Anda di halaman 1dari 33

FISIOTERAPI SPORT

Tutor : Sulfandi,S.Ft.,M.Fis.,AIFO

SPRAIN ANKLE

Kelompok 11
Fitrianty - Syamsidar Hidayah - Safitri
Definisi
Sprain ankle merupakan
cidera pada sendi ankle,
berupa sobekan pada
ligamentum akibat terjadinya
stretch berlebihan yang
mendadak atau penggunaan
berlebihan yang berulang-
ulang pada sendi.
Foot Bones
Lateral Ankle
Medial Ankle
Anterior Ankle
Posterior Leg and Ankle
BIOMEKANIK
OSTEOKINEMATIK
Axis frontalis – bidang sagital : dorsofleksi & plantarfleksi
- Dorsifleksi : 00 - 200
- Plantarfleksi : 00 - 500
Axis sagital – bidang frontal : inversi & eversi
- Inversi : 00 - 350
- Eversi : 00 - 250
Epidemiologi
Ankle sprain diperkirakan mencapai 30% dari cedera di klinik kedokteran olahraga
dan merupakan cedera muskuloskeletal yang paling sering. Lebih dari 23.000 orang per hari
di Amerika Serikat, termasuk atlet dan non-atlet, memerlukan perawatan medis untuk
keseleo pergelangan kaki. Dengan kata lain, kasus insiden diperkirakan 1 kasus per 10.000
orang per hari. Sebuah studi Angkatan Darat A.S. menemukan bahwa ankle sprain adalah
cedera kaki dan pergelangan kaki yang paling umum pada personel Angkatan Darat yang
bertugas aktif dengan kejadian 103 keseleo per 1000 orang per tahun. (medscape, 2019)

https://www.medscape.com/answers/1907229-95137/what-is-the-prevalence-of-ankle-sprains
ETIOLOGY
 Cidera olahraga
 Berjalan di permukaan yang tidak rata
 Adanya gangguan keseimbangan
 Kaki terselip pada saat naik turun tangga
 Kehilangan keseimbangan saat menggunakan high heels
 adanya weak or stiff ankles, dikarenakan previous injury
PATOFISIOLOGI
Gerakan mendadak ke sisi
medial malleolus bisa
lateral atau ke sisi medial
ankle kehilangan stabilitasnya

ligament anterior atau


ligament anterior talofibular
posterior talofibular
overstrech
torn/ruptur
Type sprain ankle
Cidera inversi - penyebab paling umum dari keseleo
pergelangan kaki. Ini disebabkan oleh kaki yang
menggelinding ke bagian dalam kaki Anda.

Cidera eversi- Lebih jarang, kaki berguling ke luar


dan pergelangan kaki Anda mengarah ke bagian dalam
kaki Anda.

High ankle sprain - paling jarang terjadi. Bisa terjadi


saat kaki dipaksa berputar ke arah luar (menjauhi kaki
lainnya), atau saat kaki tertanam sehingga tidak bisa
bergerak dan kaki diputar ke arah dalam.
Grade SPRAIN
 Grade I Sprain: (mild) merupakan cedera yang tidak diikuti
oleh kerusakan dari jaringan tubuh, misalnya kekuatan dari
otot dan kelelahan. Pada cedera ini biasanya tidak diperlukan
pengobatan apapun, dan akan sembuh dengan sendirinya
setelah istirahat beberapa waktu.

 Grade II Sprain: (moderate) Merupakan cedera dengan


tingkatan kerusakan jaringan lebih nyata, dan berpengaruh
pada reformance. Keluhan biasanya berupa nyeri, bengkak,
dan gangguan fungsi tanda-tanda inflamasi atau robeknya
ligament.

 Grade III Sprain: (severe) Merupakan cedera yang serius,


yang ditandai akan adanya kerusakan pada jaringan tubuh,
seperti robek otot, ligament maupun fraktur atau bahkan patah
tulang.
Normal ankle Grade 1

Grade 2 Grade 3
Gambaran Klinis
 Peradangan
 Nyeri lokal
 Swelling
 Memar
 Kehilangan/menurunnya fungsi
 Elastisitas Ligament menurun
Komplikasi

kronik pain
kronik joint instability
serangan arthritis pada sendi
re- injury ankle joint or other
Proses penyembuhan ligamen sama dengan jaringan tubuh lainnya. Ligamen tidak dapat
pulih dengan cepat karena darah yang tersuplai sedikit, berikut merupakan fase
penyembuhan ligamen :
 Fase I Hemoragik
Setelah terjadinya kerusakan jaringan, celah yang ada di area kerusakan akan diisi oleh gumpalan
darah (hematoma). Leukosit dan limfosit akan muncul yang dipicu oleh lepasnya sitokinin pada
gumpalan darah. Kemudian leukosit dan limfosit merespon sinyal autrokin dan parakrin untuk
diterjemahkan sebagai respon inflamasi karena adanya luka.
 Fase II Inflamasi
Makrofag akan muncul 24-48 jam dan menjadi sel utama dalam beberapa hari. Makrofag akan
memfagositosis jaringan yang nekrosis dan menyebabkan neovaskularisasi. Setelah hari ketiga
area yang rusak akan mengandung makrofag, PMN leukosit, limfosit dan sel mesensimal, faktor
pertumbuhan dan platelet. Faktor pertumbuhan akan menstimulasi fibroblas untuk berpoliferasi
dan sintesis kolagen tipe I, III dan V sebagai protein non kolagen.
 Fase III Proliferasi
Sel terakhir yang terdapat pada jaringan yang rusak adalah fibroblast. Fibroblas memiliki
reticulum endoplasma yang berlimpah dan memproduksi kolagen dan protein lain dalam
satu minggu masa cedera. Setelah minggu kedua baru terbentuk jaringan baru dan serabut
kapiler pembulu darah.
 Fase IV Remodelling dan Maturasi
Merupakan fase yang ditandai dengan penurunan bertahap di dalam seluler pada jaringan
yang mengalami proses penyembuhan. Ligamen sudah mengalami remodeling, jaringan
menjadi kuat tapi tidak seperti morfologi normalnya. Cedera ligamen dapat pulih kembali
selama tiga tahun untuk mengembalikan kekuatannya. Biasanya ligamen dapat pulih 50%
selama 6 bulan pasca cedera, 80% setelah 1 tahun dan 100% setelah 1-3 tahun.
Proses Fisioterapi
Diagnosis
 DD :
 History of trauma
• Ruptur Tendon Achilles
 Swelling/discoloration
• Fraktur.
 Pain/tenderness
 Eversion restriction
 Spesific Test :
• Anterior drawer test
• Squeeze Test.
• External Rotation Test
• Talar Tilt - ATFL/CFL
 X-ray
The anterior drawer test and the inversion stress test

The inversion stress test dapat



digunakan untuk menilai integritas
ligamen kalkaneofibular.

Anterior drawer test bertujuan


melihat adanya kerusakan pada
ligamen, khususnya ATFL
(Anterior TaloFibular Ligamen).
Talar Tilt - ATFL/CFL
Inversion Talar Tilt, Tujuan dari tes ini
adalah untuk mengetahui adanya gangguan
pada bagian lateral ankle, positif apabila
terdapat nyeri.

Eversion Talar Tilt, Tujuan dari tes ini


adalah untuk mengetahui adanya kerusakan
pada bagian medial ankle, positif apabila
terdapat nyeri.
Functional Rehabilitation

 Imobilisasi yang berkepanjangan merupakan


kesalahan yang paling umum terjadi.
 Components of rehabilitation are:
1. Mengontrol oedem
2. Mengontrol rentang gerak/ROM
3. Latihan penguatan otot progresif
4. Proprioceptive training
5. Activity-specific training
Mengontrol oedem
 R : REST : Berhenti melakukan aktivitas yang dapat
memicu nyeri muncul dan biarkan ankle sembuh
perlahan-lahan.
 I : ICE : Gunakan sekantong es selama 20 menit untuk
mengurangi nyeri. Lakukan selama 4-5x sehari
 C : Compression : Gunakan bandage untuk
mensupport dan stabilisasi ankle dan utnuk mengurangi
pembengkakan.
 E : Elevation : letakkan kaki lebih tinggi dari jantung
untuk membantu mengurangi pembengkakan.
 Taping Drainage
Kinesio Taping Ankle

Oedem (sprain) pd Ankle


Range of Motion 
 Achilles tendon stretch, nonweight-bearing. Gunakan
handuk untuk menarik kaki ke arah wajah. Peregangan
tanpa rasa sakit selama 15 sampai 30 detik; lakukan lima
pengulangan; ulangi tiga sampai lima kali sehari.
Pertahankan ekstremitas dalam posisi nonravitasi dengan
kompresi.
 Achilles tendon stretch, weight-bearing. Berdiri dengan
tumit di lantai dan tekuk lutut. Peregangan tanpa rasa sakit
selama 15 sampai 30 detik; lakukan lima pengulangan;
ulangi tiga sampai lima kali sehari.
 Alphabet exercises, Gerakkan pergelangan kaki dalam
beberapa bidang gerakan dengan menggambar huruf
alfabet (huruf kecil dan huruf besar).
 Ulangi empat sampai lima kali sehari. Latihan dapat
dilakukan bersamaan dengan cold therapy.
Muscle Strengthening
 Isometric exercises, Latihan isometrik, Resistensi dapat diberikan oleh
benda tak bergerak (dinding atau lantai) atau kaki kontralateral. Untuk setiap
latihan, tahan 5 detik; lakukan 10 pengulangan; ulangi tiga kali sehari.
Latihan penguatan sebaiknya hanya dilakukan pada posisi yang tidak
menimbulkan rasa sakit.
 Plantar flexion, Dorong kaki ke bawah (menjauhi kepala).
 Dorsiflexion, Tarik kaki ke atas (ke arah kepala). 
 Inversion, Dorong kaki ke dalam (menuju garis tengah tubuh).
 Eversion, Dorong kaki ke luar (menjauhi garis tengah tubuh).
 Untuk setiap latihan, tahan 1 detik untuk komponen konsentris dan lakukan
komponen eksentrik selama 4 detik; lakukan tiga set 10 pengulangan; ulangi
dua kali sehari.
Muscle-Strengthening Exercises

AAFP website article; Management of Ankle Sprains January 1, 2001


Muscle Strengthening

 Toe curls and marble pickups,


Tempatkan kaki di atas handuk; lalu tekuk jari-jari
kaki, gerakkan handuk ke arah tubuh. Gunakan jari
kaki untuk mengambil kelereng atau benda kecil
lainnya. Dua set 10 pengulangan; ulangi dua kali
sehari. Latihan ini bisa dilakukan sepanjang hari, di
tempat kerja atau di rumah.
 Toe raises, heel walks and toe walks,
Angkat tubuh dengan mengangkat jari kaki.
Berjalan maju dan mundur dengan jari kaki dan
tumit. Tiga set 10 pengulangan; ulangi dua kali
sehari; kemajuan berjalan seperti yang ditoleransi.
Penguatan dapat terjadi dengan menggunakan
tubuh sebagai tahanan dalam posisi menahan
beban.
Proprioceptive training
1. Warrior 2. Squat with bosu 3. Single leg Squad with bosu 4. Hand Clock Drill

5. Foot Clock Drill 6. Step-up and Hold 7. Jump to Box


Training for Return to Activity
 Ketika berjalan dalam jarak tertentu tidak lagi dibatasi oleh
rasa sakit, pasien dapat melanjutkan ke rejimen berjalan 50
persen dan joging 50 persen.
 Jika ini bisa dilakukan tanpa rasa sakit, jogging akhirnya
berkembang menjadi lari ke depan, ke belakang, dan pola.
Lingkaran dan angka delapan biasanya digunakan untuk
menjalankan pola.
 Meskipun rutinitas ini memakan waktu, mereka mewakili fase
terakhir dan penting untuk pemulihan stabilitas pergelangan
kaki.
EVALUASI
 Sebelum & setelah diterapi
 Nyeri (VAS)
 Limitasi LGS (goniometer)
 Rasa percaya diri klien (perasaan)
 Berkala
 Nyeri (VAS)
 Tingkat kekuatan otot (MMT)
 Spasme
 Limitasi LGS (goniometer)
 Gangguan ADL
 Rasa percaya diri klien (perasaan)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai