Anda di halaman 1dari 9

LATIHAN ISOTONIK ISOMENTRIK

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Dely Maria P,MKep.,Sp.Kep.Kom

DI SUSUN OLEH :

JERNIH HATI TELAUMBANUA : 2163030025


ARTHEMAS JOY NATANAEL : 2163030027

PRODI DIII KEPERWATAN FALKULTAS


VOKASI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKART
A
2023/2024
A. Definisi Latihan Isotonik dan Isometrik
Latihan isotonik adalah latihan yang ototnya mengalami kontraksi yang isotonik atau
bisa juga disebut dengan kontraksi konsentrik, dalam kontraksi ini terjadi
pemendekan otot (Fox dkk, 1993). Kontraksi isotonik (iso = sama, ton = tegangan),
yaitu kontraksi otot dimana terjadi penurunan sudut sendi dan pergerakan beban
(Marieb, 2007).

Latihan isotonik adalah latihan dinamik dimana otot yang bergerak dengan cara
memanjang dan memendek, atau jika tensi dikembangkan. Latihan isotonik dapat
dilakukan melalui Latihan beban dalam yaitu beban tubuh sendiri, maupun melalui
beban luar seperti mengangkat barbel atau menggunakan sejenis alat untuk latihan
kekuatan dan sejenis lainnya.

Latihan isometrik adalah bentuk latihan statik dimana otot yang dilatih tidak
mengalami perubahan panjang dan tanpa ada pergerakan dari sendi. Sehingga latihan
akan menyebabkan ketegangan (tension) otot bertambah dan panjang otot tetap
(Kisner dan Colby, 2007). Latihan ini merupakan jenis latihan dengan pembebanan
minimal yang digunakan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan relaksasi dan
sirkulasi setelah cedera pada jaringan lunak selama fase akut penyembuhan

Latihan isotonik dapat dilakukan dengan melawan tahanan eksternal yang konstan.
Tahanan dapat manual atau mekanik (Frontera, 2007). Sebagai contoh latihan dengan
kontraksi otot isotonik dengan komponen gerakan konsentrik dan eksentrik adalah
gerakan pada mengangkat beban dengan tangan secara berulang- ulang (forearm curl)
(Patellongi, 2000). Latihan istonik juga dapat dilakukan dengan latihan kaki
menggunakan legpress dimana terjadi fleksi maksimal sendi lutut.

Latihan isometrik disebut juga dengan latihan statis, dimana tidak terjadi perubahan
panjang otot dan tidak ada gerakan yang terjadi pada sendi, karena kerja otot statis
atau penahanan kerja sehingga melelahkan dan sangat berat untuk orang yang
melakukannya. Cepatnya kelelahan ini relatif berasal dari penahanan kerja statis yang
disebabkan oleh penekanan yang terjadi pada kapiler atau pembuluh darah atau
kapiler selama kontraksi otot sehingga akan menghambat suplai oksigen dan
pembuangan sisa metabolisme. Kerja otot isometrik ini lebih bersifat anaerobik
(Navarro et. al. 2000).
B. Indikasi Latihan Isotonik dan Isometrik
1) Nyeri gerak.
2) Fraktur dengan penggunaan bidai atau gips.
3) Meningkatkan kekuatan otot ketika latihan dinamis dikhawatirkan dapat
mengakibatkan cedera sendi.
4) Mencegah atropi.
C. Kontra Indikasi Latihan Isotonik dan Isometrik
Latihan ini di kontra indikasikan pada penderita gangguan kardiovaskular karena
cenderung membuat seseorang menahan napas pada saat menahan beban sehingga
dapatenimbulkan kenaikan tekanan darah.
D. Manfaat latihan Isotonik dan Isometrik
Manfaat dari latihan isometrik menurut (Wahyuni laila nur, 2019). :
1. Pemberian terapi latihan menimbulkan manfaat meningkatnya mobilitas sendi,
memperkuat otot yang menyokong sendi, mengurangi nyeri dan kaku sendi.
2. Latihan isometrik dapat mengatasi masalah peningkatan asam urat.
3. Keuntungan latihan isometrik diantaranya ialah memperbaiki fungsi sendi, proteksi
sendi dari kerusakan dengan mengurangi stress pada sendi, meningkatkan kekuatan
sendi, mencegah disabilitas, dan meningkatkan kebugaran jasmani
4. Latihan isometrik dapat memperbaiki sistem keringat, sistem pemanas tubuh, sistem
pembakaran (asam urat, kolestrol, gula darah, asam laktat, kristal oxalate), sistem
konversi karbhohidrat, sistem pembuatan elektrolit dalam darah, sistem kesegaran
tubuh dan sistem kekebalan tubuh dari energi negative atau virus, sistem pembuangan
energi negatif dari dalam. Sehingga dapat menurunkan kadar asam urat.
5. Latihan isometrik dapat memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi, selain
itu latihan isometrik secara rutin dapat memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi
yang diakibatkan oleh proses dari radang sendi. Latihan isometrik akan meningkatkan
imunokompetensi dan membantu proses pembakaran asam urat (Sagiran, 2012).

