Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KELELAHAN DAN NYERI

BLOK 3

FUNGSI SISTEM TUBUH MANUSIA

(FISIOLOGI)

Achmad Kautsar Rafi

231610101148

2023
PANDUAN PRAKTIKUM
-10 KELELAHAN DAN NYERI

BLOK 3
FUNGSI SISTEM TUBUH MANUSIA
(FISIOLOGI)

Disusun oleh :

Dr. Zahreni Hamzah, drg., M.S.


Dr. Tecky Indriana, drg., M.Kes.
Dr. Suhartini,drg.,M.Biotech

Fisiologi – Biomedik Kedokteran Gigi


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER,
2023

10 KELELAHAN DAN NYERI

10.1 Tujuan Penelitian


Percobaan dilakukan untuk mempelajari keletihan dan efeknya terhadap rasa nyeri. Selain
itu dipelajari pula efek pemijatan terhadap keletihan.

10.2 Kelelahan
Kelelahan otot adalah melemahnya kinerja otot akibat aktivitas yang melebihi kapasitas
fungsional, atau beban yang berat. Otot rangka tidak dapat berkontraksi dan memetabolisme
nutrisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan pengeluaran kerja yang sama, walaupun impuls
saraf berjalan secara normal dan potensial aksi normal menyebar ke seluruh serabut otot rangka.
Kelelahan otot dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama. Kelelahan otot umumnya
ditandai dengan tremor (gemetar) pada otot atau perasaan nyeri pada otot.
Energi yang dipergunakan untuk kerja otot adalah ATP. Namun, energi yang terbentuk
terbatas, sehingga sel otot harus melakukan metabolisme untuk memperoleh tambahan ATP.
Saat oksigen yang tersedia di dalam darah mencukupi, akan terjadi metabolisme aerobik. Namun
bila tidak tercukupi, piruvat yang diperoleh dari proses glikolisis, akan direduksi menjadi asam
laktat, dalam kondisi anaerob. Asam laktat membuat kondisi sel menjadi lebih asam, yang sangat
iritatif pada sel saraf sehingga menghasilkan sensasi nyeri.

10.3 Persiapan Alat dan Bahan


(1) Sphygomomanometer (4) Stopwatch
(2) Manset (5) Counter
(3) 1 buah dumblell 2 kg, atau benda lain seberat 2 kg
10.4 Prosedur Percobaan
10.4.1 Kelelahan dan Nyeri Otot Setelah Melakukan Kerja Frekuensi Rendah
(1) Tangan kanan diletakkan di atas meja, tidak boleh bergerak
(2) Angkat dumbbell 2 kg dan gerakkan satu detik sekali, hingga timbul rasa lelah (kekuatan
mengangkat dumbbell setengah dari kekuatan angkat awal.
(3) Catat berapa kali gerakan dan waktu hingga timbul rasa lelah, dan
(4) Gerakan dilanjutkan hingga timbul rasa nyeri yang tidak tertahan (tak mampu mengangkat
karena nyeri)
(5) Catat berapa kali gerakan dan waktu hingga timbul rasa nyeri yang tidak tertahan
(6) Catat pula apa yang Anda rasakan.
(7) Istirahatkan tangan, catat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan rasa
Nyeri.
(8) Catat berapa waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah.
(9) Dan Catat waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan rasa nyeri.
(10) Istirahat 15 menit
(11) Lakukan percobaan ini 3x dan hitung rata-ratanya.

10.4.2 Pengaruh Pemijatan (Massage) terhadap Kelelahan


(1) Setelah jari istirahat minimal 15 menit setelah rasa nyeri hilang, dengan menggunakan
tangan yang sama, lakukan gerakan seperti percobaan 10.4.1 (butir 1 hingga 4),
(2) Lakukan pemijatan segera setelah timbul nyeri hingga kelelahan dan nyeri hilang
(3) Catat waktu yang diperlukan untuk menghilangkan kelelahan
(4) Catat waktu yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri.
BAB 2

HASIL, PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN


2.3. Pertanyaan

1. Apa yang menyebabkan kelelahan otot?


Kelelahan ada dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan umum
ditandai dengan berkurangnya kemampuan untuk bekerja yang penyebabnya adalah
perasaan atau psikis. Sedangkan kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk
berkontraksi dan memetabolisme bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pengeluaran kerja yang sama, walaupun impuls saraf berjalan secara normal dan potensial
aksi menyebar ke serat otot. Kelelahan otot dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan
lama. Kelelahan dapat menghasilkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat
pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Indriana, T. 2010). Adanya aktivitas
yang berat akan menyebabkan terjadi kelelahan yang dapat membuat cadangan energi cepat
habis. Selama terjadi kelelahan tubuh tidak memdapat pasokan sumber energi seperti
biasanya, dan tubuh akan menurunkan standart energi metabolisme basal yang berdampak
konsentrasi glukosa darah menipis (hipoglikemia) yang ditandai tubuh lemas dan lesu
(Indriana, T. 2010). Berdasarkan proses yang terjadi di dalam otot, kelelahan dibedakan
menjadi kelelahan otot dan umum, kelelahan otot secara umum ditandai dengan;
 Kemampuan otot kurang (ukuran otot menjadi pendek)
 Waktu kontraksi dan relaksasi semakin bertambah (waktu meregang dan mengendur
semakin lama)
 Memanjangnya tegangan waktu antara datangnya rangsangan dengan diawalinya
peregangan (Medianto, Dwi. 2017).

2. Mengapa kelelahan dapat menimbulkan rasa nyeri?


Proses metabolit dari fungsi otot berpotensi mengiritasi ujung syaraf sensoris yang ada di
dalam otot. Respon terhadap stimulan demikian itu dapat diintepretasikan sebagai rasa nyeri.
Namun, nyeri juga tidak selalu sebagai akibat stimulasi berlebihan terhadap ujung saraf,
sebab otot bisa juga mengadakan respon akibat spasme (kontraksi tanpa sadar yang
abnormal) (Gama Setyoningsih. 2015). Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau
yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.Mekanisme timbulnya nyeri didasari
oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral,
eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera
jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri: tranduksi,
transmisi, modulasi, dan persepsi (Mochamad Bahrudin. 2017). Rangsang nyeri diterima
oleh nosiseptor di kulit dan visera. Sel yang nekrotik akan melepaskan K+ dan protein
intrasel yang dapat mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan dilepaskan.
Leukotrien, prostatglandin E2, dan histamine akan mensensitisasi nosiseptor selain itu lesi
jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah sehingga melepaskan bradikinin dan
serotonin. Jika terdapat penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi iskemia dan penimbunan
K+ dan H+ ekstrasel yang diakibatkan akan semakin mengaktifkan nosiseptor yang telah
tersensitasi. Perangsangan nosiseptor melepaskan substansi peptide P (SP) dan peptide yang
berhubungan dengan gen kalsitonin (CGRP), yang meningkatkan respon inflamasi dan
menyebabkan vasodilatasi serta meningkatkan permeabilitas vascular (Mochamad Bahrudin.
2017).

2.4. Pembahasan

Praktikum ke-10 kali ini bertujuan untuk mengetahui keletihan dan efeknya terhadap rasa
nyeri serta efek pemijatan. Praktikan diminta mengangkat beban seberat 2 kg menggunakan
lengan kanan dan menghitung berapa kali bisa mengangkat sampai lelah kemudian sampai nyeri
tak tertahan. Dari hasil yang didapatkan, praktikan mendapatkan rata-rata 77 kali oleh Nala
dengan waktu 107 detik dan 57 kali oleh rafi dengan waktu 96 detik detik untuk angkat beban
sampai timbul rasa lelah, serta 229 kali dengan waktu 329 detik oleh Nala dan 220 kali dengan
waktu 409 detik sampai timbul rasa nyeri tak tertahan. Praktikan istirahat dan menghitung waktu
berapa lama rasa lelah dan nyeri hilang. Rasa lelah hilang dengan waktu rata-rata 143 detik oleh
Nala dan 151 detik oleh Rafi serta rasa nyeri hilang dengan waktu rata-rata 160 detik oleh Nala
dan 391 detik. Kemudian praktikan mengulang percobaan angkat beban dan langsung melakukan
pemijatan untuk mengetahui efekfnya terhadap waktu yang dibutuhkan oleh rasa lelah dan rasa
nyeri untuk menghilang. Ketika dilakukan pemijatan, praktikan mendapat hasil berupa waktu
selama 43 detik untuk menghilangkan rasa lelah. Lalu selama 85 detik rasa nyeri sudah hilang.
Dari hasil pengamatan, praktikan dapat mengetahui rasa lelah dan rasa nyeri. Kemudian terdapat
perbedaan ketika praktikan melakukan pemijatan dan tidak melakukan pemijatan.

Mekanisme kontraksi otot menurut Sarifin, G, 2010, struktur kontraktil didalam serabut
otot rangka adalah miofibril terdiri dari 2 filamen yaitu actin filament (filament tipis) dan Myosin
filament (filamen tebal). Pada gambaran mikroskopis terlihat garis-garis gelap dan terang, yaitu I
band, A band, H zone dan Z line. Antara dua Z lines disebut Sarcomere. Pada dasarnya garis
gelap akibat adanya filament tebal dan tipis, gambaran terang oleh karena hanya ada filamen
tipis. Actin filament tersusun oleh kumpulan molekul actin yang membentuk pilinan (helix)
ganda, kumpulan molekul tropomyosin juga membentuk pilinan ganda dan troponin molekul.
Troponin mempunyai 3 bagian yaitu T, I dan C. Menurut Ummi Farida, 2010, kelelahan
merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai
penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme
perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan.

Kelelahan harus dibedakan dengan kejemuan, sekalipun kejemuan merupakan salah satu
faktor penyebab kelelahan, jemu adalah keadaan dimana terdapat 5 (lima) faktor penyebab
kelelahan:

a. Keadaan monoton
b. Beban kerja dan lama pekerjaan baik fisik maupun mental.
c. Keadaan lingkungan kerja seperti cuaca kerja, penerangan dan bising.
d. Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran/ konflik.
e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi

Kelelahan otot dibagi menjadi dua yaitu kelelahan otot yang bersifat lokal ataupun bersifat
menyeluruh. Kelelahan otot yang bersifat lokal. Kelelahan otot lokal disebabkan intensitas
Latihan fsik yang tinggi dan berlangsung singkat serta berhubungan dengan akumulasi produksi
asam laktat di dalam otot dan darah. Hal ini berhubungan dengan mekanisme resintesa energi
(ATP) selama proses kontraksikontraksi otot di dalam serabut otot FT (fast-twitch) yang lebih
banyak berperan pada aktivitas fisik atau olahraga yang berintensitas tinggi. Sebagaimana kita
telah ketahui bahwa serabut otot FT lebih cepat mengalami kelelahan dibandingkan dengan
serabut otot ST (slow-twitch) karena serabut otot FT mempunyai kemampuan sistem anaerobik
yang tinggi dengan sistem aerobik yang rendah, sehingga cepat terbentuk asam laktat. Hal ini
akan menyebabkan kelelahan otot lebih cepat terjadi Kelelahan yang bersifat menyeluruh.
Kelelahan yang bersifat menyeluruh disebabkan leh factor luar otot (komponen tubuh lainnya).
Komponen factor luar otot diantaranya: (1) hipoglikemia; (2) penipisan glikogen hati; (3)
dehidrasi; (4) kehilangan elektrolit; (5) hipertermia; dan (6) kebosanan (psikologis). Jadi
kelelahan yang menyertai olahraga endurans merupakan kelelahan yang bersifat menyeluruh

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut.Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi,
sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi
struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif
nyeri terdapat empat proses tersendiri : tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Rangsang
nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit dan visera. Sel yang nekrotik akan melepaskan K+ dan
protein intrasel yang dapat mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan dilepaskan.
Leukotrien, prostatglandin E2, dan histamine akan mensensitisasi nosiseptor selain itu lesi
jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah sehingga melepaskan bradikinin dan serotonin.
Jika terdapat penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi iskemia dan penimbunan K+ dan H+
ekstrasel yang diakibatkan akan semakin mengaktifkan nosiseptor yang telah tersensitasi.
Perangsangan nosiseptor melepaskan substansi peptide P (SP) dan peptide yang berhubungan
dengan gen kalsitonin (CGRP), yang meningkatkan respon inflamasi dan menyebabkan
vasodilatasi serta meningkatkan permeabilitas vaskular (Mochamad Bahrudin. 2017).

