Anda di halaman 1dari 52

Sistem Muskuloskeletal

Di susun oleh kelompok 1


Kasmira Kabir
Radiah Aqilla
Riska
Pendahuluan
Sistem Muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk
tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan

Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan


ikat: tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, dan
jaringan khusus penghubung
1. TULANG
Fungsi : - Rangka penunjang
- Pelindung tubuh
- Tempat melekatnya otot
- Ruang tengah berisi jaringan hematopoietik
(pembentuk sel darah)
- Tempat menyimpan dan mengatur kalsium dan
fosfat
Anatomi tulang panjang
STRUKTUR TULANG PANJANG
Permukaan luar dan dalam tulang dilapisi oleh lapisan sel
pembentuk tulang (osteogenik):
 Periosteum,
 lapisan luar tulang
 sebelah dalam terdiri dari sel osteoprogenitor yang akan menjadi
osteoblas.
 Endosteum,
 melapisi semua permukaan rongga di dalam tulang, terdiri dari selapis
sel osteoprogenitor

Fungsi utama periosteum dan endosteum:


 Nutrisi jaringan tulang
 Persediaan osteoblas baru untuk perbaikan dan pertumbuhan
tulang
Jaringan Tulang
Jaringan Tulang Primer/ Imatur/ Woven bone:
Pertama kali dibentuk selama perkembangan embrional
Dibentuk pada fraktur dan proses penyembuhan yang lain
Bersifat sementara, pada orang dewasa diganti jaringan
tulang sekunder, kecuali dekat sutura tengkorak, insersi
tendo
Kandungan mineral lebih sedikit dan dominan osteosit
Jaringan Tulang Sekunder/ Matur/ Lamelar:
Umumnya pada orang dewasa
Serat kolagen tersusun dalam lamela secara konsentris
mengelilingi kanal vaskular yang mengandung pembuluh
darah, saraf dan jaringan ikat longgar  Sistem Havers
(Osteon)
Gambar Sistem Havers
Histogenesis (Pembentukan
tulang)
Osifikasi intramembranosa :
Mineralisasi langsung pada matriks yang disekresi oleh
osteoblas
Hampir pada semua tulang pipih

Osifikasi endokondral:
Penimbunan matriks tulang (kalsium) pada matriks tulang
rawan sebelumnya  kalsifikasi
Pertumbuhan tulang panjang:
Epifisis membesar akibat pertumbuhan tulang rawan secara
radial, diikuti oleh osifikasi endokondral.
Diafisis memanjang terutama karena aktivitas osteogenik
lempeng epifisis; melebar karena penambahan tulang oleh
periosteum luar; dan pada saat yang sama tulang diresorpsi
dari permukaan dalam, sehingga diameter rongga sumsum
semakin besar
Bila tulang rawan lempeng epifisis berhenti tumbuh, diganti
oleh jaringan tulang melalui proses osifikasi. Penutupan
epifisis berjalan kronologis pada setiap tulang dan selesai
pada usia 20 tahun.
Sekali epifisis menutup, tidak mungkin lagi terjadi
pertumbuhan memanjang, tetapi pertumbuhan melebar
masih dapat terjadi
Osifikasi Endokondral
Komponen Tulang
I. Non seluler :
- Matriks organik (osteoid) : Kolagen dan Proteoglikan

