Anda di halaman 1dari 39

Konsep Fisioterapi Olahraga

Definisi Fisioterapi
bentuk pelayanan kesehatan kepada
individu dan atau kelompok agar mereka
dapat mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak serta fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan
fungsi, komunikasi. (Kepmenkes : Nomor
1363/MENKES/SK/XII/2001)
Fisioterapi Olahraga
Konsep Sehat – Sakit
konsekuensi perkembangan
Memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat
Olahragawan amatir
Salah dalam berolahraga
Menurunnya prestasi
Aktifitas Fisik
kerja fisik yang
menyangkut sistim
lokomotor tubuh
manusia yang
ditujukan dalam
menjalankan
aktifitas hidup
sehari harinya
Latihan
adalah suatu aktifitas
fisik yang memiliki
tujuan tertentu dan
dilakukan dengan
aturan aturan tertentu
secara sistimatis
seperti adanya aturan
waktu, target denyut
nadi, jumlah
pengulangan gerakan
dan lain lain
Olahraga
aktifitas fisik yang
memiliki tujuan tertentu
dan dilakukan dengan
aturan aturan tertentu
secara sistimatis seperti
adanya aturan waktu,
target denyut nadi,
jumlah pengulangan
gerakan dan lain lain
dilakukan dengan
mengandung unsur
rekreasi serta memiliki
tujuan khusus tertentu.
Olahraga
Aktivitas fisik teratur, terarah, baik dan
benar
Memiliki tujuan tertentu seperti, prestasi,
kesehatan, rekreasi, pendidikan
Dilakukan dengan aktivitas melebihi
kemampuan individu (bersifat overload)
Merangsang adaptasi tubuh manusia
Adanya perubahan fisiologi oleh olahraga
Tujuan FT OR
1. Meningkatkan gerak dan fungsi
maksimal utuk melakukan aktifitas
olahraga tanpa cidera
2. Mengembalikan gerak dan fungsi
maksimal optimal akibat cidera olahraga
3. Mengembangkan aktifitas olahraga
sesuai dengan gerak maksimal dan
kemampuan fungsional
Kompetensi Fisioterapi OR
1 Injury Prevention
2 Acute Intervention
3 Rehabilitation
4 Performance Enhancement
Ketrampilan khusus
Manual terapi
Analisa postur
Mampu mengaplikasikan taping, straping dan
bandaging
Mampu melakukan asesmen dengan akurat
Mampu melakukan pre season examination
(mental, gizi dan latihan fisik)
Dengan pengalamannya mampu mencegah cidera
Mampu menyusun disain latihan bagi atlit
Cakupan Pelayanan FT OR
Penanganan Cidera olahraga
Pemeriksaan gerak dan fungsi awal
Penyusunan program latihan individu
Pemberian senam senam khusus
Pemanduan bakat
Program penurunan berat badan
Biomekanik pada cidera OR
Stress dan Strain, dapat terjadi
suatu tension, compresion dan shear
Peningkatan leverage  menambah
beban tubuh  menimbulkan cidera
 contoh penambahan beban
Perubahan center of gravity 
unstable
Gejala Cedera Olahraga
Tanda akut cedera olahraga yang
umumnya terjadi adalah tanda
respon peradangan tubuh
berupa............
1. tumor
(pembengkakaan),
2. kalor (peningkatan
suhu),
3. rubor (warna merah),
4. dolor (nyeri) dan
5. functio leissa
(penurunan fungsi).
CEDERA OLAHRAGA

 Menurut penyebabnya:
1.Overuse injury
2.Traumatic injury
 Overuse injury disebabkan oleh gerakan
berulang yang terlalu banyak dan
terlalu cepat.
 Traumatic injury disebabkan adanya
benturan atau gerak melebihi
kemampuan
FAKTOR OVERUSE INJURY

• Tingkat keterlatihan yang belum


memadai sewaktu meningkatkan
dosis
• Teknik yang kurang tepat: tak
efisien dan beban berlebih.
• Kelainan anatomis: misal kaki flat
• Peralatan: pakaian, sepatu, raket,
matras
• Lingkungan: suhu, kelembaban dll.
Macam-macam cedera OR

1. Cedera muskuloskeletal:
a. Sprain: cedera sendi, ligamen, tendo
b. Strain: cedera/robekan otot
c. Kramps: kontraksi otot yg
berkepanjangan merupakan indikator
kelelahan.

II. Cedera tulang dan Sendi


a. Fracture
b. Subluksasi dan Dislokasi.
PATOFISIOLOGI terjadinya cedera
traumatik berawal dari ketika sel
mengalami kerusakan, sel akan
mengeluarkan mediator kimia yang
merangsang terjadinya peradangan.
Mediator tadi antara lain berupa
histamin, bradikinin, prostaglandin dan
leukotrien.
Mediator kimiawi tersebut dapat
menimbulkan vasodilatasi pembuluh
darah serta penarikan populasi sel sel
kekebalan pada lokasi cedera.
Secara fisiologis respon tubuh tersebut
dikenal sebagai proses peradangan.
Masih ingatkah anda dengan

WOUND HEALING PROCESS ???


WOUND HEALING PROCESS
Injury

Algogene.
Tissue damage & 20 - 30
Fibrin menutup luka haemorrhage menit

Inflamasi primer
Inflemasi neurogenik Inflamation 24 - 36 jam
Gejala radang

Proliferasi Produksi Remodeling

<3-4 hr;Cell <3 mgg; <3 bl; resorbsi


pertahanan & produksi collagen,
fibroblast collagen penyesuaian
maksimal bentuk semula
Efek Immobilisasi
Tulang 10-15 hr Resorbsi tulang
(Matriks-Kalsium) Resorbsi 55-60%. 12
minggu osteoporosis.
Otot > 2 minggu Myofibril ↓, Sarkomer
berubah (Bentuk & arah),Frag membrane
& degenerasi nukleus, Posisi memendek
(Sarkomer ↓ < 40%), Posisi memanjang
(Sarkomer ↑ < 20%)
Jar.Ikat > 2 minggu Air ↓3-4%, Kolagen
ttp, beban regang ↓
Syaraf > 2 minggu Refleks (Otot & pemb.
Darah) Akt. proprioseptor↓
Immobilisasi tergantung umur
§  kurang dari 20 tahun 3-4 minggu
§  20-30 tahun 2-3 minggu
§  Lebih dari 30- 10 hari sampai 2
minggu.
§  Lebih dari 40 tahun 3-5 hari

Program dilanjutkan secara bertahap


untuk pemulihan fungsi sesuai
prosedur rehabilitasi yang telah
ditetapkan.
PENANGANAN DASAR
CEDERA
 Rest: istirahatkan bagian yang cedera
 Ice: kompres es segera setelah trauma
 Compression: tekan dengan pembalutan
 Elevation: Naikkan bagian cedera lebih
tinggi dari jantung.
 Kompres panas: setelah pembengkakan
jenuh
 Hydro therapy / Electro therapy
 Masase (pijat) / manipulasi
 Obat anti sakit dan anti radang.
R Rest, jaringan yang terkena cidera harus diistirahatkan dalam
kurun waktu tertentu agar mendapat kesempatan untuk sembuh.
Rest atau immobilisasi dapat diberikan dengan elastic bandage,
Soft cast, gips, brace, splinting dll.

I Ice, yaitu diberikannya pengobatan dengan es dengen tujuan


untuk menahan vasodilatasi dan agar terjadi vasokonstriksi.
Pemberian kompress es ini lebih baik diberikan dalam waktu 10
menit dengan interval dari pada terus menerus. Seperti telah
diketahui bahwa terapi es yang lama akan menyebabkan
vasokonstriksi setelah itu justru akan terjadi vasodilatasi.

C Compression, yaitu pemberian tekanan yang rata dengan tujuan


untuk mencegah pembengkakan yang berlebih. Compression
diberikan dengan elastic bandage, atau dengan bahan elastis
lainnya misalnya ankle dekker, knee dekker dll.
 

E Elevation, yaitu menaikkan anggota tubuh yang cidera agar


dapat membantu pengembalian darah ke jantung (venous
return).
 
Rest (Istirahat)

 Segera istirahatkan bagian yg cedera.


 Tujuannya: untuk mencegah
bertambah parahnya cedera dan
mengurangi aliran darah ke area
cedera.
 Waktu istirahat: tergantung pada
berat-ringannya cedera.
 Tetaplah melatih bag. tdk cedera
untuk mempertahankan endurance
atlet.
Ice (Es)
 Tujuan
1. Melokalisir daerah cedera.
2. Mematirasakan ujung saraf, sehingga dapat
mengurangi nyeri.
3. Mencegah bertambahnya bengkak. Kompres
es menyebabkan vasokontriksi, sehingga
aliran darah ke bagian yg cedera berkurang
dan bengkak tidak bertambah besar.
4. Kompres es tidak terlalu lama, krn dpt
menimbulkan vasodilatasi berlebihan
(Hunctinton reflex). Aliran darah bisa
meningkat 3x semula, sehingga pd daerah
cedera teraba panas.
Cara Kompres Es

 Es ditempatkan di dalam kantong


es atau kantong plastik, dan
dibungkus handuk sebelum
dipakai.
 Tiap kali kompres selama 2-3
menit.
 Bila sudah terasa kesemutan/pucat
(sudah terjadi vasokonstriksi yg
cukup), es dilepas sementara.
 Sampai pembengkakan jenuh.
Compression (Penekanan)
 Penerapan tekanan yg ringan pd daerah
cedera untuk menghentikan perdarahan
& mengurangi pembengkakan.
 Alat: kassa, pembalut tekan yg elastis.
 Pembalut elastis: harus terasa nyaman
dan tidak terlalu menekan: pucat, mati
rasa pada bagian ujung daerah cedera
(krn kurang mendapat aliran darah).
 Penekanan dari bawah ke atas.
Elevation
(Meninggikan Daerah yang
Cedera)
 Prinsip : daerah yg cedera
diusahakan lebih tinggi dari
jantung.
 Tujuan: mengurangi aliran darah
ke area cedera sehingga
mengurangi peradangan dan
perdarahan (bila ada).
Kapan Dilakukan Kompres
Panas?
 Kompres panas dilakukan setelah fase akut
(biasanya 2-3 hari).
 Kompres panas bisa dilakukan setelah bengkak
jenuh (bengkak sudah tidak bertambah)
 Kompres panas menyebabkan vasodilatasi,
sehingga jendalan darah atau cairan radang
masuk kembali ke pembuluh darah atau
pembuluh limfe.
 Dapat digunakan uap panas atau direndam di
air hangat.
 Penambahan garam pada larutan kompres
dapat mengurangi bengkak.
Heat, Pemberian panas
H

justru akan meningkatkan


perdarahan.
A  
Alcohol, akan
meningkatkan
pembengkakan.
 
Running atau exercise
R

terlalu dini akan memburuk


cidera.
 
M
Massage tidak boleh diberikan
pada masa akut karena akan
merusak jaringan.
 
Cedera dapat terjadi
karena :
1. Pendinginan kurang
Terjadi kaku sendi. Hal terasa sekali setelah
tidak menjadi atlet, sendi sering terasa
kaku & nyeri, terutama sewaktu bangun
tidur.
Cara pendinginan, setelah aktivitas, sendi
tetap digerakkan sesuai dengan gerakan
sendi, autosacking (digoyang-goyang
sendiri) organ tubuh yg digunakan untuk
aktivitas, kompres es. Prinsipnya seperti
masage tetapi dilakukan sendiri oleh atlet.
2. Penyembuhan cedera sebelumnya
yang tidak sempurna (habitualis).
Hal ini dapat terjadi karena
kapsul sendi/ligamen kendor.
3. Overuse (penggunaan yang
berlebihan).
4. Kurangnya Persiapan
Olahraga
Yang Harus Diperhatikan pada
Penanganan Cedera
1. Bila terjadi cedera, segera obati
sampai sembuh sempurna.
2. Lakukan latihan pasca cedera. Tujuan:
mengembalikan fungsi seperti semula.
Cara :
 Latihan peregangan (streching
exercise)
 Latihan kekuatan (strengthening
exercise)
 Latihan daya tahan
Alur Terapi Latihan Pasca
Cedera
Latihan fleksibilitas merupakan teknik
dasar yang digunakan untuk
meningkatkan
jangkauan gerak (ROM).
Latihan mobilitas merupakan
komponen dasar dari rehabilitasi
mengingat latihan ini dapat
mempercepat penyembuhan jaringan
yang pada akhirnya dapat menunjang
fungsi gerak. Latihan mobilitas dapat
digunakan untuk menjaga dan
meningkatkan jangkauan gerak.
Performa otot dapat dinilai berupa kekuatan
(strength), tenaga (power) dan ketahanan
(endurance).
PRINSIP PENANGANAN
CEDERA
 C: Cepat, tepat, berani, manusiawi
merupakan kunci penanganan pertama
 E: Es merupakan benda penting yang harus
tersedia selama dan sesudah lat.
 D: Diagnosa jenis cedera dengan menelusur
kejadiannya, tanda dan gejala
 E: Elevasi segera lokasi cedera sehingga lebih
tinggi dari jantung
 R: Reposisi semua jenis keseleo dengan
menarik sendi segera (neural shock)
 A: Atasi perdarahan dengan menekan dan
menutup luka dengan kain bersih
PRINSIP PENANGANAN
CEDERA

 O: Obati nyeri dan bengkak selama 1 mgg


 L: Latihan dayatahan tetap dilakukan
 A: Analisis penyebab cedera dan hindari
 H: Hilangkan trauma psikologis dng lat.
 R: Relaksasi mrpkn lat ssdh cedera
 A: Atasi bengkak dan nyeri dng masase
 G: Gerakan keras stlh sembuh sempurna
 A: atur nafas sblm msk lap, bisa cegah

Anda mungkin juga menyukai