Anda di halaman 1dari 28

CEDERA OTOT PADA TUNGKAI

BAWAH

Presented By :

Alfiani Nurfauziah
Dewi Novitasari
Dini Andriani
Eka Rahayu
Gilang Yunika
Ismi Rangga S
Tiya Maryati
Warnoto
PENGERTIA
N
Cedera otot adalah kondisi dimana otot
merasakan rasa sakit tiba-tiba setelah
melakukan aktivitas fisik seperti latihan.
Cedera otot merupakan hal yang biasa terjadi
secara mendadak, hal tersebut akan
menganggu aktivitas sehari-hari.
ANATOMI FISIOLOGI
 Muskulus tibialis anterior. Fungsinya menggangkat pinggir
kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
 Muskulus ekstensor falangus longus. Fungsinya meluruskan
jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki.
 Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki

 Otot akiles (tendo achilles). Fungsinya meluruskan kaki di


sendi kalkaneus dan membengkokkan tungkai bawah patela
(muskulus popliteus)
 Muskulus falangus longus. Berpangkal pada fibula, ototnya
melewati falang dan melekat pada ruas falang. Fungsinya
membengkokkan falang.
 Otot tulang tibia (muskulus tibialis
posterior). Berpangkal pada selaput antara  tulang dan
melekat pada pangkal falang. Fungsinya dapat
membengkokkan kaki di sendi kalkaneus dan metatarsal
di sebelah ke dalam.
 Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki,
fungsinya dapat meluruskan jari kaki.
CEDERA OTOT PADA TUNGKAI BAWAH
 Strain
Strain adalah “tarikan otot” akibat penggunaan berlebihan, peregangan
berlebihan, atau stres yang berlebihan. Strain adalah robekan mikroskopis tidak
komplit dengan perdarahan ke dalam jaringan

Klasifikasi
Derajat I atau Mild Strain (Ringan)
Yaitu adanya cidera akibat penggunaan yang berlebihan pada penguluran unit
muskulotendinous yang ringan berupa stretching atau kerobekan ringan pada otot
atau ligament.
Gejala yang timbul :
 Nyeri lokal
 Meningkat apabila bergerak/bila ada beban pada otot

Tanda-tandanya :
 Adanya spasme otot ringan
 Bengkak
 Gangguan kekuatan otot
 Fungsi yang sangat ringan
Komplikasi :
 Strain dapat berulang

 Tendonitis

 Perioritis

Perubahan patologi : Adanya imflasi ringan dan mengganggu


jaringan otot dan tendon

Terapi : Biasanya sembuh dengan cepat dan pemberian


istirahat,kompresi dan elevasi,terapi latihan yang dapat
membantu mengembalikan kekuatan otot

Derajat II atau Moderate Strain (Ringan)


Yaitu adanya cidera pada unit muskulotendinous akibat
kontraksi/pengukur yang berlebihan.
Gejala yang timbul :
 Nyeri local

 Meningkat apabila bergerak/apabila ada tekanan otot

 Spasme otot sedang

 Bengkak

 Tenderness

 Gangguan kekuatan otot dan fungsi sedang

Komplikasi sama seperti pada derajat I :


 Strain dapat berulang

 Tendonitis

 Perioritis

Terapi :
 Immobilisasi pada daerah cidera

 Istirahat

 Kompres

 Elevasi

Perubahan patologi : Adanya robekan serabut otot


Derajat III atau Strain Severe (Berat)
Yaitu adanya tekanan/penguluran mendadak yang cukup berat.
Berupa robekan penuh pada otot dan ligament yang menghasilkan
ketidak stabilan sendi.
Gejala :
 Nyeri yang berat

 Adanya stabilitas

 Spasme

 Bengkak

 Tenderness

 Gangguan fungsi otot

Komplikasi : Distabilitas yang sama


Perubahan patologi : Adanya robekan/tendon dengan terpisahnya otot
dengan tendon.
Terapi : Imobilisasi dengan kemungkinan pembedahan untuk
mengembalikan fungsinya.
ETIOLOGI
 Pada strain akut : Ketika otot keluar dan berkontraksi
secara mendadak
 Pada strain kronis :Terjadi secara berkala oleh karena
penggunaaan yang berlebihan/tekanan berulang-
ulang,menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon)
PATOFISIOLOGI
 Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma
langsung (impact) atau tidak langsung (overloading).
Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang
salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi
kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin
muscles (otot pada kunci paha) hamstring (otot paha
bagian bawah),dan otot Quadriceps. Fleksibilitas otot
yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera
memar dan membengkak
MANIFESTASI KLINIS
 Nyeri mendadak
 Edema

