Anda di halaman 1dari 36

SPORT PHYSIOTHERAPY

Tutor : Desy Annisa Perdana S.Ft, Physio,


M.Biomed

GIZI
ATLET

Massi Sitanggang & Wahyuni


Agenda 01 Perhitungan Kebutuhan Energi

Style
02 Perhitungan Nilai Kalori Bahan
Makanan

03 Pemeriksaan Status Gizi

04 Gizi Untuk Pembinaan Prestasi


Olahragawan/Atlet
REVIEW

Pencapaian prestasi yang optimal seorang atlet


ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya
bakat (talenta), latihan optimal, penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta asupan gizi.

Nutrisi yang optimal sangat penting untuk


kinerja puncak sehingga Atlet harus
menetapkan tujuan nutrisi dan menerjemahkan
ke dalam strategi diet untuk mendukung
pelatihan intensif dan konsisten yang akan
mengarah pada peningkatan kinerja dan
mencegah timbulnya kelelahan (Leonarda.
Galiuto et all,2018)
Energi yang cukup harus berasal dari
berbagai makanan yang menyediakan
karbohidrat, protein, lemak, dan
mikronutrien
Nutrisi memainkan peran penting
Why dalam tiga aspek nutrisi pelatihan
kekuatan atlet :
Its 1)Bahan bakar khusus olahraga dan
important latihan kekuatan
2)Pemulihan diantara sesi latihan
3)Promosi adaptasi latihan pada otot
dan jaringan lainnya
(Lambert dan Flynn,2002)
A. Perhitungan Kebutuhan Energi
•Kebutuhan energi olahragawan dan wanita dalam latihan sangat
bervariasi, terutama bergantung pada massa tubuh dan beban
latihan (Abir Al Mahmud et all, 2020)

•Kebutuhan energi dihitung dengan memperhatikan beberapa


komponen penggunaan energi yaitu :

01 Indeks Massa Tubuh ( IMT )

02 Basal Metabolic Rate (BMR)

03 Specific Dynamic Action (SDA)

04 Aktivitas Fisik

05 Faktor Pertumbuhan
LANGKAH 1

Indeks massa tubuh biasanya digunakan untuk mengklasifikasikan berat


badan seseorang. Merupakan pembagian berat badan dalam kg oleh
tinggi badan dalam satuan meter dikwadratkan

Namun dalam kasus atlet yang mungkin memiliki berat badan tinggi
karena massa tubuh tanpa lemak yang lebih tinggi menyebabkan
IMT kesalahan klasifikasi atlet sebagai kelebihan BB atau obesitas.
Tes lipatan kulit ( skinfold test) memberikan penilaian tubuh yang
lebih akurat daripada BMI pada atlet remaja
(William C. Etchison,2011)

Penilaian IMT dan presentase lemak tubuh /komposisi tubuh berdasarkan


persyaratan olahraga,ukuran dan bentuk tubuh atlet, dan konsultasi antara
atlet dan pelatih
Merupakan jumlah energi yang dikeluarkan untuk
aktivitas vital tubuh seperti denyut jantung,
bernafas, transmisi elektrik pada otot dan lain-lain.

Ditentukan sesuai dengan jenis kelamin, umur dan


Langkah 2 berat badan.
Basal Metabolic Rate
(BMR) Cara menentukan BMR dengan melihat tabel 1
atau tabel 2.

BMR ditambah dengan specific dynamic action


(SDA) yaitu
10% BMR = BMR + SDA (10% BMR)
Spesific dynamic action adalah
penggunaan energi sebagai akibat dari
makanan itu sendiri.yaitu untuk
mengolah makanan dalam
tubuh, yaitu pencernaan makanan, dan
penyerapan zat gizi, serta transportasi
zat
gizi.

Spesific dynamic action dari tiap


makanan atau lebih tepatnya zat gizi
berbeda-beda. Baik protein,karbohidrat
atau lemak.
Akan tetapi spesific dynamic action dari
campuran makanan besarnya kira-kira
10% dari basal metabolisme
Menurut WHO aktifitas fisik (physical activity)
merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi

Langkah 3

AKTIVITAS
FISIK
Aktivitas fisik = Pengeluaran energi untuk
aktivitas fisik harian ditentukan
oleh jenis, intensitas dan lamanya aktivitas
fisik dan olahraga.

Cara perhitungan

1. Aktifitas fisik setiap hari ditentukan


tingkatnya
2. Kemudian hitung besarnya energi untuk
aktifitas fisik tersebut ( tanpa kegiatan
olahraga).
3. Pilih tingkat aktifitas fisik sesuai, baik
untuk perhitungan aktifitas total maupun
perhitungan aktifitas fisik yang terpisah dan
jumlahkan
4. Gunakan tabel 3 untuk menentukan
tingkat aktifitas total.
5. Kalikan faktor aktifitas fisik dengan BMR
yang telah ditambah SDA
Langkah 3.
AKTIVITAS OLAHRAGA

Setiap aktifitas olahraga memerlukan energi


untuk kontraksi otot.
Besar energi yang digunakan tergantung dari
jenis, intensitas dan lamanya aktifitas olahraga.

Kebutuhan energi berdasarkan aktifitas olahraga (kal/mnt).


Cara perhitungan

•Tentukan penggunaan energi sesuai dengan


latihan atau pertandingan olahraga dengan
menggunakan tabel 4
•Kalikan jumlah jam yang digunakan untuk
latihan per minggu dengan besar energi yang
dikeluarkan untuk aktifitas olahraga
•Total energi yang didapatkan dari perhitungan
energi dalam seminggu,kemudian dibagi dengan
7 untuk mendapatkan penggunaan energi yang
dikeluarkan per hari.
•Tambahkan besarnya penggunaan energii ni
dengan besarnya energi yang didapatkan dari
perhitungan aktivitas fisik.
Jonnalagadda, S. S., Skinner, R., & Moore, L. (2004)
B. Perhitungan Nilai Kalori Bahan Makanan

Kalori diartikan sebagai satuan unit yang digunakan


untuk mengukur nilai tenaga atau energi, kandungan
kalori di dalam suatu makanan bergantung pada
kandungan karbohidrat, protein, dan lemak pada
makanan itu sendiri (Graha, 2010)
Lestari Dwi Asih & Maya Widyastiti,2016
Perlu keseimbangan antara energi
yang dikeluarkan (Calory output/
calory expenditure/keluaran energi)
dengan energi yang berasal dari
makanan (calory intake/ calory
input/asupan makanan) untuk
menjaga dan mempertahankan fungsi
tubuh
Untuk menghitung
nilai kalori bahan
makanan diperlukan
beberapa instrumen
antara lain :

Nilai kalori makanan


•1 gram karbohidrat
dapat menghasilkan
4 kalori
•1 gram Lemak
menghasilkan 9
kalori
•1 gram protein
menghasilkan 4
kalori
 Contoh perhitungan nilai bahan makanan :

Beras giling 100 g mengandung


78,9 g karbohidrat , 0,7 g lemak , 6,8 g protein
Nilai Energi : (4 X 78,9) + (9 x 0,7) + 4 X 6,8) = 349,1 kkal
C. Pemeriksaan Status Gizi
Nutritional status (status gizi), adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara
asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme
tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda antarindividu, hal ini
tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, berat badan,
dan lainnya
Titus Priyo Harjatmo et all,2017
METODE PENILAIAN

Penilaian gizi secara langsung


Antropometri dengan mengukur beberapa parameter , antara lain : umur, berat badan, tinggi badan lingkar
kepala, lingkar lengan, dsb.
Pemeriksaan Klinis berdasarkan perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcakupan zat gizi,
seperti : Kulit, mata ,dsb.
Biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji laboratorium pada berbagai macam jaringan.
Biofisik  dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Penilaian gizi secara tidak langsung.
Survey konsumsi makanan dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang dikonsumsi.
Statistik Vital yaitu menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan
umur, dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Ekologi, malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara berbagai faktor fisik, biologis
dan lingkungan budaya.
Parameter Pengukuran Linear (Panjang)
•Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas menggambarkan cadangan lemak keseluruhan dalam tubuh.
Besarnya ukuran lingkar lengan atas menunjukkan persediaan lemak tubuh cukup
banyak, sebaliknya ukuran yang kecil menunjukkan persediaan lemak sedikit.
Skinfold Test
Digunakan untuk mengukur lemak tubuh
karena :

•skinfold adalah pengukuran yang baik untuk


mengukur lemak bawah Kulit
•Distribusi lemak di bawah kulit adalah sama
untuk semua individu termasuk jenis kelamin
•Ada hubunganantara lemak bawah kulit dan
total lemak tubuh
•Jumlah dari beberapa pengukuran skinfold
dapat digunakan untuk memperkirakan total
lemak tubuh.
LOKASI
SKINFOLD TEST
D. Gizi Untuk Pembinaan
Prestasi Olahragawan/Atlet
Asupan energi yang tepat merupakan hal terpenting dalam diet atlet
dengan menentukan kapasitas asupan makronutrien dan mikronutrien,
membantu dalam memanipulasi komposisi tubuh terkait performa
dalam persiapan seorang atlet

Kebutuhan energi bergantung pada pelatihan berkala dan siklus


kompetisi, akan bervariasi dari hari ke hari sepanjang rencana latihan
tahunan termasuk volume dan intensitas latihan

Atlet perlu mengkonsumsi energi yang cukup dalam jumlah dan waktu
asupan selama periode latihan intensitas tinggi dan / atau durasi lama
untuk menjaga kesehatan dan memaksimalkan hasil latihan.
Ketersediaan energi yang rendah dapat mengakibatkan hilangnya
massa otot yang tidak diinginkan; disfungsi menstruasi dan gangguan
hormonal; kepadatan tulang yang kurang optimal; peningkatan risiko
kelelahan, cedera, dan penyakit; adaptasi yang terganggu dan proses
pemulihan yang berkepanjangan
D. Travis Thomas,2018
Perencanaan Gizi Olahragawan

1. Perbaikan status gizi pada umumnya dilaksanakan pada periode persiapan

dimulai sejak awal periode persiapan apabila atlet telah memiliki status gizi
2. Pemeliharaan status gizi normal, sedangkan atlet yang belum memiliki status gizi normal
pemeliharaan status gizi dilakukan setelah status gizi normal tercapai

pada periode pertandingan perlu disusun perencanaan makanan: sebelum


3. Pengaturan gizi pertandingan bertanding, saat bertanding dan setelah bertanding, terutama untuk
olahraga yang memerlukan waktu bertanding lebih dari 60 menit

Perencanaan makanan untuk memulihkan kondisi fisik olahragawan,


4. Pemulihan Status gizi. dilaksanakan pada periode transisi
hal-hal yang perlu di perhatikan :
a) Bagi atlet yang menaikkan Berat Badan:
Kebutuhan gizi sesuai menurut umur, jenis kelamin, BB
dan aktifitas.

1. Perbaikan Menu seimbang dengan aneka ragam bahan makanan.


Menu disesuaikan dengan pola makan atlet dan
pembagian makanan disesuaikan dengan jadwal
Status Gizi pertandingan.
Untuk meningkatkan kadar Hb, makanan yang
mengandung zat besi dari hewani lebih banyak diserap.
Tujuan Menambah makanan yang kaya vitamin C.
Meningkatkan status gizi untuk
menambah BB dan meningkatkan b) Bagi atlet yang menurunkan Berat Badan perlu
kadar Hb. diperhatikan:
Penurunan BB sebaiknya dilakukan pada persiapan
Menurunkan BB bagi atlet dengan umum.
olahraga yang perlu klasifikasi BB Mengurangi konsumsi energi 25% dari kebutuhan energi
tertentu seperti cabang olahraga tinju, atau 500 kalori untuk penurunan 0.5 kg BB/mgg atau 1000
karate, pencak silat, gulat. kalori untuk penurunan/kg/BB/mgg.
Menambah aktifitas.
Menu seimbang dan memenuhi kebutuhan gizi.
Tidak dilakukan penurunan berat badan secara drastis.
Hal yang perlu diperhatikan:

Konsumsi energi harus cukup, terutama karbohidrat


kompleks.
2. Pemeliharaan Mengatur diri sendiri, bahan bakar otot harus diisi
kembali setelah latihan.
Status Gizi Porsi makan kecil tapi sering.
Gunakan waktu istirahat sebaik mungkin. Gunakan
waktu ekstra untuk makan agar lebih santai.
Pemeliharaan status gizi dilakukan Maksimalkan kemampuan endurance/daya tahan
pada atlet dengan status gizi optimal, dengan meningkatkan kapasitas aerobik dan
mulai dari persiapan umum atau setelah meningkatkan kadar Hb serta maksimalkan regulator
masuk persiapan khusus. metabolisme dengan konsumsi vitamin dan mineral yang
Pemeliharaan status gizi dilakukan cukup.
dengan cara pengaturan makan yang Banyak makan sayur hijau dan buah berwarna kuning,
baik, terus memantau status
gizi/komposisi tubuh melalui pengukuran
serealia, kacang-kacangan. Kurangi lemak dan minyak.
BB pagi hari, tinggi badan dan Banyak minum air dan jus buah, jangan tunggu sampai
presentase lemak secara teratur. haus.
Timbang berat badan setiap hari untuk monitoring
status gizi (sesudah/sebelum latihan).
3. Pengaturan Gizi Pertandingan
1. Makanan Sebelum Bertanding
Tujuan pengaturan makanan sebelum
bertanding adalah:
a. Mencegah rasa lapar dan kelemahan,
b. Tubuh penuh energi meskipun perut
2. Makanan pada Hari Pertandingan
Tujuan:
kosong, memberi makanan dan cairan yang cukup untuk
c. Menjamin status hidrasi, memenuhi energi dan zat gizi agar cadangan glikogen
d. d. Alat percernaan tidak terbebani selama tetap terpelihara.
bertanding, Syarat
e. Agar atlet merasa siap bertanding. a. Cukup gizi sesuai dengan kebutuhan.
b. Protein cukup 10-12%, lemak 1-20%, hidrat arang
68-70% dari total Kalori.
c. Banyak mengandung vitamin.
d. Mudah dicerna, tidak bergas dan berserat, serta
tidak merangsang (pedas, asam).
e. Cairan gula diberikan dalam konsentrasi rendah.
3. Makanan Saat Bertanding

Pada umumnya pertandingan yang berlangsung lebih dari 90 menit, seperti marathon dan
balap sepeda,pada saat-saat bertanding di pos-pos tertentu terdapat tambahan makanan
untuk memenuhi kebutuhan kalori selama bertanding.
Sebaiknya makanan dalam bentuk cair, mengandung 400-500 Kalori, mislnya campuran
juice buah, gula dan tepung maizena, yoghurt dengan tepung-tepungan yang disesuaikan
dengan selera atlet. Makanan cair lebih cepat dicerna, diminum 2 jam sebelum bertanding.
Jenis makanan cair harus diperkenalkan dan dibiasakan dahulu sebelum dipergunakan
dalam pertandingan.
Jika atlet kurang menyukainya, dapat diberikan makan padat seperti pisang , crackers, kue
apem, dan lain-lain atau produk makanan suplemen yang mudah dan ringan dibawa yang
mengandung banyak karbohidrat.
4. Makanan Setelah Bertanding

Untuk mempersiapkan atlet mengikuti pertandingan pada hari berikutnya perlu disusun diet khusus,
dengan tujuan untuk memulihkan simpa-nan energi dan zat gizi (memulihkan simpanan glikogen,
mengembalikan status hidrasi dan keseimbangan elektrolit).
Syarat-syarat makanan setelah bertanding
a. Cukup energi, :
b. Tinggi karbohidrat (60-70%), vitamin dan mineral,
c. Cukup protein dan rendah lemak,
d. Banyak cairan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Setiap penurunan 500 gram berat badan tubuh memerlukan cairan pengganti sejumlah 500 cc. :
b. Pada penurunan berat badan 4-7% berat badan akan kembali normal setelah 24-48 jam.
c. Berikan minum dengan interval waktu tertentu.
d. Jenis minuman juice buah yang banyak mengandung kalium dan natrium, mislnya juice tomat,
belimbing, dll.
e. Untuk memulihkan kadar gula darah, tubuh memerlukan karbohidrat 1 gram /Kg berat badan,
berikan 1 jam setelah bertanding.
f. Pilihlah jenis karbohidrat kompleks dan disakarida.
g. Pada umumnya atlet malas makan setelah bertanding, untuk itu berikan ½ porsi dari biasanya dan
tambahlah makanan cair yang banyak karbohidrat.
4. Pemulihan Status Gizi
Masa pemulihan dapat diartikan sebagai masa akhir pertandingan,
dalam periodisasi latihan disebut masa transisi
Pada masa ini olahragawan tetap melakukan kegiatan fisik yang
bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik serta mempertahankannya
kualitas yang telah dicapai pada masa kompetisi, selanjutnya
dipersiapkan untuk memasuki masa periodisasi latihan.

Berbagai hal yang perlu dipertimbangkan


a. Kebutuhan energi disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan. :
b. Gizi seimbang dan bervariasi.
c. Tetap mengontrol berat badan agar selalu dalam batas-batas ideal.
d. Apabila status gizi menurun dapat dipergunakan susunan pola
hidangan peningkatan gizi. Bila status gizi tetap terpelihara, gunakan
susunan hidangan pemeliharaan status gizi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai