Anda di halaman 1dari 57

KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN

AKTIVITAS DAN LATIHAN

Oleh : Alpan Habibi, S.Kep .,Ns., MKM


PENGERTIAN
• Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
• Aktivitas atau Pergerakan adalah proses yang kompleks yang
membutuhkan adanya koordinasi antara sistem muskuloskeletal
dan sistem saraf.

MEKANISME TUBUH

SISTEM
SISTEM SARAF
MUSKULOSKELETAL
(de Castro et al.,2006)
FUNGSI SISTEM SKELETAL
• Mendukung dan memberi bentuk jaringan
tubuh
• Melindungi bagian tubuh tertentu seperti
paru, hati, ginjal, otak.
• Tempat melekatnya otot dan tendon
• Sumber mineral seperti garam dan fosfat
• Tempat produksi sel darah
FISIOLOGI DAN REGULASI PERGERAKAN
• Sistem Rangka : rangka memberikan hubungan antara
otot dan ligamen, dan memberikan suatu pengungkit yg
dibutuhkan untuk bergerak.

• Rangka  suatu kerangka pendukung tubuh dan


dibentuk oleh 4 jenis tulang:
1. Tulang panjang : (femur, fibula, dan tibia pada kaki)
2. Tulang pendek : (tulang karpal, dan patela)
3. Tulang pipih : (tulang dibagian tengkorak dan rusuk pada
dada)
4. Tulang ireguler : mandibula
FISIOLOGI DAN REGULASI PERGERAKAN
• Sendi  penghubung di antara tulang.

• Sendi terbagi atas 4 klasifikasi :


1. Sendi sinostotik
2. Sendi kartilago
3. Sendi fibrosa
4. Sendi sinovial
FISIOLOGI DAN REGULASI PERGERAKAN
• Ligamen  berwarna putih, bercahaya, dan memiliki ikatan
jaringan fibrosa fleksibel yang berikatan pada sendi dan
menghubungkan tulang serta tulang kartilago.
• Tendon  berwarna putih, berkilau, dan meiliki ikatan
jaringan fibrosa yang menghubungkan otot pada tulang.
• Kartilago  tidak memiliki pembuluh darah; mendukung
jaringan penghubung, terutama berada pada sendi toraks,
trakea, laring, hidung, dan telinga.
FISIOLOGI DAN REGULASI PERGERAKAN
• Sendi, ligamen, tendon, dan kartilago
memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada
rangka. Namun, kekuatan dan fleksibilitas
tidak seluruhnya berasal dari keempat struktur
tersebut. Otot rangka yang adekuat juga
berperan.
FUNGSI SISTEM OTOT
• Pergerakan
• Membentuk postur
• Produksi panas karena adanya kontraksi dan
relaksasi
FUNGSI SISTEM PERSYARAFAN
• Saraf afferent menerima rangsangan dari luar
kemudian diteruskan ke susunan saraf pusat
• Sel saraf atau neuron membawa impuls dari
bagian tubuh satu ke lainnya
• Saraf pusat memproses impuls dan kemudian
memberikan respons melalui saraf efferent
• Saraf efferent menerima respons dan
diteruskan ke otot rangka
FAKTOR YANG MENYEBABKAN
PERGERAKAN ATAU KONTRAKSI
1. Stimulasi saraf motorik
2. Transmisi neuromuskular
3. Eksitasi-kontraksi couplin
FISIOLOGI DAN REGULASI PERGERAKAN

Postur  Sistem Saraf  Pergerakan


Stimulasi saraf motorik

• Kontraksi otot dimulai  stimulasi saraf motorik, yg dikontrol


oleh korteks serebri, cerebellum, batang otak, dan basal
ganglia.

• Upper motor neuron : saraf yg berjalan dari otak ke sinaps


pada bagian anterior horn medula spinalis.
• Lower motor neuron : saraf2 yg keluar dari medula spinalis
menuju ke otot rangka.
Transmisi
neuromuskular
Asetikolin dihasilkan dari vesikel pada
akson terminar.

Adanya depolarisasi dan potensial aksi


pada akson terminal merangsang ion
kalsium dari cairan ekstraseluler
kemudian terjadi perpindahan ke
membran akson terminal.