Untuk menghilangkan rasa lelah dan rasa nyeri, otot perlu diberi stimulus berupa pijatan atau
massage. Tujuan dari teknik manipulasi tangan (massage) antara lain adalah rileksasi otot,
perbaikan fleksibilitas, pengurangan nyeri, dan perbaikan sirkulasi darah (Wiyoto, 2011).
Massage (pijatan) adalah suatu pijatan yang di lakukan untuk membantu mempercepat proses
pemulihan dengan menggunakan sentuhan tangan dan tanpa memasukkan obat kedalam tubuh
yang bertujuan untuk meringankan atau mengurangi keluhan atau gejala pada beberapa macam
penyakit yang merupakan indikasi untuk di pijat. Massage atau pijat akan meningkatkan aliran
(sirkulasi) pada pembuluh darah dan getah bening. Meningkatnya sirkulasi akan berpengaruh
terhadap kelancaran suplai oksigen yang akan membantu pendaurulangan asam laktat menjadi
sumber energi. Dengan tersedianya energi kembali yang berasal dari asam laktat akan
memulihkan kelelahan yang berdampak pada mengembalian perfoma seperti semula (Jannah, N.
2013).
BAB III

KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini, didapatkan kesimpulan berupa efek aktivitas fisik terhadap
kelelahan dan rasa nyeri, serta efek pemijatan terhadap keletihan. Ketika manusia melakukan
aktivitas fisik, lama kelamaan otot tidak mampu berkontraksi lagi dan mengakibatkan penurunan
kinerja. Kelelahan yang terjadi s ecara terus menerus akan mengakibatkan timbulnya rasa nyeri.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer,
perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan
penurunan inhibisi. Untuk menghilangkan rasa nyeri, otot membutuhkan pemulihan. Salah satu
metode untuk pemulihan otot kembali adalah dengan pijat (massage). Massage atau pijat akan
meningkatkan aliran (sirkulasi) pada pembuluh darah dan getah bening. Meningkatnya sirkulasi
akan berpengaruh terhadap kelancaran suplai oksigen yang akan membantu pendaurulangan
asam laktat menjadi sumber energi. Dengan tersedianya energi kembali yang berasal dari asam
laktat akan memulihkan kelelahan yang berdampak pada mengembalian perfoma seperti semula.
DAFTAR PUSTAKA

Indriana, T. (2010). PENGARUH KELELAHAN OTOT TERHADAP KETELITIAN KERJA

(THE INFLUENCE OF MUSCLE FATIGUE ON WORK CAREFULNESS).

STOMATOGNATIC - Jurnal Kedokteran Gigi, 7(3), 49-52. Retrieved from

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/2076

Jannah, N. (2013). Pengaruh Massage dan Contrasbath terhadap Pemulihan Kelelahan pada

Anak Setelah Olahraga. Skripsi elar sarjana sains terapan fisioterapi Universitas

Muhammadiiyah Surakarta

Medianto, Dwi. 2017. FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI

PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG (Studi Pada Pekerja TKBM Bagian

Unit Pengantongan Pupuk). Sarjana (S1/D4) thesis, Muhammadiyah University of

Semarang.

Mochamad Bahrudin. 2017. PATOFISIOLOGI NYERI (PAIN). SAINTIKA MEDIKA:

Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017

Sarifin, G. (2010). Kontraksi Otot dan Kelelahan. Jurnal Ilara, 1(2), 58-60.

Ummi Farida. 2010. HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN TEKANAN PANAS

DENGAN TINGKAT KELELAHAN PADA PEKERJA PEMBUATAN TAHU DI

KELURAHAN JOMBLANG KECAMATAN CANDI SARI KOTA SEMARANG

Wiyoto, B.T. 2011.Remedial Massage. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai