Anda di halaman 1dari 7

FISIOLOGI OLAHRAGA

HALAMAN JUDUL

Oleh :

Indo Pramudya Ambara


20601244031
PJKR-D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
PRAKTIKUM 5
KELELAHAN
Pendahuluan
Kelelahan otot dapat timbul bila kerja otot yang dilakukan melebihi kerja otot
steady state. Untuk bekerja diperlukan tenaga. Tenaga diambil dari hasil metabolisme
otot, baik aerobik maupun anaerobik.
Metabolisme otot, baik aerobik membutuhkan oksigen yang harus disediakan/dikirim
oleh darah. Metabolisme anaerobik menghasilkan sisa-sisa asam (antara lain: asam
laktat) yang bila terkumpul akan menyebabkan kelelahan.
Bila terjadi gangguan sirkulasi, metabolisme otot akan terganggu sehingga kekuatan
kontraksinya berkurang.
Pemijatan (massage) pada otot yang lelah memperlancar sirkulasi darah, sehingga
proses pemulihan dari kelelahan berjalan lebih cepat, dalam percobaan akan dipelajari:
B.I. : Pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja dengan
frekuensi rendah.
B. II : Pengaruh perubahan peredaran darah terhadap kelelahan.
B. Ill : Pengaruh istirahat dan pemijitan (massage) terhadap kelelahan.
Persiapan Alat-alat.
1. Barbel 1 dan atau 2 Kg.
2. Manset Sphygmomanometer.
3. Metronom.
Cara Kerja :
B.I. Pemulihan Sempurna dari Kelelahan Otot setelah melakukan kerja dengan
frekuensi rendah.
1. Siapkan barbel, kertas kerja.
2. Orang coba berdiri tegak membelakangi tembok dengan menempelkan
punggung ditembok, lengan lurus ke bawah, tangan kanan memegang barbel,
sesuai dengan kemampuan.
3. Lakukan gerakan mengangkat barbel (fleksi maksimal) dengan irama satu
tarikan 1 detik menurut irama metronom. Orang coba hendaknya memusatkan
perhatiannya pada tugas ini, dan lakukan dengan sungguh-sungguh.
4. Sampai kuat berapa kali dalam mengangkat beban, catatlah.

2
5. Dalam mengangkat harus sesuai dengan irama kalau orang coba dalam
mengangkat beban sudah terlambat maksimal 2 kali dari irama, maka
dianggap sudah lelah, hentikan.
B.II. Pengaruh gangguan Sirkulasi darah terhadap kelelahan.
1. Pasanglah manset sphygmomanomater pada lengan atas kanan orang coba yang
sama.
2. Lakukan seperti percobaan pada B.I.
3. Hanya pada jumlah angkatan 50 % dari B. I. Manset mulai dipompa dengan
cepat hingga denyut arteri radialis tidak teraba lagi, selama pemompaan orang
coba tetap melakukan angkatan.
4. Setelah angkatan terlambat 2 kali dari irama lepaskan/turunkan tekanan dalam
manset supaya peredaran pulih kembali, catatlah berapa kali kuat mengangkat.
B.III. Pengaruh istirahat dan pemijitan (massage) terhadap kelelahan.
1. Lakukan seperti percobaan B. I. Tetapi orang coba berbeda (ganti orang coba)
2. Setelah itu berilah istirahat selama 3 menit, selama istirahat ini sambil lengan
diurut (massage) kearah proximal oleh temannya.
3. Lakukan seperti no. 1.
4. Kemudian istirahat kembali selama 3 menit tetapi istirahatnya tanpa ada
pemijitan.
5. Kemudian lakukan lagi seperti no 1.

3
LAPORAN PRAKTIKUM KELELAHAN

Nama Orang Coba


• Probandus 1 : Zida Prayuda Parikesit
Jenis Kelamin : Laki- laki
Usia : 19 Tahun
Berat Badan : 65 kg

• Probandus 2 : Genta Hati


Jenis Kelamin : Laki- laki
Usia : 20 Tahun
Berat Badan : 63 kg

Hasil Praktikum.

B. I.
Berapa kali dapat mengangkat beban : 120 kali

B . II.
Berapa kali dapat mengankat beban : 10 kali

B. Ill.
Berapa kali dapat mengangkat beban : 88 kali
Berapa kali dapat mengangkat beban setelah dipijit : 63 kali
Berapa kali dapat mengangkat beban setelah istirahat pasif : 53 kali

Pembahasan :
Dalam praktikum ke 5 pada tes kelelahan ini probandus 1 mengangkat dumbbel
dengan memakai manset yang mengakibatkan kekuatan menurun karena terhambatnya
peredaran darah yang menuju ke otot, yang membuat probandus 1 terasa keberatan saat
mengangkat dumbbel.
Untuk probandus 2 setelah melakukan tes angkat dumbbel dan istirahat 3 menit
sambil lengan kanan atas di urut gunanya untuk merileksasikan otot dan melancarkan
kembali peredaran darah, setelah itu melakukan tes lagi angkat dumbbel namun hasil
tetap menurun. Tetapi perbedaan penurunan hasil dari angkat dumbbel dari probandus 1
dan probandus 2 sangat berbeda jauh. Untuk probandus 1 penurunanya sangat banyak
sedangkan probandus ke 2 Cuma selisih 10 sampai 20 kali. Jadi untuk tes
menggunakan manset lebih banyak mengeluarkan tenaga dengan cepat dan lebih cepat
mengalami kelelahan.

4
Kesimpulan :

Pada tes angkat dumbbel dengan menggunakan manset akan terjadi


penghambatan peredaran darah yang menjadikan otot lebih banyak mengeluarkan
tenaga dan mudah sekali kelelahan. Guyton menjelaskan pada keadaan terhambatan
aliran darah arterial (iskemia) yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi
mengalubatkan kelelahan otot yang lebih cepat, karena terganggunya suplai untuk
menggerakkan asam laktat (Guyton,1995; Lamb, 1984).
Sedangkan pada keadaan tidak iskemia kelelahan tetap terjadi walaupun lebih
lama, karena pada otot yang berkontraksi diberi beban lama-kelamaan terbentuk asan
laktat yang menyebabkan menurunnya pH dalam otot sehingga dapat mengharnbat
Phospho Fructo Kinase (PFK) yang merupakan enzim kunci dalam glikolisis. (Brooks
& Fahey,1992).
Dan tes yang dilakukan oleh probandus 2 dengan dilakukan pijit atau massage
pada lengan kanan atas menjadikan otot rileks dan melancarkan peredaran darah
kembali. Menurut diane zeitlin beberapa studi menunjukkan banyak bukti dari pengaruh
dari massage, antara lain: 1) kemampuan untuk merelaksasi otot skelet, 2)
meningkatkan sirkulasi darah dan limpha, 3) dan menurunkan kegelisahan, 4) pengaruh
imunologi dari masaage, bagaimanapun, terutama pada kesehatan individual, sedikit
mendapatkan perhatian. (Zeitlin, Diane, 2000: 83-87)

5
Dokumentasi :

Pengawas Praktikum, Tgl. Praktikum


Praktikan,

Nama Mhs
NIM

6
Daftar Pustaka

Brooks G.A. dan Fahey T.D.; 1992.; Exercise Physiology; New York.: Macmillan
Publishing Company.
Guyton. 1995, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Lamb, David R. 1984. Exercise of Physiologi. Edition New York: MC Milan Publishing
company.
Zeitlin, Diane, (2000: 83-87). Immunological Effects of Massage Therapy During Academic Stress.
American Psychosomatic Sociaty.

Anda mungkin juga menyukai