Anda di halaman 1dari 47

KONTRAKSI DAN

RELAKSASI OTOT
SKELETAL
SISTEM MUSKULOSKELETAL
(OTOT-RANGKA)
Otot (muscle)
jaringan tubuh yg berfungsi mengubah
energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai
respons tubuh terhadap perubahan
lingkungan
Rangka (skeletal)
bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan
tulang rawan (kartilago) sbg tempat
menempelnya otot dan memungkinkan
tubuh untuk mempertahankan sikap dan
posisi
2
Sistem Rangka dan Sendi
• Alat gerak tubuh manusia  sistem muskuloskeletal: pasif
rangka (skeletal); aktif  otot (muscle)
• Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan
penyokong); banyak mengandung mineral, zat perekat dan zat
kapur.
• Tulang rawan, tulang, dan sendi

3
Fungsi Sistem Rangka
1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen,
otot, jaringan lunak & organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)
3. Produksi sel darah (red marrow)
4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus &
lunak
5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat
bergerak; adanya persendian

4
Sistem skeletal/ rangka

5
6
Otot
• Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya mrpkn protein
tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat
tubuh istirahat
• Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung, kontriksi
pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi krn adanya
aktivitas otot

7
Fungsi Sistem Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi  panas

8
3 Tipe jaringan otot
1. Otot polos
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf
otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat
di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber
energi terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat,
kadng mengalami tetani, tahan thd kelelahan
2. Otot rangka
memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik
(volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum
sarkoplasma (RS), sumber energi dr metabolisme aerobik &
anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
3. Otot jantung
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf
otonom (involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung,
sumber Ca2+ dari CES & RS, sumber energi dr metabolisme
aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan
thd kelelahan

9
3 Tipe Jaringan Otot

10
Struktur Otot Rangka

• Tendon
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon: jaringan ikat
fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan otot
rangka dengan tulang.

TENDON

11
Struktur Otot Rangka
• Fascia- Otot rangka mrpkn kumpulan fasciculus (berkas sel
otot
berbentuk silindris yg diikat oleh jaringan ikat).
- Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan
ikat
yg disebut epimysium (fascia).
- Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium
- Di dlm fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot.
- Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit

yg berfungsi dlm perbaikan jaringan otot yang rusak.

Sel otot
 serat otot (endomysium) fascicle  fasciculus (perimysiu
m) fascia (epimysium) otot rangka (organ)

12
Struktur Otot Rangka

Sarcolemma (membran sel/serat otot) & Sarcoplasma


• Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01-0,1
mm;panjang 1-40 mm).
• Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan meningkat
sejalan dengan penambahan usia.
• Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut
sarcolemma.
• Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut sarkoplasmA.
• Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter
0,001 mm yg disebut miofibril.

13
Struktur Otot Rangka
Miofibril (diameter 1-2m)
• Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap
& terang yang bersilangan.
• Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin
• Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin &
tropomiosin)

14
Struktur Otot Rangka

Sarkomer
• 1 sarkomer tdd:
- filamen tebal,
- filamen tipis,
- protein yg menstabilkan posisi filamen tebal & tipis, &
- protein yg mengatur interaksi antara filamen tebal & tipis.
• Pita gelap (pita/ bands Aanisotropic); pita terang (pita/bands I isotropic)
• Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, tdd 3 bgn:
- garis M; zona H; dan zona overlap
• Filamen tebal tdp pd pita I;
• garis Z mrp batas antara 2 sarkomer yg berdekatan & mengandung protein
Connectins yg menghubungkan filamen tiois pd sarkomer yg berdekatan.

15
Struktur Otot Rangka

Retikulum sarkoplasma
• Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot
•  retikulum endoplasma di sel lain.
• Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis Z dan zona
H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan
sistem tubulus transversal (Tubulus T).
• Tempat penyimpanan ion Ca2+.
• Tubulus T  saluran untuk berpindahnya cairan yang
mengandung ion.
• Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme,
eksitasi, dan kontraksi otot.

16
Struktur Otot Rangka
• Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.

Motor end plates

17
Komposisi Otot Rangka
Otot rangka

Sel (85%) Ekstrasel (15%)

Air (75%) Solut (25%

Protein (80%) Lain-lain (20%)

Fibrilar (65%) Sarkoplasmic (35%)

Miosin (55%) Aktin (20%) Tropomiosin (7%) Troponin (3%) Lain-lain (15%)

18
Komposisi Otot Rangka
• Otot merah & putih
Otot merah  bny mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg
berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria
(intrasel)  kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas
siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat
Otot putih  krn kurang mioglobin  kapasitas glikolisis anaerobik yang
tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.

• Ekstraktif
Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat,
ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat
mrpkn zat yang ‘kaya energi’

• Protein
Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses
glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk
struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.

19
4 Pola pengorganisasian otot rangka
1. Parallel muscle
2. Convergent muscle
3. Pennate muscle
4. Circular muscle

20
Morphology of Skeletal Muscle

21
22
23
Sarcotubular system :
Struktur membran
yang mengelilingi
musle fibrils, terdiri
dari:
1. T tubulus: kontinu
dengan sarcolemma
2. Retikulum
sarkoplasma: berfungsi
dalam pengaturan
pergerakan kalsium
intraseluler
24
Dystrophin – Glycoprotein complex
• Merupakan fungsi protein kompleks sebagai penunjang struktural
• Menransmisikan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi ke sitoskeleton
• Cacat bawaan dalam kompleks ini dapat menyebabkan berbagai
bentuk distrofi otot.
• (See figure 3.4 in Ganong)

25
Electrical phenomena & ionic fluxes
• Karakteristik listrik otot rangka:
• Potensi istirahat membran: - 90 mV
• Durasi Potensi Tindakan: 2-4 ms
• Kecepatan konduksi: ± 5 m / s
• Periode refraktori absolut: 1-3 ms

• Fluks ionik:
• Masuknya Na+ → depolarisasi
• K+ efflux → repolarisasi
26
Contractile responses

Stimulation

Depolarization at Action
motor end-plate potential
muscle fiber

contractile
response

Single A.P → single contraction = muscle twitch 27


Skeletal Muscle Contraction

• Untuk berkontraksi, otot rangka harus distimulasi oleh saraf yang mengakhiri
sistem saraf somatik
• Akson dari neuron ini bercabang banyak ketika mereka memasuki otot
• Setiap cabang aksonal membentuk persimpangan neuromuskuler dengan serat
otot tunggal

• Ketika impuls saraf mencapai ujung akson di persimpangan neuromuskuler, ACh


lepas ke celah sinaptik.

28
Neuromuscular Junction

29
Skeletal Muscle Contraction, cont

• ACh berdifusi melintasi celah sinaptik ke reseptor


ACh pada sarcolemma

• Mengikat ACh ke reseptornya memulai potensi aksi


di otot.

• Proses di mana depolarisasi serat otot memulai


kontraksi disebut penggandaan-Kontraksi.

30
Molecular basis of contraction :

1. Asetilkolin memulai A.P dalam sel otot → disebarkan ke seluruh


permukaan membran sel otot.
2. Aktivitas listrik permukaan ditusuk ke dalam serat otot oleh tubulus
T.
3. A.P dalam tubulus T memicu pelepasan Ca2 + dari retikulum
sarkoplasma (SR)
4. Ca2 + berikatan dengan troponin (pada filamen aktin) →
menyebabkan tropomiosin dipindahkan ke samping → mengungkap
situs pengikatan lintas-jembatan aktin.

31
32
Sequential Events of Contraction

Myosin head
(high-energy
configuration)

1 Myosin cross bridge attaches to


the actin myofilament
Thin filament

Thick ADP and Pi (inorganic


filament phosphate) released

4 As ATP is split into ADP and Pi, 2 Working stroke—the myosin head pivots and
cocking of the myosin head occurs bends as it pulls on the actin filament, sliding it
toward the M line

Myosin head
(low-energy
configuration)

3 As new ATP attaches to the myosin


head, the cross bridge detaches Figure 9.11
33
Molecular basis of contraction.cont :
5. Jembatan silang Myosin menempel pada actin &
bend, menghasilkan filamen aktin penarik daya ke
arah pusat sarcomere (sebelumnya, myosin telah
diberi energi oleh pemisahan ATP menjadi energi
ADP + Pi + oleh myosin ATPase, situs pada jembatan
silang)

6. Geser ke dalam dari semua filamen tipis (aktin)


melewati filamen tebal (miosin) mempersingkat
sarkomer / menyebabkan kontraksi otot.

34
Molecular basis of contraction.cont :
7. Pi & ADP dilepaskan dari cross-bridge setelah power
stroke selesai.
8. Pasang ATP baru → memungkinkan pemisahan
jembatan lintas → kembali ke konformasi aslinya
9. Memisahkan ATP oleh myosin ATPase memberi energi
lintas-jembatan sekali lagi.

10. Jika Ca2 + masih ada sehingga kompleks troponin-


tropomyosin tetap ditarik ke samping: jembatan silang
melewati siklus pengikatan & pembengkokan lainnya,
menarik filamen tipis lebih jauh lagi..

35
Types of
Contraction

Kontraksi isotonik
Otot dicegah agar tidak memendek, ketegangan
berkembang dengan panjang otot konstan.
36
Kontraksi isometrik
Ketegangan otot tetap konstan saat otot berubah
panjang

37
Faktor-faktor mempengaruhi ketegangan
kontraksi
1. Frekuensi stimulasi
2. Panjang serat pada awal kontraksi
3. Luasnya kelelahan
4. Ketebalan serat

38
The effect of frequency of stimulation
• Penjumlahan kontraksi;
• stimulasi berulang (sebelum relaksasi terjadi) →
aktivasi tambahan elemen kontraktil → ketegangan
yang lebih besar terjadi.

39
• Kontraksi tetanik;
• stimulasi berulang cepat, tidak ada relaksasi telah terjadi
→ kontraksi terus menerus.
• Tetanus lengkap
• Tetanus tidak lengkap

• Treppe; peningkatan ketegangan yang dikembangkan


selama masing-masing kedutan sampai, setelah
beberapa kontraksi, ketegangan seragam per kontraksi
tercapai.

40
Hubungan antara panjang otot, ketegangan & kecepatan
kontraksi
• Ketegangan maksimum dihasilkan jika panjang serat
pada awal kontraksi normal (panjang istirahat)
• Jika otot diregangkan (lebih panjang) atau lebih
pendek, ketegangan aktif & total ketegangan akan
berkurang.
• Kecepatan kontraksi otot maksimal pada panjang
istirahat, & menurun jika otot menjadi lebih pendek
atau lebih lama.

(see fig. 3.11 in Ganong)

41
Sumber energi untuk kontraksi oto
• Gunakan otot ATP untuk:
• Pengikatan & pemisahan lintas-jembatan
• Memompa Ca2 + dari sarcoplasma ke SR
• Memompa Na + & K + melalui membran sel

• ATP cukup untuk mempertahankan kontraksi penuh selama


1-2 detik (ATP → ADP + Pi + energi)

• Beberapa sumber energi untuk rephosforilasi adalah:


• Phosphorylcreatine
• Glikogen
• Metabolisme oksidatif
42
Muscle Fatigue
• Kelelahan otot - otot dalam keadaan
ketidakmampuan fisiologis untuk berkontraksi

• Kelelahan otot terjadi ketika:


• Produksi ATP gagal mengimbangi penggunaan ATP
• Ada defisit relatif ATP, menyebabkan kontraktur
• Asam laktat menumpuk di otot
• Ketidakseimbangan ion hadir

43
Rigor
• Ketika serat otot habis ATP & Phosphorylcreatine, relaksasi tidak
terjadi → keadaan kaku.

• Ketika ini terjadi setelah kematian → rigor mortis.

44
Produksi Panas Selama Aktivitas Otot

• Hanya 40% dari energi yang dilepaskan dalam aktivitas otot


bermanfaat saat bekerja
• 60% sisanya dilepaskan sebagai panas
• Tingkat panas yang berbahaya dicegah dengan radiasi panas dari kulit
dan berkeringat

45
Ketebalan serat
Kekuatan kontraksi dipengaruhi oleh:
Jumlah serat otot yang berkontraksi - semakin banyak
serat motorik dalam otot, semakin kuat kontraksi
Ukuran relatif otot - semakin besar otot, semakin besar
kekuatannya

46

Anda mungkin juga menyukai