pasien tidak berani untuk mengikuti pacar dan teman-temannya
mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Menurut ayah pasien, pasien merupakan anak yang tertutup dan tidak mau
bercerita kepada keluarganya. Ayah pasien hanya tahu pasien sering pergi
bersama temannya untuk merokok dan minum alkohol tetapi pasien tidak
pernah bercerita terkait pacar pasien.
Riwayat Masa Dewasa
Riwayat Perkawinan
Pasien pacaran dengan seorang laki-laki yang dikenal dari diskotik yang
sering didatangi saat SMK. Sejak pacaran pasien sering mengalami
kekerasan seperti dipukul, ditendang, dijambak, dan diseret oleh pacarnya.
Pasien mengatakan bahwa pacarnya juga sering selingkuh dengan banyak
wanita. Pasien menikah dengan pacarnya setelah 6 tahun pacaran, yaitu
pada April 2019 karena hamil diluar nikah. Pada bulan Mei 2019, pasien
melahirkan anaknya. Tiga bulan setelah anak pasien lahir, pasien cerai
dengan suaminya karena kasihan anaknya terus melihat kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya. Sejak saat itu pasien
sering pergi bersama temannya untuk mencari hiburan dan akhirnya diajak
untuk memakai tramadol.
Faktor Risiko / Pencetus
FAKTOR RISIKO
Pasien merupakan pribadi yang suka menyendiri dan tidak suka
bercerita kepada orang lain.
Mekanisme koping emosi yang buruk pada perilaku pasien.
FAKTOR PENCETUS
Masalah perkawinan
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
TTV :
TD : 110/80 mmHg
HR : 120x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,3 oC
Pemeriksaan kepala & leher : tidak dilakukan
Pemeriksaan thorax : tidak dilakukan
Pemeriksaan abdomen : tidak dilakukan
Pemeriksaan ekstremitas : tidak dilakukan
Status Mental
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan :
Perempuan, penampilan sesuai usia, rapi, perawatan diri baik
b. Aktivitas psikomotor : pasien tampak tenang dan melakukan kontak mata
dengan pemeriksa
c. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif
3. Pembicaraan
Spontan, lancar, kecepatan bicara normal, volume bicara pelan, intonasi turun
Status Mental
4. Persepsi
Halusinasi, ilusi, derealisasi, depersonalisasi disangkal
5. Pikiran
a. Proses pikir
i. Produktivitas : cukup
ii. Kontinuitas : koheren
b. Isi pikir
i. Tidak ada waham
ii. Tidak ada preokupasi, obsesi, kompulsi, dan fobia
iii. Tidak ada ide & usaha bunuh diri
6. Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran : kompos mentis
b. Orientasi & memori : tidak terganggu
Status Mental
5. Pengendalian Impuls : tidak terganggu
6. Daya Nilai & Tilikan :
a. Daya Nilai Realita : tidak terganggu
b. Tilikan : 5
7. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya
Axis I
Diagnosis Kerja
(F11.22) Sindrom Ketergantungan Opioid
Diagnosis Banding
(F11.1) Penggunaan yang Merugikan Zat Opioid
(F11.31) Keadaan Putus Zat Opioid dengan Konvulsi
Axis II
(Z03.20) Tidak Ada Diagnosis Aksis II
Axis III
Tidak ada diagnosis Aksis III
Axis IV
Masalah keluarga
Axis V
Past Highest GAF Score : 100- 91