Osifikasi endokondral:
Penimbunan matriks tulang (kalsium) pada matriks tulang
rawan sebelumnya kalsifikasi
Pertumbuhan tulang panjang:
Epifisis membesar akibat pertumbuhan tulang rawan secara
radial, diikuti oleh osifikasi endokondral.
Diafisis memanjang terutama karena aktivitas osteogenik
lempeng epifisis; melebar karena penambahan tulang oleh
periosteum luar; dan pada saat yang sama tulang diresorpsi
dari permukaan dalam, sehingga diameter rongga sumsum
semakin besar
Bila tulang rawan lempeng epifisis berhenti tumbuh, diganti
oleh jaringan tulang melalui proses osifikasi. Penutupan
epifisis berjalan kronologis pada setiap tulang dan selesai
pada usia 20 tahun.
Sekali epifisis menutup, tidak mungkin lagi terjadi
pertumbuhan memanjang, tetapi pertumbuhan melebar
masih dapat terjadi
Osifikasi Endokondral
Komponen Tulang
I. Non seluler :
- Matriks organik (osteoid) : Kolagen dan Proteoglikan
Fungsi :
kontraksi / gerakan anggota tubuh
melindungi organ yang lebih dalam
memberi bentuk tubuh
menghasilkan panas tubuh
Neuro muscular junction:
Hubungan antara saraf motorik dan serabut otot
Saraf motorik A
Saraf motorik A
Muscle
spindle
Muscle fiber
Di dalam suatu otot / musculus/ muscle, terdapat:
Muscle fibers :
peran utama untuk kontraksi
Inervasi : Saraf motorik A
Muscle spindles
berfungsi :
- Receptor reflex regang
- menghaluskan kontraksi
Inervasi : Saraf motorik A
Saraf sensorik IA & II
T tub
Triad
Boron 2005
Cortex motorik primer
Tractus pyramidalis
Motor neuron
A
Muscle fiber
Receptor
Tahapan perambatan impuls dari saraf motorik Aα
sampai dengan terjadinya kontraksi otot skelet
1. Pelepasan impuls dari alpha motor neuron
2. Konduksi secara saltatory melalui saraf motorik A α
3. Impuls sampai ujung akson (axon knob) di neuromuscular junction
4. Impuls menyebabkan terbukanya voltage-gated Ca channels
5. Influx Ca kedalam sitosol axson knob merangsang terjadinya
docking dan selanjutnya eksositosis vesikel serta keluarnya
neurotransmiter (asetil kolin) ke celah sinap
6. Asetil kolin akan berikatan dengan reseptor kolinergik tipe
nikotonik yang ada pada sarkolema sinap
7. Terangsangnya reseptor kolinergik menyebabkan terbukanya
saluran Na sehingga ion Na influx, akibatnya timbul EPSP. Bila
EPSP nilai ambang maka akan terjadi suatu potensial aksi (impuls)
di sarkolema (membran serabut otot)
8. Impuls yang terjadi akan dirambatkan ke semua arah (propagasi)
sepanjang sarkolema juga masuk ke dalam sel otot melalui membran
saluran sistem sarkotubuler (sarkotubuler retikulum/SR + transverse
tubules)
9. Impuls yang dihantarkan melalui sistem sarkotubuler akan mencapai triad
yang menyebabkan terangsangnya sisterna (ujung SR) sehingga terjadi
pengeluaran ion Ca. Sisterna merupakan depo ion Ca
10. Ion Ca berikatan dg Troponin-C, yang mengakibatkan active site actin
terbuka, selanjutnya kepala (cross-bridge) myosin akan menempel dan
akan menarik filamen aktin untuk lebih mendekat ke arah filamen myosin,
ini disebut sliding antara aktin dan myosin. Pada saat sliding tersebut
sarkomer akan memendek, disebut kontraksi. Makin banyak sarkomer
yang aktif berarti makin kuat kontraksinya
11. Ion Ca akan masuk kembali ke dalam SR melalui transpor aktif, sehingga
ion Ca akan terlepas dari Troponin C, serta terlepasnya kepala myosin dari
active site, selanjutnya troponin akan menutupi active site lagi, ini disebut
relaksasi
Filament Aktin = filamen tipis
= thin filament
Tropomyosin