Anda di halaman 1dari 44

CEDERA OLAHRAGA

By:
I MADE NIKO WINAYA
PENDAHULUAN
Olahraga, baik yang bersifat olahraga
prestasi maupun rekreasi merupakan
aktivitas yang dapat memberikan manfaat
bagi kesehatan fisik maupun mental.
Akan tetapi, olahraga yang dilakukan
tanpa mengindahkan kaidah-kaidah
kesehatan dapat pula menimbulkan
dampak yang merugikan bagi tubuh
antara lain berupa cedera olahraga.
Cedera olahraga adalah cedera pada sistem
integumen, otot dan rangka yang
disebabkan oleh kegiatan olahraga.
Cedera olahraga disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain kesalahan metode
latihan, kelainan struktural maupun
kelemahan fisiologis fungsi jaringan
penyokong dan otot (Bahr et al. 2003).
Gejala Cedera Olahraga
Tanda akut cedera olahraga yang umumnya
terjadi adalah tanda respon peradangan
tubuh berupa............
1. tumor (pembengkakaan),
2. kalor (peningkatan suhu),
3. rubor (warna merah),
4. dolor (nyeri) dan
5. functio leissa (penurunan
fungsi).
CEDERA OLAHRAGA

 Menurut penyebabnya:
1. Overuse injury
2. Traumatic injury
 Overuse injury disebabkan oleh gerakan berulang
yang terlalu banyak dan terlalu cepat.
 Traumatic injury disebabkan adanya benturan atau
gerak melebihi kemampuan
Macam-macam cedera OR

1. Cedera muskuloskeletal:
a. Sprain: cedera sendi, ligamen, tendo
b. Strain: cedera/robekan otot
c. Kramps: kontraksi otot yg berkepanjangan
merupakan indikator kelelahan.

II. Cedera tulang dan Sendi


a. Fracture
b. Subluksasi dan Dislokasi.
Masih ingatkah anda dengan

WOUND HEALING PROCESS ???


WOUND HEALING PROCESS
Injury

Algogene.
Tissue damage & 20 - 30
Fibrin menutup luka haemorrhage menit

Inflamasi primer
Inflemasi neurogenik Inflamation 24 - 36 jam
Gejala radang

Proliferasi Produksi Remodeling

<3-4 hr;Cell <3 mgg; produksi <3 bl; resorbsi


pertahanan & collagen maksimal collagen,
fibroblast penyesuaian bentuk
semula
PENANGANAN DASAR
CEDERA
 Rest: istirahatkan bagian yang cedera
 Ice: kompres es segera setelah trauma
 Compression: tekan dengan pembalutan
 Elevation: Naikkan bagian cedera lebih
tinggi dari jantung.
 Kompres panas: setelah pembengkakan
jenuh
 Hydro therapy / Electro therapy
 Masase (pijat)
 Obat anti sakit dan anti radang.
Rest (Istirahat)

 Segera istirahatkan bagian yg cedera.


 Tujuannya: untuk mencegah bertambah
parahnya cedera dan mengurangi aliran
darah ke area cedera.
 Waktu istirahat: tergantung pada berat-
ringannya cedera.
 Tetaplah melatih bag. tdk cedera untuk
mempertahankan endurance atlet.
Ice (Es)
 Tujuan
1. Melokalisir daerah cedera.
2. Mematirasakan ujung saraf, sehingga dapat
mengurangi nyeri.
3. Mencegah bertambahnya bengkak. Kompres es
menyebabkan vasokontriksi, sehingga aliran darah
ke bagian yg cedera berkurang dan bengkak tidak
bertambah besar.
4. Kompres es tidak terlalu lama, krn dpt
menimbulkan vasodilatasi berlebihan (Hunctinton
reflex). Aliran darah bisa meningkat 3x semula,
sehingga pd daerah cedera teraba panas.
Cara Kompres Es

 Es ditempatkan di dalam kantong es atau


kantong plastik, dan dibungkus handuk
sebelum dipakai.
 Tiap kali kompres selama 2-3 menit.
 Bila sudah terasa kesemutan/pucat (sudah
terjadi vasokonstriksi yg cukup), es dilepas
sementara.
 Sampai pembengkakan jenuh.
Compression (Penekanan)
 Penerapan tekanan yg ringan pd daerah
cedera untuk menghentikan perdarahan &
mengurangi pembengkakan.
 Alat: kassa, pembalut tekan yg elastis.
 Pembalut elastis: harus terasa nyaman dan
tidak terlalu menekan: pucat, mati rasa pada
bagian ujung daerah cedera (krn kurang
mendapat aliran darah).
 Penekanan dari bawah ke atas.
Elevation
(Meninggikan Daerah yang Cedera)

 Prinsip : daerah yg cedera diusahakan lebih


tinggi dari jantung.
 Tujuan: mengurangi aliran darah ke area
cedera sehingga mengurangi peradangan
dan perdarahan (bila ada).
Kapan Dilakukan Kompres Panas?
 Kompres panas dilakukan setelah fase akut
(biasanya 2-3 hari).
 Kompres panas bisa dilakukan setelah bengkak
jenuh (bengkak sudah tidak bertambah)
 Kompres panas menyebabkan vasodilatasi,
sehingga jendalan darah atau cairan radang masuk
kembali ke pembuluh darah atau pembuluh limfe.
 Dapat digunakan uap panas atau direndam di air
hangat.
 Penambahan garam pada larutan kompres dapat
mengurangi bengkak.
Yang Harus Diperhatikan pada
Penanganan Cedera
1. Bila terjadi cedera, segera obati sampai
sembuh sempurna.
2. Lakukan latihan pasca cedera. Tujuan:
mengembalikan fungsi seperti semula.
Cara :
 Latihan peregangan (streching exercise)
 Latihan kekuatan (strengthening
exercise)
 Latihan daya tahan
KASUS (tugas/SGD)
Patofisologis sprain ankle
Patofisiologis strain hamstring
Patofisiologis kram
Sendi
 Pertemuan dua tulang untuk mobilisasi
1. Soft Tissue (Jar. lunak)  Otot, Tendon ligamen, Kapsul
sendi dll
2. Hard Tissue  (Jaringan keras)
 Trauma Pada Sendi
1. T. Jaringan Lunak (Soft tissue)
 Sprain  Terkilir
 Strain  Keseleo
 Ruptur ligamen (Putus ligamen)
2. T. Jaringan Keras (Hard tissue)
 Dislokasi, Subdislokasi
 Fraktur dislokasi
Trauma Jaringan Lunak
1. Strain  Laserasi otot pada sendi
2. Sprain
 Laserasi ligament pada sendi
3. Ruptur
 putusnya tendon/ ligamen

 Penyebab : Trauma dengan gerakan tiba-tiba

 Klinis  Nyeri, bengkak panas, biru, kemerahan

 Grade
 Grade 1  teregang  sembuh 2- 10 hari

 Grade 2  putus partial  sembuh 10 hr – 6 mg

 Grade 3  putus total (Avulsi)  sembuh 3 -10 mg


Pengobatan
 Grade 1 & 2  RICE
 R = rest

 I = ice

 C = compress

 E = elevate

 Anti Inflamasi (NSAIDs)


 Grade 3
 Penyambungan kembali (Tendorafi)
KESELEO PERGELANGAN KAKI

1. Peregangan ligamen sampai tergesernya


tulang sendi
2. Penanganan: RICE diikuti pembalutan
sampai gips.
3. Latihan jangkauan, kekuatan dgn elastic
band, jalan jinjit atau dgn tumit.
Ankle sprain
Active unstable foot Inversion injury

Rest
Nyeri lateral
(medial) foot Ice
Acute Akt.
tinggi
Riwayat injury Compression

Antalgic gait Elevation

Nyeri inversi Joint mobilization


(eversi) ROM ± KronikAkt.
rendah Active stabilization
Acute edema
OTOT TERTARIK DAN ROBEK
1. Otot betis: pada olahraga yg banyak
lompat.
2. Otot hamstring: pada lari sprint.
3. RICE dan kompres panas sebelum
mulai latihan.
4. Latihan penguluran dan jangkauan
gerak sendi, dan penguatan otot.
5. Evaluasi teknik latihan, pemanasan,
pdgn.
KRAM OTOT

 Disebabkan karena kelelahan, kurang


mineral dan vitamin, kurang suplai darah,
ketidak sesuaian pada panjang kedua kaki.
 Penanganan: regang otot dan massage
 Minum juice buah dan sayur, kacang hijau
 Penguluran pada saat pemanasan dan
pendinginan.
TENDINITIS PERGELANGAN KAKI

 Tendo (akhiran otot yang nempel di tulang)


robek kecil sampai sedang.
 Tendo achilles putus.
 Penanganan: RICE diikuti latihan
penguluran dan kekuatan.
CEDERA LUTUT

 Lutut merupakan sendi paling besar namun


paling tidak stabil
 Cedera: meniskes, tendinitis, ligamen
 Keseleo karena beban berlebih dan
hiperekstensi
 Penanganan: RICE, decker,
 lat. penguluran dan jangkauan gerak
Meniscus lesion
Abd homolat-Rot kontralat-
Meniscus rupture Penguncian extensi (fleksi)
kompresi + Ext (flex)

Nyeri & mengunci Manipulasi meniscus


(kontra tes)
Non capsular pat +
krepitasi meniskus
Stabilisasi pasif
Meniscus test +
(tes tumit) Strengthening - cycling
Knee instability
Lig Laxity Muscle dysbalance Meniscus

Lig. Collateral medial Varus test


Passive &
Lig. Collateral lateral Valgus test active
stabilization
Lig. Cruciatum anterior Anterior shearing test

Lig.Cruciatum posterior Posterior shearing test


CEDERA PUNGGUNG BAWAH

 Akut disebabkan oleh teknik mengangkat


yang salah. Penanganan segera hasilnya
sangat baik
 Khronis disebabkan karena overuse.
Penanganan dengan heat therapy dan pijat
cukup memberi hasil
 Rehabilitasi: latihan penguluran dan
kekuatan
Penanganan Cedera Memar/Contusio
1. Kompres dengan es selama 12-24 jam
untuk menghentikan pendarahan kapiler
atau metode RICE.
2. Istirahat untuk mencegah cedera lebih
lanjut dan mempercepat pemulihan
jaringan jaringan lunak yang rusak.
3. Hindari benturan di daerah cedera pada
saat latihan maupun pertandingan
berikutnya.
Tennis elbow
Degeneratif
Inflamasi kronik Adhesion
Injury back
hand vokasional

Nyeri lateral ROM normal, Stretch test Palpasi lateral


epicondyle isometric wrist nyeri lateral epicondyle nyeri:
dorsal flex epicondyle Tipe I, II, III / IV

Ultra sound Transverse friction

Mill’s manipulation
Golfer’s elbow
Degeneratif
Inflamasi kronik Adhesion
Injury Golf/
vokasional

Nyeri medial ROM normal, Stretch test Palpasi medal


epicondyle isometric wrist nyeri medial epicondyle nyeri
palmar flex epicondyle

Ultra sound Transverse friction

Longitudinal muscle
manipulation
Penanganan Dislokasi
Penanganan yang dilakukan pada saat terjadi
dislokasi adalah melakukan reduksi ringan dengan
cara menarik persendian yang bersangkutan pada
sumbu memanjang. Setelah reposisi berhasil
dilakukan, sendi tersebut difiksasi selama 3-6
minggu untuk mengurangi resiko terjadinya
dislokasi ulang.
Apabila rasa nyeri sudah minimal, dapat dilakukan
exercise therapy secara terbatas untuk
memperkuat struktur persendian dan memperkecil
resiko dislokasi ulang (Meeuwisse 1994).
Penatalaksaan  R R R
 Reposisi  mengembalikan posisi kaput

1. Tertutup

2. Terbuka (Open Reduction), jika 


a. Gagal reposisi tertutup
 Interposisi jaringan

 Button hole dislocation

 Dislokasi disertai fraktur

b. Neglected cases & Dislokasi lama


 Retaining  mempertahan hasil reposisi
 Rehabilitation  Mengembalikan pada fungsi
ANTERIOR DISLOC. OF
GLENOHUMERAL (DEAD Pem. fungsi. Terapi latihan
ARM SYNDR) Sering pem. fungsi negatif. isometris 3–4 bl,
Perenang, pelempar, OR. raket. Positif cidera ‘cuff’. deep trans friction pd
Sesudah trauma/overload  Kadang nyeri pd test isometris cuff yg cidera.
keluhan tak dpt kuat.
melempar/serve/smash. Apprehension test/ subluxasi
Lengan lumpuh/mati & nyeri test nyeri kejut, kadang Modalitas fisis.
tajam sebentar pulih lg, bbrp subluksasi.
jam pegal –lemas. Nyeri hebat, bengkak. Deltoid Kadang operasi.
SHOULDER DISLOCATION datar.
-Traumatic disloc. Posterior disloc. kurang
tampak. Bila ‘X’ ray tanpa
Anterior: oleh pos. Abd- fraktur  reposisi
Extern.rot.force. Lengan difiksasi pd. Add –
bahu & fleksi siku dgn dgn.general
Posterior: jatuh pos. abd./
intern.rot.force. disangga. anesthesia
-Habitual disloc. Pd anamnesis diketahui. Habitual dislocation
Terjadi saat Abd-extern.rot. Kadang oleh kontraksi otot   operasi
Subcoracoid disloc. / anterior- sub luksasi.
inferior disloc Sub luksasi test positif.
Penanganan Patah Tulang
Hal yang harus dilakukan pada keadaan
patah tulang adalah olahragawan tidak
boleh melanjutkan pertandingan.
Penderita harus segera direposisi oleh
tenaga medis secepat mungkin
Colle’s fracture

Ortu jatuh menumpu


Porotik Injury
pd tangan
Immobilization
Dinner’s fork deformity

ROM stiff, springy/firm Mobilization: traksi-


end feel translasi

X ray frcture Functional exc


Latihan untuk Merawat &
Mencegah Cedera
 Atlet dituntut mempunyai sekelompok otot yang lebih kuat pada
otot yang sering digunakan untuk aktivitas OR sesuai cabang OR
dibandingkan dg bagian otot lainnya.
 Kelompok otot yang berpasangan (antagonis), misalnya biceps-
triceps, hamstring-quadriceps  harus dijaga keseimbangannya
supaya bisa berfungsi secara efisien dan mencegah cedera.
 Misalnya: pada pelari, otot betis sangat kuat, sebaliknya otot
tibialis anterior tidak sekuat otot betis, sehingga rentan terjadi
cedera. Cara menyeimbangkan: latihan peregangan pada otot yg
tidak memperoleh stimulasi yg cukup selama melakukan
aktivitas OR  otot betis latihan peregangan, otot tibialis
anterior latihan penguatan.
Latihan peregangan (stretching
exercise)

 Latihan peregangan teratur efektif untuk


mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.
 Manfaat: mencegah terjadinya ketegangan pd
sekelompok otot, menjaga fleksibilitas persendian
& membantu program pemanasan (warming up).
 Teknik: streching statis, streching dinamis, PNF
(proprioceptive neuromuscular fascilitation).
Prinsip saat melakukan
stretching exercise
 Gerakan dilakukan perlahan-lahan, tanpa
melakukan gerakan paksaan yg menimbulkan
nyeri, kemudian intensitas ditingkatkan bertahap
sambil memberi kesempatan otot relaksasi.
 Jangan melakukan gerakan bouncing (mengayun),
krn dapat menimbulkan refleks menegang.
 Peregangan dilakukan secara teratur.
 Bernafas secara normal.
 Rileks dan nikmati peregangan yang dilakukan.
Teknik Peregangan
 Peregangan statis  dilakukan secara perlahan sampai titik
resistensi (sedikit sakit), bertahan pada posisi tersebut
selama beberapa saat, kendorkan, ulangi beberapa kali.
 Peregangan dinamis : bermanfaat saat bertanding di daerah
dingin  streching-jongging-streching-jogging.
 PNF: diawali dg kontraksi otot secara isometris (dg daya
resistensi dari partner latihan), kemudian relaksasi
beberapa detik, dan berakhir peregangan pasif beberapa
saat (dg memberi tekanan pd otot-otot). PNF
mempertimbangkan respon fisiologis dari sistem saraf,
otot, persendian & tendon.
Alur Terapi Latihan Pasca Cedera
Latihan fleksibilitas merupakan teknik dasar
yang digunakan untuk meningkatkan
jangkauan gerak (ROM).
Latihan mobilitas merupakan komponen dasar
dari rehabilitasi mengingat latihan ini dapat
mempercepat penyembuhan jaringan yang pada
akhirnya dapat menunjang fungsi gerak. Latihan
mobilitas dapat digunakan untuk menjaga dan
meningkatkan jangkauan gerak.

Performa otot dapat dinilai berupa kekuatan (strength), tenaga


(power) dan ketahanan (endurance).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai