Anda di halaman 1dari 25

SISTEM

MUSKULOSKELETAL
Oleh Kelompok 1 :
Anissa Kartini Putri
Dyca Herliana K.D
Ikke Dwi Kartika S
Rijalul Fikri
Rochim Sunandi
1. Jelaskan Secara Singkat Struktur
Otot Rangka !
Miofibril
Organisasi sarkomer dalam
protein
2. Jelaskan Secara Sinkat Proses
Kontraksi Otot !
Mekanisme Kontraksi Otot

Pada dasarnya setiap serabut otot tersusun atas


serabut tipis yang disebut miofibril. miofibril ini
mengandung struktur yang lebih sederhana lagi
yaitu filament aktin dan miosin. Filamen-filament
ini saling bergeser keluar masuk /tumpang tindih
yang menghasilkan kontraksi dan relaksasi otot
sehingga disebut dengan toeri pergeseran
filament.
struktur yang terlibat dan mekanisme kontraksi dan
relaksasi otot :

 Miofibril: sebuah bentukan silindris yang memanjang


sepanjang otot lurik, yang mengandung filamen aktin dan
miosin.
 Sarkomer: Struktur dan fungsional terkecil kontraksi otot.
ditemui pada miofibril. dibagi menjadi pita H, A dan I.
 Aktin: filament kontraktil yang tipis yang mengandung sisi
“aktif” dan “ikatan”.
 Miosin: portein filamen yang lebih tebal dengan
penonjolan yang dikenal dengan kepala miosin.
 Tropomiosin: sebuah protein aktin pengikat yang
mengatur kontraksi otot.
 Troponin: protein kompleks yang melekat pada
Tropomiosin.
Proses kontraksi otot terjadi dalam 5 tahapan proses

1. Impulse saraf tiba di neuromuscular junction, yang


mengakibatkan pembebasan asetilkolin. Kehadiran
asetilkolin menyebabkan depolarisasi yang
kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca
keluar dari retikulum sarkoplasmik.
2. Dengan meningkatnya ion Ca, akan menyebabkan
ion Ca bisa terikat pada troponin dan mampu
mengubah strukturnya. Perubahan struktur toponin
karena ion Ca ini akan terbukanya daerah aktif
tropomiosin yang yang tertutup oleh troponin.
Kini kepala miosin akan mampu berikatan dengan
filamen aktin membentuk aktomiosin.
3. Perombakan ATP akan membebaskan energi yang dapat
menyebabkan miosin mampu menarik aktin ke dalam
dan juga pemendekan otot. hal ini terjadi di sepanjang
miofibril pada sel otot.
4. Miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan
aktomiosin akan putus ketika molekul ATP terikat pada
kepala miosin. Pada saat ATP dipecah kepala miosin
dapat bertemu lagi dengan aktin pada tropomiosin.
5. Proses kontraksi otot dapat berlangsung selama ada ATP
dan ion Ca. Pada saat impuls berhenti, maka ion Ca
akan kembali ke retikulum sarkoplasmik dan troponin
akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah
tropomiosin sehingga menyebabkan otot berelaksasi.
Jelaskan Secara Singkat Struktur
Tulang Panjang & Tulang Pipih !
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit
mineral. Sel-selnya terdiri dari tiga dasar,
yaitu ;osteoblast, osteoit dan osteoklas. Osteoblas
berfungsi dalam pembentukan tulang dengan
mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas
98% kolagen dan 2 % subtansi dasar
(glukosaminoglikan, asam polisakarida) dan
proteoglikan.
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam
pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam
osteon (unit matriks tulang). Osteoklas adalah sel
multinucleus (berinti banyak) yang berperan
dalam penghancuran, resorpsi dan remosdeling
tulang. Osteon merupakan unit fungsional
miskroskopis tulang dewasa. Ditengah osteon
terdapat kapiler. Dikeliling kapiler merupakan
lamella.
4. Jelaskan Secara Singkat Proses Remodeling
Pada Tulang (Deposisi dan Resorpsi Tulang) !
Remodeling Tulang

Remodeling tulang atau peremajaan tulang


adalah penggantian jaringan tulang lama
oleh jaringan tulang yang baru. Terbagi
atas Resorpsi (penyerapan) dan Deposisi
(pembentukan). Remodeling terjadi karena
adanya aktivitas dari osteoblas dan
osteoklas.
Sel yang berperan membentuk tulang adalah
osteoblas dan sel yang berperan dalam
penyerapan tulang adalah osteoclas.
 Osteoblas.
Berasal dari sel mesenkimal, berada di permukaan tulang,dan
merupakan sel yang bertanggung jawab dalam proses deposisi
(pembentukan) tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan
proteoglikan sebagai matriks organik (osteoid).
 Osteosit
Adalah osteoblas matur, terletak di lakuna, memiliki juluran sitoplasma
yang berperan dalam transmisi signal dan stimuli dari satu sel dengan
sel lainnya dan juga dengan bone lining cells di permukaan tulang.
Osteosit mempertahankan keseimbangan kadar kalsium dan fosfat
dalam tulang dan darah.
  Osteoklas
Adalah sel-sel besar berinti banyak yang termasuk dalam turunan sel
makrofag mononukleus-monosit. Sel ini bertanggung jawab terhadap
proses resorpsi tulang dengan menghasilkan enzim-enzim proteolitik
yang memecahkan matriks tulang dan beberapa asam yang melarutkan
mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran
darah.
Selama proses remodeling, tulang tua diserap kembali oleh
osteoklas dan diganti dengan osteoid baru yang disekresikan
oleh osteoblas. Osteoklas pertama diaktifkan, dan fase
resorpsi berlangsung sekitar 10 hari. Setelah resorpsi,
makrofag yang tidak terklasifikasi seperti sel-sel yang
ditemukan pada situs remodeling di tengah, atau fase
reversal (pembalikan). Prekursor osteoblas kemudian
dibentuk, yang berkembang biak dan berdiferensiasi
menjadi osteoblas matang, sebelum menyekresi matriks
tulang baru. Matriks kemudian termineralisasi untuk
menghasilkan tulang baru dan proses remodeling selesai.
Resoprsi
 Resorpsi dimulai saat osteoclast teraktivasi dan
taksis ke permukaan tulang yang bermineral.
 Matriks organik dan mineral diambil secara
bersamaan.
 Pada trabekula akan terbentuk cekungan dan pada
korteks akan membentuk liang seperti kerucut
terpotong (cutting cone).
 Setelah 2-3 minggu resorpsi berhenti, osteoclast tak
tampak.
Deposisi
 Setelah 2-3 minggu resorpsi berhenti, osteoclast tak
tampak.
 Sekitar 1-2 minggu kemudian cekungan mulai
diliputi osteoblast dan 3 bulan kemudian telah terjadi
pembentukan dan mineralisasi tulang.
 Tulang pun terbentuk kembali.
Pada anak dan remaja, aktivitas osteoblas melebihi
aktivitas osteoklas, sehingga kerangka menjadi lebih
panjang dan menebal. Aktivitas osteoblas juga
melebihi aktivitas osteoklas pada tulang yang pulih
dari fraktur. Pada orang dewasa muda, aktivitas
osteoblas dan osteoklas biasanya setara, sehingga
jumlah total massa tulang konstan. Pada usia
pertengahan, aktivitas osteoklas melebihi aktivitas
osteoblas dan kepadatan tulang mulai berkurang.
Aktivitas osteoklas juga meningkat pada tulang-
tulang yang mengalami imobilisasi. Pada usia dekade
ketujuh atau kedelapan, dominansi aktivitas osteoklas
dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh sehingga
mudah patah. Aktivitas osteoblas dan osteoklas
dikontrol oleh beberapa faktor fisik dan hormon.

Anda mungkin juga menyukai