 Spasme otot

 Haematoma

KOMPLIKASI

 Strain yang berulang


 Tendonitis
PENATALAKSANAA
N
Medis
 Dengan analgetik seperti Aspirin (300 – 600 mg/hari) atau Acetaminofen (300 – 600
mg/hari)
 Memberi obat yang mengandung vitamin B1,B6,dan B12 untuk mengembalikan
fungsi syaraf sehingga kesemutan hilang
Keperawatan
 Memperbaiki aliran darah di bagian tubuh yang kesemutan

 Bisa juga dengan pengobatan akunputur

 Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol

 Mengkonsumsi buah pisang atau kelapa muda

 Penatalaksaan lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

 Penerapan dingin, dengan kantong es 240C

 Pembalutan atau wrapping eksternal, dengan pembalutan atau pengendongan bagian


yang sakit.
 Posisi ditinggikan atau diangkat, dengan ditinggikan jika yang sakit adalah
ekstremitas.
 Latihan ROM, latihan pelan-pelan dan penggunaan semampunya sesudah 48 jam.
Penyangga beban. Semampunya dilakukan penggunaan secara penuh.
Kram otot
Kram adalah nyeri akibat spasme otot (kejang/kaku otot) yang
pada umumnya sering terjadi di daerah kaki yang timbul karena
otot berkontraksi terlalu keras. Daerah yang paling sering kram
adalah otot betis di bawah, belakang lutut, dan juga jari kaki.

Penyebabnya
Pada umumnya penyebab kram tidak diketahui (idiopatik).
Sementara ahli berpendapat bahwa kram terjadi ketika otot yang
sudah dalam posisi mengkerut dirangsang untuk kontraksi. Hal
ini terjadi saat kita tidur dengan posisi dengkul setengah ditekuk,
dan telapak kaki sedikit mengarah ke bawah. Pada posisi ini otot
betis agak tertekuk dan mudah terkena kram. Itulah mengapa
gerakan pelenturan sebelum tidur dapat mencegahnya.
Penyebab lain :
 Beberapa jenis obat dapat memberikan efek samping berupa
kram. Golongan obat ini antara lain: diuretik, nifedipine,
cimetidine, salbutamol, statins, terbutaline, lithium, clofibrate,
penicillamine, phenothiazines, dan nicotinic acid.
 Dehidrasi

 Ketidakseimbangan zat garam dalam darah (misalnya, kadar


kalsium atau potasium terlalu rendah)
 Kehamilan, terutama pada trimester akhir

 Kelenjar tiroid yang kurang aktif

 Penyempitan arteri kaki yang menghambat sirkulasi

 Gangguan saraf

 Sirosis hati
Pada kondisi di atas, kram hanyalah satu dari beberapa gejala
lainnya. Bila tidak ada gejala lain, kemungkinan besar kram
bersifat idiopatik dan bukan karena kondisi di atas. Hal -hal yang
menyebabkan kram yang lainnya adalah:
 Otot yang kelelahan

 Penggunaan otot yang berlebihan

 Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K) karena keluar melalui


keringat
 Penumpukan asam laktat ( hasil metabolisme di otot)

 Terganggunya oksigenisasi jaringan otot

 Terganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot


PENANGANA
N
Gerakan pelemasan (stretching) dan pemijatan biasanya
dapat meredakan serangan kram. Obat pengurang sakit
biasanya tidak bermanfaat karena tidak cukup cepat
bekerja. Namun, pengurang sakit seperti paracetamol
mungkin bermanfaat meringankan nyeri dan lemas otot
yang kadang masih berlangsung hingga 24 jam setelah
hilangnya kram.
Mengatasi kram pada jari kaki :
 Cari tempat duduk / tempat bersandar

 Lepaskan alas kaki / sepatu

 Angkat telapak kaki yg sakit ke atas pangkuan, atau angkat kaki dan luruskan

 Jangan membungkuk, karena posisi membungkuk bisa menekan daerah perut

 Perhatikan arah tekanan otot ketika terjadi serangan kram : bila kram
menyebabkan jemari kaki dalam keadaan menguncup ke bawah, gunakan
tangan anda untuk secara perlahan menekan jemari kaki kearah atas hingga
membuka/normal kembali. Pijat bagian otot yang menyempit, gosok-gosok,
remas atau tekan-tekan.
 Bila kram telah reda, pijat telapak kaki agar aliran darah kembali lancar dan
regangkan jari-jari kaki. Peregangan yang berulang-ulang membantu untuk
membawa darah yang kaya oksigen ke otot yang tegang untuk penyembuhan.
 Serangan kram akan menyebabkan kontraksi yang membuat otot memendek,
terapi ke arah berlawanan dengan serangan kram akan membantu membuat
otot kembali memanjang, namun harus dilakukan dengan perlahan karena
gerakan secara paksa/terlalu keras dan tiba-tiba dapat berisiko merobek serabut
otot itu.
Mengatasi kram pada betis kaki :
 Segera duduk atau bersandar pada dinding

 Secara perlahan, luruskan kembali lutut dengan bantuan tangan

 Jika lutut telah kembali lurus, pijat betis untuk melancarkan


peredaran darah
 Lakukan peregangan kaki (stretching) termasuk telapak kaki.
Peregangan yang berulang-ulang membantu untuk membawa
darah yang kaya oksigen ke otot yang tegang untuk penyembuhan
 Meski kram sudah mereda, istirahat dulu beberapa menit sebelum
kembali beraktifitas.
 Jika diperlukan kompres betis pada bagian otot yang tegang.  Jika
kram menyebabkan cedera, kompres dengan es dapat mengurangi
pembengkakan.
PENCEGAHAN
 Banyak Minum Air Putih
 Jangan Terlalu Sering Menggunakan Sepatu High Heels

 Pilih sepatu yang longgar

 Cukupi kebutuhan mineral tubuh

 Olahraga

 Menyiasati posisi tidur

 Buat kaki relax

 Konsultasi pada dokter anda


SPRAIN
 Sprain lebih dikenal dengan sebutan keseleo. Sprain adalah
bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul
sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah
pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan
ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri,
inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan
menggerakkan tungkai. Sprain terjadi ketika sendi dipaksa
melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti melingkar atau
memutar pergelangan kaki.
KNEE INJURIES

 Adalah cidera yang terjadi karena adanya paksaan dari tendon.


Saat mengalami cidera ini akan merasakan nyeri tepat dibawah
mangkuk lutut setelah melakukan latihan olahraga. Rasa sakit itu
disebabkan oleh gerakan melompat, menerjang maupun
melompat dan turun kembali.
SHIN SPLINTS
 Shin splints disebabkan oleh adanya robekan sangat kecil pada
otot-otot kaki bagian bawah yang berhubungan erat dengan
tulang gares. Pertama-tama akan mengalami rasa sakit yang
menarik-narik setelah melakukan lari. Apabila keadaan ini
dibiarkan dan terjadi terus, maka akan semakin parah, bahkan
dapat juga terasa sakit meskipun pada saat kita berjalan kaki.
Rasa sakit/perih tersebut biasanya terasa seperti adanya satu
atau beberapa benjolan kecil pada sepanjang sisi tulang gares.
 Shin splints tersebut dibedakan menjadi dua jenis menurut
lokasi rasa sakitnya. Anterior Shin Splints, yaitu rasa sakit
yang terjadi pada bagian depan (anterior) dari tulang gares
(tibia). Dan yang kedua adalah Posterior Shin Splints, rasa
sakit tersebut terasa pada bagian dalam (medial) kaki pada
tulang tibia
 Penyebab

 Anterior shin splints disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan


otot kaki, penyerapan goncangan oleh kaki yang tidak cukup
(tidak sesuai), lari dengan posisi kaki jinjit, atau terjadinya
pronasi yang berlebihan pada kaki. Kelompok otot posterior yang
berada di belakang kaki bagian bawah berperan sekali terutama
pada waktu menggerakkan tubuh kita ke arah depan. Pada
umumnya otot-otot ini lebih kuat daripada otot-otot pada bagian
depan kaki bawah, sehingga hal ini akan menimbulkan adanya
ketidakseimbangan otot.
ACHILLES TENDON
INJURIES
 Cedera pada tendon achilles ini menempati peringkat pertama
yang sering terjadi pada atlet dan paling sulit untuk
merawat/menyembuhkannya. Cedera tersebut berkisar dari
tendinitis ringan sampai pada pemutusan tendon yang parah.
Kunci dari diagnosa tahap-tahap cidera ini adalah pengenalan
pada tanda-tanda dan gejala-gejala yang terjadi.
 Gejalanya :

 Terasa sakit di bagian belakang kaki atau diatas tumit

 Kadang ada kekakuan terutama pada pagi hari


PENYEBA
B
 Regangan berulang atau intens pada tendon achilles,

Faktor yang dapat meningkatkan :


 Jenis kelamin dan usia

 Masalah fisik

 Pelatihan

 Kondisi medis
ISCHIALGI
A
OSTEOPHYT
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai