Anda di halaman 1dari 13

6 Penyebab Muncul Rasa Nyeri pada Bahu dan Cara

Mengatasinya

Pernahkah Anda mengalami rasa nyeri atau sakit pada bahu? Saat bahu terasa sakit,
kemampuan Anda untuk bergerak bebas mungkin akan terhambat, jika tidak segera ditangani.
Rasa nyeri pada bahu, baik pada bahu kanan maupun kiri adalah masalah umum yang
mungkin bisa terjadi akibat berbagai penyebab berbeda. Lalu, apa saja penyebab, dan
bagaimana cara mengatasi gangguan muskuloskeletal ini? Simak penjelasan berikut ini, yuk.

Apa saja yang sering menjadi penyebab nyeri pada bahu?


Bahu sebenarnya adalah persendian yang menggabungkan antara tendon dan otot dan
memudahkan Anda melakukan berbagai macam gerakan menggunakan sendi bahu. Oleh
karena itu, gangguan pada persendian dapat menyebabkan masalah pada sistem gerak.
Kondisi ini mungkin hanya akan muncul sesekali saja, tapi tidak menutup kemungkinan
bahwa Anda akan mengalaminya setiap waktu tanpa henti. Jika sudah demikian, Anda
mungkin memerlukan perawatan medis untuk mengatasi rasa sakit tersebut.
Perawatan untuk kondisi ini biasanya ditentukan berdasarkan penyebab munculnya rasa nyeri
pada bahu. Oleh sebab itu, pahami beberapa penyebab nyeri bahu berikut ini:
1. Rotator cuff robek
Rotator cuff adalah jaringan yang membungkus lengan bagian atas. Jaringan ini terdiri dari
empat otot dan beberapa tendon, sehingga jika robek akan menimbulkan rasa nyeri pada
bahu. Biasanya, rasa sakit ini juga akan disertai dengan kelemahan pada bahu.
Robeknya rotator cuff ini mungkin saja hanya sebagian, tetapi bisa jadi secara keseluruhan.
Kondisi ini bisa dialami oleh semua orang dari berbagai kalangan usia, akan tetapi semakin
bertambahnya usia, Anda akan semakin rentan mengalaminya.
2. Tendinitis
Tendinitis merupakan salah satu masalah kesehatan sendi yang mungkin menjadi penyebab
rasa nyeri pada bahu. Biasanya, rasa sakit pada bahu akibat tendinitis ini terjadi karena
endapan kalsium yang tertanam pada tendon rotator cuff.
Meski begitu, penyebab adanya endapan kalsium ini masih belum diketahui dengan pasti.
Jika mengalami jenis peradangan tendon yang dikenal sebagai calcific tendinitis ini, Anda
mungkin akan merasakan rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba.
Kondisi ini lebih rentan dialami oleh orang dewasa dan para penderita diabetes. Pengobatan
bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan menjaga pergerakan sendi bahu. Pilihan
pengobatan untuk calcific tendinitis termasuk obat antiradang, injeksi kortikosteroid, dan
terapi fisik.
Namun, apabila rasa sakit tidak kunjung reda, dokter mungkin akan menyarankan Anda
menjalani operasi untuk mengangkat deposit kalsium.
3. Bursitis
Bursae adalah kantong kecil berisi cairan pelumas yang terletak pada persendian di seluruh
bagian tubuh, termasuk sendi bahu. Fungsi dari bursae adalah sebagai bantalan antara tulang
dan jaringan lunak yang ada di bawahnya.
Selain itu, bursae juga dapat membantu mengurangi gesekan antara otot yang bergerak dan
tulang. Namun, penggunaan sendi bahu yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan dan
pembengkakan pada bursae yang terletak di antara rotator cuff dan akromion, salah satu
bagian dari persendian bahu. Kondisi ini disebut sebagai bursitis.
Jika sudah demikian, jaringan yang terdapat di area bahu dapat mengalami peradangan dan
menimbulkan rasa nyeri. Bahkan, kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit pada bahu,
tapi juga menghambat aktivitas sehari-hari.
4. Frozen shoulder
Menurut Hackensack Meridian Health, frozen shoulder merupakan salah satu gejala paling
umum penyebab nyeri bahu. Kondisi yang juga dikenal sebagai adhesive capsulitis ini
ditandai dengan kekakuan dan rasa nyeri pada sendi bahu. Gejala dari kondisi ini muncul
secara bertahap tapi semakin parah seiring waktu.
Risiko Anda mengalami frozen shoulder akan semakin meningkat jika Anda baru menjalani
prosedur medis atau mengalami masalah kesehatan yang mencegah Anda untuk
menggerakkan lengan.
Meski sudah diatasi, tidak menutup kemungkinan frozen shoulder akan muncul kembali.
Meski begitu, jika muncul kembali, kondisi ini akan muncul di sisi bahu yang berbeda.
5. Osteoarthritis
Umumnya, salah satu jenis radang sendi yang paling umum terjadi ini memang terjadi di
bagian lutut dan pinggul. Namun, osteoarthritis ternyata juga bisa menyerang persendian
bahu sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Kondisi ini terjadi saat tulang lunak yang menjadi bantalan antar tulang terkikis,
menyebabkan terjadinya gesekan antar tulang. Osteoarthritis bisa diatasi dengan beristirahat,
modifikasi dari aktivitas harian yang biasa dilakukan, hingga mengonsumsi obat.
Obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri akibat osteoarthritis
adalah obat golongan nonsteroidal anti inflammatory drugs (NSAID) dan injeksi
kortikosteroid. Untuk beberapa kasus, dokter mungkin akan meminta pasien untuk menjalani
operasi.
6. Patah tulang
Patah tulang yang terjadi pada bahu biasanya melibatkan tulang selangka, humerus (tulang
lengan atas), dan skapula. Patah tulang bahu bisa terjadi pada orang dengan berbagai
kalangan usia, dengan penyebab yang berbeda.
Sebagai contoh, pada lansia, patah tulang bahu mungkin terjadi karena terjatuh saat sedang
berdiri. Sementara, pada anak muda, patah tulang bahu bisa terjadi karena cedera berat seperti
kecelakaan kendaraan bermotor atau cedera saat berolahraga. Patah tulang dapat
menimbulkan rasa nyeri, pembengkakan, hingga memar pada bahu.

Mengatasi rasa nyeri pada bahu


Ada beberapa jenis pengobatan untuk nyeri bahu, tergantung pada penyebab rasa sakit dan
gejalanya. Pertolongan pertama pada nyeri bahu ringan biasanya melibatkan metode RICE:
 Rest (Istirahat): jangan beraktivitas berat atau menggerakan bahu dalam 48 jam
setelah cedera
 Ice (Kompres es) tempelkan kompres es pada bahu yang cedera selama 20 menit, 4-8
kali sehari. Anda bisa gunakan plastik yang diisi bongkahan es dan dilapisi handuk,
atau menggunakan kompres es jadi yang tersedia di apotek.
 Compression (Tekanan): tekan lembut daerah yang terasa sakit untuk membantu
mengurangi pembengkakan. Anda bisa membebat bahu dengan perban untuk
menjaganya tetap stabil.
 Elevation (Diangkat): Jaga area yang cedera tetap lebih tinggi dari jantung. Jika Anda
ingin rebahan, topang bahu Anda dengan bantal empuk tebal untuk menyangga
posisinya.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi rasa nyeri bahu:
1. Fisioterapi
Fisioterapi atau terapi fisik merupakan salah satu pilihan pengobatan utama untuk nyeri bahu
yang bisa dilakukan dengan cara memodifikasi aktivitas sehari-hari yang berpotensi
menambah rasa sakit yang dialami.
Terapi ini akan mengurangi masalah seperti kekakuan dan kelemahan pada bahu. Kegiatan
ini juga melibatkan pergerakan dari beberapa aktivitas fisik yang biasa dilakukan, seperti
kegiatan olahraga, bekerja, dan kegiatan lain yang membuat Anda banyak menggerakkan
bahu.
Tujuannya, setelah menjalani terapi ini Anda dapat melakukan kegiatan atau aktivitas fisik
seperti sedia kala.
2. Penggunaan obat-obatan
Nyeri bahu juga bisa diatasi dengan penggunaan obat-obatan penghilang rasa sakit seperti
aspirin, ibuprofen, atau paracetamol yang dapat membantu mengendalikan rasa sakit saat
Anda sedang berusaha menjaga dan mengembalikan fungsi bahu seperti sedia kala.
Jika Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung dan masalah ginjal,
lebih baik berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat-obatan
tersebut.
Namun, Anda juga tidak disarankan mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi nyeri bahu
dalam jangka panjang.
3. Melakukan peregangan sederhana
Ada beberapa gerakan peregangan sederhana yang bisa Anda praktikkan di rumah untuk
mengatasi nyeri bahu.
Shoulder rolls
Gerakan ini mungkin sudah sering Anda lakukan saat pemanasan sebelum olahraga. Kabar
baiknya, Anda juga bisa melakukannya sambil duduk di kantor.
Anda tak perlu repot-repot ke luar ruangan untuk melakukan peregangan bahu ini. Selain bisa
dilakukan di sela-sela bekerja, Anda juga bisa melakukannya di jam istirahat sebelum mulai
makan.
Begini caranya:
1. Duduk tegak dan pastikan punggung Anda tetap lurus.
2. Putar kedua bahu Anda ke depan sebanyak 10 kali.
3. Ambil jeda selama 5-10 detik.
4. Ulangi gerakan yang sama dengan arah sebaliknya, yaitu memutar kedua bahu ke
belakang sebanyak 10 kali.
Armpit stretch
Gerakan peregangan bahu yang satu ini mirip seperti saat Anda sedang mencium ketiak
sendiri. Nah, kalau Anda takut merasa malu di depan teman-teman sekantor, sebaiknya
lakukan peregangan ini di luar ruangan.
Begini caranya:
1. Duduk tegak dan pastikan punggung Anda tetap tegak.
2. Dengan tangan kanan, tarik kepala Anda pelan-pelan ke arah ketiak. Tahan selama 10
detik. Kalau terasa tidak nyaman, jangan paksakan dan segeralah berhenti.
3. Ulangi gerakan yang sama pada bahu kiri.
4. Lakukan gerakan ini sebanyak dua kali di setiap sisinya supaya hasilnya maksimal.
Upper trapezius stretch
Sama seperti sebelumnya, gerakan peregangan bahu yang satu ini juga bisa Anda lakukan di
balik meja. Kapan pun bahu Anda terasa sakit atau kaku, segera atasi dengan gerakan berikut
ini:
1. Duduk tegak dan pastikan punggung Anda tetap lurus.
2. Miringkan kepala Anda ke bahu kanan, sejauh yang Anda bisa tanpa mengangkat
bahu kiri Anda.
3. Modifikasi gerakan ini dengan menarik pelan kepala Anda dengan tangan kanan, lalu
tahan selama 10 detik.
4. Ulangi gerakan yang sama pada bahu sebelah kiri.
Shoulder seated stretch
Peregangan ini bisa dilakukan sambil duduk. Sehingga, Anda bisa melakukannya di mana
pun. Untuk melakukan peregangan ini, ikuti beberapa langkah berikut ini:
1. Duduklah dengan tegak di atas kursi.
2. Letakkan tangan kiri di atas bahu sebelah kanan Anda.
3. Sanggah siku kiri Anda menggunakan tangan kanan.
4. Lakukan gerakan memutar pada pundak ke atas dan ke bawah secara perlahan.
5. Lalu, lepaskan tangan dari atas bahu dan posisikan tangan kiri ke depan dada dan
tahan untuk beberapa saat.
6. Kembali ke posisi semula dan lakukan untuk sisi sebaliknya.
Untuk melakukan gerakan tersebut, Anda bisa melakukan pengulangan sebanyak 2-4 kali
selama 10-30 detik tiap pengulangan.
Jika pilihan pengobatan yang telah disarankan di atas tidak mengurangi rasa sakit atau nyeri
bahu yang Anda rasakan, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui lebih lanjut
pengobatan apa yang tepat untuk kondisi yang sedang dialami.
Dokter mungkin akan menyarankan operasi atau prosedur medis lain yang dapat membantu
menangani kondisi yang Anda alami. Hindari melakukan self-diagnose agar tidak mengalami
kesalahan dalam penanganan. Upayakan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk
segala langkah medis yang Anda ambil dalam mengatasi nyeri pada bahu.

Cari tahu olahraga yang cocok untukmu!


Ayo tanya dokter atau berbagi tips bersama di Komunitas Olahraga Hello Sehat!

