Otot ekstremitas bawah: 1. Otot-otot pangkal paha 2. Otot-otot tungkai atas 3. Otot-otot tungkai bawah 4. Otot-otot kaki
Otot-otot kaki
LO 2 Histologi Otot
Otot lurik
Otot rangka bekerja secara volunter (secara sadar atas perintah dari otak), bergaris melintang, bercorak dan berinti banyak di bagian perifer. Secara anatomis terdiri dari jaringan konektif dan sel kontraktil. Fungsi Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka tubuh. 2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh. 3. Menyokong jaringan lunak. 4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh. 5. Mempertahankan suhu tubuh dengan pembentukan kalor saat kontraksi.
Otot polos
Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel-sel otot polosnya tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel-sel otot polosnya tersusun memanjang. Inti sel otot polos berbentuk lonjong dan pada sel otot yang sedang mengkerut intinya tampak melingkar. Miofibril sel otot polos homogen sehingga tidak menampakkan keping gelap dan keping terang.
Otot Polos
Otot jantung
Otot jantung berbeda dengan otot rangka, karena sel-selnya panjang, bercabang, dan bergabung satu sama lain dengan perantaraan cabangnya sehingga membangun suatu jala. Inti berbentuk lonjong dan berwarna pucat, terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot jantung, bergaris melintang tetapi tidak sejelas otot rangka dan pada tempat-tempat tertentu terdapat keping-keping interkalar.
Otot Jantung
LO 3 Fisiologi Otot
Penambahan molekul ATP segar ke jembatan silang miosin -> miosin dan aktin terlepas-> jembatan silang kembali ke bentuk semula Jika tidak ada potensial aksi lokal, kantung lateral menyerap Ca, troponin-tropomison bergeser ke posisi menghambatnya-> relaksasi otot
Setelah mengalami potensial aksi-> membran sel otot pulih dari periode refrakternya-> mampu dirangsang kembali Jika serat otot dirangsang sedemikian cepat sehingga tidak sempat berelaksasi di antara rangsangan-> kontraksi maksimum-> tetanus
Jenis serat otot berdasarkan jalur pembuatan ATP (oksidatif atau glikolitik), kecepatan menguraikan ATP, dan berkontraksi (kedutan lambat atau cepat):
Serat oksidatif lambat (tipe I) Serat oksidatif cepat (tipe IIa) Serat glikolitik cepat (tipe IIb)
Feedback perubahan panjang otot dipantau oleh gelendong otot Ketegangan otot dipantau oleh organ tendon golgi
Otot Polos
Ca sitosol yang masuk dari carian ekstrasel dan sedikit dikeluarkan dari simpanan intrasel mengaktifkan siklus jembatan silang Kontraksi otot polos: Hemat energi-> mempu berkontraksi jangka panjang tanpa kelelahan
Otot polos:
Unit jamak: bersifat neurogenik-> perlu stimulasi saraf otonom untuk berkontraksi Unit tunggal: bersifat miogenik--> pergeseran otomatis fluks ion-> depolarisasi spontan ke ambang potensial-> mampu mencetuskan kontraksi tanpa pengaruh eksternal apapun. Aktivitas listrik menyebar melalui gap junction ke sel-sel di sekitarnya di dalam sinsitium fungsional sehingga dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan
Otot Jantung
Serat bergaris yang terorganisasi -> seperti otot rangka Sebagian serat otot jantung mampu menghasilkan potensial aksi yang menyebar ke seluruh jantung dengan bantuan gap junction -> seperti otot polos unit tunggal Khas: serat-serat otot jantung disatukan dalam suatu jaringan bercabang-cabang dan potensial aksinya memiliki durasi yang jauh lebih lama di potensial puncak sebelum repolarisasi
LO 4 Kelainan Tendon
Trauma
Reaksi otot terhadap suatu trauma:
Disuse atrofi: otot tidak digunakan secara normal dalam jangka waktu tertentu-> atrofi Hipertrofi kerja: otot dilatih untuk ketahanan tertentu atau dipergunakan secara berlebihan-> hipertrofi Nekrosis iskemia: penyumbatan arteri otot karena spasme yang terus menerus, trombosis atau emboli dalam jangka waktu 6 jam-> nekrosis otot Kontraktur: karena pemendekan otot dalam jangka waktu tertentu, poliomyelitis, muskular distrofi, dll Regenerasi: kelainan pada otot-> regenerasi serabut otot dalam batas-batas tertentu
Infeksi
Selulitis:
Infeksi yang biasanya disebabkan oleh Hemofilus influenza, Streptokokus, dan mikro organisme lainnya. Gejala: daerah lesi mengalami nyeri hebat, panas, edema, terkadang limfangitis. Demam, toksemia. Pengobatan: antibiotik (Mis. Penisilin untuk Streptokokus), anggota gerak diistirahatkan dengan memakai bidai atau alat bantu lain
Kelainan Kongenital
Artrogriposis Multipel Bawaan:
Kelainan neuromuskuler yang tidak diketahui patogenesisnya Gambaran klinis:
Gangguan gerakan sendi yang tidak progresif-> gerakan sendi terbatas Otot hipoplasia/aplasia, digantikan oleh jar. Lemak dan fibrosa
Kalsifikasi tendinitis supraspinatus (bursitis duplay): Penimbumam kalsium dalam ruang tendo supraspinatus-> peninggian tekanan lokal, nyeri tidak hilang dengan istirahat Menyebar ke bursa subakromial-> bursitis subakromial Gejala klinis: nyeri bahu menyebar sampai ke distal tangan, penderita berusaha mempertahankan bahu dalam posisi adduksi untuk meringankan nyeri Pemeriksaan radiologis: penimbunan kalsium pada pembungkus muskulotendinosa daerah sekitar insersinya di humerus Terapi:
Nyeri: mengistirahatkan lengan dan analgetik Aspirasi cairan kalsium dan injeksi lokal hidrokortisonatau menekan kalsium masuk ke bursa subakromial aagar dapat diabsorpsi Operasi untuk mengeluarkan timbunan kalsium
Tendinitis bisipital
Tenosinovitis dan degenerasi tendo pada kaput longum otot biseps pada alur bisipital humerus Gambaran klinis: nyeri bahu, terutama pada wanita. Nyeri bertambah bila melakukan gerakan supinasi legan bawah disertai fleksi siku (palm up pain syndrome) Terapi:
Istirahatkan lengan dengan mitela Injeksi lokal hidrokortison-> atasi nyeri Operasi
Tennis elbow (epikondilitis lateralis) Penyakit degenerasi tendo yang mengenai siku-> nyeri pada lateral siku, khususnya pada epikondilus lateralis dan otot ekstensor. Terjadi pada pemain tenis atau mereka yang menggunakan tangan dalam posisi pronasi berulang-ulang Etiologi: inflamasi kronik tendo otot-otot ekstensor lengan atau trauma lokal pada aktivitas otot ekstensor lengan Patogenesis: terjadi pada otot ekstensor, khususnya ekstensor karpi radialis brevis pada lateral epikondilus. Diperburuk oleh trauma yang berulang-> robekan pada bagian ekstensor Gambaran klinis: sering pada orang dewasa usia pertengahan, rasa nyeri timbul bila mengangkat barang berat, mengepalkan tangan, dan berjabat tangan. Pada pemain tennis,nyeri timbul bila melakukan pukulan backhand Pemeriksaan radiologis: kadang ditemukan kalsifikasi pada origo tendo Terapi: istirahat, pemanasan lokal, anestesi lokal, injeksi lokal hidrokortison, gips, operasi
Ganglion:
Degenerasi kistik jaringan perartikuler, kapsul sendi atau pembungkus tendo. Kista mengandung cairan kental yang jernih. Dapat ditemukan pada tangan atau kaki, terutama pada dorsum tangan Gambaran klinis: benjolan yang berangsur-angsur membesar Terapi:
Dapat sembuh secara spontan, tetapi biasanya penderita merasa risih dengan benjolan tsb Injeksi hidrokortison Eksisi ganglion
Bursitis:
Bursa terletak di antara daerah pergeseran tendo dan tulang dan antara keduanya dengan kulit Etiologi: Penonjolan jaringan-> sering tergesek-> terbentuk jaringan bursa tambahan Bursitis gesekan: pergeseran berulang (mis. Sepatu yang sempit)-> dinding bursa menebal dan terjadi efusi pada bursa Perub.degeneratif dan kalsifikasi tendo-> iritasi bursa Infeksi bursa karena organisme piogen atau granulomatosa-> bursitis atau sepsis Gambaran klinis: nyeri dan pembengkakan bursa, gangguan pergerakan. Bursitis traumatik-> efusi hemoragik. Biasa pada orang tua Pemeriksaan radiologis: cairan kontras melalui pemeriksaan artografi-> kista berhubungan dengan sendi dan terdapat mekanisme katup yang menekan cairan sendi kembali ke sendi lutut Terapi: drainase, injeksi lokal hidrokortison, eksisi
Tendinitis achilles:
Inflamasi tendo achilles akibat penekanan berulang pada tumit bagian belakang Etiologi: sepatu sempit, bursitis sub-achilles bersama rematoid artritis atau inflamasi nonspesifik Gambaran klinis: pembengkakan tendo achilles di dekat insersinya pada kalkaneus. Nyeri bertambah jika pergelangan kaki dalam keadaan dorsofleksi. Pemeriksaan radiologis: kalsifikasi pada insersi tendo Terapi: membatasi pergerakan kaki, sepatu tumit tinggi, analgetik dan anti inflamasi, fisioterapi, injeksi lokal hidrokortison
Fasitis plantaris:
Peradangan fasia plantaris yang khususnya mengenai medial kalkaneus Etiologi: obesitas, gout atipik, dapat bersama sindrom reiter atau artritis gonokokus yang disertai periositis kalkaneus Gambaran klinis: nyeri atau rasa terbakar sepanjang fasia plantaris, nyeri bila digerakjkan, ketegangan tendo achilles Terapi: analgetik dan antiinflamasi, fisioterapi, injeksi hidrokortison, operasi
Faktor Risiko
Usia Jenis kelamin Obesitas Olahraga rekreasi: Cedera tendon Achilles terjadi lebih sering dalam olahraga yang melibatkan berlari, melompat dan mulai tibatiba dan berhenti (mis. Basket,tenis, sepak bola,dll)
Pemeriksaan
Riwayat Penderita Pemeriksaan fisik Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan Khusus
Riwayat Penderita
Data pribadi Tanggal pemeriksaan Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit lainnya Riwayat sebelum sakit Riwayat sistem tubuh lainnya Riwayat keluarga Latar belakang sosial dan pekerjaan
Pemeriksaan Fisik
Umum Ortopedi:
Umum: inspeksi, palpasi, kekuatan otot, pergerakan sendi, auskultasi, pemeriksaan fisik khusus regional:
Pemeriksaan neurologis
Fungsi motoris: pemeriksaan tonus dan kekuatan otot Fungsi sensoris: pemeriksaan sensibilitas Pemeriksaan refleks: mis. Refleks patela, refleks achilles, refleks babinski
Pemeriksaan Radiologi
Tanpa kontras:
Xeroradiografi: melihat densitas jar.lunak, erosi subperiostal, kalsifikasi jar.lunak Tomografi: melihat kelainan pada lapisan-lapisan tertentu dari tulang melalui irisan-irisan tulang pada ketebalan tertentu
Dengan kontras:
Sinografi: melihat batas dan lokasi sinus Artrografi: melihat batas ruang sendi Mielografi: melihat keadaan saraf, khususnya pangkal saraf
Khusus:
Computed Tomography (CT scan): melihat potongan melintang objek yang ditampilkan melalui osiloskop dengan densitas objek bervariasi Magnetic resonance imaging (MRI): melihat melintang objek menggunakan frekuensi radio dan medan magnet Radioisotope scanning: melihat aktivitas osteogenik Pemeriksaan ultrasound: menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk melihat objek
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah dan serum: Hb, sel darah putih, sel darah merah, hitung diferensial, LED, uji bekuan darah, pemeriksaan asam urat dan kultur darah, dll Pemeriksaan serum: serum kalsium, fosfor inorganik, alkali fosfatase, asam fosfatase, protein, pemeriksaan imunologis dan serologis seperti uji Wasserman, Mantoux, Rose-Waaler untuk arthritis rematoid
Pemeriksaan cairan serebrospinal: makroskopis, tekanan, protein, jumlah sel, kultur Pemeriksaan cairan sinovial: makroskopis, sel, kultur, dan glukosa Pemeriksaan cairan abnormal lainnya: cairan efusi, eksudar, makroskopis, sel, apusan, biakan, uji sensitivitas
Biopsi:
Tertutup: menggunakan fine needle aspiration, untuk tumor jaringan lunak yang terdapat di permukaan. Dipakai untuk:
Konfirmasi anak sebar tumor Menegakkan diagnosis suatu kista tulang sederhana Membedakan infeksi dengan eosinofilik granuloma Konfirmasi histologis dengan gambaran radiologis yang klasik Mengetahui rekurensi lokal
Terbuka:
Insisi: mengambil sebagian jaringan dan seluruh lapisan. Tidak mengambil bagian nekrosis jaringan Eksisi: mengambil seluruh bagian tumor. Kesalahan dapat lebih kecil. Mis: amputasi.
Pemeriksaan Khusus
Artroskopi: visualisasi kelainan pada sendi Elektrodiagnosis: mengetahui fungsi saraf dan otot yang dipelajari dengan menggunakan metode elektrik
Pemeriksaan konduksi saraf: untuk mengetahui kemampuan saraf dalam melakukan transmisi-> mendeteksi paralisis atau lesi saraf Pemeriksaan elektromiografi: mengetahui perubahan elektrik pada otot dengan menggunakan elektroda atau jarum dengan melihat gambaran amplitudo melalui penggunaan osilograf
Diferensial Diagnosis
Tatalaksana:
membatasi pergerakan kaki, sepatu tumit tinggi analgetik dan anti inflamasi Fisioterapi injeksi lokal hidrokortison
Prognosis:
Baik, jika inflamasi mendapat tatalaksana yang adekuat Jika tidak mendapat tatalaksana, tendo menjadi semakin lemah dan lebih rawan terhadap terjadinya ruptur
Pencegahan:
Melakukan pemanasan sebelum berolahraga Memakai sepatu yang nyaman Biasakan berolahraga dalam kapasitas kemampuan masing-masing Menjaga berat badan yang sehat
Operasi Tendo
Tenotomi: pemotongan tendo untuk menghilangkan kerja otot, dapat terbuka atau perkutaneus Tenodesis: untuk menstabilkan sendi. Tendo digunakan sebagai ligamen dengan melekatkan tendo di atas persendian
Pemanjangan Tendo
Dilakukan dengan membuat sayatan Z -> ujung-ujung kedua tendo yang telah dibuat sayatan (sliding) dijahit Untuk mengkoreksi deformitas menetap Mis. Pemanjangan tendo achilles untuk mengurangi deformitas equinus pada poliomyelitis
Transposisi Tendo
Tendo dipindahkan ke tempat lain untuk menggantikan atau menambah fungsi kelompok otot lain Mis. Transpoisi tendo muskulus tibialis posterior dari belakang ke depan sehingga berfungsi sebagai dorsofleksor-> pada dropfoot
Tenorafi
Penjahitan tendo bila terjadi robekan. Dapat akibat trauma atau akibat ruptur spontan
Tendon Graft
Penggantian tendo yang rusak dengan tendo dari tempat lain yang tidak begitu mempunyai fungsi. Mis: tendo muskulus plantaris atau palmaris longus
Pembebasan Tendo
Untuk membebaskan tendo yang terjepit. Tendo berjalan melalui selaput fibrosa-> dapat mengalami inflamasi/infeksi sewaktu memasuki terowongan-> mengalami perlengketan pada selaputnya Mis: untuk trigger finger dan penyakit de Quervain
LO 7 Komplikasi
Komplikasi Tendinitis
Tendinitis dapat berkembang menjadi suatu kondisi degeneratif yang disebut tendinosis. Tendinosis sering dikenal sebagai tendinitis kronik, merupakan kerusakan tendon pada level selular (osis menandakan patologi degenerasi kronik tanpa inflamasi) Perubahan dalam struktur tendon melemah dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan parah maupun ruptur
Daftar Pustaka
Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia, Edisi 2, EGC, Jakarta,2001 Chairuddin Rasjad, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Edisi 3, Yapsif Watampone, Makassar, 2007