Keuntungan dari latihan isotonik yaitu dapat mencegah terjadinya gangguan fungsi
pada sendi, mengembangkan, memperbaiki, mengembalikan, dan memelihara
kekuatan otot, daya tahan, fleksibel, stabilitas sera kemampuan fungsional (Kisner,
2013).

E. Hal yang Perlu di Perhatikan


1. Persiapan Alat dsn Pasien
a. Siapkan lingkungan yang tenang dan nyaman.
b. Posisikan klien dalam keadaan rileks.
2. Pelaksanaan

Gerakan pertama kepala menunduk, mengadah, menekuk, memalingkan, lakukan gerakan ini
dalam hitungan 1x8 repitasi untuk tiap fariasi, tujuan nya untuk melancarkan darah
dikepalah,wajah dan leher.

Gerakan kedua gerakan tangan kanan dan kiri tujuan melancarkan hakliran darah dilengan,
jantung, dan paru-paru, serta meregangkan otot lengan.
Gerakan ketiga tekuk kedua lutut dengan kedua tangan diangkat kearah depan, lakukan
gerakan ini dalam hitungan 2x8 repitasi

Gerakan keempat gerakan pinggul dorong pinggul kekiri dan kekanan. Tujuannya
melancarkan peradaran darah disaluran kemih, saluran pencernaan dan daerah punggung,
lakukan gerakan ini dalam hitungan 2x8 repitasi

Gerakan kelima membuka kaki selebar bahu kemudian menekuk lutut, putar pinggul kearah
kiri dan kanan secara bergantian. Tujuannya meregakan otot paha, serta melancarkan
peradaran darah kaki dan punggung.
Gerakan keenam mengangkat salah satu kaki setinggi pinggang lakukan gerakan seperti
berikut. Tujuannya melancarkan darah dialiran dikaki dan meregangkan otot-otot serta
mengurangi kaku sendi. lakukan gerakan ini dalam hitungan 1x8 repitasi untuk setiap
gerakan.
3. Penutup
 Tanyakan perasaan klien
 Observasi respon klien
 Evaluasi kegiatan
 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Dokumentasikan hasil tindakan
 Akhiri dengan salam
Daftar Pustaka

Abdurrachman. (2019). Pengaruh Latihan Isometrik Terhadap Kemampuan Fungsional


Lansia Penderita Osteoarthritis Di Desa Ambokembang. Jurnal Kesehatan Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

Wahyuni, L.N. (2019). Pengaruh Latihan Isometrik Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Pada Lansia. Journals Of Ners Community, Vol 10, No 02, Hal 221-220.

Kisner, C. & Colby, L.A. 2012. Therapeutic Exercise: Foundation and Technique, Sixth
Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai