Anda di halaman 1dari 18

RESUME

Disusun Oleh:
Nama : UMIE FARISA
Nim : 20.200.0072
Semester : II
Mata Kuliah : ELEKTIF

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJAR MASIN


2021
ANATOMI MANUSIA
 Definisi
Anatomi : Yunani “Ana” habis/keatas, “Tomos” memotong/mengiris
Anatomi :
1. Anatomi Macroscopis
2. Anatomi Microskopis
Posisi Anatomi
1. Posisi badan berdiri tegak
2. Arah pandangan muka lurus kedepan
3. Posisi telapak tangan menghadap kedepan
4. Arah ibu jari tangan menjauhi garis tengah tubuh
5. Kedua kaki lurus ke depan dan sejajar
Tubuh terbagi menjadi :
1. Batang badan
2. Anggota badan atas
3. Anggota badan bawah
Bidang-Bidang Penting
1. Bidang Median
Suatu bidang khayal yang membagi tubuh secara simetris menjadi separuh bagian kanan dan
kiri.
2. Bidang Sagital
Setiap bidang khayal yang sejajar dengan bidang median.
3. Bidang Frontal
Bidang khayal yang tegak lurus dengan bidang median dan membagi tubuh menjadi dua
bagian depan dan belakang.
4. Bidang Coronal
Bidang frontal khusus hanya untuk digunakan khusus di bagian kepala.
5. Bidang Horizontal atau Transvesal
Bidang khayal yang tegak lusus dengan bidang median, terbagi menjadi atas bawah.
Istilah Anatomi
Istilah untuk letak alat yang satu terhadap alat yang lainnya :
1. Cranial : lebih kearah kepala
2. Superior : yang lebih tinggi, sebelah atas
3. Caudal : lebih kearah ekor
4. Inferior : yang lebih bawah
5. Sinister : sebelah kiri
6. Dexter : sebelah kanan
7. Dorsal : lebih kearah punggung atau belakang
8. Posterior : belakang
9. Ventral : lebih kearah perut
10. Anterior : sebelah depan
11. Proksimal : kearah batang badan
12. Distal : kearah menjauhi batang badan
Cedera Achilles Tendon (Cedera Akut)
Cedera tendon achilles adalah suatu cedera yang mempengaruhi tendon/urat yang
menghubungkan otot betis ke tumit. Tendon achilles adalah tali berserat yang kuat.
Tanda-tanda & gejala
Gejala cedera tendon achilles yang paling umum yaitu:
 Sakit luar biasa pada otot kaki bagian bawah.
 Nyeri saat jalan-jalan, terutama ketika mencoba jalan dengan kaki Anda.
 Pembengkakan pada betis.
 Tidak bisa berjingkat
 Tanda-tanda & gejala
Penyebab
• Urat dapat robek, baik sebagian maupun sepenuhnya, ketika melompat atau menekukkan
kaki terlalu keras. Maka itu, kondisi ini sering kali terjadi ketika Anda melakukan
olahraga.
• Jatuh dari ketinggian atau mengalami kecelakaan tertentu, juga bisa menyebabkan
robeknya urat achilles. Sebagai tambahan, beberapa obat seperti antibiotik quinolone
mungkin meningkatkan risiko cedera tendon achilles.
• Faktor-faktor risiko
• Usia: Usia pasien dengan penyakit ini biasanya di antara 40-50 tahun.
• Jenis kelamin: Persentase pria dengan yang mengalami cedera pada bagian tubuh ini,  5
kali lipat lebih tinggi daripada wanita.
• Olahraga: cedera pada achilles  sering terjadi dalam olahraga yang melibatkan lari,
lompat, sepakbola, basket, dan tenis.
• Suntikan steroid: Banyak dokter kadang-kadang menyuntikkan steroid ke sendi
pergelangan kaki untuk meredakan nyeri dan radang. Namun, pengobatan ini dapat
melemahkan tendon di sekitarnya dan mengakibatkan cedera tendon achilles.
• Beberapa antibiotik: Antibiotik Fluoroquinolone, seperti Ciprofloxacin (Cipro) atau
Levofloxacin (levaquin), meningkatkan risiko cedera tendon achilles.
pilihan pengobatan untuk cedera Achilles tendon
• Tendon yang sobek terkadang diobati dengan menggunakan gips, namun dalam
kebanyakan kasus, operasi menjadi alternatif. Setelah operasi, gips dipasang untuk
menstabilkan area.
• Jika pada akhirnya tendon bisa sembuh dengan sendirinya tanpa operasi, dokter mungkin
menyarankan menggunakan gips selama 10 sampai 12 minggu.
• Walaupun masa pemulihan lambat dan dapat berlangsung selama sampai 6 bulan,
kombinasi olahraga dan terapi fisik dapat membantu sebagian besar pasien pulih lebih
cepat.
tes cedera  tendon achilles yang paling umum
• Pemeriksaan fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan dan kelembutan kaki bagian
bawah Anda.
• Ultrasound atau scan MRI – ini akan membantu dokter untuk menentukan apakah ada
urat yang sobek.
Pengobatan di rumah
• Lakukan peregangan dan menguatkan otot betis. Jangan lupa selalu lakukan peregangan,
terutama bagian betis dan kaki belakang sebelum melakukan aktivitas fisik.
• Variasikan olahraga yang dilakukan. Jangan selalu melakukan olahraga dengan intensitas
tinggi, hal ini sangat mungkin membuat Anda cedera.
• Tingkatkan intensitas latihan secara perlahan. Biasanya, cedera ini bisa terjadi akibat
tubuh Anda kaget karena adanya peningkatan intensitas olahraga yang mendadak.
CEDERA LUTUT
Karena lutut tersusun atas berbagai jaringan, maka cedera lutut juga terbagi menjadi beberapa
macam, berdasarkan jaringan yang mengalami kerusakan. Di bawah ini adalah beragam kondisi
cedera lutut yang sering terjadi:
KESELEO
Keseleo merupakan cedera lutut yang menimpa ligamen. Ligamen sendiri adalah jaringan ikat
yang berfungsi menyatukan semua bagian lutut. Cedera lutut karena keseleo terbagi lagi menjadi
tiga, berdasarkan tingkat kerusakan pada ligamen.
Keseleo tingkat 1:
Ligamen di dalam lutut meregang dan menimbulkan nyeri. Namun, lutut masih stabil dan tidak
ada robekan pada ligamen.
Keseleo tingkat 2:
Ada ketidakstabilan pada lutut, karena sebagian serat ligamen mengalami robekan.
Keseleo tingkat 3:
Terdapat robekan yang parah pada ligamen.
BURSITIS
Cedera lutut lainnya adalah bursitis, yaitu peradangan akibat iritasi atau infeksi, pada kantung
berisi cairan lutut yang disebut bursa. Bursa sendiri berfungsi sebagai peredam tekanan untuk
meminimalkan gesekan antar jaringan yang membentuk lutut, seperti otot dan tendon di sekitar
sendi. Terdapat dua bursa utama di lutut, yaitu yang berada di atas tempurung lutut dan yang
terletak di ujung tulang kering (tibia).
KERUSAKAN MENISKUS (meniscal tears)

Meniskus adalah cakram berbentuk bulan sabit dari tulang rawan yang memiliki fungsi untuk
meredam gesekan. Selain sebagai peredam, bagian ini juga berfungsi sebagai bantalan halus bagi
tulang paha atau femur. Cedera lutut jenis ini bisa terjadi karena terlalu banyak digunakan
ataupun akibat proses alami seiring bertambahnya usia.
KETEGANGAN OTOT LUTUT
Ketegangan pada lutut terjadi ketika otot dan tendon di sekitar lutut terentang akibat terlalu
dalam menekuk atau terlalu melebar saat peregangan. Selain menimbulkan rasa sakit yang luar
biasa, kondisi ini juga bisa menyebabkan terganggunya fungsi lutut, terutama dalam keleluasaan
bergerak.
DISLOKASI TEMPURUNG LUTUT
Tempurung lutut atau patella bisa berpindah lokasi ke sisi lutut. Seringkali kondisi ini
disebabkan oleh cedera akibat kecelakaan atau olahraga. Meski sangat nyeri, dislokasi
tempurung lutut tidak mengancam nyawa. Untuk memulihkan kondisi lutut, dibutuhkan
fisioterapi.
DISLOKASI SENDI
Jika lutut mengalami hantaman kuat, maka kemungkinan mengalami dislokasi atau pergeseran
sendi sangat tinggi. Benturan bisa saja terjadi saat melakukan olahraga atau ketika terjadi
kecelakaan. Cedera lutut jenis ini menyebabkan kerusakan parah pada semua komponen
penyusun lutut. Kerusakan juga bisa menimpa sistem saraf dan pembuluh darah pada lutut.
Fraktur lutut
Fraktur atau patah tulang pada lutut biasanya diakibatkan oleh hantaman langsung ke tulang
lutut. Hal ini bisa terjadi apabila saat jatuh, tempurung lutut menjadi penahan bobot tubuh.
Fraktur juga bisa terjadi pada tulang kering karena tekanan mendadak ke lutut, terutama pada
orang yang sudah menderita osteoporosis.
Cedera lain yang bisa menimpa lutut adalah sindrom nyeri patellofemoral atau biasa disebut
dengan penyakit lutut pelari. Ada pula kondisi yang dinamakan chondromalacia patella.
Penyebab kedua jenis gangguan pada lutut ini adalah kerusakan berulang pada struktur lutut
yang didasari oleh faktor genetik maupun oleh cara menggerakkan lutut yang salah saat
beraktivitas.
Yang Perlu Dilakukan saat Mengalami Cedera Lutut
Saat mengalami cedera lutut, hal yang harus dilakukan dalam waktu 2-3 hari sejak mengalami
cedera adalah:
• Segera hentikan apa pun aktivitas fisik yang sedang dijalani.
• Kompres dengan air es selama 15 menit tiap dua jam untuk mengurangi rasa sakit akibat
pembengkakan dan pendarahan internal.
• Untuk mencegah perburukan cedera dan sakit, perban lutut saat mengalami cedera.
• Berbaringlah dengan posisi lutut berada di atas tubuh.
• Jangan memberikan air panas atau balsem pada sendi yang cedera.
• Jangan mengonsumsi minuman beralkohol karena bisa memperparah pembengkakan dan
perdarahan.
• Perdarahan dan pembengkakan bisa bertambah parah jika dilakukan pemijatan pada
daerah cedera. Maka dari itu, jangan lakukan pemijatan pada lokasi sendi yang cedera.
• Jangan menggunakan sendi lutut. Karena dengan mengistirahatkan sendi, dapat
memberikan dampak baik untuk mengurangi nyeri.
CEDERA OLAHRAGA
Menurut penyebabnya:
1. Overuse injury
Overuse injury disebabkan oleh gerakan berulang yang terlalu banyak dan terlalu cepat.
2. Traumatic injury
Traumatic injury disebabkan adanya benturan atau gerak melebihi kemampuan

Macam-macam cedera OLAHRAGA


Cedera muskuloskeletal:
- Sprain: cedera sendi, ligamen, tendo
- Strain: cedera/robekan otot
- Cramps: kontraksi otot yg berkepanjangan merupakan indikator kelelahan.