ARTIKEL SELANJUTNYA
Leher Kaku atau Sakit Leher Mengganggu? Ini Penyebab
dan Cara Ampuh Mengatasinya

Pernahkah Anda merasa leher terasa sakit dan kaku? Kondisi ini bahkan bisa muncul pada
malam hari atau di pagi hari saat Anda baru bangun tidur. Lalu, kira-kira apa penyebab dari
leher yang terasa sakit dan kaku, dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan
lengkap mengenai sakit leher yang menyebabkan leher menjadi kaku, berikut ini.

Apa yang terjadi saat sakit leher atau leher kaku?


Leher adalah struktur dari sistem gerak tubuh yang sangat fleksibel dan bertugas untuk
menyokong berat atau beban dari kepala Anda. Oleh sebab itu, leher pun sangat rentan
mengalami cedera atau masalah kesehatan yang menyebabkan rasa sakit atau kaku dan pegal.
Sakit leher merupakan sebuah keluhan yang cukup umum dan banyak dialami. Kondisi ini
ditandai dengan rasa tidak nyaman yang dirasakan di bagian leher atau di sekitarnya.
Biasanya, leher Anda akan terasa kaku saat mengalami sakit leher, hingga Anda kesulitan
untuk menengok atau menoleh.
Kondisi sakit leher mengindikasikan adanya masalah pada struktur leher. Hal ini bisa
menyerang otot, urat, ligamen, dan tulang yang terdapat di area leher. Meski begitu, leher
kaku merupakan kondisi yang cenderung tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
komplikasi.
Sakit leher bisa menandakan bahwa leher mungkin telah digunakan secara berlebihan. Rasa
sakit pada leher ini sebenarnya bisa sembuh atau membaik dengan sendirinya dalam kurun
waktu 1-2 minggu, tapi mungkin benar-benar hilang dan tidak kumat lagi setelah melalui 8-
12 minggu.
Namun, tak menutup kemungkinan sakit leher yang menyebabkan leher menjadi kaku
merupakan gejala dari kondisi yang serius. Ada beberapa penyakit serius yang kerap kali
dikaitkan dengan kondisi yang satu ini.
Maka itu, segera periksakan diri ke dokter jika sakit leher yang Anda rasakan tidak kunjung
membaik atau justru menjadi semakin parah.

Tanda dan gejala dari sakit leher


Tanda dan gejala dari sakit leher yang muncul tergantung pada tingkat keparahannya.
Artinya, gejala yang muncul mungkin bervariasi dan berbeda-beda pada tiap individu.
Berikut adalah gejala umum dari sakit leher yang mungkin pernah Anda alami:
 Rasa sakit yang memburuk dan terasa di area kepala dan leher dan bertahan untuk
waktu yang lama.
 Rasa sakit mencapai bagian tubuh lain, seperti bahu, lengan, dan ruas-ruas jari.
 Kejang otot atau otot yang menegang.
 Kesulitan menggerakkan kepala.
 Kepala terasa sakit.
 Gangguan tidur.
 Leher terasa lemah, kaku, dan terkadang mati rasa.
Ada tanda-tanda dan gejala yang mungkin tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki
kekhawatiran terhadap suatu gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.

Berbagai kemungkinan penyebab sakit leher


Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab dari leher kaku dan pegal:
1. Cedera ringan pada leher
Salah satu penyebab dari leher terasa sakit dan kaku adalah kejang otot. Biasanya, kejang otot
pada leher terjadi karena adanya ceder ringan yang dipicu oleh beberapa hal, mulai dari
postur tubuh yang buruk hingga aktivitas fisik yang terlampau berat.
Postur tubuh yang kurang baik umumnya dilakukan oleh hampir semur aorang ketika
melakukan kegiatan-kegiatan di bawah ini:
 Melakukan gerakan memiringkan kepala terlalu lama.
 Tidur dengan posisi kepala atau leher yang salah.
 Bekerja di depan komputer dengan posisi membungkuk.
 Terlalu lama menonton TV atau membaca buku.
 Berkebun.
 Melihat ponsel dengan posisi menunduk terlalu lama.
Kondisi-kondisi tersebut dapat menyebabkan otot pada leher mengalami ketegangan, bahkan
berpotensi terkilir atau keseleo. Selain pada orang dewasa, gangguan muskuloskeletal yang
menyerang sistem otot dan sistem rangka di area leher ini juga bisa dialami oleh anak-anak.
2. Cedera whiplash
Cedera whiplash adalah kondisi ketika kepala dan leher Anda tersentak secara tiba-tiba ke
depan dan belakang. Whiplash merupakan istilah lain yang digunakan untuk keseleo leher.
Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan lunak pada leher dan tulang belakang tertarik dan
mengalami kerusakan.
Umumnya, cedera whiplash terjadi saat seseorang mengalami kecelakaan kendaraan
bermotor. Namun, gangguan pada sistem gerak ini juga mungkin saja terjadi saat Anda naik
roller coaster dan aktivitas yang memungkinkan kondisi ini terjadi.
3. Arthritis
Leher kaku juga bisa terjadi akibat arthritis. Dua jenis dari arthritis, yaitu spondylosis dan
osteoarthritis dapat menyebabkan leher terasa sakit dan sulit digerakkan. Kondisi ini terjadi
karena bantalan tulang rawan di antara ruas-ruas tulang belakang mulai terkikis.
Apabila tulang rawan menipis, tubuh Anda dapat membentuk taji tulang yang mempengaruhi
pergerakan sendi dan menyebabkan rasa sakit di area leher dan kepala yang berkaitan dengan
tekanan pada saraf. Selain kedua jenis arthritis yang telah disebutkan, rheumatoid arthritis
juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya rasa sakit dan kaku di area leher.
4. Meningitis
Meningitis merupakan peradangan cairan dan membran yang mengelilingi otak dan tulang
belakang. Biasanya, penyakit ini lebih sering dikenal sebagai radang selaput otak. Meningitis
biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Akan tetapi, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh
infeksi bakteri, parasit, atau infeksi jamur.
Meningitis juga dapat menjadi penyebab sakit leher pada anak. Salah satu kondisi kesehatan
penyebab leher sakit dan kaku ini umumnya menimbulkan pembengkakan yang memicu
gejala seperti sakit kepala, demam, dan leher kaku.
5. Stres
Stres juga termasuk ke dalam salah satu penyebab leher kaku dan terasa sakit. Ketika Anda
sedang mengalami stres, otot-otot Anda menjadi tegang. Leher kaku sering kali menjadi
sinyal awal yang menandakan bahwa Anda sedang merasa stres.
6. Gangguan degeneratif
Ada beberapa gangguan degeneratif, yaitu gangguan yang terjadi akibat proses penuaan, yang
dapat berkaitan dengan sendi, tulang belakang, otot, dan bagian lain dari leher Anda dan
menyebabkan rasa sakit.
Kondisi ini dapat terjadi dari penuaan atau dari kondisi kesehatan lain. Selain arthritis,
beberapa kondisi degeneratif ini adalah radang saraf, cervical disc degeneration, dan patah
tulang pada leher.
7. Penyebab lainnya
Beberapa masalah kesehatan lainnya yang dapat mengakibatkan leher terasa kaku adalah:
 Fibromyalgia.
 Stenosis tulang belakang.
 Osteoporosis.
 Infeksi.
 Tumor.
 Kanker tulang belakang.

Pengobatan dan perawatan untuk sakit leher


Meski sakit leher tergolong tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya, Anda
mungkin akan sering merasa terganggu dengan kondisi ini. Oleh sebab itu, cobalah
pengobatan dan perawatan yang bisa Anda lakukan berikut ini:
1. Penggunaan obat-obatan pereda rasa sakit
Jika rasa kaku pada leher sudah tak tertahankan lagi, cobalah untuk mengonsumsi obat-
obatan yang dapat membantu meredakan atau meringankan rasa sakit pada leher. Obat pereda
rasa sakit seperti paracetamol merupakan salah satu obat yang efektif mengatasi leher kaku.
Lalu, ada juga obat-obatan pereda nyeri otot atau non-steroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDs), seperti ibuprofen dan naproxen juga bisa membantu mengurangi rasa sakitnya.
Namun, penggunaan obat ini tentu lebih baik jika diresepkan oleh dokter.
Pasalnya, obat-obatan NSAIDs dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, seperti obat
pengencer darah (warfarin). Oleh sebab itu, lebih baik tanyakan terlebih dahulu kepada
dokter atau apoteker sebelum Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut.
2. Terapi fisik
Jika Anda tidak terlalu suka menggunakan obat-obatan untuk mengatasi leher kaku dan sakit,
ada beberapa terapi yang bisa dilakukan. Namun, salah satu jenis terapi yang paling sering
dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah terapi fisik atau fisioterapi.
Terapi ini bermanfaat untuk membantu Anda membenarkan postur tubuh dan membantu
leher kembali berfungsi dengan normal. Terapi ini juga bisa dilakukan untuk mencegah
timbulnya kembali rasa sakit dan kaku pada leher.
Selain terapi fisik, beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan adalah Transcutaneous electrical
nerve stimulation (TENS) dan terapi traction dan imobilisasi jangka pendek.
3. Operasi
Menurut Mayo Clinic, tindakan operasi juga bisa menjadi alternatif untuk leher kaku dan
sakit. Apalagi, jika penggunaan obat-obatan dan terapi tidak berhasil dilakukan. Dokter akan
menyarankan Anda untuk menjalani prosedur bedah atau operasi.
Namun, prosedur ini sangat jarang dilakukan, mengingat angka kejadian kasus leher kaku
yang parah sangat rendah.
4. Kompres air dingin atau air hangat

Cara mengatasi leher kaku yang paling mudah adalah meringankan rasa sakitnya dengan
kompres. Cara ini sangat cocok dilakukan pada hari kedua atau ketiga setelah leher terasa
tidak nyaman.
Untuk kompres, Anda boleh menggunakan air dingin maupun air hangat. Suhu dingin dan
panas dari kompres ternyata dapat merelaksasi otot yang tegang. Ini bisa merelaksasi otot
leher yang kaku.
Kompreslah selama 20 menit, baik menggunakan air panas maupun dingin. Tidak disarankan
untuk mengompresnya lebih dari 20 menit atau seharian karena bisa menimbulkan masalah
pada kulit.
5. Latihan peregangan
Peregangan dapat membantu mengatasi leher yang terasa kaku. Ada beberapa gerakan
peregangan yang bisa Anda praktekkan, seperti:
Mendongakkan dan menundukkan kepala
Ini adalah gerakan paling dasar untuk mengatasi leher kaku.
Anda bisa melakukannya sambil duduk maupun berdiri. Awali dengan posisi tegak sambil
menghadap ke depan, lalu ikuti langkah-langkah berikut:
1. Turunkan dagu Anda ke arah dada dan tahan selama 15-30 detik. Jaga agar otot-otot
Anda tetap rileks, lalu angkat kepala Anda perlahan.
2. Naikkan dagu Anda ke atas sehingga bagian dasar kepala Anda terbawa ke belakang.
Tahan selama 10 detik, kemudian kembalilah ke posisi semula.
3. Ulangi kedua gerakan tersebut beberapa kali. Lakukan dengan rutin setiap hari.
Memiringkan kepala
Gerakan peregangan ini bisa melenturkan otot leher secara efektif sehingga ampuh untuk
mengatasi leher yang kaku.
Untuk melakukannya, berdirilah dengan kedua kaki membuka selebar bahu dan lengan
berada pada sisi tubuh Anda. Kemudian, ikuti langkah berikut:
1. Miringkan kepala Anda ke kanan seolah ingin menyentuh bahu dengan telinga.
Berhentilah saat Anda merasakan otot leher meregang.
2. Tahan selama 5-10 detik, lalu kembalilah ke posisi awal.
3. Ulangi gerakan yang sama ke arah kiri. Lakukan hingga 10 kali pengulangan.
4. Untuk menambah kelenturan leher, Anda juga bisa meletakkan telapak tangan di atas
kepala yang miring. Tekan secara perlahan dengan jari-jari Anda, dan berhentilah jika
leher mulai terasa nyeri.
6. Kurangi stres dan perhatikan kembali aktivitas fisik
Stres dapat menimbulkan ketegangan pada otot Anda. Ini bisa menyebabkan leher Anda
menjadi kaku. Nah, cara untuk mengurangi stres dan mengatasi leher sakit dan kaku yang
bisa Anda pilih, antara lain:
 Melakukan meditasi dengan mengatur napas dan menenangkan pikiran Anda.
 Meluangkan diri untuk melakukan hobi, seperti mendengarkan musik, merajut,
melukis, dan lain-lain.
 Mengambil cuti kerja untuk liburan.
Seimbangkan semua itu dengan aktivitas fisik seperti olahraga. Aktivitas seperti yoga dan
berenang bisa membantu mengurangi stres di otak selama dilakukan dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai