Kondisi yang menyebabkan saraf kejepit adalah HNP (hernia nucleus pulposus),
di mana jaringan kapsul antar sendi sudah melemah, sehingga cakram di antara
ruas tulang belakang menonjol dan menekan saraf. Selain itu, saraf kejepit juga
bisa terjadi karena adanya tekanan berlebih pada ruas antar sendi. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari gerakan tubuh yang dilakukan
secara berulang dalam jangka waktu lama, melakukan aktivitas olahraga yang
berlebihan, atau dampak dari berat badan berlebih.
Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani serangkaian tes, serta
menggali informasi terkait gaya hidup yang Anda jalani guna mengetahui
penyebab dari saraf kejepit. Pemeriksaan dengan foto Rontgen umumnya
direkomendasikan guna mengetahui bagian tubuh mana yang mengalami saraf
kejepit.
Pemberian obat saraf kejepit lainnya yang juga mungkin direkomendasikan adalah
suntikan kortikosteroid agar rasa sakit dan pembengkakan yang terjadi akibat
saraf kejepit bisa mereda dengan cepat.
Selain pemberian obat saraf kejepit tersebut, biasanya dokter juga akan
merekomendasikan fisioterapi. Terapi ini bertujuan untuk memperkuat dan
meregangkan kembali otot dan sendi di sekitar area yang terkena dampak dari
saraf kejepit agar tekanan pada saraf dapat berkurang.
Jika dengan cara-cara tersebut belum juga terjadi perbaikan, dokter akan
menyarankan Anda untuk menjalani operasi. Jenis operasi yang dilakukan
bergantung pada lokasi saraf kejepit yang diderita.
Selain konsumsi obat saraf kejepit, Anda bisa melakukan beberapa kebiasaan-
kebiasaan yang dapat mencegah terjadinya saraf kejepit. Ini bisa dimulai dengan
menjaga tubuh dalam posisi yang benar ketika melakukan aktivitas, menghindari
berada di posisi yang sama dalam jangka waktu lama, serta menghindari
mengangkat benda-benda berat yang dapat memberi beban berlebih pada tubuh.