Anda di halaman 1dari 30

KONSEP

“KENYAMANAN-NYERI”

By : Richa Noprianty
1. PENGERTIAN

Kenyamanan: konsep sentral ttg kiat keperawatan.


Donahue (1989) : ” melalui rasa nyaman &
tindakan u/mengupayakan
kenyamanan…..perawat m`berikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan”.
Nyeri : suatu sensori subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau yang dirasakan
dalam kejadian2 dimana terjadi kerusakan
(IASP, 1979)
CONT’ PENGERTIAN NYERI
2. Tipe / Klasifikasi Nyeri
Menurut lamanya:Nyeri
akut
► pengalaman ► Satu kejadian
► Sumber ► Sebab eksternal atau
penyakit dari dalam
► serangan
► Mendadak
► waktu
► Sampai 6 bln
► Pernyataan nyeri ► Daerah nyeri tidak
diketahui
► Gejala-gejala klinis ► Pola respon khas dgn
gejala yg lebih jelas
► Pola ► Terbatas
► Biasanya berkurang
► Perjalanan setelah beberapa saat
Menurut lamanya:Nyeri
Kronis
► Pengalaman ► Satu situasi
► Sumber ► Tdk diketahui
/pengobatan yg lama
► Waktu ► > 6 bln
► Pernyataan nyeri ► Daerah nyeri sulit
dibedakan intensitasnya
► Gejala-gejala klinis ► Bervariasi dgn sdkt
gejala (adaptasi)
► Berlangsung terus, dpt
► Pola bervariasi
► Penderitaan meningkat
► Perjalanan stlh beberapa saat
Klasifikasi Nyeri Menurut Lokasi

1. Superfisial/kutaneus : akibat
stimulasi kulit, sebentar, terlokalisasi &
tajam. Ex : jarum suntik, luka potong
kecil
2. Viseral Dalam : akibat stimulasi organ
internal, bersifat difus, durasi lbh lama,
terasa tajam, tumpul /unik tergantung
organ yg terlibat. Ex : sensasi
pukul/crushing (angina pectoris),
sensasi terbakar (ulkus lambung)
3.Nyeri alih (Referred) : Nyeri terasa di
bagian tubuh yg terpisah dr sumber nyeri &
dpt terasa dgn berbagai karakteristik. Ex :
batu empedu ( selangkangan)
4.Radiasi : sensasi nyeri meluas dr tempat
awal cedera ke bag tbh bawah atau
sepanjang bag tbh, dpt menjadi
intermitten/konstan.
Ex : nyeri punggung bag
bawah akibat luka ulkus
dekubitus.
3. SIFAT NYERI :

 Menurut Mahon (1994) :


 Nyeri bersifat individu
 Tidak menyenangkan

 Merupakan suatu kekuatan yg


mendominasi
 Bersifat tidak berkesudahan
4. Komponen Fisiologi Nyeri
A. RESEPSI
Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik

Kerusakan sel/jaringan

Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor

Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen)

Serabut delta-A Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)


(Myelin (+), cepat)

Sensasi tajam, Impuls terlokalisasi buruk, viseral,


t`lokalisasi, & terus-menerus
melokalisasi sumber
nyeri, m`deteksi
intensitas nyeri

Di transmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin,


kalium)
Kornu dorsalis, medulla spinalis

Dilepaskan neurotransmitter : substansi P


ditransmisikan ke trac. Spinotalamus

SSP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik,


talamus, korteks sensori, korteks asosiasi)

Kompensasi tbh (mengirim stimulus kembali ke bawah


kornu dorsalis di medulla spinalis/sist nyeri desenden)

Neuroregulator (endorfin) yg menghambat stimulus nyeri

Nyeri berkurang
Mekanisme REFLEKS PROTEKTIF
Serabut delta-A

Impuls sensori ke medulla spinalis


(tempat sinaps dengan neuron motorik)

Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama


serabut saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat
lokasi stimulasi

Kontraksi otot

Respon refleks protektif


Jar.superfisial : menarik diri
Jar. Internal : memendek & menegang
STIMULUS NYERI :
1. Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri
mekano-sensitif, misalnya distensi
ductus, tumor
2. Thermal (panas/dingin) : diterima oleh
reseptor thermosensitif, misalnya
terbakar (akibat panas/dingin yg
ekstrem)
3. Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri
chemosensitif, misalnya perforasi organ
viseral
4. Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar
TEORI GATE CONTROL
 Peneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeri
tertentu di sist saraf
 Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :
“impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat
o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP,
impuls nyeri dibuka saat sebuah pertahanan
dibuka”.
contohnya : menggosok punggung dgn lambat,
teknik distraksi, konseling, & pemberian plasebo

melepaskan endorfin & dinorfin


B. PERSEPSI
Mrp titik kesadaran seseorang thd nyeri.
Stimulus nyeri  medulla spinalis,
thalamus, & otak tengah.
Dari thalamus  area otak, termasuk
korteks sensori & korteks asosiasi (di
kedua lobus parietalis), lobus frontalis,
dan sistem limbik (Paice, 1991).
Saat individu sadar akan nyeri : terjadi
reaksi kompleks.
3 sistem interaksi persepsi nyeri
(Meinhart & McCaffery, 1983) :

1. Sensori-diskriminatif
2. Motivasi-afektif
3. Kognitif-evaluatif
1. Sensori-diskriminatif
• Transmisi nyeri tjd antara talamus &
korteks sensori
• Seorang individu m`persepsikan lokasi,
keparahan, & karakter nyeri
• Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran
(ex : analgetik, anestetik, penyakit
serebral) menurunkan persepsi nyeri
• Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thd
stimulus (ex : ansietas, ggn tidur)
meningkatkan persepsi nyeri
2. Motivasi-afektif
• Interaksi antara p`bentukan sist
retikular & sist limbik m`hasilkan
persepsi nyeri
• P`bentukan retikular m`hasilkan
respons pertahanan, menyebabkan
individu m`interupsi atau m`hindari
stimulus nyeri
• Sistem limbik mengontrol respons
emosi & kemampuan yaitu koping
nyeri
3. Kognitif-evaluatif
• Pusat kortikal yg lebih tinggi di otak
memengaruhi persepsi
• Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri,
& emosi memengaruhi evaluasi thd
pengalaman nyeri
• Sist ini membantu sso
u/m`interpretasi intensitas &
kualitas nyeri, shg dpt melakukan
suatu tindakan
C. REAKSI
a. Respons Fisiologis
menstimulasi sistem saraf
otonom (simpatis & parasimpatis)
b. Respons Perilaku :
ada 3 fase pengalaman nyeri :
antisipasi, sensasi, & afterpain
1. Respon Sistem Saraf
Simpatis
• Dilatasi bronchiolus & Pe RR
• Peningkatan denyut Jantung (N)
• Vasokonstriksi perifer (pucat,
Pe TD)
• Peningkatan kadar glukosa darah
• Diaforesis
• Peningkatan ketegangan otot
• Dilatasi pupil
• Penurunan motilitas sal cerna
2. Respon sist saraf
parasimpatis
• Pucat
• Ketegangan otot
• Penurunan denyut jantung & TD
• Pernafasan cepat & tidak teratur
• Mual & muntah
• Kelemahan & kelelahan
3. Respon Perilaku
• Cemas, takut
• Ekspresi wajah : mengatupkan
geraham, menggigit bibir,
meringis, menangis,dsb
• Fokus perhatian hanya kpd
sensasi nyeri
• Apasia, bingung, atau disorientasi
• Depresi
Faktor-faktor yg mempengaruhi nyeri
pengalaman nyeri pd seseorang dpt dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya adalah :
1. Arti Nyeri. Di pengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia,
jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan, dan
pengalaman.
2. Persepsi Nyeri. Dipengaruhi oleh faktor yg dpt memicu
stimulasi nociceptor.
3. Toleransi Nyeri. Sdgkn yg menurunkan Peningkatan nyeri
dipengaruhi oleh alkohol,obat-obatan,hipnotis,gesekan atau
garukan, pengalihan perhatian, dll.
Toleransi dipengaruhi oleh kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,
nyeri yg tidak kunjung hilang, dll.
4. Reaksi terhadap Nyeri. Respon seseorg terhdp nyeri, seperti
ketakutan ,gelisah, cemas, menangis, dan menjerit.
Skala Nyeri 0 – 10
Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian &
Penatalaksanaan “ABCDE” Nyeri
A : Ask/ Tanyakan nyeri scr teratur
Assess/ Kaji nyeri scr sistematis
B : Believe/ Percaya apa yg dilaporkan K & klg serta
apa yg mereka lakukan u/menghilangkan nyeri
C : Choose/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok
u/K, klg, dan kondisi
D : Deliver/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, &
terkoordinasi
E : Empower/ Dayagunakan K & klg mereka
Enable/ Mampukan mereka mengontrol
pengobatan sejauh yg dpt dilakukan
III. MANAGEMEN NYERI
1. Intervensi farmakologis
2. Intervensi non-farmakologis
a. Distraksi : nonton TV, musik,
b. Relaksasi : nafas dalam, meditasi, yoga
c. Progress relaksasi
d. Guided Imagery
e. Massage
f. Therapeutik touch
g. Aromatherapy
h. Acupunctur
I. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutan
j. Hypnosis
TERIMA KASIH
Selamat Belajar !!!

Anda mungkin juga menyukai