Disusun Oleh:
Nama : UMIE FARISA
Nim : 20.200.0072
Semester : II
Mata Kuliah : ELEKTIF
Meniskus adalah cakram berbentuk bulan sabit dari tulang rawan yang memiliki fungsi untuk
meredam gesekan. Selain sebagai peredam, bagian ini juga berfungsi sebagai bantalan halus bagi
tulang paha atau femur. Cedera lutut jenis ini bisa terjadi karena terlalu banyak digunakan
ataupun akibat proses alami seiring bertambahnya usia.
KETEGANGAN OTOT LUTUT
Ketegangan pada lutut terjadi ketika otot dan tendon di sekitar lutut terentang akibat terlalu
dalam menekuk atau terlalu melebar saat peregangan. Selain menimbulkan rasa sakit yang luar
biasa, kondisi ini juga bisa menyebabkan terganggunya fungsi lutut, terutama dalam keleluasaan
bergerak.
DISLOKASI TEMPURUNG LUTUT
Tempurung lutut atau patella bisa berpindah lokasi ke sisi lutut. Seringkali kondisi ini
disebabkan oleh cedera akibat kecelakaan atau olahraga. Meski sangat nyeri, dislokasi
tempurung lutut tidak mengancam nyawa. Untuk memulihkan kondisi lutut, dibutuhkan
fisioterapi.
DISLOKASI SENDI
Jika lutut mengalami hantaman kuat, maka kemungkinan mengalami dislokasi atau pergeseran
sendi sangat tinggi. Benturan bisa saja terjadi saat melakukan olahraga atau ketika terjadi
kecelakaan. Cedera lutut jenis ini menyebabkan kerusakan parah pada semua komponen
penyusun lutut. Kerusakan juga bisa menimpa sistem saraf dan pembuluh darah pada lutut.
Fraktur lutut
Fraktur atau patah tulang pada lutut biasanya diakibatkan oleh hantaman langsung ke tulang
lutut. Hal ini bisa terjadi apabila saat jatuh, tempurung lutut menjadi penahan bobot tubuh.
Fraktur juga bisa terjadi pada tulang kering karena tekanan mendadak ke lutut, terutama pada
orang yang sudah menderita osteoporosis.
Cedera lain yang bisa menimpa lutut adalah sindrom nyeri patellofemoral atau biasa disebut
dengan penyakit lutut pelari. Ada pula kondisi yang dinamakan chondromalacia patella.
Penyebab kedua jenis gangguan pada lutut ini adalah kerusakan berulang pada struktur lutut
yang didasari oleh faktor genetik maupun oleh cara menggerakkan lutut yang salah saat
beraktivitas.
Yang Perlu Dilakukan saat Mengalami Cedera Lutut
Saat mengalami cedera lutut, hal yang harus dilakukan dalam waktu 2-3 hari sejak mengalami
cedera adalah:
• Segera hentikan apa pun aktivitas fisik yang sedang dijalani.
• Kompres dengan air es selama 15 menit tiap dua jam untuk mengurangi rasa sakit akibat
pembengkakan dan pendarahan internal.
• Untuk mencegah perburukan cedera dan sakit, perban lutut saat mengalami cedera.
• Berbaringlah dengan posisi lutut berada di atas tubuh.
• Jangan memberikan air panas atau balsem pada sendi yang cedera.
• Jangan mengonsumsi minuman beralkohol karena bisa memperparah pembengkakan dan
perdarahan.
• Perdarahan dan pembengkakan bisa bertambah parah jika dilakukan pemijatan pada
daerah cedera. Maka dari itu, jangan lakukan pemijatan pada lokasi sendi yang cedera.
• Jangan menggunakan sendi lutut. Karena dengan mengistirahatkan sendi, dapat
memberikan dampak baik untuk mengurangi nyeri.
CEDERA OLAHRAGA
Menurut penyebabnya:
1. Overuse injury
Overuse injury disebabkan oleh gerakan berulang yang terlalu banyak dan terlalu cepat.
2. Traumatic injury
Traumatic injury disebabkan adanya benturan atau gerak melebihi kemampuan
2. Definisi
1. Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-
tendinous (otot dan tendon).Cedera ringan dimana ligamentum tegang, tetapi tetap utuh
di sebut juga strain
2. Sprain adalah kekoyakan (avulsion) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling sendi,
yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, kebanyakan sprain terjadi pada
pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki.
Etiologi
Sprain :
• terjatuh / kecelakaan
• pukulan
• tidak melakukan pemanasan
sprain sering terjadi pada keadaan :
1. ankle joint : pemanasan atau berjalan pada jalan yang tidak rata
2. knee joint : gerekan berputat
3. thumb : olaharagawan yang menggunakan raket
Epidemiologi
Olahragawan
Cheerleaders
tukang bangunan
orang tua
Tingkat Cedera
Sprain dan strain level akut dapat dikategorikan menurut tingkat keparahan :
▪ Tingkat I – sejumlah serat robek dan anggota tubuh yang terkena cidera terasa sedikit
sakit dan bengkak, tapi fungsi dan kekuatan dari anggota tubuh tersebut tidak berkurang.
▪ Tingkat II – serat yang robek lebih banyak dan area cidera terasa lebih sakit dan bengkak,
dengan pengurangan fungsi dan kekuatan.
▪ Tingkat III – jaringan lunak robek seluruhnya, dengan pengurangan fungsi dan kekuatan
secara signifikan. Tingkat III seringkali membutuhkan tindakan operasi.
Pengobatan
Untuk sprain ringan dan strain, dpat diberi pereda over-the-counter nyeri seperti ibuprofen
(Advil, Motrin IB, dll) atau acetaminophen (Tylenol).
Terapi
Dalam kasus sprain ringan atau sedang, penatalaksanaan menggunakan kompres es ke daerah
sesegera mungkin untuk meminimalkan pembengkakan.
Operasi
Dalam beberapa kasus, seperti dalam kasus robek ligamen atau otot, operasi dapat
dipertimbangkan
Pencegahaan
1. melatih peregangan setiap hari
2. selalu gunakan sepatu yang pas dan benar
3. nutrisi seimbang
4. menggunakan peralatan olahraga
Komplikasi
Komplikasi Sprain meliputi:
1. Dislokasi berulang akibat ligamen yang ruptur tersebut tidak sembuh dengan sempurnah
sehungga diperlukan pembedahan untuk memperbaikinya (jika diperlikan).
2. Gangguan fungsi ligamen (jika terjadi tarikan otot yang kuat sebelum sembuh dan tarikan
tersebut menyebabkan regangan pada ligamen yang ruptur, maka ligamen ini dapat sembuh
dengan bentuk memanjang,yang disertai pembentukan jaringan parut secara berlebihan).
Komplikasi strain yang mungkin terdapat meliputi:
1. Ruptura total otot yang memerlukan perbaikan melalui pembedahan.
2. Miositis osifikan (inflamasi krnis dengan endapan menyerupai tulang) akibat klasifikasi
jaringan parut (koplikasi lanjut).
KLASIFIKASI CEDERA OLAH RAGA BERDASARKAN JARINGAN YANG
TERKENA
A. Cedera Jaringan Lunak
Yang termasuk jaringan lunak adalah :
Skin (kulit)
Connective tissue (jaringan ikat) :tendon, ligamen, fascia, membran sinovial
Non connective tissue (jaringan non konektif) :pembuluh darah, syaraf,otot
Beberapa cedera jaringan lunak :
1. Cedera pada Kulit
• Cedera yang paling sering adalah ekskoriasi (lecet), laserasi (robek), maupun punctum
(tusukan).
Ekskoriasi (lecet)
• Luka yang terjadi karena adanya gesekan dengan benda rata, misal tanah, aspal.
2. Cedera pada otot/tendon dan ligamen Strain
Adalah cedera yang terjadi pada otot dan tendon. Biasanya disebabkan oleh adanya regangan
yang berlebihan.
Gejala:
Nyeri yang terlokalisasi, kekakuan, bengkak, hematom di sekitar daerah yang cedera.
Sprain
• Adalah cedera yang disebabkan adanya peregangan yang berlebihan sehingga terjadi
cedera pada ligamen.
• Gejala : nyeri, bengkak, hematoma, tidak dapat menggerakkan sendi, kesulitan untuk
menggunakan extrimitas yang cedera.
Sprain dapat dibagi menjadi 3 derajat :
• Derajat I :
terjadi over-streched ligamen, cedera secara mikroskopik,tapi tidak terjadi suatu robekan
• Derajat II :
Terjadi robekan parsial dari ligamen
• Derajat III :
Terjadi robekan total dari ligamen. Ini merupakan derajat terparah dari suatu sprain.
Patofisiologi Cedera Jaringan Lunak Akibat Olahraga Berkaitan Dengan Proses
Penyembuhan :
Fase Inflamasi
Fase ini dapat berlangsung sampai 72 jam setelah cedera dan melibatkan sejumlah respon
inflamasi yaitu nyeri, bengkak, kemerahan dan suhu bagian tubuh meningkat. Terdapat edema
(pembengkakan) dan akumulasi eksudat akibat keluarnya darah dan cairan tubuh ke jaringan
sekitar.
Pada cedera otot/tendo dapat terjadi kekakuan otot dalam waktu 2 jam. Pembengkakan dan
anoksia (kekurangan oksigen) akan menyebabkan sel rusak dan mati dalam waktu 24 jam serta
melepaskan protein yang berasal dari sel yang rusak. Akibatnya pembengkakan pun bertambah
sehingga terjadi hipoksia jaringan dan sel-sel akan mati. Pada fase ini juga terbentuk bekuan
darah untuk mencegah kebocoran darah lebih lanjut.
Fase Regenerasi dan Perbaikan
• Fase ini terjadi mulai dari 72 jam hingga 4-6 minggu setelah cedera. Pada fase ini terjadi
proses perbaikan dan regenerasi struktur jaringan yang rusak. Fibroblast mulai
mensintesis jaringan parut. Sel ini akan memproduksi jaringan kolagen tipe 3, yang
timbul setelah kurang dari 4 hari. Pembentukan kapiler baru juga terjadi untuk membawa
nutrisi ke daerah cedera dan mulai terjadi pembentukan jaringan kolagen menyilang.
Selama proses berlangsung, jumlah fibroblast akan berkurang dan jaringan kolagen
bertambah. Fase ini diakhiri dengan dimulainya pengerasan dan pemendekan jaringan di
area yang cedera.
Fase Remodelling (pembentukan kembali)
• Fase ini dimulai setelah 3-6 minggu hingga 3-12 bulan, dan ditandai dengan remodeling
jaringan kolagen yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari otot,
tendo dan jaringan lainnya. Latihan yang direkomendaksikan oleh dokter dan
dilaksanakan oleh fisioterapis sangat membantu proses penyembuhan ini.
• Lokasi yang sering mengalami sprain adalah pada daerah lutut, siku, ankle dan
persendian lain
B) Cedera Jaringan Keras
Cedera ini terjadi pada tulang atau sendi. Dapat ditemukan bersama dengan cedera jaringan
lunak. Proses penyembuhan kurang lebih sama dengan proses penyembuhan jaringan lunak,
diawali oleh terbentuknya hematoma, lalu diikuti oleh terbentuknya pembuluh darah baru dan
seterusnya hingga terbentuk kembali tulang seperti semula. Proses ini membutuhkan waktu yang
lebih lama.
MACAM MACAM CEDERA DALAM OLAHRAGA
CEDERA OLAHRAGA SECARA UMUM
▪ CEDERA OLAHRAGA AKUT
▪ CEDERA OLAHRAGA KRONIS
TRAUMA TENDON
Ruptur tendon adalah Robek, pecah atau terputusnya tendon
Tendon merupakan jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang
Quadriseps vastus lateralis, medialis vastus, intermedius vastus, dan rektus femoris
Achilles gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris
Rotator Cuff supraspinatus, infraspinatus, teres minor, dan m. subskapularis
Klasifikasi
Peritenonitis (Paratenonitis, tenosynovitis)
Peritenonitis dengan tendinosis
Tendinosis
Tendinitis
PATOFISIOLOGI
• Kerusakan otot karena trauma langsung maupun tidak langsung
• Otot tertarik pada posisi yang salah
• Kontraksi berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap
PENYEBAB
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecah
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
TANDA DAN GEJALA
1. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau
betis
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan
3. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit
4. Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik
Pemeriksaan Penunjang
1. Pergerakan otot dan tumit, jika pergerakan tersebut lemah atau tidak ada maka dicurigai
cedera tendon Achilles
2. Pemeriksaan dengan sinar-X