Molekul asetikolin masuk ke celah sinaps


yang selanjutnya akan ditangkap oleh
reseptor maka terjadilah potensial aksi
pada sel otot  kontraksi

Setelah asetikolin terpakai selanjutnya


dipecah atau dihidrolisis oleh enzim
asetikolinesterase  kolin yang
kemudian ditranspor kembali ke akson
untuk bahan pembentukan asetikolin.
EKSTASI KONTRAKSI
COUPLIN
Molekular peristiwa kontraksi

Adanya impuls di neuron motorik -->


Ujung akson melepaskan asetikolin
dan menimbulkan potensial aksi di
serat otot.

Sistem T diikat troponin C


Ikatan antara dan miosin serta
kontraksi otot terjadi.
Energi untuk Kontraksi
• Energi untuk kontraksi diperoleh dari Adenosine
Triphosphate (ATP), sebelum dapat digunakan ATP
dipecah menjadi ADP dan inorganik fosfat oleh enzim
adenosin Triphosphate yang terjadi pada miosin.

1. ATP + H2O  ADP + H3PO4 + 1.200 kal


2. Fosfokreatin + ADP Kreatinin + ATP
3. Asam Lemak bebas + O2  CO2 + H2O + ATP

Hasil metabolisme anaerob pada otot setelah oksigen habis untuk


kontraksi adalah asam laktat yang mempunyai efek nyeri. Asam laktat
akan terurai kembali setelah suplai oksigen normal.
TIPE KONTRAKSI

1. Kontraksi isometrik : terjadi saat otot membentuk


daya atau tegangan tanpa harus memendek untuk
memindahkan suatu beban, misalnya; gerakan
mendorong meja dengan tangan lurus, tegangan
yang terbentuk dalam otot untuk mempertahankan
kepala dan tubuh untuk tetap tegap.
2. Kontraksi isotonik : kontraksi yang terjadi saat otot
memendek untuk mengangkat atau memindahkan
suatu beban.
MASALAH YANG TERJADI B.D OTOT
• Atropi otot : pengecilan otot
• Hipertropi otot : pembesaran otot
• Nekrosis : jaringan mati
MEKANIKA TUBUH
• Mekanika tubuh (body mechanic) 
penggunaan organ secara efisien dan efektif
sesuai dengan fungsinya.

• Setiap aktivitas yang dilakukan perawat harus


memperhatikan body mechanic seperti
kegiatan mengangkat atau memindahkan
pasien.
MEKANIKA TUBUH
1. Kesejajaran tubuh (body aligment) dan postur
memiliki arti yang sama; merujuk pada memosisikan
sendi, tendon, ligamen, dan otot saat berdiri, duduk,
berbaring, dan mengangkat benda.
2. Keseimbangan  keadaan postur yang seimbang
sesuai dengan garis sumbu dengan sentral adalah
gravitasi.
3. Koordinasi pergerakan tubuh  kemampuan tubuh
dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari
berat badan
GRAVITASI DAN GAYA GESEK
• Berat badan  gaya yg diletakkan pada tubuh
oleh gaya gravitasi.

• Gaya gesek merupakan gaya yg terjadi dg arah


yang berlawanan dg gaya gerak.
PERGERAKAN DASAR DALAM MEKANIKA
TUBUH
• Gerakan (ambulating)
• Menahan (squatting)
• Menarik (pulling)
• Mengangkat (lifting)
• Memutar (pivoting)
DAMPAK MEKANIKA TUBUH YANG SALAH

• Terjadi ketegangan sehingga memudahkan


timbulnya kelelahan dan gangguan dalam
sistem muskuloskeletal
• Resiko terjadi kecelakaan pada sistem
muskuloskeletal. Seseorang salah berjongkok
atau berdiri akan mudah terjadi kelainan pada
tulang vetebra.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MEKANIKA TUBUH DAN PERGERAKAN
1. Tingkat perkembangan tubuh
2. Kesehatan fisik
3. Keadaan nutrisi
4. Emosi
5. Kelemahan neuromuskular dan skeletal
6. Pekerjaan
TEKNIK MEMINDAHKAN DAN
TRANSPORTASI
1. Membantu klien duduk di tempat tidur
2. Membantu klien duduk di sisi tempat tidur
3. Berjalan dengan kruk/ walker
4. Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
5. Memindahkan klien dari kursi roda ke tempat tidur
6. Memindahkan klien dari tempat tidur ke brankart
7. Memindahkan pasien dari brankart ke tempat tidur
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KURANGNYA PERGERAKAN ATAU IMOBILISASI
1. Masalah muskuloskeletal  menurunnya kekuatan dan
kemampuan otot, atropi, osteoporosis, kontraktur, penurunan
mineral tulang dan kerusakan kulit.
2. Masalah urinari  terjadi statis pada pelvis ginjal, pengapuran
infeksi saluran kemih dan inkontinentia urine.
3. Masalah gastrointestinal  terjadinya anoreksia / penurunan
nafsu makan diarrhoe dan konstipasi
4. Masalah respirasi  penurunan ekspansi paru, tertumpuknya
sekret dalam saluran nafas, ketidakseimbangan asam basa (CO2
atau O2)
5. Masalah kardiovaskuler  terjadinya hipotensi orthostatik,
pembentukan trombus.
TUJUAN MOBILISASI
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesadaran
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran
sehari-hari
5. Mencegah hilangnya fungsi tubuh ketahanan
otot dan kekuatan otot
JENIS-JENIS MOBILISASI
• Mobilisasi Penuh  kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas. Aktivitas penuh ini merupakan
fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat
mengontrol seluruh area tubuh seseorang.

• Mobilisasi Sebagian  kemampuan seseorang untuk


bergerak dgn batasan yg jelas sehingga tidak mampu
bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan
saraf motoris dan sensoris pada area tubuhnya. Hal ini dapat
dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan
pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami
aktivitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan
kontrol motorik dan sensorik.
Mobilisasi Sebagian
Terbagi dua, yaitu:
1. Mobilisasi sebagian temporer merupakan individu untuk
bergerak dgn batasan yg sifatnya sementara. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada system
musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi
dan tulang.
2. Mobilisasi sebagian permanen merupakan kemampuan
individu untuk bergerak dgn batasan yg sifatnya tetap. Hal
tersebut disebabkan oleh rusaknya system saraf yang
reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke,
paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomilitis karena
terganggunya system saraf motorik dan sensorik.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MOBILISASI
1. Gaya hidup
2. Kebudayaan
3. Tingkat energi
4. Usia dan status perkembangan
5. Proses penyakit dan injury ; abnormalitas
postur, gangguan perkembangan otot,
kerusakan pada sistem saraf sentral, trauma
langsung pada sistem muskuloskeletal
NILAI DAN AKTIVITAS LATIHAN
TIRAH BARING
Tirah baring adalah intervensi untuk menahan klien di tempat
tidur untuk alasan terapeutik.

Tujuan tirah baring :


1. Mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan tubuh akan
oksigen
2. Menurangi nyeri, termasuk setelah pembedahan atau
setelah cedera akut pada punggung bawah
3. Memungkinkan klien yang sakit untuk istirahat
4. Memungkinkan klien yang lelah untuk beristirahat tanpa
gangguan
PENGATURAN POSISI
• Posisi Supine

• Posisi Pronasi

• Posisi Lateral

• Posisi Sims

• Posisi Trendelenburg
LANJUTAN…
• Posisi Semi Fowler

• Posisi Fowler

• Posisi Dorsal Recumbent

• Posisi Litotomi

• Posisi Genu Pektoral/ Knee Chest


KEBUTUHAN IMOBILITAS
• Imobilitas atau imobilisasi merupakan
keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya
mengalami trauma tulang belakang, cidera
otak berat disertai fraktur pada ekstremitas,
dan sebagainya.
PERUBAHAN SISTEM TUBUH AKIBAT
IMOBILITAS
• Perubahan Metabolisme
• Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
• Gangguan Perubahan Zat
• Gangguan fungsi gastrointestinal imobilitas
• Perubahan sistem pernafasan
• Perubahan kardiovaskuler
• Perubahan muskuloskeletal
• Perubahan sistem integumen
• Perubahan eliminasi
• Perubahan perilaku
PERUBAHAN POSTUR TUBUH (PERKEMBANGAN)
AKIBAT IMOBILISASI
• Bayi, Batita, Balita :
BB tidak tersebar merata  menjadi tidak semimbang  sering jatuh 
berkepanjangan  menunda perkembangan motorik anak  mengganggu
kemampuan intelektual  mengganggu kemampuan muskuloskeletal.

• Remaja :
Isolasi sosial, menghidari dari teman, dan lainnya.

• Dewasa :
Kehilangan pekerjaan, merubah konsep diri, dan lainnya.

• Lansia :
Resiko jatuh, cedera, kehilangan kemandirian, hospitalisasi, dan lainnya.
UPAYA MENCEGAH TERJADINYA MASALAH
AKIBAT IMOBILISASI
• Perbaikan status gizi
• Memperbaiki kemampuan mobilisasi
• Melaksanakan latihan pasif dan aktif
• Mempertahankan posisi tubuh dgn benar
sesuai dg body aligment (struktur tubuh)
• Melakukan perubahan posisi tubuh secara
periodik (mobilisasi untuk menghindari
terjadinya dekubitus / pressure area akibat
tekanan yang menetap pada bagian tubuh).
RANGE OF MOTION (ROM)
RANGE OF MOTION (ROM)
RANGE OF MOTION (ROM)
PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. PERENCANAAN/INTERVENSI KEPERAWATAN
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
5. EVALUASI
Rencana Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Kebutuhan Aktifitas
dan Latihan
PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan meliputi :
– Riwayat aktivitas dan olah raga
– Toleransi aktivitas
– Jenis dan frekuensi olah raga
– Faktor yang mempengaruhi mobilitas
– Pengararuh imobilitas

2. Pemeriksaan Fisik : Data Focus


a. Kesejajaran tubuh
Mengidentifikasi perubahan postur tubuh akibat pertumbuhan dan
perkembangan normal. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi pasien
dari lateral, anterior, dan posterior guna mengamati :
- bahu dan pinggul sejajar
- jari - jari kaki mengarah kedepan
- tulang belakang lurus, tidak melengkung kesisi yang lain
b. Cara berjalan
PENGKAJIAN
Dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan risiko cedera akibat jatuh.
- Kepela tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus
- Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu daripada jari kaki
- Lengan mengayun kedepan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi yang
berlawanan
- Gaya berjalan halus, terkoordinasi,

c. Penampilan dan pergerakan sendi


Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif
atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang dikaji yaitu :
- Adanya kemerahan / pembengkakan sendi
- Deformitas
- Adanya nyeri tekan
- Krepitasi
- Peningkatan temperature di sekitar sendi
- Perkembangan otot yang terkait dengan masing – masing sendi
- Derajat gerak sendi
d. Kemampuan dan keterbatasan gerak
PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
- Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk bergerak
- Adanya hambatan dalam bergerak ( terpasang infus, gips )
- Keseimbangan dan koordinasi klien
- Adanya hipotensi ortostatik
- Kenyamanan klien

e. Kekuatan dan massa otot


Perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk bergerak, langkah ini diambil
untuk menurunkan risiko tegang otot dan cedera tubuh baik pada klien maupun perawat.
PENGKAJIAN
f. Toleransi aktivitas
Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan
kemandirian klien yang mengalami :
- Disabilitas kardiovaskuler dan respiratorik

3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
- Foto rontgen : Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur,
erosi, dan perubahan hubungan tulang.
- CT scan tulang : Mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang
di daerah yang sulit untuk dievaluasi (mis: asetabulum).
- MRI : Untuk melihat abnormalitas ( tumor, penyempitan jalur jaringan
lunak melalui tulang).
PENGKAJIAN
b. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan darah dan urine : memberikan
informasi mengenai masalah musculoskeletal
primer atau komplikasi yang terjadi (infeksi).
- Pemeriksaan Hb : (biasanya lebih rendah bila
terjadi perdarahan akibat trauma).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik b.d. immobilisasi dan
gangguan neuromuscular
2. Intoleransi aktivitas b.d nyeri dan pembatasan
pergerakan
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
PERENCANAAN
PERENCANAAN
PERENCANAAN

Anda mungkin juga menyukai