KELOMPOK 7
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif. Kelelahan adalah aneka keadaan yang
disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme
perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga akan terjadi pemulihan.
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan mempertahankan atau mengulang gerakan kontraksi otot
karena berkurangnya kekuatan. Kelelahan otot dapat terjadi karena ada gangguan di neuro muscular
juction atau di otot sendiri. Kelelahan pada neuro muscular juction yaitu kelelahan dikarenakan ada
ganguan potensial aksi di neuro muscular juction. Misalnya bila otot yang sudah lelah kemudian otot
tersebut dirangsang secara langsung, kontraksi otot menjadi lebih kuat. Jadi kelelahan otot disebabkan
ada gangguan potensial aksi di neuro muscular juction. Kegagalan neuro muscular juction dalam
meneruskan rangsangan-rangsangan syaraf pada serabut otot karena disebabkan penumpukan asam
laktat. Hal ini dikuatkan oleh beberapa studi yang mengatakan bahwa penumpukan asam laktat
menghambat potensial aksi di neuro muscular juction. Akibatnya kontraksi otot menjadi lebih lemah
(Fox,1988).
Kelelahan pada ototnya sendiri disebabkan karena terganggunya proses kontraksi otot di daerah
otot sendiri, misalnya otot yang sudah lelah kemudian dirangsang langsung pada saraf yang mensyarafi
otot, ternyata implus yang menuju otot berjalan normal, maka kelelahan otot ini disebabkan karena
gangguan otot itu sendiri. Gangguan kontraksi otot ini karena berkurangnya ATP dan peningkatan
penumpukan asam laktat. Penumpukan asam laktat di otot mengakibatkan konsentrasi ion hidrogen
bertambah dan pH menurun dalam sel
Kelelahan otot akibat penumpukan asam laktat dan berkurangnya ATP dapat dihilangkan dengan
adanya proses pemulihan. Pemulihan dapat berjalan dengan baik apabila hutang oksigen dapat
dipenuhi. Oksigen ini diperlukan untuk mengembalikan tubuh kekeadaan semula sebelum latihan, yaitu
penggantian cadangan energi yang dipakai sewaktu latihan dan pengangkutan asam laktat yang
terbentuk, serta restorasi cadangan oksigen dalam otot. Untuk pengisian oksigen ke dalam jaringan otot
dibutuhkan peredaran darah yang baik dan lancar, yang berguna untuk mengangkut asam laktat ke
hepar. Disamping perbaikan peredaran darah akan menambah suplai oksigen ke dalam jaringan otot
yang berguna untuk proses oksidatif dalam pembentukan ATP. Dalam pulih asal terjadi proses
(Fox,1988):
BAB II
ISI
Barbel atau benda yang mudah diangkat dengan berat antara 700-1000 gram.
II.2 Langkah
1. Posisikan lengan di atas meja seperti gambar kiri. Orang percobaan boleh duduk di bangku atau
berdiri dengan posisi yang relaks
3. Angkat beban tadi seperti pada gambar kanan sampai 60o dan segera diturunkan kembali
5. Ulangi terus sampai terasa lelah sambil menghitung berapa kali mampu mengangkatnya.
1. Berikan istirahat pada otot yang bersangkutan selama 15 menit, sambil melakukan masase (pijitan)
2. Ulangi seluruh langkah A, tetapi dengan frekuensi 4 detik sekali.
3. Lakukan langkah B ini sampai lelah juga, atau sampai sejumlah 2 kali jumlah angkatan yang dicapai
pada A, billa tidak didapat kelelahan.
Pada percobaan yang telah dilakukan. Maka dapat dibandingkan kelelahan otot dapat lebih dirasakan
pada percobaan A dibanding percobaan B. Hal ini disebabkan karena waktu mengangkat beban di
percobaan A waktunya 1 kali/detik yang menyebabkan kelelahan otot lebih terasa. Sedangkan di
percobaan B waktu yang digunakan untuk mengangkat beban sekali/4 detik. Sehingga kelelahan otot
yang lebih terasa terjadi di percobaan A karena di percobaan B terdapat jeda istirahat dimana otot tidak
berkontraksi dan memungkinkan mengangkat beban lebih lama.
BAB III
KESIMPULAN
Kelelahan otot terpengaruh pada teknik dan juga waktu yang digunakan untuk bekerja. Apabila terdapat
jeda disaat otot bekerja akan lebih lama terasa lelahnya. begitu juga sebaliknya apabila otot bekerja
secara terus menerus akan lebih cepat terasa lelah.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/9/jtptunimus-gdl-s1-2008-ummifarida-443-3-bab2.pdf
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/download/9959/9010