SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun oleh:
Thania / 01073190081
Pembimbing:
dr.Waskita, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.T
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Umur : 44 Thn
Bangsa/suku : Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :-
Agama : Kristen
b. Riwayat pekerjaan
Pasien memiliki usaha matrial milik keluarga. Pasien mengaku tidak memiliki
masalah dengan pekerjaan tersebut.
E. Riwayat Keluarga
Juni 2020 Pasien datang ke poli klinik RSUS Siloam Karawaci pertama kali untuk
berobat, setelah itu pasien rutin berobat setiap 1 bulan sekali. Keluhan pasien
perlahan-lahan membaik setiap bulannya
Agustus Bulan ke-6 pasien berobat, pasien bercerita bahwa keluhannya sudah
2020 membaik namun masih sering merasa dirinya ada yang merasuki dan
berbicara mengenai ekonomi dan politik.
September pasien bercerita bahwa keluhannya sudah membaik namun masih sering
2020 merasa dirinya ada yang merasuki dan berbicara mengenai ekonomi dan
politik, namun sudah berkurang dari bulan ke 6.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tn. T memiliki penampilan yang sesuai dengan pria berusia 40 tahunan, rambut
berwarna hitam ditata cukup rapih, memakai jaket berwarna hitam dan celana
panjang hitam, dilengkapi dengan masker kain dan sendal jepit
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Sebelum Wawancara
Pasien sering terlihat duduk di lorong rawat jalan klinik jiwa RSUS siloam
Karawaci . Pasien terlihat sangat ramah dan baik kepada semua orang
b. Selama Wawanacara
Saat sedang dilakukan wawancara pasien tampak tenang, kooperatif, dan suka
bercanda. Ketika ditanya beberapa pertanyaan pasien juga cukup responsif dan
memberikan kontak mata yang baik, namun pasien terlihat curigaan. Hal ini
tampak ketika diwawancara ulang, pasien kerap kali curiga dan bertanya “untuk
apa informasi ini”.
c. Setelah Wawancara
Pasien kembali duduk dan mulai kembali berbincang-bincang dengan pengantar ,
dan melanjutkan aktivitasnya yaitu menebus obat di farmasi
B. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lancar, spontan, jelas, dan mampu menjawab pertanyaan
dengan baik dan sopan .
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya bahasa : Tidak terganggu
2. Isi pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham :
Waham Kejar/presekutorik: Tn. T merasa sedang diperhatikan dan dikerjai
oleh seseorang walaupun tidak mengetahui pasti siapa orangnya (pasien
mensuspek tetangganya). Ia juga yakin bahwa ia telah diguna-guna oleh orang
lain.
Delusions of Influence: Merasa bodoh, banyak yang benci dan di guna-guna
oleh seseorang karena dipengaruhi oleh suara yang ada di kepala pasien
Delusion of Passivity: Merasa perasaan tidak berdaya ketika ia sedang kambuh
Thought of Reference: Pasien seringkali merasa sedang dibicarakan dimana ia
mendengar suara-suara yang berbincang-bincang dari dua arah yang
berargumen dan membicarakan mengenai dirinya.
F. Sensorium dan kognisi
1. Kesadaran
a. Kesadaran Neurologi : Composmentis
b. Kesadaran Psikiatrik : Terganggu
2. Interligensi
Inteligensi pasien tidak terganggu sesuai dengan tingkat pendidikan pasien. Taraf
pengetahuan juga cukup baik seperti taraf kecerdasan rata – rata .
3. Orientasi
a. Waktu : Tidak terganggu
b.Tempat : Tidak terganggu
c.Orang : Tidak terganggu
d.Situasi : Tidak terganggu
4. Memori
a. Jangka panjang : Tidak terganggu. Pasien masih dapat mengingat masa kecil
pasien dengan baik.
b. Jangka menengah: Tidak terganggu. Pasien masih dapat mengingat nama
pemeriksa yang berkenalan dengan pasien minggu lalu.
c. Jangka pendek : Tidak terganggu. Pasien dapat menceritakan apa yang
dilakukan kemarin dan makanan apa yang ia makan saat sarapan.
d. Jangka segera : Tidak terganggu. Pasien dapat mengulangi 3 kata yg
diucapkan pemeriksa.
5. Konsentrasi
Tidak dikaji
6. Kemampuan membaca dan menulis
Tidak dikaji
7. Kemampuan visospasial
Tidak dikaji
8. Pikiran abstrak
Tidak dikaji.
9. Kemampuan menolong diri sendiri
Tidak terganggu , pasien dapat melakukan aktivitas rutin sendiri seperti makan dan
minum.
G. Pengendalian impuls
Tidak terganggu
H. Judgement dan Tilikan
Tilikan 3 dimana ia merasa gangguan yang dialaminya diakibatkan seseorang yang
telah mengguna-gunanya
I. Taraf dapat dipercaya
Secara keseluruhan, keterangan pasien dapat dipercaya.
B. Status Neurologis
GCS : E4M6V5 (15)
Rangsang meningeal : Tidak dilakukan
Saraf kranialis (I-XII) : Tidak dilakukan
Refleks fisiologis : Tidak dilakukan
Refleks patologis : Tidak dilakukan
Sensorik : Tidak dilakukan
Sistem saraf otonom : Tidak dilakukan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
B. Diagnosis Aksis II
Tidak ada diagnosis. Pasien ini tidak mengalami gangguan kepribadian
maupun retardasi mental
D. Diagnosis Aksis IV
Pada keluarga pasien tidak terdapat terdapat riwayat keluarga dengan
gangguan jiwa dan perilaku lainnya
E. Diagnosis Aksis V
Berdasarkan Skala Global Assessment of Functioning (GAF), pasien ini
mendapatkan skor 51-60 yaitu disabilitas sedang dan gejala sedang. Alasan
pasien mendapatkan GAF demikian adalah karena keluhan pasien masih
terkadang muncul namun sudah membaik dibandingkan sebelumnya
Interaksi antar sosial pasien cukup baik, namun ketika pasien kambuh
pasien menyendiri dan cenderung suka marah dan curigaan terhadap orang
lain
X. PROGNOSIS
Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik
- Pasien tidak memiliki gangguan mental organik
- Pasien mau minum obat yang teratur
- Pasien dapat bersosialisasi dengan baik
- Pasien kooperatif dengan pemeriksa
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal
- Pasien memiliki keluarga yang mendukung perawatannya.
Antipsikotik Tipikal
o Haloperidol 5 mg tablet, 3x1
Antipsikotik Atipikal
o Risperidone 2 mg tablet 2x1 (0-1-1)
o Clozapine 100 mg tablet 1x1
Antikolinergik
o Trihexyphenidyl 2 mg 3x1 PO tab
Muscle Relaxant
o Eperisone 500 mg 1x1 PO tab
Non-Farmakoterapi
o Cognitive Behavioral Therapy
Digunakan untuk mengatasi gangguan depresi dan cemas dengan cara mengubah
pola pikir penderita dari negative menjadi lebih positif, sehingga dengan demikian
diharapkan perilakunya juga ikut berubah seperti dengan mendengarkan music,
melakukan aktivitas seperti olahraga, berbincang dengan orang lain, sehingga
pasien dapat mengalihkan perhatiannya dan mencoba untuk melawan suara
tersebut, bahkan mencuekkan suara tersebut. Edukasi pentingnya meminum obat
karena pengobatan lini utama pada skizofrenia adalah psikofarmaka serta
menjelaskan tentang gangguan yang dialami pasien itu sendiri bahwa gejala-
gejala yang dialaminya memang ciri khas dari gangguan tersebut sehingga ia
mampu menerima gejala tersebut dan berusaha untuk menghiraukannya.
o Family Oriented Therapy
B.Delusion
Delusion of control : Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
Delusion of influence: Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
Delusion of passivity : Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan
khusus);
Delusion of perception : Pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik dan mukjizat;
C.Halusional Auditorik
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau
Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara
yang berbicara) atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:
C. Duration:
Continuous signs of the disturbance persist for at least 6 months. This 6-
month period must include at least 1 month of symptoms (or less if successfully
treated) that meet Criterion A (i.e., active-phase symptoms) and may include
periods of prodromal or residual symptoms. During these prodromal or
residual periods, the signs of the disturbance may be manifested by only
negative symptoms or two or more symptoms listed in Criterion A present in
an attenuated form (e.g., odd beliefs unusual perceptual experiences).
Pada kasus ini, Tn. T sudah dapat memenuhi kriteria skizofrenia secara umum dan
terlebihnya memenuhi kriteria skizofrenia paranoid pada DSM-V, dan PPDGJ. Gejala yang
ditemukan pada Tn. T sudah ditemukan lebih dari 6 bulan apabila dilihat dari riwayat awal
muncul penyakitnya. Gejala yang menonjol pada Tn. T adalah halusinasi auditorik yang bersifat
commenting dan insulting. Selain halusinasi auditorik, pada Tn. T juga ditemukan waham kejar
dimana ia sering merasa diperhatikan dan sedang dikerjai sekitarnya. Tn. T sangat yakin ada
seseorang yang sedang mengerjainya walaupun tidak mengetahui secara pasti siapa orang yang
ia maksud. Tn. T juga yakin dirinya ada yang mengguna-guna karena ada suara yang berkata
demikian di kepalanya (delusions of influence). Tn. T mengatakan bahwa keluhan sering kali
muncul saat pagi hari ketika ia bangun tidur ,saat mau tidur serta saat sedang tidak ada aktivitas
dalam kondisi Tn. T sendirian. Ia berkata bahwa jika sedang kambuh, ia merasa tidak berdaya
dan hanya dapat pasrah saja, kemudian berusaha untuk tidur (delusions of passivity). Tn. T juga
sering curigaan pada orang lain dan cenderung pemarah apabila di usik karena merasa orang
tersebut ingin mengerjainya. Ia juga kerap kali mendengar suara orang banyak yang berbicara
dan mengomentari dirinya bodoh dan sakit jiwa (thoughts of reference). Walaupun demikian,
keluhan tersebut sudah lebih membaik dibandingkan sebelumnya. Hanya saja pada bulan ke-6
berobat, Tn. T masih sering merasa dirinya ada yang merasuki dan membicarakan mengenai
politik dan ekonomi.
Diagnosis banding
- Skizoafektif tipe depresi
Skizoafektif tipe depresi dapat dijadikan diagnosis banding dimana pada Tn. T ditemukan
beberapa gejala gangguan mood, yaitu ketika kambuh cenderung suka marah-marah kemudian
ada episode dimana pasien cenderung suka menyendiri dan ingin tidur saja (depresi). Namun
gangguan mood ini tidak muncul secara menonjol sehingga diagnosa skizoafektif dapat
disingkirkan.
TATA LAKSANA
Pengobatan skizofrenia adalah dengan penggunaan obat golongan antipsikotik sebagai
lini pertama. Obat antipsikotik sendiri terdiri atas golongan antara lain Dopamine
receptor antagonist yaitu antipsikotik generasi 1 atau tipikal dan Serotonin dopamine
receptor antagonist yaitu antipsikotik generasi 2 atau atipikal. Obat antipsikotik tipikal
berfungsi terutama untuk mengontrol gejala positif. Sedangkan obat antipsikotik atipikal
berfungsi untuk kedua gejala positif dan negatif. Dilihat dari sisi efek samping, antipsikotik
tipikal memiliki extrapyramidal symptoms (EPS) yaitu akathisia, dystonia akut,
parkinsonism, dan tardive dyskinesia.2 Oleh karena itu, melihat dari efektivitas dan efek
samping, penggunaan antipsikotik atipikal lebih sering digunakan sekarang ini.
Rencana terapi psikofarmakologi untuk pasien adalah terapi kombinasi. Hal ini
dikarenakan karena gejala psikotik yang masih muncul meskipun pasien mengaku
sudah minum obat teratur. Sesuai dengan algoritma IPAP, pemberian clozapine dapat
diberikan hingga 900mg per hari. Akan tetapi pemakaian clozapine perlu dikontrol
dengan pemeriksaan medis untuk mengetahui keadaan jantung pasien melalui EKG,
xray, dan echocardiogram. Pemeriksaan laboratorium rutin juga perlu dilakukan
karena clozapine juga dapat memberikan efek samping agranulositosis. Terapi
kombinasi yang diberikan selain antipsikotik atipikal adalah antipsikotik tipikal
seperti Haloperidol. Pemberian antipsikotik tipikal juga perlu ditambah dengan
antikolinergik untuk mencegah terjadinya EPS, maka diberikan Trihexyphenidyl
Fase
pengobatan skizofrenia sendiri terdiri atas fase akut fase stabilisasi, dan
fase pemeliharaan. Pada fase akut, akan dijumpai gambaran psikotik yang jelas.
Sedangkan fase stabilisasi dan pemeliharaan dilakukan untuk meningkatkan proses
pemulihan dan memastikan gejala terkontrol. Pada fase akut, tujuan pemberian obat-obat
antipsikotik adalah mengurangi gejala yang ada. 6
Terapi
non Farmakologi yang dapat diberikan antara lain cognitive behavioral therapy
(CBT), family oriented therapy, dan group therapy. CBT bekerja dengan mengubah pola
pikir pasien menjadi lebih positif. CBT membantu pasien skizofrenia melihat hal lebih
rasional dan realistic. Family oriented therapy juga penting untuk mendukung
pemulihan pada pasien melalui keluarga. Kemudian group therapy memberikan pasien
ruang untuk berbagi dengan sesama penderita untuk meningkatkan interaksi social yang
juga penting untuk pasien skizofrenia. 7
DAFTAR PUSTAKA
3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 5th
ed. Waashington DC, American Psychiatric Association, 1994.
4. Internasional Psychopharmacology Algorithm Project. Algorithm of Schizophrenia or
shizoaffective disorder. 2004
5. Sadock BJ.,Kaplan HI,Kaplan & Sadock Synopsis of Psychiatry. 9th edition. Lippincott
William & Wilkins.2003.
6. Ih H, Putri RA, Untari EK. Different Type of Antipsychotic Therapies on Length of Stay of
Acute Schizophrenia Patients in Sungai Bangkong Regional Mental Hospital Pontianak. Indones
J Clin Pharm. 2016;5(2):115–22.
7. Dania IA. Cognitive Behaviour Therapy Pada Skizofrenia. J Penelit Keperawatan Med.
2019;2(1):30–7.