- Mineral : Kalsium dan Fosfat,


Membentuk garam kristal (hidroksiapatit,
Ca10(PO4)6(OH)2);
Tertimbun dalam matriks;
Memampatkan kekuatan tulang
II. Sel tulang :
Osteoblas; Osteosit; Osteoklas; Lining Cell
Sel Tulang
1. Osteoblas:
Berfungsi mensitesis komponen organik matriks tulang
(kolagen tipe I, proteoglikan, glikoprotein)
Terletak pada permukaan jaringan tulang, berdampingan,
dalam keadaan aktif berbentuk kuboid – silindris
Mempunyai juluran sitoplasma (kanalikuli) yang
berhubungan dengan sel lain
Sekresi matriks yang belum terkalsifikasi, disebut osteoid
Penimbunan garam kalsium ke dalam matriks , disebut
aposisi tulang
2. Osteosit:
Merupakan osteoblas yang terbenam dalam matriks
Secara aktif berfungsi mempertahankan matriks tulang
Terdapat di dalam lakuna diantara lamela-lamela;
berbentuk gepeng (kenari).
Mempunyai juluran sitoplasma yang berhubungan dengan
sel lain melalui tight junction
3. Osteoklas
Sel motil, berinti banyak (5-50), berbagai bentuk dan
ukuran, berasal dari penggabungan beberapa monosit
sehingga termasuk bagian dari sistem fagosit mononuklear,
Pada proses resorpsi, terletak dalam lekukan (lakuna
Howship) yang terbentuk secara enzimatik
Permukaan osteoklas yang aktif, berlipat-lipat tak
beraturan, terdapat tonjolan, menghadap matriks tulang 
proses resorpsi
Menghasilkan asam, kolagenase, dan enzim proteolitik
untuk proses resorpsi
4. Lining Cell
Merupakan osteoblas yang pasif (resting cell of
osteoblast), berbentuk gepeng, berjajar di permukaan
jaringan tulang
Remodeling Tulang
Proses resorpsi parsial dari jaringan yang telah dibentuk
sebelumnya dan sekaligus peletakan tulang yang baru
(formasi)
Tidak hanya terjadi pada tulang yang sedang tumbuh
tetapi juga sepanjang hidup orang dewasa tetapi
kecepatannya lebih lambat.
Kecepatan remodeling pada anak-anak sangat aktif
Remodeling tulang
Siklus remodeling tulang
Perbaikan Fraktur
Selama perbaikan, bekuan darah, sel-sel dan matriks tulang
yang rusak akan dibersihkan oleh makrofag.
Periosteum dan endosteum di sekitar daerah fraktur memberi
respon berupa proliferasi hebat sel-sel osteoprogenitor, yang
membentuk jaringan selular sekeliling dan diantara ujung-
ujung fraktur.
Kmd terbentuk tulang muda melalui osifikasi endokondral
maupun intramembranosa, sehingga terbentuk trabekel tidak
beraturan yang untuk sementara menyambung tulang yg
patah, disebut kalus
Kalus secara berangsur diserap dan diganti dengan tulang
sekunder.
Kelainan Tulang
Osteoporosis:
 Penurunan massa tulang karena ketidakseimbangan proses resorpsi dan
formasi
Tumor jinak:
 Osteoma, lesi tulang yang jinak ditandai pertumbuhan tulang
abnormal
 Kondroblastoma, tumor jinak pada epifisis dg gejala nyeri sendi yg
timbul dari jaringan tulang rawan
Tumor ganas:
 Multiple myeloma: akibat proliferasi ganas sel-sel plasma
 Sarkoma osteogenik/ osteosarkoma: neoplasma ganas, tumor
tumbuh di metafisis, sering di ujung tulang panjang, lutut.
2. SENDI
Merupakan daerah dimana tulang ditutupi dan dikelilingi
oleh jaringan ikat yang mempertahankan tulang dan
menentukan jenis dan derajat pergerakan
Macam:
Diartrosis : gerakan bebas, co: sendi siku, lutut
Sinartrosis: sedikit atau sama sekali tak ada gerakan :
 Sinostosis  disatukan oleh jaringan tulang, co: tengkorak
 Sinkondrosis  disatukan oleh tulang rawan hialin, co: lempeng
epifisis
 Sindesmosis  disatukan oleh ligamen interoseus terdiri dari
jaringan ikat, co: simfisis pubis
Gambar Sendi
Diartrosis
Kontak ujung tulang dipertahankan oleh ligamen dan
simpai jaringan ikat yang melingkupi sebuah rongga sendi
yang berisi cairan sinovial
Cairan sinovial sebagai : pelumas, membawa nutrisi oksigen
Kelainan
Osteoartritis
Gangguan pada sendi yang bergerak
Bersifat kronik, progresif lambat, ditandai deteriorasi dan
abrasi sendi dan pembentukan tulang baru pd permukaan
persendian
3. OTOT SKELET
= Otot Rangka/ Lurik/ Bergaris

Fungsi :
 kontraksi / gerakan anggota tubuh
 melindungi organ yang lebih dalam
 memberi bentuk tubuh
 menghasilkan panas tubuh
Neuro muscular junction:
Hubungan antara saraf motorik dan serabut otot
Saraf motorik A

Saraf motorik A

Muscle
spindle

Muscle fiber
Di dalam suatu otot / musculus/ muscle, terdapat:
Muscle fibers :
peran utama untuk kontraksi
Inervasi : Saraf motorik A

Muscle spindles
berfungsi :
- Receptor reflex regang
- menghaluskan kontraksi
Inervasi : Saraf motorik A
Saraf sensorik IA & II

Jaringan ikat / fascia / tendon


Sistem vaskular
Sistem saraf yang menginervasi
Sel lemak
dll
Gambar otot skelet
Otot, serabut, jaringan kontraktil
Proses Kontraksi & Relaksasi

Kontraksi : sliding antara filamen aktin dengan myosin,


ok. Melekatnya kepala myosin pada aktin

Relaksasi : Lepasnya kepala myosin  terpisahnya filamen aktin


terhadap myosin
Proses Kontraksi & Relaksasi

• Calsium keluar dari sisterna


• Ca berikatan dgn Troponin - C
• Actin binding site terbuka
• Kepala myosin menempel  kontraksi
• Pompa kalsium bekerja memasukkan Ca kembali ke SR
• Kepala myosin lepas  relaksasi
Sarcolemma

