SEJARAH MASASE Kata Massage juga berasal dari kata Arab “Mash” yang berarti Menarik, atau menekan dengan lembut. Dan dari bahasa Yunani “Massien” yang berarti memijat atau melulut. Dalam bahasa Indonesia, Massage diadaptasi menjadi Masase. Para pelaku Massage disebut “Masseur” untuk laki-laki dan “Masseus” untuk wanita. Praktek Masase telah ada sejak 1000 SM di Cina. Bangsa Cina mengembangkan suatu aliran dan gaya masase yang mereka sebut “Anma” atau “Anmo” dan merekalah yang pertama kali melatih dan mempekerjakan pemijat tunanetra. Selain Cina dan Jepang, negara Asia lain yang mempraktekkan Masase adalah India. Pengetahuan ini menjadi bagian yang tidak terpisah dari Tradisi Hindu yang ditandai misalnya, dengan memasukkan pengobatan Masase di dalam kitab suci Ayurveda (1800 SM). Dan dimasa awal abad 19 tokoh yang berperan dalam sejarah perkembangan Masase adalah seorang dokter dari Belanda yang bernama “Johann Mezger” (1839-1909). Beliau pula yang mengenalkan istilah-istilah Prancis yang masih digunakan sampai saat ini oleh Profesi Masase, seperti Effleurage, Petrissage, Tapotement. JENIS-JENIS MASASE 1. Mengusap (Efflurage) 2. Meremas (Patrissage) 3. Menggerus (Friction) 4. Memukul (Tapotement) 5. Menggeser (Walken) 6. Menggocang (Shaking) 7. Melipat Kulit (Skin Rolling) 8. Mengurut (Strocking) MENGUSAP (EFFLURAGE) Gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari tangan. Gerakan ini dilakukan sesuai dengan peredaran darah menuju jantung.
Manfaat gerakan ini adalah merelaksasi otot dan
ujung-ujung saraf.
Manfaat tekanan pelan dan dangkal adalah untuk
mengurangi rasa nyeri, geli dan sakit pada otot.
Tekanan yang kuat akan menambah lancarnya
peredaran darah. MEREMAS (PATRISAGE) Gerakan memijit dan meremas dengan menggunakan jari- jari tangan. Dan teknik ini digunakanpada area yang berlemak dan jaringan otot yang tebal.
Manfaatnya adalah memberi rangsangan terhadap kulit,
melancarkan peredaran darah pada otot, memperbaiki metabolisme pertukaran zat dan memperbaiki proses penyerapan dan pelenyapan H20 (zat asam arang) MENGGERUS (FRICTION) Gerakan melingkar atau menggerus kecil dengan penekanan yang lebih dalam meng gunakan jari atau ibu jari.
Gerakan ini hanya digunakan pada area
tubuh tertentu yang bertujuan untuk penyembuhan ketegangan otot akibat asam laktat yang berlebih atau karena spasme otot.
Manfaat lainnya adalah merangsang otot yang lebih dalam
dan menghancurkan mygelose atau kekerasan pada jaringan, melepas perlengketan antar jaringan yang dapat mengganggu kelancaran peredaran darah. MEMUKUL (TAPOTEMENT) Gerakan menepuk atau memukul dan bersifat merangsang jaringan otot, dilakukan dengan kedua tangan secara bergantian untuk memperoleh hentakan tangan yang ringan dan tidak sakit pada klien.
Tujuannya adalah untuk menstimulus otot untuk
bekerja, menstimulus saraf untuk kerja jantung, menaikkan suhu badan guna melancarkan metabolisme, dan jika dikerjakan dengan ringan akan cepat mengeluarkan urat saraf dan akan menyebabkan rangsangan kontraksi lokal. MENGGESER (WALKEN) Gerakan ini bertujuan menyempurnakan pengambilan sisa-sisa pembakaran oleh darah dan segera dapat dibawa ke jantung. Gerakan ini menggunakan seluruh tapak tangan dan jari-jari, bergerak maju mundur antara tangan kanan dan kiri.
Untuk hasil yang lebih baik maka tekanan harus
cukup kuat, otot-otot betul tertekan dan terperas, dan gerakan ini dikerjakan sesudah efflurage, patrissage, dan friction untuk menyempurnakan gosokan dan tekanan pada tempat-tempat yang belum terkena. MENGGUNCANG (SHAKING)
Gerakan ini dapat dilakukan dengan satu atau dua
tangan. Tujuannya adalah memberikan relaksasi pada otot yang telah digerus. MELIPAT KULIT (SKIN ROLLING)
Teknik memijat melipat kulit dengan hanya menggunakan jari-
jari tangan yang di lakukan secara berurutan dari bawah sampai atas. Manfaatnya adalah melancarkan peredaran darah pada lapisan kulit, lemak dan otot di permukaan. Menghilangkan perlengketan kulit dengan jaringan-jaringan dibawahnya. PENGERTIAN CEDERA OLAHRAGA Cedera Olahraga adalah segala macam cedera yang timbul pada saat latihan atau pun pada waktu pertandingan dan sesudah pertandingan . (Hardianto Wibowo, 1994/1995. Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta: Buku Kedokteran) Asam Laktat Pada Otot Penyebab Spasme dan Nyeri Otot
Asam laktat adalah komponen yang penting
bagi tubuh karena berperan dalam menjaga fungsi sel normal. Namun, saat jumlahnya berlebihan, asam laktat dianggap bisa memicu beberapa gangguan di tubuh. Penumpukan asam laktat dianggap bisa terjadi saat tubuh bekerja terlalu keras saat berolahraga. Berolahraga dan beraktivitas fisik tentu menjadi kegiatan yang positif. Namun, melakukannya secara berlebihan juga dapat menjadi bumerang bagi tubuh.
Salah satu dampak yang kerap terjadi jika
berolahraga berlebihan adalah penumpukan asam laktat di aliran darah. Penumpukan ini dapat muncul karena tubuh kekurangan oksigen untuk memecah glukosa di darah. KLASIFIKASI CEDERA OLAHRAGA Paul M Taylor (1997:5) membagi jenis cedera yang sering dialami menjadi 2 jenis: 1. Trauma Akut Yaitu suatu cedera berat yang terjadi secara mendadak seperti goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang dan membutuhkan pertolongan profesional dengan segera. 2. Overuse Syndrome Adanya kekuatan abnormal dalam kekuatan level yang rendah atau ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama. Hardianto Wibowo mengklasifikasikan cedera olahraga sebagai berikut:
1. Cedera Tingkat I, ditandai dengan adanya
robekan, yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop, dengan keluhan minimal dan hanya sedikit saja atau tidak mengganggu performa olahragawan yang bersangkutan. Misalnya lecet, memar atau sprain ringan. 2. Cedera Tingkat II, Ditandai dengan kerusakan jaringan yang nyata, nyeri, bengkak berwarna kemerahan dan panas dengan gangguan fungsi yang nyata dan berpengaruh pada performa atlet yang bersangkutan. Misalnya, melebarnya otot atau robeknya ligamen. 3. Cedera Tingkat III, pada cedera ini terjadi robekan lengkap atau hampir lengkap pada otot, ligamen, dan fraktur pada tulang yang memrlukan istirahat total dan pengobatannya intensif oleh profesional dan mungkin harus dioperasi. JENIS-JENIS CEDERA OLAHRAGA MEMAR Memar merupakan cedera yang disebabkan oleh benturan benda keras pada jaringan lunak tubuh. Pada memar, jaringan dibawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah sehingga darah dan cairan seluler merembes kejaringan sekitarnya. KRAM OTOT
Kram otot terjadi pada saat otot mengalami
kelelahan dan secara tiba-tiba meregang maka otot tersebut dengan terpaksa ikut meregang secara penuh dan menyebabkan kram pada otot. Dan juga bisa terjadi karena penumpukan asam laktat di otot karena mengalami kelelahan. CEDERA PADA OTOT TENDON DAN LIGAMEN
Strain adalah cedera yang menyangkut cedera
otot dan tendon. Strain dapat dibagi menjadi 3 tingkatan. 1. Tingkat I : Tidak ada robekan, hanya terdapat kondisi inflamasi ringah meskipun pada tingkat ini tidak ada penurunan kekuatan otot tetapipada kondisi tertentu cukup mengganggu atlet. 2. Tingkat II : Strain pada tingkat ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau tendon sehingga dapat mengurangi kekuatan otot. Dan hal ini bisa menyebabkan atrofi otot yaitu menyusutnya dan menipisnya jaringan otot. 3. Tingkat III : Strain pada tingkatan ini sudah terjadi kerobekan yang parah atau bahkan sampai putus sehingga diperlukan tindakan operasi atau bedah dan dilanjutkan dengan fisioterapi dan rehabilitasi seperti cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) dan PCL (Posterior Cruciate Ligament) pada lutut. DISLOKASI
Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat
yang seharusnya. Dislokasi yang sering terjadi yaitu pada bahu, sendi panggul, ankle, karena bergeser pada tempatnya maka sendi menjadi macet dan terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi ligamennya akan menjadi kendor akibatnya sendi itu akan mudah mengalami dislokasi kembali. PATAH TULANG (FRACTURE)
Patah Tulang adalah suatu keadaan dimana tulang mengalami
keretakan, pecah, atau patah baik pada tulang rawan maupun tulang keras. Patah tulang digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Patah Tulang Komplek, dimana tulang terputus sama sekali. 2. Patah Tulang Stres, dimana tulang hanya mengalami keretakan tetapi tidak terpisah. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CEDERA OLAHRAGA Paul M Taylor (1997:12), membagi penyebab cedera yaitu faktor dari dalam seperti, kelelahan, kelalaian, keterampilan yang kurang, dan kurangnya pemanasan dan peregangan saat akan melakukan olahraga atau pembelajaran. Faktor dari luar seperti, tidak memadainya
alat dan fasilitas yang kurang baik, cuaca
yang buruk di lapangan dan pemberian pola latihan yang salah oleh tim pelatih. PENANGANAN CEDERA UMUM DAN OLAHRAGA Yang harus dilakukan apabila terjadi cedera olahraga adalah pertolongan pertama pada cedera olahraga yang bertujuan untuk menimalkan pembengkakan jaringan yang dilakukan dengan metode R.I.C.E (Rest, Ice, Compression, Elevation). REST (ISTIRAHATKAN) Segera beristirahat apabila mulai merasakan gejala cedera. Jangan memaksaka diri untuk mulai berlari ataupun melompat saat gejala masih dirasakan. ICE (BERIKAN ES) Berikan kompres es pada area cedera. Dianjurkan melakukan kompres es 3 atau 4 jam sekali dengan durasi 10-15 menit selama 4 atau 5 hari pertama cedera. COMPRESSION (PEMBALUTAN ATAU PEMBUNGKUSAN) Pembalutan dengan bahan yang elastis pada area cedera agar dapat membantu mengurangi pembengkakan pada area tersebut. ELEVATION (TINGGIKAN) Meletakkan bagian tubuh yang cedera diatas lebih tinggi dari jantung. Misalnya saat tidur atau baring untuk membantu mengurangi pembengkakan akibat peradangan pada cedera. Tindakan yang tidak boleh dilakukan apabila terjadi cedera olahraga adalah H.A.R.M (Heat, Alcohol, Running, Massage) HEAT Menggunakan panas pada saat penanganan pertama cedera akan meningkatkan pembengkakan karena panas akan membuat pembuluh darah semakin melebar. Seperti pemberian balsem, jahe, minyak gosok, sauna, infrared, atau berendam dibathub yang panas airnya. ALCOHOL Meminul alcohol atau merendam bagian yang cedera dengan alcohol akan meningkatkan pembengkakan serta memperlambat proses penyembuhan cedera. RUNNING (BERLARI) Berlari atau berlatih dalam 48- 72 jam disaat masih cedera akan memperburuk kondisi cedera tersebut. Seseorang dinyatakan aman bermain kembali setelah dilakukan pemeriksaan dan diagnosa oleh dokter, fisioterapi, atau masseur profesional. MASSAGE (PIJATAN) Pijatanpada saat cedera akan meningkatkan aliran darah sehingga akan membuat semakin bengkak dan dapat terjadi kerusakan pada jaringan yang cedera. Misalnya, ligamennya terluka lalu diberi massage maka luka sobeknya akan semakin melebar dan pada saat kembali ke lapangan menjadi kendor dan terganggu stabilitasnya sehingga memudahkan terjadinya cedera ulang. Selain R.I.C.E dan H.A.R.M, yang perlu diperhatikan dalam melakukan rehabilitasi pada cedera olahraga ringan adalah dengan massage terapi cedera olahraga yaitu bisa dengan manipulasi berikut ini. 1. Grusan (Friction), untuk menghancurkan miogelosis atau sisa-sisa pembakaran yang terdapat pada otot. 2. Gosokan (Efflurage), dimaksudkan untuk memperlancar peredaran darah pasca cedera. 3. Penarikan (Traksi), menarik bagian tubuh yang mengalami cedera untuk kembali pada sisi semula. 4. Reposisi, penarikan dilakukan pada bagian anggota gerak tubuh yang mengalami cedera. Khususnya pada sendi atau penekanan agar sendi kembali pada posisi semula. - Sport massage - Angkle/engkel - Spasme Betis - Lutut - Hamstring - Pinggul - Pinggang - Punggung - Bahu - Frozen Soulder - Nyeri dada SELESAI WALHAMDULILLAH SEMOGA BERMANFAAT
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis