Anda di halaman 1dari 23

i

PRAKATA

Kontraksi otot adalah keadaan saat otot menegang dan


memendek sehingga kemudian dapat menggerakkan tulang
atau rangka tubuhmu. Kontraksi otot bisa terjadi karena
adanya peran dari membran serat otot skeletal yang bekerja
dengan cara menghasilkan dan menyebarkan potensial aksi
dan menghubungkannya ke bagian akhir untuk melepaskan
penyimpanan kalsium intraseluler yang memicu kontraksi
secara mekanik.

Relaksasi dapat di artikan sebagai teknik yang


dilakukan untuk mengatasi stres dimana akan terjadi
peningkatan aliran darah sehingga perasaan cemas dan
khawatir akan berkurang

i
DAFTAR ISI

PRAKATA.........................................................i

DAFTAR ISI......................................................ii

KONTRAKSI OTOT.......................................1

1.1.......................................................................Defenisi
Kontraksi Otot..............................................1
1.2.......................................................................Jenis Kon
traksi Otot ....................................................4
1.3.......................................................................Mekanis
me Kontraksi Otot.........................................6
1.4.......................................................................Langkah-
langkah kontraksi otot...................................8
RELAKSASI OTOT.........................................9

2.1. Defenisi Relaksasi Otot...............................9


2.2....................................................................... Manfaat 
Relaksasi.......................................................10
2.3 Jenis-Jenis Relaksasi....................................13
2.4.......................................................................Langkah-
Langkah Relaksasi Otot................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................16

ii
iii
1. KONTRAKSI OTOT
1.1. Defenisi Kontraksi Otot
Kontraksi otot adalah keadaan saat otot
menegang dan memendek sehingga kemudian dapat
menggerakkan tulang atau rangka tubuhmu. Kontraksi
otot bisa terjadi karena adanya peran dari membran serat
otot skeletal yang bekerja dengan cara menghasilkan dan
menyebarkan potensial aksi dan menghubungkannya ke
bagian akhir untuk melepaskan penyimpanan kalsium
intraseluler yang memicu kontraksi secara mekanik.
Kegiatan ini bergantung pada berfungsinya kanal ion. Di
dua dekade terakhir, penyakit yang disebabkan oleh
mutasi dari gen ion kanal pada otot telah dapat
diidentifikasi dan disebut dengan muscle channelopathies
(gangguan kanal otot).
Gangguan kanal ion ini merupakan bagian dari
kelompok gangguan neuromuskular yang jarang
ditemukan, disebabkan oleh mutasi pada beberapa kanal
ion, diantaranya adalah kanal klorida, natrium, kalsium,
dan kalium. Secara klasik, gangguan kanal ion ini dapat
terbagi menjadi nondistrofi miotonia dan periodik
paralisis. Periodik paralisis adalah kelemahan otot rangka

1
yang diturunkan secara autosomal dominan, yang
berhubungan dengan kadar kalium dalam serum yang
bersifat periodik dan reversible. Periodik paralisis ini
terjadi karena adanya perubahan ion kanal yang
dikarakteristikkan dengan episode berulangkali terjadi
paralisis flaksid, baik fokal maupun umum. Secara klinis,
periodik paralisis diklasifikasikan menjadi hiperkalemi
periodik paralisis dan hipokalemi periodik paralisis.
Pengklasifikasian ini berdasarkan keadaan kalium serum
atau respon tubuh terhadap kalium.
Hiperkalemi periodik paralisis termasuk kedalam
gangguan kanal natrium dan hipokalemi periodik
paralisis termasuk kedalam gangguan kanal kalsium.
Hipokalemi periodik paralisis mempunyai kasus
terbanyak dari segala bentuk periodik paralisis, yaitu
1:100.000 dengan perbandingan kejadian antara laki-laki
dan perempuan adalah 3/4:1, sedangkan pada
hiperkalemi periodik paralisis masih belum ada data yang
pasti. Kejadian hipokalemi periodik paralisis biasanya
pada usia dekade kedua dan pada hiperkalemi periodik
paralisis pada bayi dan anakanak

2
Hiperkalemi periodik paralisis terjadi karena
mutasi dalam pengkodean gen alfa sub unit dari kanal
natrium diotot rangka (SCN4A) dan hipokalemi periodik
paralisis terjadi mutasi dalam regional yang mengkode
gen alfa sub unit dari kanal kalsium diotot rangka. Sub
unit ini yang mana bagian dari kompleks reseptor
dihidropiridin (DHP reseptor) terletak disistem tubulus
horizontal. Seseorang dapat dikatakan hipokalemi bila
kadar kalium dalam plasma kurang dari 3,5 meq/L dan
dikatakan hiperkalemi bila kadar kalium dalam plasma
lebih dari 5 meq/L. Baik keadaan hipokalemi maupun
hiperkalemi memiliki dampak terhadap tubuh yang bisa
membahayakan seseorang.
Hipokalemi dapat menyebabkan fibrilasi atrium,
gangguan toleransi glukosa, tekanan darah meningkat
yang mekanismenya masih belum diketahui, dan
menimbulkan vakuolisasi dalam tubulus ginjal.
Sedangkan hiperkalemi dapat menyebabkan gangguan
konduksi listrik jantung. Kedua keadaan ini dapat
menyebabkan kelemahan otot. Pada hiperkalemi periodik
paralisis, serangan kelemahan otot biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi bisa juga muncul sewaktu-waktu.

3
Serangan ini terjadi karena konsumsi kalium yang tinggi,
berpuasa, dan bisa juga karena stres. Kelemahan ototnya
bisa ringan atau berat.
Pada hipokalemi periodik paralisis, serangan
kelemahan otot dipicu oleh kegiatan fisik yang berat,
setelah itu diikuti dengan beristirahat atau tidur,
konsumsi alkohol, tinggi karbohidrat dan natrium dalam
makanan, stres emosional, kurang tidur, dan juga
menstruasi. Kekuatan otot dapat dinilai secara klinis
dengan mengklasifikasikan kemampuan pasien untuk
mengontraksikan otot rangka melawan tahanan yang
diberikan oleh pemeriksa dan juga melawan gravitasi.
1.2.Jenis Kontraksi Otot
Ada empat jenis kontraksi otot, yaitu kontraksi
konsentris,
kontraksi eksentrik, kontraksi isometrik, dan peregangan 
pasif.
1. Kontraksi Konsentris
Kontraksi konsentris terjadi saat otot diperpendek
secara aktif. Otot menegang saat kamu mengaktifkannya.
Misalnya saat mengangkat sesuatu yang lebih berat dari
biasanya, hal ini menimbulkan ketegangan pada otot.

4
Akan tetapi, jenis kontraksi ini terjadi ketika beban yang
diangkat kurang dari maksimal otot. Contohnya adalah
saat mengangkat kotak yang berat. Saat jongkok untuk
mengangkat kotak, otot lengan mungkin berkontraksi
menahan beban, sedangkan kaki menegang saat kamu be
rdiri.
2. Kontraksi Eksentrik
Jenis kontraksi ini terjadi saat otot memanjang secara
aktif selama aktivitas normal. Contohnya adalah saat me
nurunkan benda yang berat. Otot harus tetap kencang
untuk mengatur beban, namun memanjang untuk memin
dahkan beban ke posisi yang berbeda.
3. Kontraksi Isometrik
Kontraksi otot ini terjadi saat otot ditahan secara aktif
pada jarak tertentu. Contohnya adalah saat membawa ses
uatu di lengan.
4. Peregangan Pasif
Kontraksi otot ini terjadi ketika otot memanjang secara
pasif. Misalnya, kamu membungkuk
untuk menyentuh jari kaki.

5
1.3. Mekanisme Kontraksi Otot
Mekanisme kontraksi otot adalah sebagai berikut:
1. Pelepasan asetilkolin neurotransmitter dipicu oleh
impuls saraf yang mencapai ujung saraf motoric
2. Asetilkolin melewati celah saraf otot dan
mengikat reseptor asetilkolin dari serat otot.
3. Rangsangan reseptor memicu impuls di
sekitar sarkolema yang berada di tubulus T dan
yang menuju kantong retikulum sarkoplasma
4. Dari kantong tersebut, kalsium dihasilkan dan
segera menuju ke sarkoplasma. Di dalam
miofilamen tipis yang ada di sarkoplasma,
kalsium mengikat molekul troponin.

6
5. Pergeseran miofilamen tipis menimbulkan
molekul tropomiosin yang mempengaruhi situs
aktif aktin.
6. Jembatan miofilamen memberikan energi kepada
jembatan miosin. Energi ini digunakan untuk
menarik miofilamen tipis. Adenosin
trifosfat mengulangi siklus ini terus-menerus.
7. Filamen seluruh otot memendek ketika filamen
melewati miofilamen yang tebal

Gambar. Mekanisme kontraksi otot

7
1.4. Langkah-langkah kontraksi otot
Adapun Langkah-langkah kontraksi otot adalah
sebagi berikut :
1. Pelepasan muatan dari neuron motorik2.
2. Pelepasan transmitter/asetilkholin pada lempeng
ujung motorik/motor end plate.
3. Pembangkitan potensial lempeng ujung
4. Pembangkitan potensial aksi pada serabut otot
5. Penyebaran depolarisasi ke dalam sepanjang
saluran
6. Pembebasan ion Ca+ dari reticulum sarkoplasma
dan difusi Ca++ ke filament kasar dan halus.
7. Pengikatan Ca++ pada troponin C membebaskan
daerah pengikatan myosin pada aktin.
8. Pembentukan ikatan melintang antara aktin dan
myosin dan pergeserkan pada filament kasar,yang
menyebabkan pemendekkan

8
2. RELAKSASI OTOT
2.1. Defenisi Relaksasi Otot
Relaksasi dapat di artikan sebagai teknik yang
dilakukan untuk mengatasi stres dimana akan terjadi
peningkatan aliran darah sehingga perasaan cemas dan
khawatir akan berkurang (Abbasi et al,. 2018). Relaksasi
merupakan proses merilekskan otototot yang mengalami
ketegangan atau mengendorkan otot-otot tubuh dan
pikiran agar tercapai kondisi yang nyaman atau berada
pada gelombang otak alfa-teta (Yunus, 2014).
 Relaksasi adalah proses merilekskan otot-otot yang
mengalami ketegangan atau mengendorkan otot-otot
tubuh dan pikiran agar tercapai kondisi yang nyaman
atau berada pada gelombang otak alfa-beta.. Relaksasi
adalah kondisi ketika otot kembali memanjang.
Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan
dengan cara melemaskan badan. Dalam latihan relaksasi
otot individu diminta menegangkan otot dengan
ketegangan tertentu dan kemudian diminta untuk
mengendurkannya.Sebelum

9
dikendurkan penting dirasakan ketegangan tersebut sehin
gga individu dapat membedakan antara otottegang dan ot
ot lemas.

Gambar. Relaksasi otot

2.2. Manfaat Relaksasi
Relaksasi memiliki beberapa manfaat diantaranya
adalah mengurangi tingkat stres pada seseorang yang
memiliki masalah kesehatan (Tsitsi et al., 2017). Manfaat
yang sama juga dijelaskan oleh peneliti lain

10
bahwasannya relaksasi dapat mengurangi tingkat stres,
dimana teknik relaksasi berguna untuk meregulasi emosi
dan fisik individu dari kecemasan, ketegangan, stres dan
lainnya, serta secara fisiologis, pelatihan relaksasi
memberikan respons relaks, dimana dapat
diidentifikasikan dengan menurunnya tekanan darah,
detak jantung dan meningkatkan resisten kulit (Sari &
Subandi, 2015).
Teknik Relaksasi adalah salah satu bentuk terapi yang
berupa pemberian intruksi kepada seseorang
dalam bentuk gerakan-gerakan yangtersusun secara
sistematis untuk merileksasikan pikiran dan anggota
tubuh,seperti otot-otot dan mengembalikan kondisi dari
keadaan tegang kekeadaan rileks, normal dan terkontrol
mulai dari gerakan tangan sampaigerakan kaki.Teknik
relaksasi merupakan salah satu cara untuk
mengistirahatkanfungsi fisik dan mental sehingga
menjadi rileks, relaksasi merupakan upayasejenak untuk
melupakan kecemasan dan mengistirahatkan pikiran
dengancara menyalurkan kelebihan energi atau
ketegangan (psikis) melalui sesuatukegiatan yang
menyenangkan.Tujuan teknik relaksasi adalah membantu

11
orang menjadi rileks,dengan demikian dapat
memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik.
Untukmembantu individu mengontrol diri dan
memfokuskan perhatian sehinggaia saat berada dalam
situasi yang menegangkan. (Zainul, 2007).Relaksasi
merupakan suatu bentuk teknik yang
melibatkan pergerakan anggota badan dan bisa dilakukan
dimana saja (Potter & Perry,2005). Tehnik ini didasarkan
kepada keyakinan bahwa tubuh berespon padaansietas
yang merangsang karena nyeri atau kondisi penyakitnya.
Tehnikrelaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis
(Asmadi, 2008)
Manfaat relaksasi secara umum menurut (Utami,
2001) meliputi :
1. Relaksasi dapat membuat seseorang lebih
mampu menghindari reaksi berlebih akibat
stres.
2. Masalah – masalah yang timbul akibat
stres seperti, sakit kepala, tekanan darah
tinggi, insomnia, dan perilaku – perilaku
buruk dapat berkurang.

12
3. Mengurangi tingkat kecemasan pada
seseorang dan menunjukkan efek
fisiologis yang positif.
4. Meningkatkan semangat pada seseorang
dalam melakukan aktifitas.
5. Meningkatkan hubungan interpersonal
dan harga diri pada seseorang. Jika kita
simpulkan dari beberapa penjelasan diatas
manfaat relaksasi sendiri meliputi
mengurangi perasaan cemas, eningkatkan
perasaan tenang dan damai, mengurangi
ketegangan otot, serta meningkatkan
energi dan memperbaiki fisiologis tubuh.

2.3. Jenis-Jenis Relaksasi


Menurut Miltenberger (2004) relakasasi dibedakan
menjadi empat macam yaitu relaksasi otot (progressive
muscle relaxation), relaksasi pernafasan (diaphragmatic
breathing), relaksasi dengan cara meditasi (attention foc
ussing exercises), dan relaksasi perilaku (behavioural rel
axation training) dan lain sebagainya.
2.4. Langkah-Langkah Relaksasi Otot
13
Langkah Relaksasi Otot adalah sebagai berikut:
1. Menggenggam tangan sambil membuat suatu
kepalan. Kepalan dibuat semakin kuat, sambil
merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada
saat kepalan dilepaskan rasakan rileksnya selama
10 detik
2. Tekuk kedua lengan ke belakang pada
pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan
bagian belakang dan lengan bawah menegang,
jari-jari menghadap ke langit- langit
3. Genggam kedua tangan sehingga menjadi
kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke
pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi
tegang
4. Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya
seakan-akan bahu akan dibawa hingga
menyentuh kedua telinga.
5. Kengerutkan dahi dan alis sampai otot- ototnya
terasa dan kulitnya keriput
6. Tutup keras-keras mata sehingga dapat
dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-
otot yang mengendalikan gerakan mata

14
7. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-
gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot
rahang
8. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga
akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
9. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat,
kemudian diminta untuk menekankan kepala
pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga klien dapat merasakan ketegangan di
bagian belakang leher dan punggung atas.
10. Bawa kepala ke muka, kemudian klien diminta
untuk membenamkan dagu ke dadanya
11. Angkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian
punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada
sehingga tampak seperti pada gambar 6. Kondisi
tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian
rileks
12. Tarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru
dengan udara sebanyak banyaknya. Posisi ini
ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada kemudian turun ke
perut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abbasi, S. H. et al. (2018) ‘Ethnic Differences in the


Risk Factors and Severity of Coronary Artery
Disease: a Patient-Based Study in Iran’, Journal
of Racial and Ethnic Health Disparities. Journal
of Racial and Ethnic Health Disparities, 5(3), pp.
623–631. doi: 10.1007/s40615-017-0408-3.

Asmadi. (2008). Teknik prosedural konsep & aplikasi


kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.

Miltenberger, R. G. (2004). Behavior Modification


Principles And Procedures (3 th edition).
Australia: Thompson Wadsworth.

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental


Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi
4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

16
Sari, A,& Subandi. (2015). Pelatihan teknik relaksasi
untuk menurunkan kecemasan pada primary
caregiver penderita kanker payudara Program
repository.unimus.ac.id Magister Profesi
Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada. VOLUME 1, NO. 3, DESEMBER 2015:
173 – 192 ISSN: 2407-7801

Textbook Equity Edition (2014). Anatomy and


Physiology Volume 2 of 3. Openstax College.

Tsitsi T, Charalambous A, Papastavrou E, Raftopoulos


V. Effectiveness of a relaxation intervention
(progressive muscle relaxation and guided
imagery techniques) to reduce anxiety and
improve mood of parents of hospitalized children
with malignancies: A randomized controlled trial
in Republic of Cyprus and Greece. Eur J Oncol
Nurs. 2017 Feb;26:9–18.

Yunus, A.(2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam


Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika
Aditama.

17
Zainul, Zen. (2007). Kekuatan Metode Lafidzi : Hidup
Sehat dengan Olah Lahir, Fikir dan Batin. Jakarta
: Duantum Media.

http://rsp.unand.ac.id/leaflet/relaksasi%20otot
%20progresif.pdf

18
19

Anda mungkin juga menyukai