T tub
Triad

Boron 2005
Cortex motorik primer

Tractus pyramidalis

Motor neuron

A

Muscle fiber
Receptor
Tahapan perambatan impuls dari saraf motorik Aα
sampai dengan terjadinya kontraksi otot skelet
1. Pelepasan impuls dari alpha motor neuron
2. Konduksi secara saltatory melalui saraf motorik A α
3. Impuls sampai ujung akson (axon knob) di neuromuscular junction
4. Impuls menyebabkan terbukanya voltage-gated Ca channels
5. Influx Ca kedalam sitosol axson knob merangsang terjadinya
docking dan selanjutnya eksositosis vesikel serta keluarnya
neurotransmiter (asetil kolin) ke celah sinap
6. Asetil kolin akan berikatan dengan reseptor kolinergik tipe
nikotonik yang ada pada sarkolema sinap
7. Terangsangnya reseptor kolinergik menyebabkan terbukanya
saluran Na sehingga ion Na influx, akibatnya timbul EPSP. Bila
EPSP nilai ambang maka akan terjadi suatu potensial aksi (impuls)
di sarkolema (membran serabut otot)
8. Impuls yang terjadi akan dirambatkan ke semua arah (propagasi)
sepanjang sarkolema juga masuk ke dalam sel otot melalui membran
saluran sistem sarkotubuler (sarkotubuler retikulum/SR + transverse
tubules)
9. Impuls yang dihantarkan melalui sistem sarkotubuler akan mencapai triad
yang menyebabkan terangsangnya sisterna (ujung SR) sehingga terjadi
pengeluaran ion Ca. Sisterna merupakan depo ion Ca
10. Ion Ca berikatan dg Troponin-C, yang mengakibatkan active site actin
terbuka, selanjutnya kepala (cross-bridge) myosin akan menempel dan
akan menarik filamen aktin untuk lebih mendekat ke arah filamen myosin,
ini disebut sliding antara aktin dan myosin. Pada saat sliding tersebut
sarkomer akan memendek, disebut kontraksi. Makin banyak sarkomer
yang aktif berarti makin kuat kontraksinya
11. Ion Ca akan masuk kembali ke dalam SR melalui transpor aktif, sehingga
ion Ca akan terlepas dari Troponin C, serta terlepasnya kepala myosin dari
active site, selanjutnya troponin akan menutupi active site lagi, ini disebut
relaksasi
Filament Aktin = filamen tipis
= thin filament
Tropomyosin

Troponin Actin globular


Filamen tebal
= myosin filament
= thick filament
Siklus – tahapan
Penempelan & lepasnya head myosin pada actin
( kontraksi – relaksasi )
Troponin
T : melekat pada tropomyosin
I : menutupi binding site actin
C : berikatan dengan ion Ca ++
Gangguan kontraksi otot rangka
 Spasme Otot Rangka (muscle cramp):
 Otot berkontraksi maksimal tanpa diikuti relaksasi
 Akibat kekurangan ATP untuk transpor Ca ke SR, penumpukan Ca sitosol
menghalangi proses relaksasi
 Atropi
 Otot lama tidak berkontraksi
 Akibat kerusakan sistem saraf motorik: Aα, motorneuron
 Paralise
 Gangguan inervasi otot sehingga tjd kelumpuhan
 Akibat kerusakan sistem saraf motorik: Aα, Tr.Pyramidalis, Pusat motorik
Gyrus precentralis
 Myasthenia Gravis
 Kontraksi makin lama makin lemah
 Akibat gangguan transmisi impuls di NMJ, krn berkurangnya asetil kolin
atau reseptor kolinergik di NMJ
 Rigor Mortis
 Kekakuan otot pada mayat krn ATP habis sehingga tidak ada relaksasi.
Pengertian fraktur dan dislokasi
A. Pengertian fraktur
Fraktur adalah diskontinuitasi/terganggunya kesinambungan
jaringan tulang dan tulang rawan karena adanya trauma dapat
terjadi bila daya traumanya lebih besar dari daya lentur
tulang.fraktur dapat terjadi karena peristiwa trauma
tunggal,tekanan yang berulang-ulang,atau kelemahan abnormal
pada tulang fraktur patologis
B. Pengertian dislokasi
Dislokasi adalah keluarnya bongkol sendi dari mangkok sendi
biasanya disebabkan trauma berat pada sendi dan sering disertai
fraktur. Tempat terjadinya dislokasi : sendi bahu,sendi
siku,jari,ibu jari,panggul dan rahang
Farmakologi dan terapi diet
fraktur
1.farmakologi fraktur
Ketolorak
Morfin
Metadon
2. terapi diet fraktur
 Memenuhi energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
Menambah BB hingga mencapai BB normal
Farmakologi dan terapi diet
dislokasi
1. Farmakologi dislokasi
 Analgesik non-narkotik
 Operasi otopedi : reduksi terbuka,fiksasi interna,graft
tulang,amputasi,antroplasti
 Tanfarmakologis
a) Dislokasi reduksi
b) R (rest) : istirahat
c) I (ice) : kompres dengan es
d) C (compression) : kompresi/pemasangan pembalut tekan
e) E (elevasi) : meninggikan bagian dislokasi

Anda mungkin juga menyukai