Cedera dapat terjadi karena:
1. Pendinginan kurang
 Terjadi kaku sendi. Cara pendinginan: setelah aktivitas, sendi tetap digerakkan sesuai
dengan gerakan sendi, autosacking (digoyang-goyang) aktivitas, kompres es. Prinsipnya
seperti masage tetapi dilakukan secara mandiri.
2. Penyembuhan cedera sebelumnya yang tidak sempurna (habitualis). Hal ini dapat terjadi
karena kapsul sendi/ligamen kendor.
3. Overuse (penggunaan yang berlebihan).
FAKTOR OVERUSE INJURY
 Tingkat keterlatihan yang belum memadai sewaktu meningkatkan level kemampuan.
 Teknik yang kurang tepat: postur/gerak tidak ergonomis, tak efisien dan beban berlebih.
 Kelainan anatomis: misal kaki flat, bentuk tulang
 Peralatan: pakaian, sepatu, raket, matras
 Lingkungan: suhu, kelembaban, pencahayaan, ketinggian
PENANGANAN DASAR CEDERA
 Rest: istirahatkan bagian yang cedera
1. Segera istirahatkan bagian yg cedera
2. Tujuan: Untuk mencegah bertambah parahnya cedera dan mengurangi aliran
darah ke area cedera.
3. Waktu istirahat: tergantung pada berat- ringannya cedera.
4. Tetaplah melatih bag. tdk cedera untuk mempertahan endurance atlet.
 Ice: kompres es segera setelah trauma
Tujuan:
1. Melokalisir daerah cedera
2. Mematirasakan ujung saraf, sehingga dapat mengurangi nyeri
3. Mencegah bertambahnya bengkak. Kompres es menyebabkan vasokonstriksi,
sehingga aliran darah ke bagian yg cedera berkurang dan bengkak tidak
bertambah besar.
4. Kompres es tidak boleh terlalu lama, krn dpt menimbulkan vasodilatasi
berlebihan (Hunctinton reflex). Aliran darah bisa meningkat 3x semula, sehingga
pd daerah cedera teraba panas.
 Compression: tekan dengan pembalutan
1. Penerapan tekanan yg ringan pd daerah cedera untuk menghentikan perdarahan
& mengurangi pembengkakan.
2. Alat: kassa, pembalut tekan yg elastis
3. Pembalut elastis: harus terasa nyaman dan tidak terlalu menekan. Tanda bila
terlalu menekan: pucat, mati rasa pada bagian ujung daerah cedera (krn kurang
mendapat aliran darah).
4. Penekanan dari bawah ke atas
 Elevation: Naikkan bagian cedera lebih tinggi dari jantung.
1. Prinsip: daerah yg cedera diusahakan lebih tinggi dari jantung.
2. Tujuan: mengurangi aliran darah ke area cedera sehingga mengurangi
peradangan dan perdarahan (bila ada)
 Kompres panas: setelah pembengkakan jenuh
1. Kompres panas dilakukan setelah fase akut (biasanya 2-3 hari).
2. Kompres panas bisa dilakukan setelah bengkak jenuh (bengkak sudah tidak
bertambah).
3. Kompres panas menyebabkan vasodilatasi, sehingga jendalan darah atau cairan
radang masuk kembali ke pembuluh darah atau pembuluh limfe.
4. Dapat digunakan uap panas atau direndam di air hangat.
5. Penambahan garam pada larutan kompres dapat mengurangi bengkak.
 Hydro therapy / Electro therapy
 Masase (pijat)
Prinsip:
1. Hilangkan bengkak
2. Lemaskan/kendorkan otot
3. Traksi, reposisi
4. Tenangkan
 Obat anti nyeri dan anti radang.
PRINSIP PENANGANAN CEDERA
 C: Cepat, tepat, berani, manusiawi merupakan kunci penanganan pertama.
 E: Es merupakan benda penting yang harus tersedia selama dan sesudah latihan.
 D: Diagnosa jenis cedera dengan menelusuri kejadiannya, tanda dan gejala.
 E: Elevasi segera lokasi cedera sehingga lebih tinggi dari jantung.
 R: Reposisi semua jenis keseleo dengan menarik sendi segera (neural shock)
 A: Atasi perdarahan dengan menekan dan menutup luka dengan kain bersih
 O: Obati nyeri dan bengkak selama 1 minggu.
 L: Latihan daya tahan tetap dilakukan.
 A: Analisis penyebab cedera dan hindari.
 H: Hilangkan trauma psikologis dengan Latihan.
 R: Relaksasi merupakan latihan sesudah cedera
 A: Atasi bengkak dan nyeri dengan masase
 G: Gerakan keras setelah sembuh sempurna
 A: Atur nafas sebelum masuk lapangan/arena.
STRAIN AND SPRAIN
Anatomi Ankle Joint
Di mana terdiri dari 28 tulang dan paling sedikit 29 sendi, yang mana memiliki fungsi
utama sebagai membentuk dasar penyangga, sebagai peredam kejut,dan sebagai
penyesuai mobilitas.
Struktur Tulang Pada ankle terdiri atas pengelompokan , diantaranya :
1. Fore foot, terdiri dari: Ossa metatarsalia dan Ossa phalangea
2. Mid foot, terdiri dari: Os. Navicularis, Os Cuboid dan Ossa Cuneiforme.
3. Rear foot, terdiri dari: Os, Talus dan Os Calcaneus (Subtalar joint/Talo calcanel joint).
Struktur Ankle
1. Distal Fibular Joint
2. Ankle Joint ( Talo Crural joint )
3. Subtalar Joint ( Talo Calcaneal joint )
4. Inter Tarsal Joint
5. Cuboideocuneonavicular Joint
6. Intercurneiform Joint
7. Tarso metatarsal joint
Distal Fibular Joint
Ankle Joint ( Talo Crural joint )

2. Definisi
1. Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-
tendinous (otot dan tendon).Cedera ringan dimana ligamentum tegang, tetapi tetap utuh
di sebut juga strain
2. Sprain adalah kekoyakan (avulsion) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling sendi,
yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, kebanyakan sprain terjadi pada
pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki.
Etiologi
Sprain :
• terjatuh / kecelakaan
• pukulan
• tidak melakukan pemanasan
sprain sering terjadi pada keadaan :
1. ankle joint : pemanasan atau berjalan pada jalan yang tidak rata
2. knee joint : gerekan berputat
3. thumb : olaharagawan yang menggunakan raket
Epidemiologi
 Olahragawan
 Cheerleaders
 tukang bangunan
 orang tua
Tingkat Cedera
Sprain dan strain level akut dapat dikategorikan menurut tingkat keparahan :
▪ Tingkat I – sejumlah serat robek dan anggota tubuh yang terkena cidera terasa sedikit
sakit dan bengkak, tapi fungsi dan kekuatan dari anggota tubuh tersebut tidak berkurang.
▪ Tingkat II – serat yang robek lebih banyak dan area cidera terasa lebih sakit dan bengkak,
dengan pengurangan fungsi dan kekuatan.
▪ Tingkat III – jaringan lunak robek seluruhnya, dengan pengurangan fungsi dan kekuatan
secara signifikan. Tingkat III seringkali membutuhkan tindakan operasi.
Pengobatan
Untuk sprain ringan dan strain, dpat diberi pereda over-the-counter nyeri seperti ibuprofen
(Advil, Motrin IB, dll) atau acetaminophen (Tylenol).
Terapi
Dalam kasus sprain ringan atau sedang, penatalaksanaan menggunakan kompres es ke daerah
sesegera mungkin untuk meminimalkan pembengkakan.
Operasi
Dalam beberapa kasus, seperti dalam kasus robek ligamen atau otot, operasi dapat
dipertimbangkan
Pencegahaan
1. melatih peregangan setiap hari
2. selalu gunakan sepatu yang pas dan benar
3. nutrisi seimbang
4. menggunakan peralatan olahraga
Komplikasi
Komplikasi Sprain meliputi:
1. Dislokasi berulang akibat ligamen yang ruptur tersebut tidak sembuh dengan sempurnah
sehungga diperlukan pembedahan untuk memperbaikinya (jika diperlikan).
2. Gangguan fungsi ligamen (jika terjadi tarikan otot yang kuat sebelum sembuh dan tarikan
tersebut menyebabkan regangan pada ligamen yang ruptur, maka ligamen ini dapat sembuh
dengan bentuk memanjang,yang disertai pembentukan jaringan parut secara berlebihan).
Komplikasi strain yang mungkin terdapat meliputi:
1. Ruptura total otot yang memerlukan perbaikan melalui pembedahan.
2. Miositis osifikan (inflamasi krnis dengan endapan menyerupai tulang) akibat klasifikasi
jaringan parut (koplikasi lanjut).
KLASIFIKASI CEDERA OLAH RAGA BERDASARKAN JARINGAN YANG
TERKENA
A. Cedera Jaringan Lunak
Yang termasuk jaringan lunak adalah :
 Skin (kulit)
 Connective tissue (jaringan ikat) :tendon, ligamen, fascia, membran sinovial
 Non connective tissue (jaringan non konektif) :pembuluh darah, syaraf,otot
Beberapa cedera jaringan lunak :
1. Cedera pada Kulit
• Cedera yang paling sering adalah ekskoriasi (lecet), laserasi (robek), maupun punctum
(tusukan).
Ekskoriasi (lecet)
• Luka yang terjadi karena adanya gesekan dengan benda rata, misal tanah, aspal.
2. Cedera pada otot/tendon dan ligamen Strain
Adalah cedera yang terjadi pada otot dan tendon. Biasanya disebabkan oleh adanya regangan
yang berlebihan.
Gejala:
Nyeri yang terlokalisasi, kekakuan, bengkak, hematom di sekitar daerah yang cedera.
Sprain
• Adalah cedera yang disebabkan adanya peregangan yang berlebihan sehingga terjadi
cedera pada ligamen.
• Gejala : nyeri, bengkak, hematoma, tidak dapat menggerakkan sendi, kesulitan untuk
menggunakan extrimitas yang cedera.
Sprain dapat dibagi menjadi 3 derajat :
• Derajat I :
terjadi over-streched ligamen, cedera secara mikroskopik,tapi tidak terjadi suatu robekan
• Derajat II :
Terjadi robekan parsial dari ligamen
• Derajat III :
Terjadi robekan total dari ligamen. Ini merupakan derajat terparah dari suatu sprain.
Patofisiologi Cedera Jaringan Lunak Akibat Olahraga Berkaitan Dengan Proses
Penyembuhan :
Fase Inflamasi
Fase ini dapat berlangsung sampai 72 jam setelah cedera dan melibatkan sejumlah respon
inflamasi yaitu nyeri, bengkak, kemerahan dan suhu bagian tubuh meningkat. Terdapat edema
(pembengkakan) dan akumulasi eksudat akibat keluarnya darah dan cairan tubuh ke jaringan
sekitar.
Pada cedera otot/tendo dapat terjadi kekakuan otot dalam waktu 2 jam. Pembengkakan dan
anoksia (kekurangan oksigen) akan menyebabkan sel rusak dan mati dalam waktu 24 jam serta
melepaskan protein yang berasal dari sel yang rusak. Akibatnya pembengkakan pun bertambah
sehingga terjadi hipoksia jaringan dan sel-sel akan mati. Pada fase ini juga terbentuk bekuan
darah untuk mencegah kebocoran darah lebih lanjut.
Fase Regenerasi dan Perbaikan
• Fase ini terjadi mulai dari 72 jam hingga 4-6 minggu setelah cedera. Pada fase ini terjadi
proses perbaikan dan regenerasi struktur jaringan yang rusak. Fibroblast mulai
mensintesis jaringan parut. Sel ini akan memproduksi jaringan kolagen tipe 3, yang
timbul setelah kurang dari 4 hari. Pembentukan kapiler baru juga terjadi untuk membawa
nutrisi ke daerah cedera dan mulai terjadi pembentukan jaringan kolagen menyilang.
Selama proses berlangsung, jumlah fibroblast akan berkurang dan jaringan kolagen
bertambah. Fase ini diakhiri dengan dimulainya pengerasan dan pemendekan jaringan di
area yang cedera.
Fase Remodelling (pembentukan kembali)
• Fase ini dimulai setelah 3-6 minggu hingga 3-12 bulan, dan ditandai dengan remodeling
jaringan kolagen yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari otot,
tendo dan jaringan lainnya. Latihan yang direkomendaksikan oleh dokter dan
dilaksanakan oleh fisioterapis sangat membantu proses penyembuhan ini.
• Lokasi yang sering mengalami sprain adalah pada daerah lutut, siku, ankle dan
persendian lain
B) Cedera Jaringan Keras
Cedera ini terjadi pada tulang atau sendi. Dapat ditemukan bersama dengan cedera jaringan
lunak. Proses penyembuhan kurang lebih sama dengan proses penyembuhan jaringan lunak,
diawali oleh terbentuknya hematoma, lalu diikuti oleh terbentuknya pembuluh darah baru dan
seterusnya hingga terbentuk kembali tulang seperti semula. Proses ini membutuhkan waktu yang
lebih lama.
MACAM MACAM CEDERA DALAM OLAHRAGA
CEDERA OLAHRAGA SECARA UMUM
▪ CEDERA OLAHRAGA AKUT
▪ CEDERA OLAHRAGA KRONIS

Contoh Cedera Olahraga Akut


Kram Otot
1. Kram otot pada betis
2. Telapak kaki
3. Perut
4. Tangan
Cedera Robekan Ligamen
1. Cedera robekan otot paha belakang (hamstring),
2. Sendi pergelangan kaki (ankle sprain),
3. Cedera robekan ligamen sendi lutut ACL (knee sprain),
4. Cedera robekan tendon otot gelang bahu (rotator cuff tear atau shoulder sprain),
5. Cedera robekan ligamen sendi pergelangan tangan (wrist sprain),
6. Serta nyeri daerah tulang kering betis (shin splint).
Contoh Cedera Olahraga Kronis
Jenis cedera yang masuk dalam ketegori kronis :
1. Nyeri radang jaringan ikat telapak kaki plantar fascia,
2. Nyeri punggung bawah (low back pain),
3. Nyeri pangkal paha (groin atau hip pain),
4. Inflamasi ligamen sendi siku (tennis elbow)
CEDERA OLAH RAGA AKUT
KRAM OTOT
Pengertian : Kram otot merupakan rasa nyeri yang terjadi pada bagian tubuh yang terkena dan
bagian tubuh yang terkena tersebut tidak bisa digerakkan dalam beberapa menit.
CIDERA HAMSTRING
Hamstring adalah cedera pada jaringan otot hamstring karena kerusakan langsung atau tidak
langsung akibat teregang melebihi batas normal.
Hamstring merupakan otot yang berada dipaha bagian belakang. Cedera ini ditandai dengan rasa
nyeri pada bagian paha yang disebabkan karena otot paha terlalu kelelahan, dan kurangnya
pemanasan sebelum melakukan olahraga.
Gejala
1. Nyeri tiba-tiba yang tajam dibelakang paha.
2. Beberapa mendeskripsikan adanya sensasi ‘ledakan’ atau robekan.
3. Ada pula nyeri yang general dan sensasi lembut pada tempat cedera.
4. Pasien mungkin mengeluh kencang, kelemahan, dan berbagai gangguan gerak.
5. Berdasarkan keparahan cedera, seorang individual dapat atau tidak dapat meneruskan
aktivitas, dan terkadang tidak mampu menahan beban pada tungkai yang terkena cedera.
6. Pembengkakan dan ekimosis bervariasi dan dapat terhambat untuk beberapa hari.
Penanganan Hamstring :
Hamstring tingkat satu
 Pada keadaan ini, bagian yang mengalami cedera cukup diistirahatkan untuk memberi
kesempatan regenerasi.
Hamstring Tingkat II
 Pada keadaan ini penanganan yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip RICE (Rest,
Ice, Compression and Elevation).
 Tindakan istirahat yang dilakukan sebaiknya dalam bentuk fiksasi dan imobilisasi (suatu
tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara
balut tekan, spalk maupun gibs.
 Tindakan imobilisasi dilakukan selama 3-6 minggu.
 Terapi dingin yang dilakukan dilakukan pada fase awal cedera. Pada fase lanjut terapi
dingin digantikan dengan terapi panas. Pada keadaan subkronis dimana tanda tanda
peradangan sudah menurun dilakukan terapi manual berupa massage.
 Pada fase akhir dapat dilakukan terapi latihan untuk memaksimalkan proses
penyembuhan.
Hamstring Tingkat III
Pada keadaan ini, penderita diberi pertolongan pertama dengan metode RICE dan segera diikirim
kerumah sakit untuk dijahit dan menyambung kembali robekan otot-tendon (myotendinous)
Cedera olahraga serta penyakit terkait olahraga
1. Cedera Olahraga tidak hanya berupa kerusakan yang mendadak yang terjadi saat olahraga
seperti strains dan laserasi pada jaringan lunak sistem musculoskeletal namun termasuk
didalamnya ada sindroma overuse yang merupakan akibat jangka panjang dari sesi
latihan dengan gerakan atau postur tubuh yang monoton dan berulang-ulang
2. Jumlah rata-rata cedera olahraga ditemukan lebih tinggi secara bermakna pada saat
pertandingan (13.8 cedera per 1000 atlet) dibandingkan pada saat latihan (4 cedera per
1000 atlit). Lebih dari 50% cedera yang dialami atlet terjadi pada ekstremitas bawah.
3. Hingga saat ini belum ada kriteria prediktif yang tepat untuk mengetahui kapan pasien
boleh kembali beraktifitas namun peran dokter spesialis kedokteran olahraga sangat
diperlukan guna mencegah dan mengatasi cedera pada atlet, serta mengurangi
rekurensinya sehingga dapat mencegah morbiditas pada atlet.
4. Aspek kesehatan dan kerentanan atlet terhadap penyakit-penyakit infeksi tertentu juga
perlu diperhatikan karena terdapat pengaruh latihan terhadap imunitas.

TRAUMA TENDON
 Ruptur tendon adalah Robek, pecah atau terputusnya tendon
 Tendon merupakan jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang
 Quadriseps  vastus lateralis, medialis vastus, intermedius vastus, dan rektus femoris
 Achilles  gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris
 Rotator Cuff  supraspinatus, infraspinatus, teres minor, dan m. subskapularis
Klasifikasi
 Peritenonitis (Paratenonitis, tenosynovitis)
 Peritenonitis dengan tendinosis
 Tendinosis
 Tendinitis
PATOFISIOLOGI
• Kerusakan otot karena trauma langsung maupun tidak langsung
• Otot tertarik pada posisi yang salah
• Kontraksi berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap
PENYEBAB
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecah
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
TANDA DAN GEJALA
1. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau
betis
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan
3. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit
4. Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik
Pemeriksaan Penunjang
1. Pergerakan otot dan tumit, jika pergerakan tersebut lemah atau tidak ada maka dicurigai
cedera tendon Achilles
2. Pemeriksaan dengan sinar-X

Anda mungkin juga menyukai